Laporan Kasus
Laporan Kasus
2010730062
LAPORAN
KASUS
Dokter Pembimbing :
dr. Sukiman, Sp.PD
IDENTITAS
Nama
:Tn. S
Umur
:46 tahun
Jenis kelamin
Alamat
Pekerjaan
:laki-laki
:Tipar cakung
:Swasta
Agama
: Islam
No RM
: 25xxxx
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
sesak nafas 1 minggu SMRS
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Sebelum sakit, pasien makan tidak teratur tiga
hingga empat kali sehari dengan nasi, sayur, tahu,
dan tempe, terkadang daging, telur dan ikan. Jarang
mengonsumsi buah-buahan. Beberapa hari terakhir,
sejak sakit nafsu makan pasien menurun, makan
dalam jumlah sedikit. Pasien sering mengonsumsi
makanan asin dan manis, pasien belum menjaga
pola makannya. Pasien mengkonsumsi rokok
sebanyak 1 bungkus / hari. Pasien juga
mengkonsumsi extra joss + 3 bungkus setiap hari
sejak usia 20 tahun.
RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien belum meminum obat untuk keluhan ini dan sedang tidak
mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang.
RIWAYAT ALERGI
Riwayat alergi obat-obatan, makanan, dan cuaca
disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran
: composmentis
Tanda Vital :
Tekanan darah
: 160/90 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Suhu
: 24 x/menit
RR
: 37,1oC
STATUS GIZI
BB
: 60 kg
TB
: 170 cm
Status gizi : (20,7) Normoweight
STATUS GENERALIS
- Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : sekret (+), Epistaksis (-), septum deviasi
(-)
Telinga : Sekret (-), Normotia, Nyeri tekan (-).
Mulut : mukosa bibir lembab, sianosis (-).
Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran Kel. Tiroid
(-)
PARU
I : normochest, pergerakan dinding
dada simetris, retraksi sela iga (-)
P : nyeri tekan (-), Vokal Fremitus
kanan dan kiri sama (+)
P : sonor pada kedua lapang paru
A : vesicular, rhonki (-/-),
Wheezing (-/-)
JANTUNG
I : ictus cordis tidak terlihat
P : ictus cordis teraba di ICS V midclavicula
P : batas atas di ICS II linea parasternalis sinistra,
batas kanan di ICS IV linea parasternalis dextra,
batas kiri di ICS V linea midclavicula sinistra
A : BJ I dan II murni regular, gallop (-), murmur (-)
ABDOMEN
I : Datar
A : Bising usus dalam batas normal
P : nyeri tekan epigastrium (-),
hepar dan lien tidak teraba
P : timpani pada seluruh lapang
abdomen
EKSTREMITAS
Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema -/-,
sianosis -/Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema
+/+, sianosis -/-
Hasil
Nilai Normal
5,19
3,8 10,6
Eritrosit
L 2,77
4,4 5,9
Hemoglobin
L 8,00
13,2 17,3
Hematokrit
L 24,10
40 52
MCV
87,00
80 100
MCH
28,90
26 34
MCHC
33,20
32 36
Trombosit
151
150 440
Eosinofil
2,90
24
Basofil
0,20
01
Neutrofil
57,20
50 70
Limfosit
31,00
25 40
Monosit
H 8,70
28
Lekosit
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Harga normal
GDS
83
Mg/dL
< 125
SGOT
U/L
0 35
SGPT
U/L
0 35
Ureum
H 88,0
Mg/dL
10,00 50,00
Kreatinin
H 9,67
Mg/dL
0,70 1,10
Kalium
L 3,1
Mmol/L
3,5 5,0
Natrium
140
Mmol/L
135 145
Chlorida
101
Mmol/L
95 105
L 5,7
g/dL
6,1 8
Albumin
3,8
g/dL
3,2 5,2
Globulin
L 1,9
g/dL
2,9 3,0
Total protein
RESUME
Seorang laki laki berusia 46 tahun, datang dengan keluhan sesak
nafas kurang lebih 1 minggu ini. sesak nafas dirasakan semakin lama
semakin berat. Sesak di rasakan terus menerus, sesak tidak berkurang
saat istirahat, sesak bertambah berat saat aktifitas ringan seperti saat
pasien berjalan ke kamar mandi, dan saat posisi tidur terlentang,
berkurang saat posisi tidur setengah duduk, Pasien juga mengeluhkan
badan lemas, BAK sedikit - sedikit.
Pada pemeriksaan mata didapatkan conjungtiva palpebra anemis. Pada
pemeriksaan ekstremitas, edema di inferior.
Pada darah didapatkan Eritrosit L 2,77, Hb L 8,00, Ht L 24,10, monosit H
8,70, ureum H 88,00, kreatinin H 9,67, kalium L 3,1, GFR 8,1.
DAFTAR MASALAH
CKD (aktif) diagnosis klinik
Hipertensi (aktif) diagnosis klinik
PEMBAHASAN
CKD
Sesak nafas kurang lebih 1 minggu ini. sesak nafas dirasakan semakin lama
semakin berat. Sesak di rasakan terus menerus, sesak tidak berkurang saat
istirahat, sesak bertambah berat saat aktifitas ringan seperti saat pasien berjalan
ke kamar mandi, dan saat posisi tidur terlentang, berkurang saat posisi tidur
setengah duduk, Pasien juga mengeluhkan badan lemas, BAK sedikit - sedikit.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 160/90 mmhg, R 24 x/menit,
Pada pemeriksaan mata didapatkan conjungtiva palpebra anemis. Pada
pemeriksaan ekstremitas, edema di inferior.
WD : CKD
DD/ CHF
Hipertensi
Badan terasa lemas,
Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 160/90 mmHg
WD: hipertensi grade II
PLANNING
Planning Diagnostik
CKD
Diagnostik etiologic
Pemeriksaan darah rutin, ureum, kreatinin, Gula darah sewaktu,
AGD, elektrolit, EKG, GDP dan GD2PP, HbA1c, urin lengkap
Diagnostik komplikasi
EKG, pemeriksaan darah rutin, CK, CK-MB
Diagnostik Komorbid
GDP dan GD2PP, HbA1c.
Diagnostic Gawat darurat
Urin lengkap, ureum, kreatinin, elektrolit.
Hipertensi grade II
Diagnostik etiologic
EKG, ureum, kreatinin, darah rutin,
Diagnostik komplikasi
Pemeriksaan darah rutin, ureum, kreatinin, Gula darah sewaktu, AGD,
elektrolit, EKG, GDP dan GD2PP, HbA1c, urin lengkap
Diagnostik Komorbid
Diagnostic Gawat darurat
-
Planning Terapi
Klasifikasi perawatan
Perawatan Biasa, di ruangan biasa, jika terjadi gawat darurat masuk ke ICCU
Vital sign, Kondisi umum, pemeriksaan lab: ureum kreatinin, Hb
Hidrasi
Oral secara adekuat (minuman ringan, sari buah, sup, minuman tidak bergas, dan teh)
Nutrisi
diet: rendah protein, cukup asupan kalori,
perhatikan jumlah air minum dan pengeluaran setiap hari
istirahat cukup
mengikuti program Hemodialisis secara rutin dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Hindari rokok, minum-minuman berenergi
latihan fisik
Farmakologi
eritropoetin dengan dosis inisial 50 u/kg IV 3 kali dalam seminggu. Jika Hb
meningkat >2 gr/dL kurangi dosis pemberian menjadi 2 kali seminggu.
Maksimum pemberian 200 u/kg dan tidak lebih dari tiga kali dalam seminggu
atau transfusi darah misalnya Packed Red Cell (PRC) dengan target hemoglobin
adal 11-12 gr/dL.
Mual: anti mual: ranitidine injeksi IV 2 x 1 amp (bila perlu)
Sesak nafas: berikan O2 kanul 3L
Hemodialisis
furosemid 1x 40 mg
captopril 3 x 25 mg
Tinjaua Pustaka
DEFINISI
Gagal Ginjal Kronis (CKD) merupakan gangguan fungsi renal yang
progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal dalam
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit, serta menyebabkan uremia.
ETIOLOGI
Penyakit ginjal primer
a.
b.
c.
d.
glomerulpnefritis
Mielonefritis
Ginjal polikistik
TBC ginjal
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Nefropati
Nefritis lupus
Amilordosis ginjal
Poliartritis nodusa
Sklerosis sistemik progresif
Gout
Diabetes melitus
ETIOLOGI
Penyakit Ginjal Obstruktif
Pembesaran prostat
Batu Saluran kemih
Refluks ureter
Obstruksi saluran kemih
Destruksi pembuluh darah akibat diabetes dan hipertensi yang
lama
Scar pada jaringan dan trauma langsung pada ginjal
kelainan
GFR
(mL/men/1.73m)
> 90
Anemia 4%
Hipertensi 40%
Kematian-5 th 19%
60-89
Anemia 4%
Hipertensi 40%
Kematian-5 th 19%
30-59
Anemia 7%
Hipertensi 55%
Kematian-5th 24%
15-29
Hiperfosfatemia
50%
Anemia 29%
Hipertensi 77%
Kematian-5th 46%
Gagal ginjal
<15 atau
dialisis
Hiperfosfatemia
50%
Anemia 69%
hipertensi >75%
PATOFISIOLOGI
Gejala
klinis
Biopsi/histo
patologi
Diagnosi
s
Pem.
radiologis
Pem.
laboratoriu
m
GEJALA KLINIS
Kelainan sal. cerna: nafsu makan menurun, mual, muntah.
Kelainan kulit: gatal
Kelainan neuromuskular: tungkai lemah, parastesi, kram otot, daya
konsentrasi menurun, insomnia, gelisah
Kelainan kardiovaskular: hipertensi, sesak nafas, nyeri dada, edema
Gang. Kelamin: libido menurun, nokturia, oliguria
GAMBARAN
LABORATORIUM
Sesuai dengan penyakit yang mendasari
Penurunan fungsi ginjal: peningkatan kadar ureum dan kreatinin
serum dan penurunan LFG
Kelainan biokimiawi darah: penurunan kadar Hb, peningkatan kadar
asam urat, hiper/hipokalemia, hiponatremia, hiperfosfatemia,
hipokalsemia, asidosis metabolik.
Kelainan urinalisis: proteinuria, hematuria, leukosuria
GAMBARAN RADIOLOGIS
Foto polos abdomen: batu radio-opak
Pielografi antegrad/retrograd
Ultrasonografi ginjal: ukuran ginjal yang mengecil, korkteks yang
menipis, adanya hidronefrosis/batu ginjal, kista, massa, kalsifikasi
PENATALAKSANAAN
1. Terapi spesifik terhadap penyakit dasar
2. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid
3. Memperlambat perburukan fungsi ginjal
1.
2.
MEMPERLAMBAT
PERBURUKAN FUNGSI
GINJAL
1. Pembatasan asupan protein/hari
2. Terapi farmakologis
- Untuk mengurangi hipertensi intraglomerulus.
- ACE inhibitor: untuk memperkecil resiko kardiovaskuler dan memperlambat
perburukan kerusakan nefron dengan mengurangi hipertensi
intraglomerular dan hipertrofi glomerulus