Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2
Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2
kehamilan
Lamanya kehamilan mulai ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40
minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).Kehamilan 40 minggu disebut
kehamilan matur (cukup bulan).Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan
postmatur.Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan
yang terakhir akan mempengaruhi viabilitas (kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan,
karena bayi yang terlalu muda mempunyai prognosis buruk.
Dalam triwulan pertama alat-alat mulai dibentuk.Dalam triwulan kedua alat-alat telah
dibentuk, tetapi belum semurna dan viabilitas janin masih disangsikan. Janin yang
dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable (dapat hidup).
Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan di bawah 20 minggu,
disebut abortus (keguguran).Bila hal ini terjadi dibawah 36 minggu disebut partus premature
(persalinan prematur). Kelahiran dari 38 minggu sampai 40 minggu disebut partus aterm.
Untuk dapat menegakkan kehamilan maka dapat ditetapkan dengan melakukan
penilaian terhadap beberapa tanda gejala hamil sehingga dapat mendiagnosa kehamilan
(Puspita W. 2008).
II. Tanda dan Gejala Kehamilan
Merupakan sekumpulan tanda atau gejala yang timbul pada wanita hamil yang terjadi
akibat fisiologi dan psikologi pada masa kehamilan.Tanda dan gejala pada masing-masing
wanita hamil berbeda-beda. Ada yang mengalami gejala-gejala kehamilan sejak awal, ada
yang beberapa minggu kemudian, atau bahkan tidak memiliki gejala kehamilan dini.
Tanda dan gejala kehamilan diklasifikasikan menjadi 3kelompok: bukti-bukti
presumtif, tanda-tanda kemungkinan, dan tanda-tanda positif kehamilan.
1. Bukti presumtif kehamilan
Bukti presumtif kehamilan umumnya didasarkan pada gejala-gejala subyektif
berupa:
a. Mual dengan atau tanpa muntah
Kehamilan sering ditandai oleh gangguan sistem pencernaan, yang terutama
bermanifestasi sebagai mual dan muntah. Apa yang disebut morning sickness
pada kehamilan biasanya timbul pada pagi hari tetapi hinlang dalam beberapa
jam, walaupun kadang-kadang keluhan ini menetap lebih lama dan dapat timbul
pada waktu yang berbeda. Gejala yang mengganggu ini biasanya dimulai sekitar
6 minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir, dan biasanya menghilang
spontan 6 sampai 12 minggu kemudian. Penyebab kelainan ini tidak diketahui
tetapi tampaknya berkaitan dengan tingginya kadar bentuk-bentuk tertentu hCG
(yang mengalami variasi dalam glikosilasi) dengan kapasitas perangsangantiroid terbesar.gonadotropin korionik, terutama bentuk-bentuk iso dengan
jumlah asam sialat yang relative rendah, bekerja melalui reseptor thyroidstimulating hormone (TSH) untuk mempercepat penyerapan iodium.
b. Gangguan berkemih
Selama trimester pertama, uterus yang membesar, yang menekan kandung
kemih, dapat menyebabkan frekuensi berkemih. Seiring dengan kemajuan
kehamilan, frekuensi berkemih secara bertahap berkurang dengan naiknya
uterus ke dalam abdomen. Namun, gejala sering berkemih muncul kembali
menjelang akhir kehamilan saat kepala janin turun ke dalam panggul ibu,
memberi dampak pada kapasitas kandung kemih.
c. Fatigue
Fatigue (rasa mudah lelah) merupakan gejala yang sangat sering terjadi pada
awal kehamilan sehingga merupakan tanda diagnostik penting.
d. Persepsi adanya gerakan janin
Kadang kadang pada usia kehamilan antara 16 dan 20 minggu (sejak hari
pertama menstruasi terakhir), waniita hamil mulai menyadari adanya gerakan
berdenyut ringan di perutnya, dan intensitas gerakan ini semakin meningkat
secara bertahap. Sensasi ini disebabkan oleh gerakan janin, dan hari ketika
gerakan tersebut disadari oleh wanita hamil disebut quickening atau munculnya
persepsi kehidupan. Namun, tanda ini hanya merupakan bukti penunjang
kehamilan,
dan
apabila
berdiri
sendiri
kurang
bernilai
diagnostik.
a. Terhentinya menstruasi
Terhentinya menstruasi secara mendadak pada wanita sehat usia subur yang
sebelumnya mengalami menstruasi spontan, berkala, dan teratur merupakan
isyarat kuat adanya kehamilan. Diantara para wanita terdapat variasi yang cukup
besar pada lamanya siklus menstruasi), bahkan pada wanita yang sama. Dengan
demikian, baru setelah 10 hari atau lebih dari waktu perkiraan awitan
menstruasi, berhentinya menstruasi dapat menjadi indikator kehamilan yang
handal. Apabila menstruasi berikutnya tidak datang, probabilitas kehamilan jauh
lebih besar.
b. Perubahan payudara
Secara umum, perubahan anatomis pada payudara yang menyertai kehamilan
pada primipara cukup khas. Pada multipara yang payudaranya mungkin masih
mengandung sejumlah kecil zat susu dan kolostrum selama beberapa bulan atau
beberapa tahun setelah kelahiran anak terakhir mereka, perubahan ini kurang
mencolok, terutama apabila mereka menyusui.
c. Perubahan warna mukosa vagina
Selama kehamilan, mukosa vagina biasanya tampak gelap kebiruan atau merah
keunguan dan mengalami kongesti, yang disebut sebagai tanda chadwick.
Gambaran ini merupakan bukti persumtif kehamilan, dan tidak bersifat
konklusif. Perubahan serupa pada mukosa vagina dapat ditimbulkan oleh semua
keadaan yang menyebabkan kongesti hebat dari organ-organ panggul.
d. Meningkatnya pigemntasi kulit dan timbulnya striae abdomen
Manifestasi-manifestasi kulit ini sering dijumpai tetapi tidak bernilai diagnostik
untuk kehamilan. Manifestasi ini mungkin tidak dijumpai pada kehamilan;
sebaliknya, perubahan ini dapat terjadi pada penggunaan kontrasepsi estrogenprogestin oral.
e. Yang terpenting, apakah wanita yang bersangkutan merasa dirinya hamil?
2. Bukti kemungkinan kehamilan
Tanda-tanda kemungkinan kehamilan mencakup:
a. Pembesaran abdomen
Pada usia kehamilan 12 minggu, uterus biasanya teraba di dinding abdomen
sebagai sebuah penonjolan tepat diatas simfisis; setelah itu, ukuran uterus
membesar secara bertahap sampai akhir kehamilan. Setiap pembesaran
abdomen pada wanita usia subur merupakan isyarat kuat kehamilan.
Pembesaran abdomen pada wanita-wanita nulipara mungkin kurang mencolok
besar, kebiasaan merokok dan minum alkohol, hewan piaraan, konsumsi obatobat tertentu sebelum dan selama kehamilan).
b. Pemeriksaan Fisik Umum
1) Kesan umum (Nampak sakit berat, sedang), anemia konjungtiva, ikterus,
kesadaran, komunikasi personal.
2) Tinggi dan berat badan.
3) Tekanan darah, frekuensi denyut nadi, frekuensi pernafasan, suhu tubuh.
4) Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu.
c. Pemeriksaan Fisik Khusus Obstetri
1) Inspeksi
Chloasmagravidarum.
Keadaan kelenjar thyroid.
Dinding abdomen ( varises, jaringan parut, gerak janin).
Keadaan vulva dan perineum.
2) Palpasi
Memperkirakan adanya kehamilan.
Memperkirakan usia kehamilan.
Presentasi posisi dan taksiran berat badan janin.
Mengikuti proses penurunan kepala pada persalinan.
Mencari penyulit kehamilan atau persalinan.
Pemeriksaan Kehamilan
Definisi
Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin
semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap
kunjungan antenatal care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai
kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.
Tujuan ANC
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang
diberikan kepada semua ibu hamil.
Tujuan umum adalah :
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas
sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan
bayi yang sehat.
Tujuan khusus adalah :
1.) Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas, termasuk konseling
kesehatan ibu dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI.
2.) Menghilangkan missed opportunity pada ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan
antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas.
3.) Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.
4.) Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil sedini mungkin.
5.) Melakukan rujukan kasus ke fasilitas layanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang
ada.
Indikator ANC :
1.
2.
Kunjungan ke 4 (K4)
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai
standar.
Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut : sekali pada trimester I (kehamilan hingga 12
minggu) dan trimester ke-II (>12 24 minggu), minimal 2 kali kontak pada trimester ke III
dilakukan setelah minggu ke 24 sampai denga minggu ke 36.
Kunjungan antenatal bisa labih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit
3.
Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang
berkualitas sesuai standar terdiri dari :
1. Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambhan berat badan yang kurang
dari 9 kg selama kehamilan atau kurang dari 1 kg setiap bulannya menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin.
2. Ukur lingkar lengan atas (LiLA)
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil
berisiko kerang energi kronik (KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil
yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun)
dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi
berat lahir rendah (BBLR).
3. Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah >= 149/90 mmHg) pada kehamilan dan
preeklampsi (hipertensi disertai edem wajahdan atau tungkai bawah, dan atau
proteinuria).
4. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi
fundus tidak sesuai dengan usia kehamilan, kemungkinan ada gangguan perttumbuhan
janin.standar pengukuran menggunakan pita pengukur, setelah kehamilan 24 minggu.
5. Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir teimester I dan selanjutnya pada setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kuran dari 120x/menit atau DJJ cepat lebih dari
10x/menit menunjukkan adanya gawat janin.
6. Tentukan presentasi janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya pada
setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak
janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum
masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.
7. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinta tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT.
Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian
imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat ini.
8. Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi
minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.
9. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi :
a. Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis
golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang
sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada
trimester I dan sekali pada trimester III. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahiu
ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya, karena anemia
dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.
c. Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan
ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria
pada ibu hamil. Proteinuria merupakan indikator terjadinya preeklampsi pada ibu
hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang divurigai menderita Diabetes Mellitus harus dilakukan pemeriksaan
gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada
trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester
ketiga).
e. Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria
dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis malaria
dilakukan pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi
f. Pemeriksaan tes sifilis
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang di
duga sifilis. Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.
g. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu
hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani konseling kemudian
diberi kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV.
h. Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita Tuberkulosis
sebagai pencegahan agar infeksi Tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin.
Selain pemeriksaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang lainnya di fasilitas rujukan.
10. Tatalaksana/penanganan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium,
setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standard an
kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai
dengan sistem rujukan.
11. KIE efektif
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:
a. Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin ke tenaga
kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama
kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja berat.
b. Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama kehamilan
misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari dengan menggunakan
sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olah raga
ringan.
c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan.
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami dalam
kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan,
kebutuhan bayi, transportasi rujukan, dan calon donor darah. Hal ini penting apabila
terjadi terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke
fasilitas kesehatan.
d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi
komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama kehamilan,
persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar
cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda-tanda bahaya ini
penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan.
Perkenalkandiri.
Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi.
Ibu dipersilahkan berbaring telentang dengan sendi lutut semi fleksi.
Pemeriksaan LEOPOLD: Leopold I s/d III, pemeriksaan dilakukan dengan berdiri di
kanan ibu dan menghadap ke muka ibu ; pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah
sehingga menghadap ke kaki ibu.
Leopold I
Kedua
telapak
tangan
puncak FU.
Tentukan tinggi fundus uteri
untuk
menentukan
kehamilan.
Rasakan
dan
usia
tentukan
uteri
samping
kiri
dan
kanan
umbilikus.
menentukan
lokasi
napakah
sudah
Leopold IV
Pemeriksa
mengubah
pasien.
Kedua
telapak
ditempatkan
di
tangan
lateral
REFERENSI
Puspita W. 2008. BAB I. Pendahuluan. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdlwulanpuspi-5110-2babi.pdf.
Cuningham, F. Gary dkk. 2005. Obstetri Williams edisi 21. Jakarta. Penerbit EGC.
Buku Acuan Modul Obsterti Jenjang dalam Medical Mini Notes 2014.
Depkes RI 2009 dalam www.academia.edu/6404760/10_T_ANC_menurut_depkes_2009
Depkes
RI
2009
dalam
https://srtkksmdw.wordpress.com/2013/06/19/anc-antenatal-care-
pemeriksaan-kehamilan
Diagnosa
kehamilan
(dr.
Bambang
Widjanarko,
Sp.OG)
diunduh
pada
https://biechan.wordpress.com/diagnosa-kehamilan-dr-bambang-widjanarko-sp-og
Cuningham, F. Gary dkk. 2005. Obstetri Williams edisi 23. Jakarta. E-book
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku Ajar Kebidanan. Jakarta. Penerbit : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Widjanarko, Bambang. 2012. Pesiapan Klinik Obtetri dan Ginekologi .Jakarta: Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.