Anda di halaman 1dari 16

A.

Diagnosis dan pemeriksaan kehamilan


Diagnosis kehamilan
I.

kehamilan
Lamanya kehamilan mulai ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40

minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).Kehamilan 40 minggu disebut
kehamilan matur (cukup bulan).Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan
postmatur.Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan
yang terakhir akan mempengaruhi viabilitas (kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan,
karena bayi yang terlalu muda mempunyai prognosis buruk.
Dalam triwulan pertama alat-alat mulai dibentuk.Dalam triwulan kedua alat-alat telah
dibentuk, tetapi belum semurna dan viabilitas janin masih disangsikan. Janin yang
dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable (dapat hidup).
Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan di bawah 20 minggu,
disebut abortus (keguguran).Bila hal ini terjadi dibawah 36 minggu disebut partus premature
(persalinan prematur). Kelahiran dari 38 minggu sampai 40 minggu disebut partus aterm.
Untuk dapat menegakkan kehamilan maka dapat ditetapkan dengan melakukan
penilaian terhadap beberapa tanda gejala hamil sehingga dapat mendiagnosa kehamilan
(Puspita W. 2008).
II. Tanda dan Gejala Kehamilan
Merupakan sekumpulan tanda atau gejala yang timbul pada wanita hamil yang terjadi
akibat fisiologi dan psikologi pada masa kehamilan.Tanda dan gejala pada masing-masing
wanita hamil berbeda-beda. Ada yang mengalami gejala-gejala kehamilan sejak awal, ada
yang beberapa minggu kemudian, atau bahkan tidak memiliki gejala kehamilan dini.
Tanda dan gejala kehamilan diklasifikasikan menjadi 3kelompok: bukti-bukti
presumtif, tanda-tanda kemungkinan, dan tanda-tanda positif kehamilan.
1. Bukti presumtif kehamilan
Bukti presumtif kehamilan umumnya didasarkan pada gejala-gejala subyektif
berupa:
a. Mual dengan atau tanpa muntah
Kehamilan sering ditandai oleh gangguan sistem pencernaan, yang terutama
bermanifestasi sebagai mual dan muntah. Apa yang disebut morning sickness

pada kehamilan biasanya timbul pada pagi hari tetapi hinlang dalam beberapa
jam, walaupun kadang-kadang keluhan ini menetap lebih lama dan dapat timbul
pada waktu yang berbeda. Gejala yang mengganggu ini biasanya dimulai sekitar
6 minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir, dan biasanya menghilang
spontan 6 sampai 12 minggu kemudian. Penyebab kelainan ini tidak diketahui
tetapi tampaknya berkaitan dengan tingginya kadar bentuk-bentuk tertentu hCG
(yang mengalami variasi dalam glikosilasi) dengan kapasitas perangsangantiroid terbesar.gonadotropin korionik, terutama bentuk-bentuk iso dengan
jumlah asam sialat yang relative rendah, bekerja melalui reseptor thyroidstimulating hormone (TSH) untuk mempercepat penyerapan iodium.
b. Gangguan berkemih
Selama trimester pertama, uterus yang membesar, yang menekan kandung
kemih, dapat menyebabkan frekuensi berkemih. Seiring dengan kemajuan
kehamilan, frekuensi berkemih secara bertahap berkurang dengan naiknya
uterus ke dalam abdomen. Namun, gejala sering berkemih muncul kembali
menjelang akhir kehamilan saat kepala janin turun ke dalam panggul ibu,
memberi dampak pada kapasitas kandung kemih.
c. Fatigue
Fatigue (rasa mudah lelah) merupakan gejala yang sangat sering terjadi pada
awal kehamilan sehingga merupakan tanda diagnostik penting.
d. Persepsi adanya gerakan janin
Kadang kadang pada usia kehamilan antara 16 dan 20 minggu (sejak hari
pertama menstruasi terakhir), waniita hamil mulai menyadari adanya gerakan
berdenyut ringan di perutnya, dan intensitas gerakan ini semakin meningkat
secara bertahap. Sensasi ini disebabkan oleh gerakan janin, dan hari ketika
gerakan tersebut disadari oleh wanita hamil disebut quickening atau munculnya
persepsi kehidupan. Namun, tanda ini hanya merupakan bukti penunjang
kehamilan,

dan

apabila

berdiri

sendiri

kurang

bernilai

diagnostik.

Bagaimanapun, persepsi ini adalah salah satu tonggak kemajuan kehamilan


yang, apabila ditentukan tanggalnya dengan akurat, dapat menjadi bukti nyata
dalam penentuan usia kehamilan.
Yang termasuk tanda presumtif adalah :

a. Terhentinya menstruasi
Terhentinya menstruasi secara mendadak pada wanita sehat usia subur yang
sebelumnya mengalami menstruasi spontan, berkala, dan teratur merupakan
isyarat kuat adanya kehamilan. Diantara para wanita terdapat variasi yang cukup
besar pada lamanya siklus menstruasi), bahkan pada wanita yang sama. Dengan
demikian, baru setelah 10 hari atau lebih dari waktu perkiraan awitan
menstruasi, berhentinya menstruasi dapat menjadi indikator kehamilan yang
handal. Apabila menstruasi berikutnya tidak datang, probabilitas kehamilan jauh
lebih besar.
b. Perubahan payudara
Secara umum, perubahan anatomis pada payudara yang menyertai kehamilan
pada primipara cukup khas. Pada multipara yang payudaranya mungkin masih
mengandung sejumlah kecil zat susu dan kolostrum selama beberapa bulan atau
beberapa tahun setelah kelahiran anak terakhir mereka, perubahan ini kurang
mencolok, terutama apabila mereka menyusui.
c. Perubahan warna mukosa vagina
Selama kehamilan, mukosa vagina biasanya tampak gelap kebiruan atau merah
keunguan dan mengalami kongesti, yang disebut sebagai tanda chadwick.
Gambaran ini merupakan bukti persumtif kehamilan, dan tidak bersifat
konklusif. Perubahan serupa pada mukosa vagina dapat ditimbulkan oleh semua
keadaan yang menyebabkan kongesti hebat dari organ-organ panggul.
d. Meningkatnya pigemntasi kulit dan timbulnya striae abdomen
Manifestasi-manifestasi kulit ini sering dijumpai tetapi tidak bernilai diagnostik
untuk kehamilan. Manifestasi ini mungkin tidak dijumpai pada kehamilan;
sebaliknya, perubahan ini dapat terjadi pada penggunaan kontrasepsi estrogenprogestin oral.
e. Yang terpenting, apakah wanita yang bersangkutan merasa dirinya hamil?
2. Bukti kemungkinan kehamilan
Tanda-tanda kemungkinan kehamilan mencakup:
a. Pembesaran abdomen
Pada usia kehamilan 12 minggu, uterus biasanya teraba di dinding abdomen
sebagai sebuah penonjolan tepat diatas simfisis; setelah itu, ukuran uterus
membesar secara bertahap sampai akhir kehamilan. Setiap pembesaran
abdomen pada wanita usia subur merupakan isyarat kuat kehamilan.
Pembesaran abdomen pada wanita-wanita nulipara mungkin kurang mencolok

disbanding wanita multipara, yang sebagian tonus otot abdomennya telah


berkurang selama kehamilan sebelumnya.
b. Perubahan bentuk, ukuran, dan konsistensi uterus
Pada minggu-minggu pertama kehamilan, meningkatnya ukuran uterus
terutamaterbatas pada diameter anteroposterior, tetapi pada masa gestasi
selanjutnya, korpus uterus hampir membulat; garis tengah uterus rata-rata 8 cm
dicapai pada minggu ke 12. Pada pemeriksaan bimanual, korpus uterus selama
kehamilan teraba liat atau elastis dan kadang-kadang sangat lunak. Pada sekitar
6 sampai 8 minggu setelah hari pertama haid terakhir, tanda Hegar mulai
nampak. Dengan satu tangan pemeriksa diatas abdomen dan dua jari tangan
dimasukkan ke dalam vagina, dapat diraba serviks yang keras, dengan korpus
uterus yang elastis di atas ismus yg lunak bila ditekan, yang terletak diantara
dua bagian tersebut.
c. Perubahan anatomis pada serviks
Pada minggu ke 6 sampai ke 8, serviks biasanya sudah cukup lunak. Pada
primigravida, konsistensi jaringan serviks yang mengelilingi os eksternus lebih
mirip dengan mulut bibir daripada tulang rawan hidung, yang khas untuk
serviks pada wanita tidak hamil.
d. Kontaksi Braxton Hicks
Selama kehamilan, uterus mengalami kontraksi yang biasanya dapat teraba
tetapi tidak nyeri dengan interval irregular sejak masa awal kehamilan.
e. Ballottement
Sekitar pertengahan kehamilan, volume janin lebih kecil dibandingkan volume
cairan amnion. Karena itu, tekanan mendadak pada uterus dapat menyebabkan
janin tenggelam ke dalam cairan amnion dan kemudian memantul ke posisinya
semula;benturan yang ditimbulkan (ballottement) dapat dirasakan oleh jari-jari
tangan pemeriksa.
f. Kontur fisik janin
Pada paruh kedua kehamilan, kontur tubuh janin dapat dipalpasi melalui dinding
andomen ibu, dan semakin mendekati masa-masa ini kontur jannin makin jelas.
Diagnosis kehamilan tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan tanda ini.
g. Adanya gonadotropin korionik di urin atau serum
Adanya gonadotropin korionik (hCG) di dalam plasma ibu dan ekskresinya di
urin merupakan dasar bagi uji endokrin untuk kehamilan.

3. Tanda positif kehamilan


Tiga tanda positif kehamilan adalah :
a. Identifikasi kerja jantung janin yang terpisah dan tersendiri dari kerja jantung
wanita hamil.
Mendengat atau mengamati kerja jantung janin dapat memastikan diagnosis
kehamilan. Kontaksi jantung janin dapat diidentifikasi dengan auskultasi
menggunakan fetoskop khusus, USG denga prinsip Doppler, dan sonografi.
b. Persepsi gerakan janin aktif oleh pemeriksa
Gerakan janin terdeteksi oleh pemeriksa setelah usia kehamilan 20 minggu.
Gerakan janin memperlihatkan intensitas yang bervariasi dari getaran halus,
pada awal kehamilan sampai gerakan nyata pada periode selanjutnya, yang
kadang-kadang juga dapat dilihat selain dapat diraba.
c. Pengenalan mudigah dan janin setiap saat selama kehamilan dengan teknik
sonografik atau pengenalan janin yang lebih tua secara radiografis pada paruh
kedua kehamilan.
Dengan sonografi abdomen, kantong gestasi dapat dilihat hanya setelah usia 4
sampai 5 minggu sejak menstruasi terakhir.
Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dimulai dengan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
a. Anamnesis
1) Identitaspasien
a) Nama, alamat, usia pasien dan suami pasien
b) Pendidikan, pekerjaan pasien atau suami pasien
c) Agama, suku bangsa, pasien dan suami pasien
2) Anamnesa obstetric
a) Kehamilan yang ke
b) Hari pertama haid terakhir
c) Riwayatobstetri:
Usia kehamilan : (abortus, preterm, aterm, posterm).
Proses persalinan yang lalu (spontan, tindakan, PENOLONG)
Keadaan pasca persalinan, masa nifas dan laktasi.
Keadaan bayi (jenis kelamin, berat badan, usia anak).
Pada primigravida :
Lama kawin, pernikahan yang ke .
Perkawinan terakhir ini sudah berlangsung . tahun.
3) Anamnesa tambahan
Anamnesa lanjutan dari keluhan utama yang dikembangkan sesuai dengan halhal yang berkaitan dengan kehamilan (kebiasaan buang air kecil / buang air

besar, kebiasaan merokok dan minum alkohol, hewan piaraan, konsumsi obatobat tertentu sebelum dan selama kehamilan).
b. Pemeriksaan Fisik Umum
1) Kesan umum (Nampak sakit berat, sedang), anemia konjungtiva, ikterus,
kesadaran, komunikasi personal.
2) Tinggi dan berat badan.
3) Tekanan darah, frekuensi denyut nadi, frekuensi pernafasan, suhu tubuh.
4) Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu.
c. Pemeriksaan Fisik Khusus Obstetri
1) Inspeksi
Chloasmagravidarum.
Keadaan kelenjar thyroid.
Dinding abdomen ( varises, jaringan parut, gerak janin).
Keadaan vulva dan perineum.
2) Palpasi
Memperkirakan adanya kehamilan.
Memperkirakan usia kehamilan.
Presentasi posisi dan taksiran berat badan janin.
Mengikuti proses penurunan kepala pada persalinan.
Mencari penyulit kehamilan atau persalinan.

Gambar 1. Diagnosis Kehamilan

Pemeriksaan Kehamilan
Definisi
Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin
semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap
kunjungan antenatal care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai
kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.
Tujuan ANC
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang
diberikan kepada semua ibu hamil.
Tujuan umum adalah :

Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas
sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan
bayi yang sehat.
Tujuan khusus adalah :
1.) Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas, termasuk konseling
kesehatan ibu dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI.
2.) Menghilangkan missed opportunity pada ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan
antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas.
3.) Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.
4.) Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil sedini mungkin.
5.) Melakukan rujukan kasus ke fasilitas layanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang
ada.
Indikator ANC :
1.

Kunjungan pertama (K1)


K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi,
untuk emndapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar.
Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum
8 minggu

2.

Kunjungan ke 4 (K4)
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai
standar.
Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut : sekali pada trimester I (kehamilan hingga 12
minggu) dan trimester ke-II (>12 24 minggu), minimal 2 kali kontak pada trimester ke III
dilakukan setelah minggu ke 24 sampai denga minggu ke 36.
Kunjungan antenatal bisa labih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit

3.

atau gangguan kehamilan. Kunjungan ini termasuk K4.


Penanganan Komplikasi (PK)
PK adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular maupun tidak menular serta
masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan nifas. Pelayanan diberikan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi.
Komplikasi kebidanan, penyakit, dan masalah gizi yang sering terjadi adalah: perdarahan,
preeklampsia/eklamsia, persalinan macet,infeksi, abortus, Malaria, HIV/AIDS, sifilis, TB,
hipertensi, diabetes mellitus, anemia gizi besi (AGB) dan kurang energi kronis (KEK).

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang
berkualitas sesuai standar terdiri dari :
1. Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambhan berat badan yang kurang
dari 9 kg selama kehamilan atau kurang dari 1 kg setiap bulannya menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin.
2. Ukur lingkar lengan atas (LiLA)
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil
berisiko kerang energi kronik (KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil
yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun)
dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi
berat lahir rendah (BBLR).
3. Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah >= 149/90 mmHg) pada kehamilan dan
preeklampsi (hipertensi disertai edem wajahdan atau tungkai bawah, dan atau
proteinuria).
4. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi
fundus tidak sesuai dengan usia kehamilan, kemungkinan ada gangguan perttumbuhan
janin.standar pengukuran menggunakan pita pengukur, setelah kehamilan 24 minggu.
5. Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir teimester I dan selanjutnya pada setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kuran dari 120x/menit atau DJJ cepat lebih dari
10x/menit menunjukkan adanya gawat janin.
6. Tentukan presentasi janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya pada
setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak
janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum
masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.
7. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Untuk mencegah terjadinta tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT.
Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian
imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat ini.
8. Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi
minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.
9. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi :
a. Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis
golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang
sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada
trimester I dan sekali pada trimester III. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahiu
ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya, karena anemia
dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.
c. Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan
ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria
pada ibu hamil. Proteinuria merupakan indikator terjadinya preeklampsi pada ibu
hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang divurigai menderita Diabetes Mellitus harus dilakukan pemeriksaan
gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada
trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester
ketiga).
e. Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria
dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis malaria
dilakukan pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi
f. Pemeriksaan tes sifilis
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang di
duga sifilis. Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.
g. Pemeriksaan HIV

Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu
hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani konseling kemudian
diberi kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV.
h. Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita Tuberkulosis
sebagai pencegahan agar infeksi Tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin.
Selain pemeriksaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang lainnya di fasilitas rujukan.
10. Tatalaksana/penanganan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium,
setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standard an
kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai
dengan sistem rujukan.
11. KIE efektif
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:
a. Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin ke tenaga
kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama
kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja berat.
b. Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama kehamilan
misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari dengan menggunakan
sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olah raga
ringan.
c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan.
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami dalam
kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan,
kebutuhan bayi, transportasi rujukan, dan calon donor darah. Hal ini penting apabila
terjadi terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke
fasilitas kesehatan.
d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi
komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama kehamilan,
persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar
cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda-tanda bahaya ini
penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan.

e. Asupan gizi seimbang


Selama hamil ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang cukup
dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses tumbuh kembang
janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet tambah
darah secara rutin untuk mencegah anemia pada kehamilannya.
f. Gejala penyakit menular dan tidak menular
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular (misalnya
penyakit IMS, tuberculosis) dan penyakit tidak menular (misalnya hipertensi) karena
dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.
g. Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah tertenti (risiko
tinggi)
Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan kesehatan ibu
dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko penularan HIV dari ibu ke
janinny, dan kesempatan untuk mentapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes
HIV atau tidak. Apabila ibu hamil itu positif maka dicegah agar tidak terjadi
penularan HIV dari ibu ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV
negative maka diberikan bimbingan untuk tetap HIV negative selama kehamilannya,
menyusui dan seterusnya
h. Inisiasi menyusui dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera setelah
lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan
bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.
i. KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk
menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri,
anak, dan keluarga.
j. Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi TT untuk mencegah bayi mengalami
tetanus neonatorum.
k. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain Booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu hamil
dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit
otak (Brain Booster) secara bersamaan pada periode kehamilan.
Palpasi abdomen pada kehamilan (pemeriksaan leopold)

Tehnikpalapasi abdomen padakehamilan :


1)
2)
3)
4)

Perkenalkandiri.
Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi.
Ibu dipersilahkan berbaring telentang dengan sendi lutut semi fleksi.
Pemeriksaan LEOPOLD: Leopold I s/d III, pemeriksaan dilakukan dengan berdiri di
kanan ibu dan menghadap ke muka ibu ; pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah
sehingga menghadap ke kaki ibu.
Leopold I

Kedua

telapak

tangan

pemeriksa diletakkan pada

puncak FU.
Tentukan tinggi fundus uteri
untuk

menentukan

kehamilan.
Rasakan
dan

usia

tentukan

bagian janin yang berada


pada bagian fundus

uteri

(bokong atau kepala atau


kosong) untuk menentukan
letak janin.
Leopold II

Keduate lapak tangan pemeriksa


bergeser turun kebawah sampai
di

samping

kiri

dan

kanan

umbilikus.

Tentukan bagian punggung janin


untuk

menentukan

lokasi

auskultasi denyut jantung janin


Leopold IIInantinya.

Bagian terendah janin dicekap

ibu jari dan telunjuk


Tentukan lokasi diantara
bagian-bagian
tangan kanan.
kecil janin.
Ditentukan apa yang menjadi
bagian terendah janin dan
ditentuka

napakah

sudah

terjadi engagemen atau belum.

Leopold IV

Pemeriksa

mengubah

posisinya menghadap ke kaki

pasien.
Kedua

telapak

ditempatkan

di

tangan
lateral

bagian terendah janin.


Untuk menentukan sampai
berapa jauh derajat desensus
janin.

Mengukur Tinggi Fundus Uteri


Mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis dengan puncak fundus uteri
digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan antara20 32 minggu. Metode
pengukuran ini cukup rasional dalam memperkirakan pertumbuhan dan perkembangan
janin sehingga berguna dalam identifikasi terjadinya large for dateatausmall for date .

Kehamilan 20 minggu, TFU setinggipusatdanhasilpengukuranjarakantara FU dan


SP 20 cm. Setiapminggupertumbuhan uterus kirakira1 cm sehinggapadakehamilan 28
minggu, jarakantara FU SP = 28 cm 2 cm danpadakehamilan 32 minggu ,jarakantara
FU SP = 32 cm 2 cm.
Cara menentukanTinggu Fundus Uteri

REFERENSI
Puspita W. 2008. BAB I. Pendahuluan. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdlwulanpuspi-5110-2babi.pdf.
Cuningham, F. Gary dkk. 2005. Obstetri Williams edisi 21. Jakarta. Penerbit EGC.
Buku Acuan Modul Obsterti Jenjang dalam Medical Mini Notes 2014.
Depkes RI 2009 dalam www.academia.edu/6404760/10_T_ANC_menurut_depkes_2009
Depkes

RI

2009

dalam

https://srtkksmdw.wordpress.com/2013/06/19/anc-antenatal-care-

pemeriksaan-kehamilan
Diagnosa

kehamilan

(dr.

Bambang

Widjanarko,

Sp.OG)

diunduh

pada

https://biechan.wordpress.com/diagnosa-kehamilan-dr-bambang-widjanarko-sp-og
Cuningham, F. Gary dkk. 2005. Obstetri Williams edisi 23. Jakarta. E-book
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku Ajar Kebidanan. Jakarta. Penerbit : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Widjanarko, Bambang. 2012. Pesiapan Klinik Obtetri dan Ginekologi .Jakarta: Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai