Anda di halaman 1dari 46

BAB II

TINJAUAAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Kerja Praktek
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 892) praktik adalah
pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori. Sedangkan menurut
Komaruddin (2006: 200) Praktik merupakan cara melaksanakan dalam
keadaan nyata apa yang dikemukakan dalam teori. Dari definisi tersebut
dapat kita lihat bahwa praktik merupakan suatu pelaksanaan dari teori dalam
keadaan nyata.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan oleh mahasiswa
yang mencakup, baik latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan di
luar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan
pembentukan profesi kependidikan.
Pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan intrakurikuler
yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang mencakup latihan mengajar maupun
tugas-tugas kependidikan di luar mengajar secara terbimbing dan terpadu
untuk

memenuhi

persayaratan

pembentukan

profesi

kependidikan.

Pengalaman lapangan beroreintasi pada:


a. Berorientasi pada kompetisi
b. Terarah pada pembentukan kemampuan-kemampuan profesional siswa
calon guru atau tenaga kependidikan lainnya.
c. Dilaksanakan, dikelola dan ditata secara terbimbing dan terpadu (Oemar
Hamalik 2009: 171).

2.2 Tinjauan Teori Perencanaan


2.2.1 Site
Menurut EdwardT.White(1985),analisa lokasi merupakan suatukegiatan
riset praperancangan yang memusat pada kondisi-kondisi yang ada, dekat dengan
potensial pada dan disekitar sebuah tapak serta merupakan suatu penyelidikan atas
seluruh tekanan, gaya, situasi serta timbal baliknya pada lahan dimana proyek

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

kitaakan didirikan.Peranutama dari analisa tapak dalam perancanganadalah


memberi kitainformasimengenaitapak kita sebelum memulai konsep-konsep
perancangan

kita

sehingga

pemikiran

dini

kita

tentang

bangunan

dapatmenggabungkan tanggapan-tanggapan yang berarti terhadap kondisikondisiluar.Persoalan tapak antara lain : lokasi, ukuran, bentuk, kontur, utilitas,
tatawilayah, garis sempadan, lalu lintas, pemandangan ke dan dari tapak
dll.Sebagai arsitek kita perlu mengetahui persoalan tersebut agar dapatmerancang
sebuah bangunan yang berhasil tidak hanya memenuhipertanggungan jawab
internal tapi juga eksternal, serta mengantisipasipersoalan dan potensi sekarang
maupun masa yang akandating. Secara diagramatis sebagai berikut :
1. Tahapan Perancangan Tapak :
Tahapan

Perancangan

Tapak

dapat

digambarkan

sebagai

berikut,

(Edward.1985) :
a. Tentukan sasaran-sasaran yang ingin dicapai baik oleh klien maupun
pemakaiproduk

perancangan.

Arsitek

bersama

klienbertanggung

jawabmengidentifikasikan sasaran-sasaran.
b. Analisa

programmerupakan

pemrograman

arsitektur

yang

dikembangkanbersamaandengan analisa tapak.


c. Analisa tapakmeliputi kegiatan analisa dengan mempertimbangkan aspekaspekpembentuk tapak.
d. Konsep perancangan merupakan perumusan konsep untuk memenuhi
sasaran-sasaran awal dan program.
e. Perancangan tapak keterkaitan antara ruang luar dan ruang dalam agar
memenuhipersyaratan program.
2. Adapun data-data tapak yang harus diolah menjadi informasi tapak tersebut
adalah:
a. Lokasi meliputi peta negara dan peta kota yang memperlihatkan lokasitapak

dalam hubungan dengan kota sebagai suatu keseluruhan.Peta kota juga juga
dapat memperlihatkan jarak dan waktu-waktutempuh terhadap fungsi-fungsi
yang berkaitan di bagian kota lain.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

b. Tautan menggambarkan lingkungan sekitar tapak yang langsungberbatasan

yang mungkin sebanyak tiga atau empat blok di luarperbatasan tapak, dan
dapat diperluas tergantung skalaproyeknya yang mungkin menimbulkan
suatu dampak p a d a proyek kita. Namun harus memperhatikan pula kondisi
masa lalu,masa sekarang maupun prediksi ke depan.
c. Ukuran dan tata wilayahmeliputi aspek-aspek dimensional tapak, batas-

batas tapak, lokasidan jalur penembusan dan klasifikasi tatawilayah


(termasukrencana

ke

depan)

dengan

semua

implikasinya

seperti

garissempadan, koefisien dasar bangunan, batasan ketinggian,ketentuan


parkir, tata guna lahan.
d. Undang-undangmeliputi kententuan hukum, batasan, kepemilikan.
e. Keistimewaanfisik alamiah meliputi kontur, pola drainase, tipe tanah, daya

dukung,pepohonan, batuan, sungai, puncak bukit, lembah, kolam.


f. Keisimewaan buatan meliputi kondisi-kondisi pada tapak seperti bangunan,

dinding, jalan, bahu jalan, pipa air kebakaran,, tiang listrik, dan polalapisan
perkerasan. Namun kondisi di luar tapak juga ikut berpengaruh missal skala,
bentuk atap, poros visual.
g. Sirkulasi menggambarkan seluruh pola-pola pergerakan kendaraandan

pejalan kaki di atas dan disekitar tapak.


h. Utilitasmeliputi tipe, kapasitas, dan lokasi dari seluruh utlitas yangberada

pada, berdampingan dengan dan dekat dengan tapakseperti listrik, gas


saluran air kotor, air bersih dan telepon. Sistemutilitas ada yang di atas
tanah dan ada yang di dalam tanah,keduanya perlu data ukuran, dll.
i. Pancaindrameliputi

aspek

visual,

pendengaran,

perabaan,

dan

penciumanpada tapak dari dank ke tapak.


j. Manusia dan kebudayaan meliputi suatu analisis atas lingkungan sekitar

tapak berupa aspeknon fisik seperti cultural, psikologik, perilaku, dan


sosiologis
k. Iklim meliputi seluruh kondisi iklim yang berhubungan seperticurah hujan,

salju, kelembaban, variasi suhu sepanjang bulan dan dalam setahun, angin,
matahari, siklus bencanaalam.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

10

Disisi lain Edward juga mengemukakan bahwa bila dikaitkan dengan suatu
konsep site, lebih menggambarkan suatu keadaan lingkungan sekitar tapak yang
langsung berbatasan yang mungkin sebanyak tiga atau empat blok diluar
perbatasan tapak. Hal ini dapat diperluas lebih jauh sampai meliputi suatu faktor
penting atau dikarenakan skala proyeknya. Peta dapat memperlihatkan tataguna
yang ada dan yang diproyeksikan, bangunan-bangunan, tatawilayah dan kondisikondisi lain yang mungkin menimbulkan suatu dampak pada proyek kita.
Sedangkan menurut Sapto (2007), konsep lokasi adalah penentuan lokasi
yang sesuai dengan jenis dan fungsi bangunan. Lokasi sangat mempengaruhi
perkembangan bangunan untuk waktu yang akan datang.
Untuk konsep site sendiri Sapto mengemukakan bahwa konsep site ialah
penentuan site dari suatu lokasi yang sesuai dengan jenis dan fungsi bangunan.
Pengolahan site sangat mempengaruhi zoning bangunan.Zoning pada site terdiri
dari area public, area privat, dan area service.
2.2.2 Denah
Menurut Fauzi (2011), denah adalah tampak atas bangunan yang terpotong
secara horizontal setinggi 1m dari ketinggian 0.00 sebuah bangunan dengan bagian
atas bangunan dibuang/dihilangkan.
Fungsi dari denah sendiri dikemukakan oleh Fauzi antara lain adalah sebagai
berikut.
a) Fungsi ruang
Fungsi ruang menjelaskan karakteristik dari ruang-ruang yang ada di dalam
denah. Jenis-jenis karakteristik ruang, yaitu ruang privat, semi privat, publik,
semi publik, dan service.
b) Susunan ruang
Susunan ruang menjelaskan pola hubungan ruang dan organisasi ruang yang
saling berhubungan satu sama lain. Dasar pembuatan danah berasal dari
susunan organisasi ruang yang baik.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

11

c) Sirkulasi ruang
Sirkulasi ruang menjelaskan pencapaian antar ruang.Sirkulasi ruang sangat
mempengaruhi kenyamanan pengguna yang memanfaatkan ruang tersebut.
d) Dimensi ruang
Dimensi ruang menjelaskan ukuran dan besaran setiap ruang yang ada di
dalam denah. Besaran ruang menjadi dasar luas bangunan yang akan di
bangun.
e) Letak pintu dan bukaan
Letak pintu dan bukaan menjelaskan besaran sirkulasi udara dan pencahayaan
alami dalam ruang.Dengan adanya letak bukaan, membuat ruangan menjadi
lebih nyaman.
f) Isi ruang atau perabot ruang
Isi ruang atau perabot ruang menjelaskan kebutuhan fasilitas ruang yang dapat
menunjang aktifitas pelaku kegiatan di dalam bangunan.
g) Fungsi utilitas ruang (air, listrik, AC, dll)
Fungsi utilitas ruang (air, listrik, AC, dll) menjelaskan kebutuhan perlengkapan
bangunan.Utilitas bangunan merupakan urat nadi dari bangunan.Oleh karena
itu, perencanaan system utilitas harus direncanakan sebaik mungkin agar
fungsi bangunan bisa berjalan dengan lancer.

MenurutSanggapramana(2010),denah menggambarkan system organisasi


kegiatan dalam bangunan dan merupakan unsur penentu bentuk bangunan. Denah
berguna untuk mengungkapkan banyak hal seperti sirkulasi yang dapat menunjang
beraktivitas ruang.Selain itu, denah mencerminkan hubungan antar ruang di dalam
bangunan maupun diluar bangunan yang masih terletak didalam satu tapak secara
keseluruhan, sehingga memberi kesan atau cirri khas bagi dari bangunan tersebut.
Untuk penempatan gambar denah pada suatu tapak dalam bidang gambar
mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu sebagai berikut, (Sanggapramana
2010):
1) Posisi arah utara, umumnya menghadap keatas.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

12

2) Posisi jalan sebagai orientasi pencapaian ke tapak, umumnya ditempatkan


dibagian bawah bidang gambar dengan layout bangunan yang dominan
ortografis dan sejajar terhadap bidang bawah gambar.
Tujuan gambar denah adalah sebagai berikut :
1) Untuk menjelaskan ruang dua dimensi yang direncanakan
2) Untuk menjelaskan hubungan peruangan
3) Untuk menjelaskan fungsi peruangan
4) Untuk menjelaskan ukuran ruang, posisi ruang, dan elevasi lantai
5) Untuk menjelaskan hubungan ruang dalam (interior) dan ruang luar (ekstrior)
6) Untuk menjelaskan letak pintu dan jendela
7) Untuk menjelaskan susunan perabotan ruang (Furniture)
8) Untuk menjelaskan karakter obyek bangunan

Kelengkapan dalam mengkomunikasikan gambar denah adalah nama gambar


dan skala gambar.
1) Ukuran ruang
2) Notasi dinding
3) Notasi bukaan pintu dan jendela
4) Notasi struktur kolom
5) Notasi area basah
6) Notasi teras
7) Piel muka tanah
8) Piel lantai
9) Garis arah pemotong
10) Garis Rencana Atap

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

13

2.2.3 Konsep Bangunan


MenurutFauzi (2011), tampak ialah wujud bangunan secara dua dimensi
yang terlihat dari luar bangunan. Dimana fungsi dari gambar tampak sendiri untuk
menunjukkan dimensi bangunan, proporsi, gaya arsitektur, warna dan material,
serta estetika. Karena digambar secara dua dua dimensi, pada gambar tampak
kemungkinan akan ada beberapa bagian bangunan yang ukurannya mejadi tidak
sesuai dengan ukuran yang sebenarnya (sesuai skala), yakni garis atau bidang yang
tidak sejajar dengan bidang gambar. Untuk arah pandang sendiri tidak tergantung
pada suatu patokan yang pasti. Bisa jadi gambar tampak dinamai sesuai dengan
arah mata angin (tampak utara, tampak timur, dll.) atau dinamai sesuai view
tertentu seperti tampak dari danau, tampak dari jalan raya. Selain itu bisa juga
diberi nama tampak A, tampak B, sesuai dengan keinginan dari sang arsitek yang
ditentukan pada denah.
Sedangkan menurut Afridjal (2011)tampak adalah gambaran wujud
bangunan secara dua dimensi yang dapat dilihat dari empat arah. Untuk arah
pandang sendiri tidak tergantung pada suatu patokan yang pasti. Bisa jadi gambar
tampak dinamai sesuai dengan arah mata angin (tampak utara, tampak timur, dll.)
atau dinamai sesuai view tertentu seperti tampak dari danau, tampak dari jalan
raya, dsb. Selain itu, bisa juga diberi nama tampak A, tampak B, dst. Penamaan
tampak jugasesuai keinginan dari sang arsitek yang ditentukan pada denah.Fungsi
gambar tampak antara lain adalah sebagai berikut.
1) Dimensi bangunan
2) Proporsi
3) Gaya arsitektur
4) Warna & material
5) Estetika
Secara

teknis

Afridjal(2011)mengemukakan

bahwa

tampak

dibuat

berdasarkan proyeksi orthogonal sehingga secara grafis akan terlihat gambar


berupa dua dimensi yang datar. Faktor yang perlu diperhatikan dalam menggambar
tampak, yaitu sebagai berikut.
1) Memperhatikan letak bukaan pada desain (pintu, jendela, dan ventilasi)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

14

2) Memperhatikan ketinggian bangunan yang diskalakan


3) Memperhatikan bentuk atap dan kemiringan ata
4) Memperhatikan standar tinggi pintu (200-210 cm)
5) Memperhatikan letak garis ambang kusen, jendela bawah, dan atas diusahakan
sama
6) Memperhatikan ketinggian lantai terhadap muka tanah

Beberapa kelengkapan yang biasanya digunakan dalam penggambaran


tampak, yaitu sebagai berikut.(Afridjal. 2011) :
1.

Rendering (pohon / tanaman)


a. Arsir bayangan (efek cahaya)
b. Penampilan material (bahan bangunan)
Untuk

memperlihatkan

gambar-gambar

dimensi

kelihatan

tiga

dimensional. Gambar tampak bangunan adalah cara mengkomunikasikan


bentuk fisik arsitektur yang dilihat dari arah pandang frontal (ortografis
dengan bidang obyeknya). Tampak bangunan paling tidak memiliki 4 arah
pandang dari obyek bangunan

tersebut.

Dalam

mengkomunikasikan

gambar tampak bangunan, maka faktor tapak berperanan penting untuk


diperhatikan, faktor lingkungan memberikan estetika tersendiri terhadap
obyek bangunan tersebut. Terdapat beberapa karakter komunikasi tempak
yang diakibatkan oleh posisi bangunan terhadap karakteristik tapaknya.
2.

Keterangan gambar (Nama gambar dan skala yang dikomunikasikan)

3.

Proyeksi gambar tampak :


a. Bagian atap
b. Bagian badan
c. Bagian kaki bangunan
d. Lingkungan (alam dan suasana)

4.

Proyeksi gambar detail tampak


a. Bagian atap
1) Bentuk atap
2) Bukaan atap

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

15

3) Kemiringan atap
4) Listplank atap
5) Canopy
b. Bagian badan
1) Kusen (untuk pintu, jendela, lobang angin, dan kombinasinya)
2) Daun pintu, daun jendela, lobang angin
3) Dinding
4) Pelapis tambahan di dinding (estetika)
c. Bagian kaki bangunan
1) Finishing kaki bangunan
2) Teras
3) Tangga/trap
d. Bagian lingkungan alam
1) Posisi lahan
2) Skala pohon
3) Suasana
5.

Proyeksi tampak
a. Informasi kedalaman ruang
1) Bidang depan
2) Bidang tengah
3) Bidang belakang
b. Informasi karakteristik dari material
1) Masif
a) Tembok/batu tempel
b) Kayu/panel papan
c) Genteng/sirap/seng/asbes, dll
2) Transparan
a) Kaca
b) Kerawang/rooster
c) Teralis/tirai

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

16

c. Tampilan gambar tampak yang komunikatif sesuai maksud dan tujuan


gambar
1) Skala komunikatif
1 : 200 atau 1 : 100 (Diutamakan, Dimensi, Dan estetika tampak)
2) Skala komunikatif
1 : 50 (Diutamakan, Ketelitian gambar, keterangan bahan pada tampak)

Langkah kerja mengkomunikasikan gambar tampak adalah sebagai


berikut.(Afridjal. 2011)
a. Sebagai langkah awal adalah menggambarkan secara lengkap batas-batas yang
berperan dalam tampak, seperti tinggi bangunan, posisi entrance bangunan.
b. Gambar tampak dalam skala ini tidak dilengkapi keterangan obyek. Yang
dikomunikasikan adalah notasi-notasi bahan, dimensi, bayangan, suasana,
yang menunjang komunikati- estetika dari bentuk tampak tersebut.
c. Untuk melengkapi ekspresi gambar yang komunikatif dan estetik maka gambar
tampak depan tersebut dilengkapi dengan bayangan akibat sinar matahari
yang diharapkan menjelaskan kedalaman dari bidang-bidang tampak. Arah
datang sinar matahari diasumsikan sejajar 0dengan sudut 45 (asumsi sudut
ini ditetapkan oleh si perencana).
d. Agar

dapat

mengkomunikasikan

bayangan

ini

dengan

benar

harus

diperhatikan kedudukan dari elemen-elemen yang berperan, yaitu posisi


dari elemen-elemen tersebut pada gambar denah dan gambar potongan.
e. Lebih lanjut Afridjal berpendapat mengenai tampilan aspek komunikatifestetik gambar tampak di atas ialah merupakan gambar presentasi tampak yang
normal, baik dalam gambar-gambar untuk persyaratan peraturan (perijinan),
gambar untuk dipublikasikan dalam buku-buku Arsitektur, publikasi iklan,
maupun untuk komunikasi kepadaa pemberi tugas (lingkup pendidikan
atau lingkungan non pendidikan). Adapun tampilan gambar tampak depan
yang sesuai dengan gambar denah seharusnya digmbarkan tampak dari
pagar depan. Gambar pagar depan ini seringkali tidak ikut ditampilkan karena
dikuatirkan menjadi rancu dan merusak estetika dari gambar tampak. Tampilan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

17

gambar tampak samping, jika batas bangunan berhimpitan dengan batas


tapaknya tidak mutlak diperlukan, tujuannya disajikan hanya untuk
menggambarkan outline bangunan.Contoh komunikasi gambar tampak
samping.Tampilan gambar tampak belakang, mutlak diperlukan karena perlu
diperhatikan oleh pemberi tugas, apalagi jika pemberi tugas merupakan
pihak pemakainya.
Kelengkapan dalammengkomunikasikan gambar tampak adalah sebagai
berikut,(Afridjal. 2011) :
Teknik komunikasi gambar tampak dalam skala 1:50, sama halnya
pada gambar dengan skala 1:100, hanya dilengkapi dengan keterangan
penggunaan bahan dan finishingnya seperti yang dikehendaki dalam
pelaksanaan pembangunan.
Keterangan merk bahan finishing seringkali tidak disertakan karena
belum

mendapat

kesepakatan

dari

pemberi

tugas.

Yang

dapat

dikomunikasikan adalah image estetika dari perencana, yaitu pemilihan


warna yang diinginkan. Tampilan bayangan tidak mutlak hanya disajikan
selama tidak merusak image estetika tampak.
Arsitektur Islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari
aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang
bersumber dari Al-Quran, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat, para Ulama
maupun cendikiawan muslim. Aspek Fisik adalah sesuatu yang nampak secara
jelas oleh panca indera. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang
memiliki bentuk dan langgam budaya islam dan dapat dilihat secara jelas
melalui beberapa budaya, seperti budaya arab, cordoba, persia sampai
peninggalan wali songo. Bentuk fisik yang biasa diterapkan dalam sebuah
bangunan sepetri penggunaan kubah, ornamen kaligrafi, dan sebagainya.

Arsitektur Klasik merupakan ungkapan dan gambaran perjalanan sejarah


arsitektur di Eropa yang secara khusus menunjuk pada karya-karya arsitektur yang
bernilai tinggi dan first class. Disebutkan demikian karena karya-karya
inimemperlihatkan aturan/pedoman yang ketat dan pertimbangan yang hati-

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

18

hatisebagai landasan berpikir dan mencipta karya tersebut. Rentang waktu zaman
iniadalah dari abad pertama sampai dengan abad ke-14 dengan hembusan
anginRomantisism (sebelum masyarakat Eropa memasuki zaman Renaissance
sampaidengan pesan dan gerakan Rationalism yang kuat).Pr edikat kata Klasik
diberikan pada suatu karya arsitektur yang secara inheren (terkandung dalam
benda tersebut yang secara asosiatif seolah-olah selalumelekat dengannya)
mengandung nilai-nilai keabadian disamping ketinggian mutudan nilainya. Teori
arsitektur Klasik dengan demikian merupakan suatu perwujudankarya arsitektur
yang dilandasi dan dijiwai oleh gagasan dan idealisme TeoriVitruvius khususnya
pada suatu kurun waktu sesudah Vitruvius sendiri meninggaldunia.Bangunan
Parthenon di Athena dan Pantheon di Roma merupakan contohyang sangat baik
dariperwujudan teori arsitektur klasik yang dengan sikap kehati-hatian dan
seksama

mempertimbangkan

prinsip-prinsip

order,

geometri dan

ukuran-

ukurannya, disertai dengan kehalusan seni craftmanship. Perlu di ketahui


bahwabangunan ini mengalami masa pembangunan yang lama, dari saat awal
konstruksi,revisi, perbaikan dan penyelesaian berkali-kali hingga sampai pad
bentuk akhirnyabisa mencapai lebih dari 200 tahun.Tradisi berarsitektur yang
diawali oleh Vitruvius ternyata berlanjut terus dalam jaman Arsitektur Klasik ini.
Hal ini dapat kita jumpai dalam buku Ensiklopedi Romawiyang disusun oleh
Marcus T. Varro, dimana Isodore dari Seville menguraikan danmengembangkan
teori

Vitruvius

dalam

tiga

unsur/elemen

bangunan

yaituDISPOSITIO,

CONSTRUCTIO dan VENUSTAS. Despositio adalah kegiatan-kegiatan yang


berhubungan dengan survai lapangan ataupun pekerjaan pada tapak. ang ada,
lantai dan pondasi. Venustas adalah berhubungan dengan elemen-elemen yang
ditambahkan pada bangunan demi memenuhi hasrat akan rasakeindahan melalui
seni ornamen ataupun dekorasi. Uraian seperti ini menunjukansudah adanya
pergeseran pandangan dari Teori Vitruvius.Lebih jauh Isodore menyatakan apa itu
order sebagai berikut:Kolom, dinamakan begitu karena tinggi dan bulat,
menopang seluruh beratbeban bangunan yang ada. Ratio atau Proporsi yang lama
menyatakan bahwalebarnya adalah sepertiga dari tingginya. Dikenal 4 jenis kolom
yaitu : Doric, Ionic,Tuscan dan Corinthian, yang berbeda-beda satu dengan yang

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

19

lain dalam ketinggiandan diameternya. Jenis ke-5, dinamakan ATTIC yang


berpenampang persegi-4ataupun lebih besar dan dibuat dari bata- bata yang
disusun. (Isodore dalam Varro,)

2.2.4 Konstruksi lantai , Tangga , pintu jendela dan plafon


2.2.4.1 Lantai
Lantai adalah bagian bangunan berupa suatu luasan yang dibatasi
dinding-dinding sebagai tempat dilakukannya aktifitas sesuai dengan fungsi
bangunan. Pada gedung bertingkat, lantai memisahkan ruangan-ruangan
secara vertikal. Lantai dapat dikategorikan sebagai elemen struktural maupun
elemen non-struktural dari suatu bangunan. Fungsi lantai antara lain :
1. Memisahan ruangan secara mendatar
2. Melimpahkan beban kepada balok
3. Mendukung dinding pemisah yang tidak menerus ke bawa
4. Meningkatkan kekakuan bangunan, terutama pada bangunan berlantai
banyak
5. Mencegah perambatan suara dan meredam pantulan suara
6. solasi terhadap pertukaran suhu
7. Pada basement, lantai mencegah masuknya air tanah ke dalam bangunan

Persyaratan lantai meliputi aspek teknis dan ekonomis :


1. Lantai harus mempunyai kekuatan yang mencukupi untuk mendukung
beban
2. Tumpuan pada dinding / balok harus mencukupi untuk menyalurkan
beban sehingga sekaligus dapat memperkaku struktur bangunan
3. Lantai harus mempunyai masa yang cukup untuk meredam getaran dan
mencegah pemantulan suara
4. Porositas lantai harus tetap mampu menjadi isolasi pertukaran suhu dan
kelembaban

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

20

5. Bahan penyusun lantai dapat dipasang dengan cepat


6. Lantai setelah berfungsi hanya memerlukan perawatan minimal.
7. Lantai harus awet, dapat terus berfungsi seiring dengan umur rencana
bangunan
Beberapa istilah terkait dengan lantai antara lain :

Basemant; bagian bangunan (ruangan) yang berada di bawah tanah

Sub basement; ruangan di bawah basement

Ground floor, lantai pertama di atas permukaan tana

First floor; lantai kedua

Storey/story; tingkat: bagian bangunan di antara satu lantai dengan lantai


di atasnya

Cellar: ruangan bawah tanah yang dimanfaatkan sebagai gudang

Gambar 2.1 Runutan Lantai


Sumber : www.google.com

istilah yang terkait dengan lantai Jenis-jenis lantai antara lain :

Lantai tanah

Lantai kerikil

Lantai pasangan batu merah kosongan

Lantai pasangan batu merah dengan pengisi

Lantai beton tumbuk

Lantai beton bertulang

Lantai kayu

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

21

Jenis penutup lantai antara lain :


1. Lantai ubin/tegel/keramik
a. Ubin semen
b. Ubin batu alam / marmer / granit
c. Ubin keramik (tanah dibakar)
d. Ubin kayu / parket,
e. Karet, PVC, dll
2. Lantai aspal
a. Aspal pulasan
b. Aspal beton
c. Aspal pasir
3. Lantai sederhana
a. Lantai paling sederhana yang mula-mula dibuat berupa lantai tanah
pada bangunan sederhana atau bangunan sementara
b. Tanah dipadatkan secukupnya, kemudian diberi pasir agar tidak
melekat / lengket. Permukaan akan menjadi lebih baik bila pasir
dicampur kerikil dan ditumbuk
c. Dapat juga di atasnya diberi pasangan bata merah kosongan (tanpa
perekat) dan hanya siarnya yang diberi spesi.
d. Apabila diinginkan menjadi lebih kuat, pasangan bata diberi spesi baik
pada dasar pasangan bata dan pada siar-siarnya.

2.2.4.2 Kusen dan Pintu


Daun pintu / jendela merupakan rangkaian dari konstruksi kusen
pintu yang selanjutnya dinamakan daun pintu / jendela. Daun pintu / jendela
ini pemasangan digantungkan pada kusen dengan perlengkapan alat
penggantung yaitu engsel. Bentuk dan jenis daun pintu / jendela ini
bermacam macam disesuaikan dengan perkembangannya, begitu juga alat
penggantung sangat bervariasi ditinjau dari bahan maupun jenisnya. Untuk
memperkuat antara alat penggantung dengan pintu / jendela digunakan paku

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

22

sekrup yang ukurannya bermacam macam disesuaikan dengan ukuran dari


alat penggantung tersebut, jadi tidak diperkenankan menggunakan paku
biasa. Ada kalanya daun pintu / jendela harus dimatikann ( tidak bisa dibuka
), maka harus dipasang perlengkapan yang disebut pengunci.
Bentuk dan ukuran daun pintu pintu / jendela juga bermacam
macam disesuaikan dengan tempat dimana daun pintu itu akan dipasang,
seperti misalnya daun pintu kamar tidur akan berbeda dengan daun pintu
untuk kamar mandi / WC, begitu juga untuk daun pintu garasi dan lain
sebagainya.Untuk menentukan ukuran daun pintu dan jendela haruslah kita
tahu persisukuran kusen yang akan dipasangi daun pintu / jendela tersebut,
sebagai pedoman untuk lebara daun pintu / jendela adalah sama dengan lebar
dahmat kusen ditambah dalamnya sponing kiri dan kanan, sedangkan untuk
tinggi daun pintu sama dengan tinggi kusen ditambah dalamnya sponing
kusen bagian atas, tetapi untuk ukuran tinggi daun jendela sama dengan
tinggi kusen ditambah dalmanya sponing kusen bagian bawah dan atas.
Macam-macam jenis daun pintu dan jendela
a. Daun pintu / jendela klam
Daun pintu / jendela klam adalah bentuk daun pintu / jendela yang paling
sederhana, karena hanya terdiri dari papan papan yang disambung
melebar dan disatukan dengan papan klam dan ditambah dengan batang
kukuh diagonal, bentuk pintu klam yang lain adalah pintu klam
berbingkai.
b. Daun pintu / jendela panil
Daun pintu / jendela panil ini terdiri dari bingkai ( ram atau rimbat ) dan
papan sebagai isian yang disebut papan panil. Papan panil ini tebalnya
kurang lebih 1 cm namun juga bisa lebih tebal dari itu bahkan tebalnya
bisa sama dengan bingkainya ( ram atau rimbat ). Untuk memasang
papan panil pada bingkai pintu / jendela dengan dialur pada bingkai lebar
alur sama tebal panil yang telah dibentuk dn diberi toleransi kelonggaran
untuk mengantisipasi kembang susut kayu baik dari bingkai maupun
papan panilnya tersebut.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

23

c. Daun pintu / jendela krepyak


Pintu krepyak dimaksud untuk dapat memasukkan udara semaksimal
mungkin. Daun pntu / jendela semacam ini cocok untuk rumah rumah
di daerah yang panas, seperti di tepi laut atau perumahan perumahan
yang padat karena daun pintu / jendela jenis ini meskipun dalam keadaan
tertutup tetapi udara bisa leluasa masuk lewat celah celah papan
krepyak tersebut. Krepyak dibuat dari papantebal 1,2 cm sampai 1,5 cm
diketam halus, pemasangan krepyak dengan dimasukkan kedalam
ambang tegak sedalam 1 cm dengan posisi miring 45.
2.2.4.3 Tangga
Tangga pada masa lampau mempunyai kedudukan sangat penting
karena membawa pretise bagi penghuni bangunan tersebut. Tetapi sekarang
bila membuat bangunan disertai tangga sudah bukan barang kemewahan lagi.
Ini tidak lain karena tanah yang dipunyai tidak luas maka pengembangannya
harus ke atas dan pasti memerlukan tangga.
Tangga harus memenuhi syarat-syarat antara lain:
a)

Dipasang pada daerah yang mudah dijangkau dan setiap orang pasti
memerlukan

b)

Mendapat penerangan yang cukup terutama siang hari

c)

Mudah dijalani

d)

Berbentuk sederhana dan layak dipakai

Tangga berfungsi sebagai penghubung antara lantai tingkat satu


dengan lainnya pada suatu bangunan. Sudut tangga yang mudah dijalani dan
efisien sebaiknya mempunyai kemiringan 40 . dan jika mempunyai
kemiringan lebih dari 45 pada waktu menjalani akan berbahaya terutama
dalam arah turun. Agar supaya tangga tersebut menyenangkan dijalani,
ukuran Optrade (tegak) dan Aantrede (mendatar) harus sebanding.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

24

Rumus Tangga
1 Aantrade + 2 Optrade = 57 s.d 60 cm
Pertimbangan Panjang langkah orang dewasa dengan tinggi badan
normal itu rata-rata 57 60 cm. Menurut penelitian pada saat mengangkat
kaki dalam arah vertikal untuk tinggi tertentu dibutuhkan tenaga 2 kali lipat
pada saat melangkah dalam arah horisontal.
Misal sebuah bangunan bertingkat dengan tinggi lantai 3.50 m anak
tangga tegak (optrade) ditaksir 18 cm. Jadi jumlah optrade = 350 : 18 = 18, 4
buah dibulatkan = 19 buah sehingga optradenya menjadi = 350 : 19 = 18.4
cm. Ukuran ini harus diteliti benar sampai ukuran dalam milimeter.
Menurut rumus tangga : 1 aantrade + 2 optrade = 57 60 cm Lebar
aantrade (57 a 60 ) 2 x 18.4 = 20. 2 a 23.2 cm dalam ini ukurannya boleh
dibulatkan menjadi antara 20 dan 23 cm
Sebuah tangga yang memungkinkan:
1) Dilalui 1 orang lebar 80 cm
2) Dilalui 2 orang lebar 120 cm
3) Dilalui 3 orang lebar 160 cm

2.2.4.4 Plafon
Plafon atau sering disebut juga langit-langit merupakan bidang atas
bagian dalam dari ruangan bangunan ( rumah ). Fungsi dari pada langit-langit
atau plafon adalah :
a. Untuk mengurangi panas dari sinar matahari yang melalui bidang atap.
b. Untuk menahan kotoran yang jatuh dari bidang atap.
c. Untuk menahan percikan air hujan, agar ruangan dan isinya selalu
terlindung.
d. Supaya ruangan di bawah atap selalu nampak bersih.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

25

e. Menambah estetika ruangan, karena konstruksi plafon bisa dibuat


beraneka macam bentuk.

Bahan untuk pembuatan plafon dapat dibuat dari kepang ( anyaman


bambu atau bilik ), papan kayu, asbes semen, tripleks, hardboard, selotex,
acustek tile, particle board, jabar wood dan pada saat ini banyak digunakan
papan gipsum dan lain-lain. Karena bahan bahan tersebut meruapakan
lembaran yang relatif tipis, maka pemasangannya memerlukan suatu
konstruksi yang khusus dan dari bahan lain sebagai penggantung dimana
bahan tadi ditempelkan. Bentuk pemasangan plafon dapat dibuat bermacam
macam sesuai selera pemilik rumah seperti misalnya; langit-langit datar /
rata, melengkung, kesan bertingkat dan langit-langt berventilasi. Bahan yang
mudah didapat dan mudah dikerjakan yaitu dari balok balok kayu yang
dipasang saling bersilangan sehingga membentuk petak-petak dengan ukuran
tertentu sesuai dengan bahan plafon tersebut.
Bagian-bagian dari konstruksi plafon adalah:
a. Balok induk yang dipasang / ditanam pada tembok atau digantungkan
dengan kuda-kuda.
b. Balok anak ukuran lebih kecil dari balok induk yang dipasangan
bersilanngan dengan balok induk.
c. Balok pembagi yang ukuran bisa sama dengan balok anak atau bisa lebih
kecil sedikit dan dipasang bersilangan dengan balok anak.
d. Langit-langit atau sering disebut pyan yang bahannya seperti tersebit di
atas dan dipasang pada balok tadi.

Jarak pemasangan maupun cara pemasangan pengantung plafon


berbeda-beda, tergantung dari jenis dan ukuran dari bahan langit-langit yang
dipakai.
Untuk dapat menetapkan pola dari langit-langit maka perlu
memperhatikan:
a. Bentuk dari ruangannya akan mempengaruhi pola yang digunakan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

26

b. Bahan yang digunakan sebagai penutup dapat asbes, triplek ataupun jenis
lainya
c. Tinggi rendahnya penutup
d. Menggunakan lis atau tidak
e. Pembagian jalur penutup langit-langit menggunakan modul 100 x 100 cm
, 60 x 60 cm atau 60 x 80 cm.

Agar lebih mudah untuk mempelajari cara pemasangan plafon, di


bawah ini diberikan contoh konsruksi plafon dengan bahan dari asben semen
yang mempunyai ukuran 100 x 100 cm.
2.3 Tinjauan Proyek
2.3.1

Pengertian Proyek
Menurut Mochtar (2011),Proyek adalah proses pembangunan satu
unit bangunan (yang dimaksud dalam hal ini). Proses pembangunannya
adalah mulai dari turunnya tugas dari pihak pemilik proyek dari biro
konsultan perencana hingga proses penyelenggaraannya yang dilakukan
oleh pihak kontraktor. Di dalam proyek tercakup proses-proses yang
menjadi prosedur resmi antara lain mulai dari studi kelayakan (fisibilitas
studi), prarencana, rencana, penjelasan pekerjaan (anuwizing), hingga
proses pelelangan.

2.3.2

Jenis-jenis Proyek
Menurut Mochtar (2011),jenis-jenis proyek yang biasa dikerjakan
oleh konsultan perencana ataupun konsultan pelaksana adalah sebagai
berikut.
1) Proyek Pemerintah
Apabila suatu instansi pemerintah membutuhkan adanya
fasilitas tertentu maka dibuat Daftar Usulan Rencana Proyek (DURP)
yang dapat berupa proyek pengadaan atau proyek pengembangan dari
proyek yang telah ada.DURP ini dibuat oleh instansi daerah dan
diusulkan ke instansi pusat, dan harus diajukan selambat-lambatnya 1
(satu) tahun sebelum rencana pembangunan.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

27

Pada tingkat pusat, DURP diteliti urgensinya dan bila disetujui


maka DURP akan menjadi DUP (Daftar Usulan Proyek). Selanjutnya,
DUP ini diusulkan oleh instansi pusat ke BAPPENAS untuk
dimasukkan ke RAPBN sektor pembangunan dan diajukan ke dalam
sidang DPR. Jika usulan tersebut disetujui dalam sidang pleno DPR,
maka RAPBN berubah menjadi APBN dan selanjutnya BAPPENAS
menurunkan DUP menjadi DIP (Daftar Isian Proyek) kepada instansi
daerah melalui instansi pusat untuk tahun anggaran yang diminta. Di
dalam DIP sudah tercantum besarnya dana pembangunan proyek
tersebut. Apabila usulan tersebut berasal dari pemerintah pusat, maka
pemerintah pusat akan langsung menanamkan DIT.
Setelah instansi daerah menerima DIP maka ditunjuklah
pimpinan proyek untuk menangani proyek tersebut.Setelah itu,
pimpinan proyek akan mencari atau menentukan konsultan perencana
untuk merencanakan proyek tersebut. Dalam hal ini pimpinan proyek
akandibantu oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya sebagai
penasehat teknis untuk memeriksa dan menyetujui gambar-gambar
yang telah dibuat oleh konsultan perencana.
Setelah semua pekerjaan penggambaran selesai, maka konsultan
perencana membuat dokumen pelelangan untuk anuwizing dan proses
pelelangan. Pimpinan proyek lalu membentuk panitia lelang untuk
melaksanakan

pelelangan

dan

pekerjaan

pembangunan

proyek.Selanjutnya panitia lelang bersama konsultan perencana


melaksanakan anuwizing dan pelelangan yang diawasi oleh Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya.Setelah panitia lelang menentukan
pemenang

lelang,

pimpinan

proyek

menunjuk

konsultan

pengawas.Konsultan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan


pembangunan yang dilakukan pemborong.
Proyek pemerintah ini bisa terdiri dari bermacam-macam
berdasarkan modal yang digunakan. Proyek-proyek tersebut antara
lain.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

28

a. Proyek pemerintah dengan sumber dana dari APBN dan APBD.


b. Proyek pemerintah dengan sumber dana dari APBN dan atau
APBD bekerjasama dengan modal dari luar negeri baik dari swasta
ataupun negeri.
c. Proyek pemerintah dengan sumber dana dari APBN dan atau
APBD bekerjasama dengan modal swasta.
2) Proyek Swasta
Proyek swasta adalah suatu proyek pembangunan dimana pihak
swasta sebagai pemilik proyek.Biasanya proyek milik swasta adalah
proyek yang bersifat komersil, dimana tujuan utama pembangunan
proyek adalah mencari keuntungan ekonomis.
Modal pembangunan proyek swasta berasal dari modal pihak
swasta sendiri atau pinjaman bank.

2.3.3

Unsur-unsur yang Berkepentingan dalam Penyelenggaraan Proyek


Menurut Mochtar (2011),dalam mengerjakan suatu pekerjaan
bangunan terdapat unsur-unsur yang melaksanakan proyek tersebut, baik
perorangan maupun badan hukum. Masing-masing unsur pelaksana proyek
mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang yang sesuai dengan fungsi
dan kedudukannya.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dalam pelaksanaan
pembangunan dewasa ini, muncul kecenderungan adanya spesialisasi
dalam bidang-bidang yang bersangkutan.Oleh karena itu, pengadaan suatu
proyek dilaksanakan oleh unsur-unsur yang terpisah.Hal tersebut
menyangkut

keahlian

pada

semua

bidang

yang

ada

dan

sulit

dikonsentrasikan pada satu badan tertentu saja.


Unsur-unsur perencanaan dan pelaksanaan dalam suatu badan usaha
akan mempengaruhi pertimbangan keputusan pemberian pekerjaan.
Apabila hal ini terus berlanjut maka tidak tertutup kemungkinan bagi
timbulnya persaingan tidak sehat antara badan-badan usaha tersebut.Oleh
karena itu, terdapat peraturan-peraturan pemerintah agar timbulnya hal-hal

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

29

yang tidak diharapkan dapat dihindari. Peraturan-peraturan tersebut antara


lain:
1) Peraturan Menteri Muda Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja No.
12/9/1959.
2) Surat Keputusan Presidium Kabinet Ampera No. 48/U/Kep 2/1967.
3) Algemene Vorwarden (A.V.) ketentuan tengtang persyaratan umum
dalam pemborong bangunan.

Dari isi peraturan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tugas


dari masing-masing unsur terpisah. Demikian pula berdasarkan Keputusan
Presiden No. 4A tahun 1980 tentang pelaksanaan APBN yaitu dalam fasal
24 ayat 1 ditentukan:
1) Pekerjaan perencanaan (desain), pelaksanaan dan pengawasan,
sepanjang memungkinkan harus dilaksanakan oleh pihak ketiga unsur
yang kompeten. Pelaksana pekerjaan atau pemborong tidak dapat
merangkap sebagai pengawas terhadap pelaksanaan pemborong.
2) Pihak perencana dalam hal ini berkewajiban membuat rancangan
sebagaimana dikehendaki oleh pihak pemberi tugas serta menjadi
penasehat dalam hal-hal yang berkaitan dengan rancangan.

Unsur-unsur

yang

penyelenggaraan suatu

mempunyai

peranan

penting

dalam

proyek pembangunan adalah sebagai berikut,

(Mochtar,2011) :
1) Pemberi tugas/owner/bouwheer
Pemberi tugas adalah pemrakarsa pengadaan bangunan sesuai
dengan peraturannya yang tercantum dalam bestek atau persyaratan
lainnya.Pemberi tugas dapat berupa perorangan, badan hukum, dan
instansi pemerintah atau swasta.
Pada pemborongan pekerjaan yang diprakarsai oleh instansi
pemerintah, biasanya berasal dari instansi pekerjaan umum atau dasar

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

30

penugasan ataupun atas dasar perjanjian kerja yang telah disepakati


bersama.Owner mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
a. Mengangkat konsultan perencana dan konsultan pengawas.
b. Mengusahakan dan meyediakan pendanaan dan pelaksanaan
proyek.
c. Memberikan wewenang kepada tim pengawas atau untuk
mewakilinya dalam pengendalian proyek.
d. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan
dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang diberikan
kepada konsultan.
e. Menetapkan pekerjaan tambah kurang dengan pertimbangan yang
diberikan oleh konsultan.
f. Mengusahakan agar pelaksanaan proyek sesuai dengan waktunya.
g. Menetapkan denda jika terjadi keterlambatan dalam penyelesaian
pekerjaan.
2) Konsultan perencana
Konsultan perencana merupakan pihak yang dipercaya dan
ditunjuk oleh pemberi tugas untuk mewujudkan idenya dalam bentukbentuk perhitungan konstruksi, membuat perencanaan biaya, gambargambar

kerja

serta

uraian-uraian

pelaksanaannya.

Konsultan

perencana pada dasarnya mempunyai tugas dan tanggung jawab


sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan desain yang lengkap dan menyeluruh.
Proyek perencanaan ini meliputi perencanaan arsitektur dan
perencanaan konstruksinya dengan memperhatikan faktor-faktor
lokasi bangunan, keamanan, estetika, ekonomi, fungsi bangunan,
dan peraturan pemerintah setempat.
b. Memberikan usulan dan saran-saran kepada pemberi tugas
sehubungan dengan pelaksanaan proyek.
c. Mengadakan

penyelidikan

awal

yang

berkenaan

dengan

pelaksanaan proyek.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

31

d. Membuat gambar-gambar rencana, administrasi, syarat-syarat


teknik untuk pelaksanaan proyek
e. Menetapkan persetujuan terhadap semua pelaksanaan tes atau
pemeriksaan teknis yang dilakukan di lapangan serta memeriksa
ulang pelaksanaan tes itu apabila tidak sesuai dengan standar yang
diisyaratkan
f. Membuat gambar-ganbar revisi apabila diperlukan.
g. Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang dibuat
apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang di luar dugaan.
h. Mengadakan pengawsan secara berkala terhadap pelaksanaan
pekerjaan.
3) Pengelola teknik bangunan
Pengelola

teknik

bangunan

adalah

personalia

yang

mendampingi pemberi tugas untuk memberikan saran-saran teknis


kepada perencana.Peranan pengelola teknik bangunan adalah sejak
dari tahap pelaksananan pembangunan.Untuk proyek pemerintah
umumnya pengelola teknik bangunan adalah personil dari Departemen
Pekerjaan Umum.Untuk pekerjaan-pekerjaan khusus, pemberi tugas
didampingi oleh pengelola teknik bangunan dengan keahlian khusus
sesuai dengan pekerjaan yang terkait.
4) Kontraktor
Kontraktor adalah suatu badan usaha atau perseroan yang
menerima pekerjaan dan melaksanakan menurut gambar-gambar
rencana kerja dan syarat peraturan lain yang telah ditetapkan oleh
perencana dengan biaya sesuai dengan kontrak yang telah disepakati
bersama pemberi tugas.
Kontraktor yang melakukan pemborongan harus dikenakan
wajib daftar serta pemberian ijin kerja yang sesuai dengan spesialisasi
dan kapasitasnya atau kelasnya masing-masing agar tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan.Hal ini hanya
berlaku bagi kontraktor yang mempunyai ijin dalam proyek

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

32

pembangunan baik swasta maupun pemerintah.Hal ini dilakukan guna


menjamin kepentingan pemilik proyek ataupun masyarakat terhindar
dari kerugian-kerugian yang tidak dikehendaki. Dalam memberikan
ijin kerja tersebut, yang memiliki kewenangan memberikan adalah
instansi atau Badan Pemberi Ijin Kerja Pelaksanaan yang dilakukan
atas nama Kepala Daerah setempat.
Badan Pemberi Ijin Kerja Pelaksanaan bertugas memberikan
dan mengadakan registrasi terhadap kontraktor pemohon ijin kerja
serta menangguhkan ijin kerja atau bahkan mencabut ijin kerja dan
mengadakan penelitian kemungkinan pelanggaran terhadap syratsyarat ijin kerja dari kontraktor tersebut. Di dalam ijin kerja
dicantumkan pula tentang spesifikasi, serta data lain dari kontraktor
tersebut.
Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan biasanya dibantu
oleh beberapa subkontraktor.Subkontraktor merupakan pelaksana
pekerjaan yang mana kontraktor utama bukan spesialisnya. Sub
kontraktor disini merupakan nominated contractor yang berarti sub
kontaktor ini ditunjuk oleh pemberi tugas dan bekerja di bawah
kordinasi kontraktor utama.
Di dalam penyelesaian pekerjaan, subkontraktor ini mempunyai
tugas dan kewajiban antara lain:
a. Melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan bersama kontraktor
utama.
b. Mendapatkan sejumlah biaya berdasarkan perjanjian yang telah
disepakati bersama.
5) Pengawas
Pengawas lebih dikenal dengan Manajemen Konstruksi (MK).
Menurut

keputusan

105/KPT/CK/1982

Direktorat
tanggal

Jenderal
juli

1982

Cipta

Karya

dalam

No.

pedoman

penyelenggaraan gedung pemerintah dan rumah dinas, dijelaskan


bahwa Manajemen Konstruksi (MK) adalah perusahaan konsultan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

33

yang memenuhi persyaratan serta bersedia melakukan tugas


manajemen konstruksi. Fungsi tersebut diatur oleh Departemen
Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, dan Direktorat
Tata Bangunan.
Pengawas bertindak sebagai wakil dari pihak pemberi tugas
yang mengawasi dan mengendalikan pengawasan pembangunan.
Hubungan antara pemberi tugas, perencana, dan pengawas dituangkan
dalam perjanjian.

2.3.4

Pengelola Proyek
Menurut Mochtar (2011),pada proses pekerjaan perencanaan untuk
masing-masing proyek tidak selalu sama. Ada beberapa perbedaan antara
proyek pemerintah dan proyek swasta, yaitu sebagai berikut.
1) Pada proyek pemerintah ada salah satu unsur yang terlibat di
dalamnya yaitu unsur PTP (Pengelola Teknik Proyek) dari pihak
pemerintah.
2) Pada proyek swasta unsur-unsur yang terlibat di dalamnya adalah
pihak swasta sendiri, kecuali untuk proyek pemerintah yang
mempunyai nilai biaya lebih dari Rp. 200.000.000,-

atau

100.000.000,- harus hal-hal yang bersifat teknis oleh pihak


Departemen Pekerjaan Umum.

Pekerjaan dan proyek pemerintah juga terdapat perbedaan-perbedaan


yaitu, (Mochtar,2011):
1) Pekerjaan pemerintah yang segi tekniknya harus dikonsultasikan atau
disetujui oleh pihak Departemen Pekerjaan Umum.
2) Pekerjaan pemerintah yang segi tekniknya harus disetujui oleh pihak
pemberi tugas itu sendiri dikonsultasikan/disetujui dari pihak
Departemen Pekerjaan Umum Propinsi/Wilayah sedangkan untuk
biaya

yang

lebih

kecil

dari

Rp.

200.000.000,-

cukup

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

34

dikonsultasikan/disetujui oleh pihak Departemen Pekerjaan Umum


Cabang dimana lokasi proyek tersebut dibangun.

Pada

pengelolaan

sebuah

proyek,

ada

beberapa

sistem

kegiatan/proses yang terjadi yaitu, (Mochtar,2011) :


1) Sistem pengelolaan proyek
Mochtar (2011), mengemukakan setelah Surat Perintah Kerja
(SPK) dikeluarkan oleh pemberi tugas, maka pihak perencana akan
mendapatkan penjelasan mengenai data proyek yang akan dikerjakan
oleh term of reference (TOR) sebagai acuan kerja.
Pemberi tugas adalah unsur yang mempunyai hak kepemilikan
proyek dan wajib mempunyai kesanggupan dana yang cukup untuk
merealisasikan

proyek

tersebut.

Pemberi

tugas

mempunyai

kewenangan untuk mengawasi penggunaan dana serta mempunyai


kewenangan tertinggi dalam mengambil keputusan dan kebijaksanaan
dalam kaitannnya dalam proyek tersebut. Selanjutnya pemberi tugas
diwakili oleh seorang pimpinan proyek (project manager) yaitu unsur
yang mewakili pemilik proyek dalam kewajiban dan kewenangannnya
merupakan pimpinan tertinggi dalam organisasi proyek.
Setelah memperoleh kejelasan dari pemberi tugas, maka
diteruskan dengan survey lapangan oleh tim yang telah dibentuk
sebelumnya

untuk

mengadakan

pengukuran-pengukuran

dan

mengumpulkan data lapangan serta peraturan-peraturan yang berlaku


pada daerah setempat dimana proyek tersebut dikerjakan serta
informasi tengtang daftar satuan harga dasar dan upah tenaga kerja
yang berlaku untuk perhitungan biaya pelaksanaan proyek.
2) Proses perencanaan dan perancangan
Proses ini secara garis besar terdiri dari tahapan pekerjaan
sebagai berikut.
a. Tahap konsep
Pada tahap ini dibagi menjadi 3.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

35

a) Pengumpulan data, yang dilakukan melalui serangkaian survey


dalam hal ini data yang dikumpulkan meliputi data kualitatif,
kuantitatif, primer, sekunder, makro, dan mikro.
b) Analisa data, yang merupakan tindak lanjut dari pengumpulan
data yang dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif.
Analisa juga mempertimbangkan kebijaksanaan dan strategi
pengembangan aspirasi dari pemilik, masukan dan rangkaian
rencana dan sektoral yang meliputi daerah perencanaan serta
daerah lain sekitarnya, studi banding dengan bangunan yang
sudah ada, memperhatikan pengaruh arsitektur lingkungan dan
masukan-masukan lainnya yang bermanfaat bagi upaya
penyusunan rencana.
c) Kesimpulan, setelah penyusunan analisa dilakukan maka
dibuatlah alternatif-alternatif berdasarkan data dan analisa di
atas.
b. Tahap prarencana (preliminary design)
Tahap ini merupakan transformasi skematik ke dalam
perancangan melalui pendekatan-pendekatan desain yang meliputi
evaluasi dan pengujian konsep desain serta analisa bahan-bahan
pokok perencanaan dan perancangan.Setelah itu, dilakukan
pembuatan blok plan atau yang disebut rencana penggunaan tapak.
Selanjutnya pembuatan gambar-gambar yaitu: situasi, denah,
tampak, potongan-potongan menyeluruh, dan detail-detail sehingga
produk

gambar

tersebut

dapat

dijadikan

pedoman

dalam

pelaksanaan pekerjaan.
Pada tahap ini dibuat pula rancangan anggaran biaya
sementara untuk mengetahui biaya konstruksi dengan melihat
anggaran proyek yang telah ditentukan.Sebagai kelengkapan
tahapan ini dibuat laporan dan perancangan.
c. Tahap desain skematik (schematic design)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

36

Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap prarencana yang


meliputi proses pembuatan skematik dari struktur dan ME untuk
menilai keseimbangan terhadap semua sistem perencanaan.
Prosesnya meliputi perhitungan-perhitungan untuk mendapatkan
sistem struktur dan ME untuk bangunan tersebut yang dapat dilihat
untuk bangunan yang telah dibuat pada prarencana di atas.
d. Tahap pengembangan desain (design development)
Pada tahap ini, dibuat gambar-gambar detail prinsip untuk
setiap disiplin (untuk gedung, gambar arsitektur, gambar struktur,
mekanikal elektrikal, teknik penyehatan dll).
e. Tahap dokumen pelaksanaan
Produk yang dihasilkan pada tahap ini adalah berupa
construction document/dokumen pelaksanaan yaitu gambar-gambar
detail perencanaan

yang dipakai sebagai

pedoman dalam

pelaksanaan proyek, perhitungan konstruksi, desain spesifikasi,


penggunaan bahan, rencana anggaran biaya, serta rencana kerja dan
syarat (RKS).Setelah semua yang tersebut di atas disetujui oleh
unsur teknis kemudian disahkan oleh pimpinan proyek, maka
lembar kerja dan RKS yang telah disahkan tersebut digandakan dan
diserahkan kepada pimpinan proyek.
3) Penentuan kontrak pelaksanaan
Penentuan kontrak pelaksanaan yang sering juga disebut sebagai
tender mempunyai tahapan sebagai berikut.
a. Pembentukan panitia lelang
b. Pengumuman dan undangan lelang
c. Aanwijzing/penjelasan tender
d. Pemasukan surat penawaran
e. Pembukaan surat penawaran
f. Evaluasi surat penawaran yang masuk
g. Usulan calon pemenang oleh panitia lelang pekerjaan tersebut
kepada pimpinan proyek

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

37

h. Penetapan calon pemenang


i. Pengumuman pemenang
j. Penunjukan pemenang
k. Pelelangan ulang, apabila pelelangan pertama dianggap gagal
4) Penerbitan surat
Proses

penentuan

pelaksanaan

pekerjaan

tersebut

harus

dilaksanakan pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam buku


pedoman prakualifikasi sebagai pelaksanaan Kepres No. 28 tahun
1994.

2.4 Tinjauan Konsultan Perencana


2.4.1

Pengertian Konsultan Perencana


Pengertian konsultan perencana menurut Direktorat Jenderal Cipta
Karya, 1998 adalah suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang
perencanaan proyek-proyek pembangunan.Konsultan perencana dapat
berdiri sendiri dan dapat pula bergabung dengan biro pelaksana.
Sedangkan, menurut Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), 1989 konsultan
perencana adalah perorangan atau badan usaha dengan mempergunakan
keahliannya berdasarkan suatu pemberian tugas mengerjakan perencanaan,
perancangan, dan pengawasan bangunan.
Menurut Papilaya, dkk, (2010) Konsultan perencana dapat
didefinisikan sebagai satu badan atau pihak yang bertanggungjawab dalam
bidang perencanaandesain atau gambar yang telah ditetapkan mengikut
kontrak.

Konsultan

perencana

juga

merupakan

pihak

yang

bertanggungjawab untuk menyediakan idea yang diterjemahkan dalam


bentuk desainyang akan di bangun.
Perjanjian akan wujud dengan syarat-syarat tertentu antara pihak
konsultan perencana dengan beberapa pihak lain yang terlibat,
kemudiannya perjanjian ini akan membentuk satu dokumen kontrak.
Sepanjang proses pembinaan ini dijalankan dokumen kontrak ini
merupakan asas yang menjadi rujukan kepada sebarang masalah yang

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

38

timbul baik dipihak konsultan perencana ataupun pihak-pihak lain yang


terlibat.
Kesimpulan pengertian konsultan perencana dari teori-teori tersebut
adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang perencanaan proyek dan
bertanggungjawab terhadap desain yang telah ditetapkan mengikuti surat
kontrak kerja.
2.4.2

Tingkatan Konsultan Perencana


Menurut Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), 1989 penggolongan
kualifikasi usaha jasa perencana konstruksi didasarkan pada kriteria
tingkat atau kedalaman kompetensi dan potensi kemampuan usaha, serta
kemampuan

melakukan

perencanaan

dan

pengawasan

pekerjaan

berdasarkan kriteria resiko atau kriteria penggunaan teknologi dan kriteria


besaran biaya (nilai proyek atau nilai pekerjaan).
Penetapan klasifikasi konsultan perencana adalah sebagai berikut.
1) Badan usaha baru, dikelompokan ke dalam dua jenis sebagai berikut.
a. Badan usaha baru didirikan tanpa pengalaman atau belum
bersertifikat
b. Badan usaha telah mempunyai pengalaman tetapi tidak atau belum
bersertifikat
2) Badan usaha yang baru didirikan tanpa pengalaman hanya dapat
diberikan kualifikasi Gred 2 dalam 3 (tiga) bidang layanan,
maksimum untuk 5 (lima) subbidang atau sublayanan.
3) Badan usaha baru tanpa pengalaman namun mempunyai kompetensi
tinggi, PJB dan PJL memenuhi persyaratan pengalaman, dapat
diberikan kualifikasi Gred 3 atau sublayanan dan dalam melaksanakan
kegiatannya, badan usaha harus melakukan kerjasama operasi (joint
operation) dengan badan usaha yang telah memiliki pengalaman.
4) Badan usaha yang telah memiliki pengalaman yang sesuai dengan
bidang usahanya dapat diberikan kualifikasi Gred sesuai dengan
pengalamannnya, apabila didukung oleh jumlah dan kualifikasi PJT,

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

39

PJB dan PJL serta keuangannya, dapat diberikan 3 (tiga) bidang atau
layanan, maksimum untuk 10 (sepuluh) sub bidang atau layanan.
5) Untuk peningkatan kualifikasi bagi Badan Usaha yang baru didirikan
tersebut pada ayat 1 huruf b harus telah beroperasi sekurangkurangnya 1 (satu) tahun dan telah memenuhi persyaratan kriteria
penetapan kualifikasi.
6) Lihat batasan jumlah subbidang atau sublayanan Badan Usaha baru
pada penjelasan kualifikasi.
Golongan Besar

Golongan
Menengah
Kualifikasi Gred 3

Golongan Kecil

Nilai Pekerjaan/Nilai
Proyek

Nilai Pekerjaan/Nilai
Proyek

Nilai
Pekerjaan/Nilai
Proyek

Kualifikasi Gred 4 dapat


melaksanakan pekerjaan
dengan batasan nilai
pekerjaan (nilai proyek)
diatas Rp. 400 juta
sampai tidak terbatas

Kualifikasi Gred 3 dapat


melaksanakan
pekerjaan dengan
batasan nilai pekerjaan
(nilai proyek) diatas
Rp. 400 juta sampai
dengan Rp. 1 milyar

Kualifikasi Gred 4

Bentuk Badan Usaha


Badan usaha untuk
kualifikasi Gred 4 harus
berbentuk Perseroan
Terbaras (PT), termasuk
badan usaha PT-PMA
Persyaratan Tenaga
Ahli
Memiliki SKA minimal
ahli madya untuk PJT
dan SKA minimal ahli
muda untuk PJB

Kualifikasi Gred 2

Kualifikasi Gred 2
dapat melaksanakan
pekerjaan dengan
batasan nilai
pekerjaan (nilai
proyek) sampai
dengan Rp. 400 juta

Bentuk Badan Usaha


Badan usaha untuk
kualifikasi Gred 3 harus
berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), tidak
termasuk badan usaha
PT-PMA
Persyaratan Tenaga
Ahli
Memiliki SKA minimal
ahli madya untuk PJT
dan SKA minimal muda
untuk PJT

Bentuk Badan
Usaha
Badan usaha untuk
kualifikasi Gred 2
dapat berbentuk
Perseroan Komanditer
(CV), Firma, Kopereasi
atau Perseroan
Terbatas (PT), tidak
termasuk badan usaha
PT-PMA
Persyaratan Tenaga
Ahli
Memiliki SKA minimal
ahli madya untuk PJT
dan SKA minimal
muda untuk PJT

Tabel 2.1Batasan jumlah subbidangatau sublayanan Badan Usaha

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

40

2.4.3

Persyratan Konsultan Perencana


Menurut Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), 1989 sebuah konsultan
perencana harus mempunyai beberapa persyaratan agar dapat mengikuti
dan melaksanakan proyek khususnya proyek pemerintah, dalam hal ini
konsultan perencana harus tercantum dalam Daftar Rekanan Mampu
(DRM). Dalam DRM dimuat rekanan yang telah lulus dalam
prakualifikasi.
1) Penetapan lulusan prakualifikasi didasarkan pada hal-hal berikut:
a. Adanya akte pendirian.
b. Adanya surat ijin usaha yang masih berlaku.
c. Mempunyai nomor pokok wajib pajak (NPWP).
d. Mempunyai alamat yang sah, jelas, dan nyata.
e. Mempunyai referensi bank.
f. Kemampuan modal usaha.
g. Berada dalam keadaan mampu dan tidak dinyatakan pailit.
h. Mempunyai referensi pengalaman kerja dalam bidang usaha yang
diprakualifikasikan.
i. Pimpinan usaha tidak berstatus pegawai negeri.
j. Syarat-syarat

golongan

bagi

pemborong/rekanan

golongan

ekonomi lemah berupa pemberian bobot yang lebih tinggi dalam


penilaian kriteria kualifikasi.
2) DRM sekurang-kurangnya memuat keterangan mengenai data setiap
pemborong atau rekanan sebagai berikut:
a. Nama
b. Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
c. Alamat
d. Ijin usaha, akte pendirian perusahaan, dan rekening bank
e. Besarnya kekayaan perusahaan
f. Susunan modal
g. Bidang usaha
h. Daerah/tempat usaha

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

41

i. Nama karyawan atau pengurus ahli dan bidang keahliannya


j. Pengalaman kerja
k. Golongan rekanan, yaitu:
a) Golongan Besar (B) untuk biaya perencanaan di atas Rp.
1.000.000.000,b) Golongan Menengah (M) untuk biaya perencanaan antaraRp.
100.000.000,- sampai Rp. 1.000.000.000,c) Golongan Kecil (K) untuk biaya perencanaan di bawah Rp.
100.000.000,Untuk mengikuti dan melaksanakan proyek swasta, biro konsultan tidak
perlu tercantum dalam DRM karena pemberian tugas berdasarkan
kepercayaan.Namun demikian, ada juga proyek swasta yang mengikuti
pola persyaratan proyek pemerintah.
2.4.4

Jenis dan Kriteria Konsultan Perencana


MenurutArchzal, (2010)konsultan perencana ditinjau dari segi
penyelenggaraannya terdapat dua macam, yaitu sebagai berikut.
1) Konsultan perencana pemerintah atau PN (Perusahaan Negara)
Dalam

melaksanakan

pembangunan

negara,

pemerintah

mendirikan biro konsultan dimana arsitek mendapat honor atau premi


dari pemerintah sedangkan pemerintah sendiri mendapat keuntungan
dari pembuatan bangunan yang dibuat oleh arsitek.
2) Konsultan perencana swasta
Dengan bermodalkan sendiri para arsitek/sejumlah arsitek
mendirikan sebuah biro konsultan perencana atau dapat juga seorang
yang mempunyai modal mendirikan sebuah biro konsultan dan
membayar arsitek atau karyawan-karyawan atas hasil yang dicapai
oleh biro konsultan tersebut.Dalam hal ini keuntungan adalah milik
pribadi konsultan tersebut kecuali pajak yang harus dibayar kepada
pemerintah, dan melalui pajak ini pemeritah mendapat keuntungan.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

42

2.4.5

Kegiatan Konsultan Perencana


Menurut Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), 1996 kegiatan konsultan
perencana terdiri dari.
1) Kegiatan ke dalam, berupa kegiatan proses perencanaan dan
administrasi.
2) Kegiatan ke luar, berupa uraian bidang operasional serta hubungan
kerja.
Organ-organ ini antara lain badan-badan usaha atau perorangan,
jabatan dan instansi pemerintah lainnya seperti: kantor-kantor swasta yang
bergerak dalam bidang perencanaan, kantor departemen pendidikan,
kantor pekerjaan umum, kantor perencanaan kota, kantor perdagangan,
kantor pajak, bank swasta dan pemerintah, asuransi dan sebagainya.
Biro konsultan dalam operasinya harus berusaha memperbanyak
relasinya dengan menjaganama baik sesuai dengan profesi masing-masing,
maksud dan tujuannya agar biro konsultan ini dapat melangsungkan
usahanya secara berkepanjangan.

2.4.6

Lingkup Pekerjaan Konsultan Perencana


Menurut Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), 1996 setelah pemberi tugas
(klien) menentukan konsultan perencana yang akan mengerjakan proyek
perencanaan, maka hubungan kerja keduanya akan disahkan melalui suatu
perjanjian tertulis kontrak yang mempunyai kekuatan hukum. Isi dari surat
perjanjian ini umumnya antara lain.
1) Nama proyek, jenis pekerjaan yang diborongkan serta lokasi kegiatan
2) Harga/nilai pekerjaan termasuk pajak
3) Volume dan perincian pekerjaan
4) Sanksi-sanksi
5) Masalah tuntutan
6) Pembatalan kontrak
7) Pekerjaan tambahan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

43

Selain surat perjanjian, dibuat pula lampiran kontrak kerja yang


mencakup:
1) Berita acara pemberian penjelasan
2) Berita acara pembukuan surat penawaran harga term of reference
(TOR)
3) Surat perintah kerja (SPK)
4) Uraian dan syarat pelaksanaan pekerjaan
5) SPH yang dilengkapi harga satuan penawaran
6) Jadwal pelaksanaan dan lain-lain

Pemberi tugas (klien) dalam waktu maksimal tujuh hari sudah harus
mengeluarkan surat perintah kerja (SPK) yang telah ditandatangani oleh
pemberi

tugas

atau

wakil

pemberi

tugas.

Namun,

sebelum

penandatanganan kontrak terdapat beberapa persyaratan yang harus


dilakukan antara lain:
1) Selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sejak tanggal SPK dikeluarkan,
kepala proyek bersama rekanan yang bersangkutan sudah harus
menyelesaikan konsep surat perjanjian kerja.
2) Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sejak tanggal pembayaran materai,
kepala proyek dan rekanan yang bersangkutan sudah harus
menandatangani surat perjanjian kerja dan selanjutnya diserahkan
pada kordinator proyek untuk ditandatangani.
3) Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah kontrak disetujui
bersama, rekanan yang bersangkutan sudah harus menyelesaikan
biaya materai.

Menurut Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), 1996 kedudukan konsultan


perencana dalam suatu proyek adalah wakil dari klien dan pekerjaan yang
ditandatangani oleh sebuah konsultan perencana pada umumnya adalah
sebagai berikut.
1) Pekerjaan perencanaan dan perancangan dari suatu proyek bangunan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

44

2) Membuat rencana anggaran biaya (RAB)


3) Membuat studi kelayakan
4) Pekerjaan pengawasan pada suatu proyek yang sedang berlangsung,
namun dalam hal ini konsultan tidak terlibat dalam pekerjaan
perencanaan.

Pekerjaan perencanaan dan perancangan bangunan dapat dibedakan


menjadi beberapa lingkup pekerjaan yang masing-masing dapat berdiri
sendiri yaitu, (Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), 1996) :
1) Lingkup pekerjaan pokok
Lingkup ini terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Sketsa gagasan
Suatu sketsa dalam skala kecil berupa gagasan yang
memberikan gambaran yang jelas tentang pola pembagian ruangan,
bentuk bangunan dan kemungkinan pelaksanaan rencana. Sketsa
gagasan ini harus dilampirkan dengan suatu tulisan mengenai
tujuan perencanaan dan pemikiran-pemikiran mendasar tentang
latar belakang yang mencakup semua segi dari proyek yang akan
direncanakan bersama semua data dan informasi yang berhubungan
dengan proyek tersebut. Gambar atau sketsa gagasan ini yang akan
kemudian

diajukan

kepada

pemberi

tugas/pemilik

untuk

mendapatkan persetujuan. Skala yang biasa digunakan adalah


1:300 1 : 200 atau 1 : 100.
b. Prarancangan
Prarancangan terdiri dari gambar-gambar sketsa dalam skala
kecil dari denah-denah, tampak dan potongan yang terpenting, yang
memperlihatkan garis besar sistem struktural dengan gambar situasi
dan perspektif termasuk taksiran biaya.Gambar-gambar ini harus
dapat dijadikan sebagai dokumen untuk mengajukan permohonan
memperoleh ijin membangun dari pemerintah setempat.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

45

c. Rancangan pelaksanaan
Rancangan

pelaksanaan

adalah

gambar-gambar

uraian

lanjutan prarancangan dan beberapa detail pokok dalam skala


besar, diperinci sedemikian rupa sehingga atas dasar itu dapat
dibuat gambar detail lengkap, garis besar uraian dan syarat-syarat
pelaksanaannya.Untuk desain khusus, seperti penataan ruang
dalam, gambar-gambar harus dibuat dengan skala yang cukup
besar.
d. Gambar detail
Gambar detail merupakan gambar-gambar penjelas/detail dari
seluruh desain untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan.
e. Uraian syarat-syarat pekerjaan
Bagian ini mencakup uraian umum yang meliputi beberapa
keterangan menyangkut perancangan, pelaksanaan, pengawasan,
syarat-syarat pelaksanaan, dan syarat-syarat teknis.
f. Rencana anggaran biaya (RAB)
Rencana anggaran biaya adalah taksiran biaya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pembangunan proyek yang telah
direncanakan.
2) Lingkup pekerjaan pelengkap
Pekerjaan pelengkap adalah pekerjaan yang mungkin dilakukan
dalam keadaan tertentu untuk mendukung desain, misalnya pembuatan
maket, soil investigation dan lain-lain.
3) Lingkup pekerjaan khusus
Pekerjaan khusus adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian
khusus selain arsitektur seperti: perhitungan konstruksi, instalasi
mekanikal dan elektrikal. Untuk pekerjaan khusus ini, konsultan
perencana dapat menyerahkan kepada konsultan khusus pula
misalnya: konsultan mekanikal elektrikal, tetapi konsultan yang cukup
besar biasanya telah terdapat divisi-divisi yang akan menangani
pekerjaan khusus tersebut.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

46

2.4.7

Struktur Organisasi Konsultan Perencana


Menurut Archzal, (2010)struktur organisasi dari sebuah konsultan
perencana umumnya tergantung dari besarnya dan frekuensi yang
dilakukan oleh konsultan perencana tersebut.Namun, secara garis besar
suatu konsultan perencana dapat dibagi dalam dua bagian yaitu bagian
teknis perencanaan dan bagian administrasi dan keuangan.
Suatu organisasi yang baik, tugas dan tanggung jawab masingmasing personil harus terlihat jelas. Staf perencana yang lengkap
seharusnya terdiri dari:
1) Senior partners
2) Junior partners
3) Designers
4) Project manager
5) Specification writer
6) Job captain
7) Draftman
8) Fid refresentatives
9) Estimator
10) Consultan engineers
11) Independents consultants

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Konsultan Perencana


Sumber :architectureengineering.com (2011)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

47

2.4.8

Cara Mendapatkan Proyek


Menurut Gunawan (2009)dalam menjalankan profesinya, sebagai
konsultan mempunyai berbagai cara untuk mendapatkan pekerjaan baik
secara pendekatan langsung ke pemilik proyek maupun dengan mengikuti
tender atau kompetisi. Secara umum hal ini dapat digolongkan menjadi:
1) Penunjukan langsung
Umumnya terjadi pada konsultan yang telah memiliki
kredibilitas baik dalam menyelesaikan pekerjaan sebelumnya.
Konsultan tersebut dapat langsung ditunjuk oleh pemilik proyek untuk
menangani langsung proyeknya.
2) Tender/pelelangan
Klien mengundang beberapa konsultan yang dianggap layak
untuk menangani pekerjaan.Selanjutnya, klien mempresentasikan
permasalahan

dan

mengajukan

kebutuhan

secara

rencana

usulan

penyelesaian/pemecahan

masalah

umum.Pihak
kerja

klien

konsultan

yang

berupa

tersebut.Berdasarkan

pertimbangan dan pembobotan terhadap kesanggupan konsultan


menyelesaikan masalah/konsep, ide, gagasan penyelesaian, kualifikasi
perusahaan konsultan, dan persyaratan administrasi yang diminta
maka ditentukan rangking pemenang yang layak digunakan.
3) Sayembara
Pihak klien menginginkan penyajian karya yang lebih optimal
sehingga pihak konsultan harus sanggup menyajikan seefektif
mungkin agar dapat memberikan gambaran yang jelas dan
lengkap.Cara ini biasanya menekankan pada konsep pemecahan yang
diajukan dan penyajian visual yang mendukung konsep itu.
4) Pengajuan usulan
Pengajuan

usulan

biasanya

merupakan

inisiatif

dari

konsultan.Proposal diajukan oleh konsultan perencana kepada pihak


pemerintah berdasarkan fisibilitas studi yang telah dilakukan.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

48

2.4.9

Proses Pengadaan Proyek dan Badan-badan yang Terlibat


Menurut

Pdamintanbanjar(2009)Pada

proses

sebuah

proyek

khususnya proyek pemerintah, terdapat beberapa tahapan serta badanbadan yang terlibat. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:
1) Apabila sebuah instansi pemerintah membutuhkan adanya fasilitasfasilitas tertentu, maka dibuat Daftar Usulan Rencana Proyek (DURP)
yang dapat merupakan pengadaan ataupun pengembangan dari proyek
yang telah ada. DURP ini dibuat oleh instansi daerah dan diusulkan ke
instansi pusat, dan harus diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun
sebelum rencana pembangunan.
2) Pada tingkat pusat, DURP diteliti urgensinya dan bila disetujui maka
DURP akan menjadi DUP (Daftar Usulan Proyek). Selanjutnya, DUP
ini diusulkan oleh instansi pusat ke BAPPENAS untuk dimasukkan ke
RAPBN menjadi APBN.
3) Jika usulan tersebut disetujui dalam sidang pleno DPR, maka RAPBN
berubah menjadi APBN dan selanjutnya BAPPENAS menurunkan
DUP menjadi DIP (Daftar Isian Proyek) kepada instansi daerah
melalui instansi pusat untuk tahun anggaran yang diminta.
4) Setelah instansi daerah menerima DIP maka ditunjuklah pimpinan
proyek untuk menangani proyek tersebut.
5) Setelah itu, pimpinan proyek akan mencari konsultan perencana untuk
merencanakan proyek tersebut. Dalam hal ini pimpinan proyek
dibantu oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya sebagai penasehat
teknis untuk memeriksa dan menyetujui gambar-gambar yang telah
dibuat oleh konsultan perencana.
6) Setelah semua pekerjaan penggambaran selesai, maka konsultan
perencana membuat dokumen pelelangan untuk aanwijzing(penjelasan
tender) dan proses pelelangan.
7) Pimpinan proyek lalu membentuk panitia lelang untuk melaksanakan
pelelangan dan pekerjaan pembangunan proyek.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

49

8) Selanjutnya panitia lelang bersama konsultan perencana melaksanakan


aanwijzing dan pelelangan yang diawasi oleh Dinas Pekerjaan Umum
Cipta Karya.
9) Panitia lelang menentukan pemenang lelang.
10) Pimpinan proyek menunjuk konsultan pengawas.
11) Konsultan

melakukan

pengawasan

terhadap

pelaksanaan

pembangunan yang dilakukan pemborong.


12) Tanggung Jawab Konsultan Perencana

Menurut

Pdamintanbanjar(2009),

tanggung

jawab

konsultan

perencana adalah sebagai berikut.


1) Tanggung jawab untuk kesalahan biasa
Konsultan perencana bertanggung jawab untuk kerugian yang
diderita oleh pemberi tugas sebagai akibat langsung dari kesalahan
yang dibuat olehnya selama pelaksanaan tugas.Namun, konsultan
perencana tidak bertanggung jawab bila dalam pelaksanaan pihak
pelaksana tidak mengikuti perencanaan yang dapat dibuktikan.
2) Tanggung jawab untuk kesalahan dalam keadaan luar biasa
Konsultan perencana tidak bertanggung jawab atas kesalahankesalahan yang dibuat oleh orang-orang yang bekerja padanya, kecuali
jika dapat membuktikan bahwa kesalahan-kesalahan tersebut tidak
dapat dihindarkan atau tidak dapat diketahui sebelumnya.
3) Tanggung jawab serta koordinasi dengan ahli-ahli lain
Pada dasarnya konsultan perencana tidak bertanggung jawab
atas hasil pekerjaan atau pengawasan ahli-ahli pekerjaan perancangan
atau pengawasan ahli-ahli khusus lain yang ditunjuk oleh pemberi
tugas, kecuali bila disebut bahwa ahli-ahli tersebut bekerja di bawah
koordinasi pengawas.
4) Pembatas tanggung jawab
Beberapa batasan tanggung jawab konsultan perencana pada
pedoman hubungan kerja antara arsitek dan pemberi tugas yaitu:

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

50

a. Tanggung jawab untuk kesalahan-kesalahan tidak dapat lebih besar


dari jumlah imbalan jasa yang harus diterima oleh ahli untuk
pelaksanaan tugasnya, kecuali bila terjadi hal-hal khusus.
b. Setiap tanggung jawab akan gugur dengan sendirinya, 5 (lima)
tahun setelah tanggal penyelesaian bagian akhir penugasan.
2.4.10 Hak dan Kewajiban Konsultan Perencana
Menurut keputusan Dirjen Cipta Karya (1991) Hak dan wewenang
konsultan perencana adalah sebagai berikut.
1) Wewenang untuk merubah rancangan bangunan
Suatu tugas untuk melakukan pengawasan berkala juga
memberikan wewenang kepada konsultan perencana untuk secara
tertulis memerintahkan pemborong melalui pengawas mengadakan
perubahan dalam uraian dan syarat-syarat serta gambar-gambar tanpa
persetujuan terlebih dahulu dari pemberi tugas asalkan perubahan
tersebut memperhatikan dan memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
a. Perubahan syarat-syarat konstruksi demi keamanan dan keperluan
estetika.
b. Perubahan tidak menambah biaya bangunan.
c. Tidak merugikan pemakaian praktis seperti yang diinginkan
pemberi tugas
d. Tidak memperlambat waktu penyelesaian bangunan.
2) Wewenang untuk menilai pembayaran angsuran kepada pelaksana.
3) Konsultan perencana berhak mengembalikan tugas yang telah
diberikan kepadanya karena adanya alasan-alasan:
a. Pertimbangan dalam dirinya.
b. Akibat hal yang di luar kekuasaan kedua belah puhak (force
majure).
c. Akibat kelalaian tugas.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

51

4) Wewenang untuk memerintahkan pekerjaan tambahan


Selain wewenang yang telah disebut di atas, konsultan yang
bertindak sebagai pengawas juga dapat secara tertulis memerintahkan
pemborong agar melakukan pekerjaan tambahan asalkan jumlah biaya
untuk pekerjaan tidak melebihi jumlah biaya yang tersedia yang
biasanya berjumlah sekitar 2,5 % dari total biaya bangunan.
2.4.11 Hubungan Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas
Menurut Pdamintanbanjar(2009),hubungan kerja antara pemberi
tugas dan konsultan perencana umumnya sudah dapat diterbitkan oleh
badan-badan yang berwenang seperti: Ikatan Arsitek Indonesia, Direktorat
Jenderal Cipta Karya, dan lain-lain. Seperti telah dilaporkan pada
pembahasan sebelumnya bahwa hubungan kerja antara pemberi tugas dan
konsultan perencana ditentukan melalui kesepakatan kedua belah pihak
dalam hal ini dalam suatu perjanjian (kontrak).Dalam hubungan kerja
demikian, harus dibentuk panitia arbitrage yang terdiri dari tiga orang
wakil, dua orang wakil masing-masing pihak dan satu orang yang ditunjuk
kedua belah pihak.
2.4.12 Imbalan Jasa dan Sistem Pembayaran
Menurut Andrewinata (2004),imbalan jasa dan sistem pembayaran
bagi konsultan perencana adalah sebagai berikut.
1) Imbalan jasa
Besar imbalan jasa untuk perancangan bangunan dapat dilihat
pada tabel berikut.
No.

Jenis Pekerjaan

Persentase (%)

Konsepsi perancangan

14

Prarancangan

15

Rancangan pelaksanaan

25

Pembuatan dokumen pelaksanaan

34

Pelelangan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

52

Pengawasan berkala
Total

10
100

Tabel 2.2 Imbalan jasa perancangan bangunan

2) Sistem pembayaran
Sistem pembayaran imbalan jasa tergantung antara persetujuan
kedua belah pihak yang terdapat dalam surat perjanjian (kontrak).
Pembayaran sesuai dengan klausul (isi) surat perjanjian. Pada
pekerjaan konsultasi, perhitungan jumlah tenaga kerja dapat
dibayarkan secara bulanan.Untuk pekerjaan perencanaan, besarnya
imbalan jasa ditentukan oleh beberapa faktor:
a. Biaya pekerjaan fisik
b. Luas wilayah kerja
c. Skala tarif berlaku

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM (FEBI) UIN SAMATA

53

Anda mungkin juga menyukai