Anda di halaman 1dari 26

Percobaan 2 ( Perpindahan Kalor Pada Bahan Bangunan)

1. Tinjauan Umum
Manusia juga menghasilkan kalor/panas,sama halnya dengan peralatan
mekaniaseperti mesin atau peralatan elektronika. Panas yang dihasilkan adalah
berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukannya jika panas yang dihasilkan berlebih
karena proses aktivitas yang terus menerus maka harus segera didinginkan.Bila ini
terjadi pada peralatan mekanis maka pendinginan dapat dilakukan dengan cara
pemberian Ran atau kipas untuk mengeluarkan panas dengan segera jika tidak
maka akan rusak lalu peralatan mekanis sebuah jika panas yang berlebih terjadi
pada tubuh manusia maka hal ini akan menganggu kenyamanan kita.
Kalor adalah energy yang dimiliki oleh suatu benda,jika pada suatu benda
terdapoat gradient suhu maka terejadi peristiwa perpindahan energy dari suhu
yang tinggi ke suhu yang rendah.Sehingga dapat dikatakan bahwa energy
perpindahan secara konduksi/hantaran.
Perpindahan kalor merupakan perpindahan yang terjadi pada benda yang
bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah.
(Santoso,Mas.1999.Sistem Informasi Aspek Panas Dalam Rancangan
Arsitektur)
Kalor dapat berpindah dengan cara konduksi, konveksi, dan radiasi.
Perpindahan kalor dapat terjadi secara konduksi ialah perpindahan partikelpartikel tersebut terjadinya konduksi kalor,dapat diterangkan dengan teori
molekul.Pada bagian zat yang panas,molekul-molekul bergerak lebih cepat dan
membentuk molekul-molekul lain disekitarnya. Benturan-benturan ini
mengakibatkan molekul-molekul disekitarnya bergerak lebih cepat dan suhunya
naik ( semakin Panas ) perpindahan kalor secara konduksi terjadi pada zat seperti
logam.
a. Kalor mengalir dari bagian panas kebagian logam dingin
b. Namun,bagian logam itu tidak ikut berpindah
Benda menurut daya hantar kalornya terdiri dari konduktor dan isolator.
Berdasarkan daya hantar kalornya,zat dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu
Konduktor dan isolator.Konduktor adalah zat yang daya hantarnya baik, misalnya
berbagai jenis logam seperti aluminium,tembaga,besi,silicon,baja,dan lainlain.Sedangkan isolator adalah zat yang daya hantarnya buruk atau benda yang
sukar menghantarkan panas. Misalnya : kayu,plastic,karet,udara dan
sebagainya.Dan sifat konduktor dalam kehidupan sehari-hari merupakan benda
yang terbuat dari logam.Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

kalor melalui zat cair atau gas/udara karena gerakan atau perpindahan/aliran
bagian-bagian yang panas.
a. Konveksi terjadi karena bagian pada air yang dipanaskan memuai
sehingga massa jenisnya kecil mengakibatkan air yang panas itu bergerak
keatas dan tempatnya itu akan diisi oleh air yang suhunya rendah.
b. Air dapat menghantarkan panas secara konveksi bukan konduksi.
c. Udara yang dipanaskan lilin akan naik keatas
d. Udara yang dingin akan kebawah menggantikan udara yang panas.
e. Udara yang panas bertekanan yang rendah dan ranggang sehingga
bergerak mengisi udara yang panas.
f. Angin laut Pada siang hari
g. Angin darat pada malam hari.
(Dr.Yefri Handoko Putra,ST.MT/2005/FISBANG)
A). PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI
Radiasi adalah perpindahan panas secara langsung,pancara yang tidak
melaalui perantara, contohnya :
a. Panas matahari sampai kebumi, panas akan sampe pada tubuh manusia
pada jarak tertentu.
b. Alat untuk mengetahui adanya pancaran atau radiasi kalor disebut
termosfor.
c. Warna hitam yang banyak menyerap kalor.
d. Warna putih kurang menyerap kalor
Perpindahan panas dengan proses ini berbeda dengan proses-proses yang
telah dijelaskan sebelumnya. Energi radiasi dirambatkan menggunakan
gelombang elektromagnetik diantara 2 objek yang dipisahkan oleh jarak
dan perbedaan temperature dan tanpa medium penghantar.Hal ini sangat
berbeda dengan perambatan energy cahaya yang hanya menggunakan
panjang gelombang masing-masing.
Gelombang elektromagnetik ini ( radian energy) dapat melalui
ruangan hampa dengan sangat cepat dan juga dapat melalui zat cair, gas
dan beberapa benda padat. Energi yang dirambatkan ini akan diserap oleh
permukaan benda yang di kenainyadengan jumlah yang berbeda-beda. Hal
ini tergantung pada kemampuan menyarap dari benda yang
dikenai.matahari merupakan contoh yang mudah untuk perpindahan panas
dengan radiasi.Radian energy dari matahari dirambatkan melalui ruang
hampa dan atmosfer bumi. Energi yang dirambatkan ini akan diserap dan
tergantung pada karakteristik permukaan. Semua objek yang dimiliki

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

warna yang gelap terutama berwarna hitam akan lebih mudah menyerap
energy ini.( analisis karakteristik termal,FT-UI.2008)
Makin tinggi suhu suatu benda dibandingkan suhu lingkungannya
makin besar pancaran kalornya.Selain suhu. Besarnya kalor yang
dipancarkan oleh suatu benda yang ditentukan oleh permukaan suatu
benda :
a. Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap kalor radiasi yang
baik sekaligus menjadi pemancar kalor radiasi yang lain.
b. Permukaan yang putih dan mengkilap adalah penyerap kalor radiasi
yang sekaligus memancar kalor yang buruk.
c. Untuk mengurangi perambatan kalor secara radiasi permukaan terus
dilapaisi suatu bahan agar mengkilap.
(Manggunwijaya Y.B.1994.Pasal-Pasal Fisika Bangunan)
Kalor sensible adalah kalor yang digunakan suatu zatuntuk
merubah temperature zat tersebut. Jika zat menurun zat tersebut
melepaskan kalor,maka zat tersebut akan mengalami penurunan
temperature.
Kalor laten adalah kalor yang digunakan untuk merubah wujud
atau fase suatu zat. Perubahan fase terjadi jauhnya pada saat
mengalami perubahan temperature. Ada dua jenis kalor laten pada
suatu zat,yakni kalor laten yang digunakan untuk meleburkan atau
membekukan suatu zat. Atau biasa dikenal dengan kalor lebur atau
kalor beku.
(Nofrizal,Perancangan Thermal dan Elektrikal.FT-UI.2008)
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat
perantara.Contoh,perpindahan kalor secara radiiasi antara lain :
a. Perpindahan kalor dari matahari ke bumi
b. Benda yang ada disekitarnya perpindahan kalor dan api unggun ke
benda
Maka
tinggi
suhu
suatu
benda
dibandingkan
suhu
lingkungannya,makin besar pancaran kalornya.Selain suhu besarnya
kalor yang dipancarkan oleh suatu benda juga ditentukan oleh
permukaan benda tersebut.
a. Permukaan hitam dan kusam adalah penyerap kalor radiasi yang baik
sekaligus pemancar kalor radiasi yang baik.
b. Permukaanyang putih dan mengkilap adalah penyerap kalor radiasi
yang buruk.
Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

c. Untuk mengurangi perambatan kalor secara radiasi,permukaan harus


dilapisi suatu bahan agar mengkilap.
Apabila suatu benda menerima pancaran kalor,maka benda tersebut
akan mengalami:
a. Meneruskan kalor,Contoh : udara
b. Memantulkan Kalor,Contoh : Cermin
c. Menyerap Kalor,Contoh : Gelas Air
Perpindahan kalor yang baik secara konduksi,konveksi maupun
radiasi dan suatu tempat Atau suatu tempat atau ruang dapat dicegah
dengan cara mengisolasi ruang tersebut.
(http://kumpulanistilah.com/2011/06/pengertiankalorjenis.html)
B. MACAM-MACAM KALOR
1). Asas Black
Asas black adalah sebuah dalil fisika mengenai kalor yang
dikemukakan oleh ilmuan Skotlandia Josseph Black pada tahun (17281799).Black menyatakan jumlah kalor yang dilepaskan suatu zat bersuhu
tinggi sama dengan jumlah kaor yang diterima oleh suatu zat besuhu lebih
rendah.
2). Kalor Jenis
Kalor jenis adalah sifat zat yang menunjukan banyaknya kalor
yang dibutuhkan untuk menciptakan suhu suatu zat bermassa 1 kg sebesar
1o C atau 1 K.
3). Kalor Uap
Kalor uaap adalah banyaknya kalor persatuan massa yang
diberikan pada zat dititik didihnya agar wujud zat cair berubah menjadi
wujud gas seluruhnya pada titik didih tersebut.
4). Kalor Laten
Kalor laten adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan dan
dilepaskan 1kg atau 1 kg zat dapat merubah wujudnya.
(http://Rinduan2/20011/alam/umum/pengertiankalordanmacammacamcara
perpindahanpanas)
C. DAYA HANTAR PANAS
Perambatan panas melalui bahan padat biasanya terjadi oleh
konduksi.Adapun koefisien daya hantar kalor K adalah konstanta yang
mneghubungkan aliran panas (hot flux) Q dengan gradient T K.

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

Kalorsefesifik dari suatu alat bahan adalah jumlah energy yang


diperlukan untuk menaikan suatu satuan massa bahan tersebut oleh karena
satuan besaran ini mempengaruhi oleh cara proses berlangsung,maka cara
kalor ditambahkan atau dilepaskan harus disebutkan dua besaran yang
kedua lebih banyak berguna bagi kita karena banyak digunakan pada
proses pemanasan dan pendinginan dalam teknik refrigerant dan
pengkondisian dan pengkondisian udara.
D.PERBEDAAN TERMODINAMIKA DAN PERPINDAHAN
KALOR
a. Analisis termodinamika difokuskan pada kondisi kesetimbangan
(meramalkan energy yang diperlukan untuk merubah kesetimbangan yang
satu menjadi system kesetimbangan yang lain.
b. Analisis pertimbangan kalor difokuskan pada laju perpindahan panas.
1. Konsep temperature
Disini perpindahan panas terjadi karena adanya perbedaan
temperature.Tetapi dengan perbedaan tegangan dapat terjadi.
2. Konsep Tegangan
Perpindahan kalor dapat terjadi tanpa adanya perbedaan
temperatu.Tetapi dengan perbedaan tegangan dapat terjadi perpindahan
kalor.
3. Sifat perpindahan Panas/kalor
Jika suatu benda mengalami kontak termal maka panas akan mengatur
dari benda yang temperaturnya lebih tinggi ketemperatur lebih rendah.
(http://Duniapelajar.wordpress.com/2012/05/20/kalor)
E. PERPINDAHAN KALOR PADA BAHAN BANGUNAN
Kita dapat merasakan panas atau dingin melaui indra peraba
kita.Tetapi suatu kenyataan bahwa indra peraba kita tidak dapat mengukur
dengan tepat derajat panas dinginnya suatu benda, sebagai contoh ketika
kita memanaskan batang besi tersebut akan memuai,begitu pula dengan
memannaskan zat cair.
(http://www.supir.com/doc/kalor)

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

2.

Tinjauan Khusus
1). Tujuan Instruksional Umum (TIU)
a. Mahasiswa dapat memahami Perpindahan panas (kalor)
2). Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a. Agar mahasiswa dapat memahami peristiwa perubahan suatu
suhu ruangan akibat perpindahan panas.
b. Mahasisawa dapat menentukan produktivitas dari berbagai
macam bahan.

2.1. Alat yang digunakan


a). Bahan Dinding (gypsum, Kaca hitam dan kayu).

b.)

Termokopel untuk mengukur temperatur baik di dalam


maupun di luar ruangan.

c).

Bohlam lampu sebagai pengganti sinar matahari

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

d).

Isolasi yang dapat memantulkan radiasi.

e).

Jangka sorong untuk mengukur kedalaman dan ketebalan


dinding.

f).

Rol meter/mistar untuk mengukur luas penampang material

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

g).

Anemometer untuk mengukur kecepatan angin

h).

Kipas angin sebagai sumber arah angin

2.2). Metode Pengujian


Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui laju perpindahan
kalor secara konveksi dari udara ke dinding dan sebaliknya. Untuk
mengetahui konduktivitas suatu dinding bangunan dari multiplex, batu
bata, kaca, dan sebagainya. Percobaan ini khusus untuk mengetahui
perpindahan kalor pada dinding yang berbahan multiplex.
Laju perpindahan kalau secara konveksi dari udara ke dinding
dapat dirumuskan:

q~ h~ AT2 - T1

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

Dimana :

h~

: koefisien perpindahan kalor konveksi udara luar (dilihat

ditabel yaitu 8, 13 watt/m2 o C)


: luas permukaan perpindahan kalor

T~

: Temperatur Udara bagian luar

T1

: Temperatur Udara ruangan

Satuan laju perpindahan kalor secara konveksi dari udara


kedinding dengan watt sedangkan laju perpindahan kalor secara
konveksi dari dinding ke udara sebagai berikut:

q o h o . A T2 - To .watt
Dimana
ho
: koefisien perpindahan kalor konveksi udara ruang (8, 13
watt/m2 o C)
T2

: Temperatur dinding dalam

Tr

: Temperatur udara ruangan

Pengambilan data dilakukan pada saat simulasi. Alat simulasi


terbuat dari papan kayu yang berbentuk balok persegi panjang,
berukuran panjang 1, 8. 10-2 m, lebar 4, 8. 10-1 m dan tinggi 4, 95.
10-1 m. Balok persegi panjang tersebut dibagi 2 bagian, Bagian 1
disimulasikan untuk bagian luar ruangan dan bagian 1 lagi untuk
bagian dalam ruangan dan sebagai pemisahnya adalah bahan dinding
multiplex. Data - data yang diperlukan adalah panjang, tinggi dan
lebar bahan. Alat yang digunakakn untuk pengambilan data ini adalah
rol meter dan untuk tebal multiplex digunakan jangkan sorong. Setelah
data - data tersebut diperoleh, dilakukan pengukuran suhu yaitu
temperatur dinding luar, temperatur dinding dalam, temperatur dalam
udara luar dan temperatur udara dalam. Alat yang digunakan adalah
termokopel. Termokopel adalah alat yang dapat menunjukkan
perubahan temperatur. Data yang ditunjukkan berupa grafik dan
angka. Termokopel kemungkinan memperoleh data - data dalam satu
kali pengambilan perubahan yang terjadi pada udara luar bangunan,
dinding luar bangunan, dinding dalam bangunan, dan udara dalam
bangunan dapat ditunjukkan secara bergantian.
Untuk mencari konduktivitas bahan inding yaitu dengan rumus :

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

K =
Dimana
X
A
T1
T2

qx

A (T1 T2 )

o
m2

: tebal dinding (multiplex)


: luas permukaan dinding
: temperatur dinding luar
: temperatur dinding dalam

Untuk menentukan ketidakpastian dari suatu pengukuran atau


percobaan sering melibatkan suatu istilah ketidakpastian mutlak dan
relatif. Ketidakpastian mutlak tidak lain adalah ketidakpastian x yang
mana satuannya sama dengan besarannya x.
Jika dihubungkan dengan ketetapan pengukuran, dapat
disimpulkan bahwa makin kecil ketidakpastian mutlak yang diperoleh,
makin tepat pengukuran tersebut. Ketidakpastian relative adalah
merupakan cara lain menyatakan ketidakpastian suatu besaran yang
biasanya ditulis dalam persentase tersebut:

KR

K
100%
= K

Dan nilai kebenarannya dapat dirumuskan


NK
= 100% - KR
Jika nilai kebenaran > 68% maka sudah memenuhi standar.

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

10

BAB III
ANALISA DATA
B. PERCOBAAN II (Perpindahan Kalor Pada Bahan Bangunan)
A.

Untuk hasil percobaan diperoleh data-data sebagai berikut:


Untuk Gypsum
a. Tebal (x)
: 8,81 mm
b. Panjang (L)
: 50,1 cm
c. Tinggi (t)
: 49,6 cm
d. Temperatur udara luar (T~)
: 49,1 o C
e. Temperatur dinding luar (T1)
f.

Temperatur dinding dalam (T2)

g. Temperatur udara ruang (Tr)


1).

: 44 o C
: 35 o C
: 33,2 o C

Laju perpindahan kalor


Laju perpindahan kalor konveksi dari udara ke dinding yaitu:

q ~ h ~ . AT~ - T1 watt

Dimana

h~

: koefisien perpindahan kalor konveksi udara


: 8, 13 watt o C

: Luas permukaan perpindahan kalor


:lxt
: 0,501 x 0,495
: 0,247 m2

T~

: temperatur udara bagian luar


: 49,1 o C

T1

: temperatur dinding bagian luar


: 44 o C

Maka
Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

11

q~

= 8, 13. 0, 247 (49,1 oC 44 oC)


= 8,13 . 0,247 (5,1)
= 8,13 x 1,2597
= 10,2539 watt

2). Laju perpindahan kalor konveksi dari dinding ke udara


qo = ho . A T2 - To watt
Dimana
ho
: koefisien perpindahan kalor konveksi udara
: 8, 13

watt

ruang

: Luas permukaan perpindahan kalor


:lxt
: 0,501 x 0,495
: 0,247 m2

T2

: temperatur dinding bagian dalam


: 35 o C

Tr

: temperatur udara ruang


: 33,2 o C

Maka
qo = 8, 13. 0, 247 (35 33,2)
= 8,13 . 0,247(1,8)
= 2,0084(1,8)
= 3,614598 watt
3.) Konduktivitas Bahan Dinding
Dari persamaan laju perpindahan kalor konduksi, konduktivitas
bahan konduksi dapat dirumuskan:
K =

Q.x
A T1 T2

o
m2

Dimana
q = koefisien kalor rata-rata

q ~ qo
2
10,2539 3,61459
=
2

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

12

13,86849
2
= 6,9342 watt
=

X : tebal kaca
: 0,00881 m
A : Luas permukaan dinding
: 0, 247 m

T1 : temperatur dinding bagian luar


: 44 o C

T2 : temperatur dinding bagian dalam


: 35 o C
Maka:
=

6,9342 x0,00881
0,247 44 35

6,9342 x0,00881
0,247 x9

0,06109
2,223

= 0,1358

o
m2

Nilai Ketidakpastian Mutlak


2

k
k
2
2

q
.q x .x

k
k
2
.A
T
.T1
T
1
2

T2

Dimana
X
K
0,00881
=
=
0,00396
AT1 T2 0,247 44 35
q

K
q
6,9342
=
=
3,11929
x
AT1 T2
0,247 44 35
K
q X
6,9342 x0,00881
=
=
0,006788
A
T1 T2
44 35

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

13

q X
K
=
T1
A

K q X
=
T2
A

q =
=
=

6,9342 x0,00881
0,2473
0,247

6,9342 x0,00881
0,2473
0,247

q qo q
2

(10,2539 6,9342 ) 2 3,614598 69342


2

3,3197 2 3,319602 2
2
11,0204 11,0197
2

= 11,02005
= 3,3196
x = 0, 5 x skala terkecil
= 0, 5 x 0, 001
= 0, 0005 m
2

A
L
A
t
L

= t = 0,501 m
= L = 0,496 m
= 0, 5 x skala terkecil
= 0, 5 x 0,001
= 0, 0005 m

A
A
2
2
= L t
L
t

= 0, 5 x skala terkecil
= 0, 5 x 0,001
= 0, 0005 m
=

0,5012 0,0005 2 0,496 2 0,0005 2

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

14

(0,251001)(0,00000025 ) (0,246016 )(0,00000025 )

0,0000000062 75 0,0000000061 504

0,0000001242 5

= 0, 000352

T1

= 0, 5 x skala terkecil
= 0, 5 x 0,001
= 0,0005

T2

= 0, 5 x skala terkecil

= 0, 5 x 0,001
= 0,0005
Maka

:
2

k
k
k
2
2
2
.q .x .A
x
A
q
k
k
k
.T1
.(T2 )

T1
T2
2

(0,00396 ) 2 (3,3196 ) 2 (3,11929 ) 2 (0,0005) 2 (0,006788 ) 2


(0,000352 ) 2 (0,2473) 2 (0,005) 2 (0,2473) 2 0,0005

(0,00001568 x11,0197 ) (9,72997 x0,00000025 )


(0,00004607 x 0,0000006239 ) (0,061157 x0,00000025 )
(0,061157 x0,00000025 )

0,00017279 0,000002432 0,0000000000 05708


0,0000000152 9 0,0000000152 9
0,00017525

= 0,01324
Jadi dari hasil percobaan,
dilaporkan
K
= K K
= 0,1358 0,01324

konduktivitas

dinding

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

dapat

15

Kesalahan relative percobaan, konduktifitas dinding dapat


dilaporkan:
K
Kr
=
100%
K
0,01324
=
100%
0,1358
= 9,749%
Nilai kesalahan relative
Nk = 100% - kr > 68
= 100%-9,749>68%
= 90,251%>68%
2.

Untuk hasil percobaan diperoleh data-data sebagai berikut:


Untuk Kayu
a. Tebal kayu(x)
: 13,42 mm
b. Panjang (L)
: 48,5 cm
c. Tinggi (t)
: 49,5 cm
d. Temperatur udara luar (T~) : 53 o C
e. Temperatur dinding luar (T1)
f.

1).

:49 o C

Temperatur dinding dalam (T2)

:36 o C

g. Temperatur udara ruang (Tr) :33,7 o C


Laju perpindahan kalor
Laju perpindahan kalor konveksi dari udara ke dinding yaitu:

q ~ h ~ . AT~ - T1 watt

Dimana

h~

: koefisien perpindahan kalor konveksi udara


: 8, 13 watt o C

T~

: Luas permukaan perpindahan kalor


:lxt
: 0,485 x 0,495
: 0,2400 m2
: temperatur udara bagian luar
: 53 o C

T1

: temperatur dinding bagian luar


: 49 o C

Maka

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

16

= 8, 13. 0,24 (53oC 49 oC)

q~

= 8,13 . 0,24. 4
= 7,8048
2). Laju perpindahan kalor konveksi dari dinding ke udara
qo = ho . A T2 - To watt
Dimana
ho
: koefisien perpindahan kalor konveksi udara
: 8, 13
A

watt

ruang

: Luas permukaan perpindahan kalor


:lxt
: 0,485 x 0,495
: 0,2400 m2

T2

: temperatur dinding bagian dalam


: 36 o C

Tr

: temperatur udara ruang


: 33,7 o C

Maka
qo = 8, 13. 0, 2400 (36-33,7)
= 8,13 . 0.2400 . (2,3)
= 4,48776 watt
3). Konduktivitas Bahan Dinding
Dari persamaan laju perpindahan kalor konduksi, konduktivitas
bahan konduksi dapat dirumuskan:
K

Q.x
A T1 T2

o
m2

Dimana
q = koefisien kalor rata-rata
q ~ qo
2
7,8048 4,48776
=
2
12,29256
=
2
= 6,14628 watt

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

17

X
A

: tebal kayu
: 0, 01342 m
: Luas permukaan dinding
: 0, 24 m

T1 : temperatur dinding bagian luar


: 49 o C

T2 : temperatur dinding bagian dalam


: 36 o C
Maka:

6,14628 x0,01342
0,24 49 36
6,14628 x0,01342
=
0.24 13
0,08248
=
3,12

=0,02643

m2

Nilai Ketidakpastian Mutlak


2

k
k
k
.q 2 .x 2
x
A
q
k
k
k
2
.T1
T2
.A
T1
T2
2

Dimana
X
0,01342
K
=
=
0,004301
AT1 T2
q
0,2449 36

K
q
=
x
AT1 T2

6,14628
1,96996
0,2449 36

K
q X
=
A
T1 T2

6,14628 x0,01342
0,006344
48,5 31,5

K
T1

q X
A

K q X
=
T2
A

q =

6,14628 x0,01342
0,3437
0,24

6,14628 x0,01342
0,3437
0,24

q qo q
2

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

18

7,8048 6,14628 2 4,48776 6,14628 2

1,65852 2 1,65852 2

2
5,501377
2

= 2,75069
= 1,65852
x = 0, 5 x skala terkecil
= 0, 5 x 0, 001
= 0, 0005 m

A
A
2
2
= P L
P
L
2

A
= L = 0,485
L
A
= P = 0,5
P
L= 0, 5 x skala terkecil
= 0, 5 x 0,001
= 0, 0005 m
t = 0, 5 x skala terkecil
= 0, 5 x 0,001
= 0, 0005 m

0,495 2 0,0005 2 0,485 2 0,0005 2

(0,24502 )(0,00000025 ) (0,23522 )(0,00000025 )

0,0000000612 55 0,0000000588

0,0000001200 5

= 0,0003465

T1

= 0, 5 x skala terkecil

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

19

= 0, 5 x 0,001
= 0,0005

T2

= 0, 5 x skala terkecil
= 0, 5 x 0,001
= 0,0005

Maka
2

k
k
k
2
2
2
.q .x .A
x
A
q
k
k
k
.T1
.(T2 )

T1
T2
2

(0,004301) 2 (1,65852 ) 2 (1,96996 ) 2 (0,0005) 2 (0,006344 ) 2


(0,0003465 ) 2 (0,3437 ) 2 (0,0005) (0,3437 ) 0,0005

(0,00001849 x 2,75069 ) (3,88074 x0,00000025 )


(0,000040246 x0,0000001200 6) (0,11813 x0,00000025 ) (0,11813 x0,00000025

=
(0,00005086 ) (0,0000009701 85) (0,0000000000 04832 )
(0,0000000295 3) (0,0000000295 3)

= 0,000051889
= 0,007203
Jadi dari hasil percobaan, konduktivitas dinding dapat dilaporkan
K
= K K
= 0,02643 0,007203
Kesalahan relative percobaan, konduktifitas dinding dapat
dilaporkan:
K
Kr
=
100%
K
0,007203
=
100 %
0,02643
= 27,25%

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

20

Nilai kesalahan relative


Nk = 100% - kr > 68
= 100%- 27,25%>68%
= 72,75%>68%
3.

Untuk hasil percobaan diperoleh data-data sebagai berikut:


Untuk Kaca Hitam
a. Tebal kaca(x)
: 0,00848 m
b. Panjang (L)
: 0,495 m
c. Tinggi (t)
: 0,495 m
d. Temperatur udara luar (T~)
: 49,5 o C
e. Temperatur dinding luar (T1)

: 42 o C
: 36 o C

f. Temperatur dinding dalam (T2 )


g. Temperatur udara ruang (Tr)
1).

: 35,5 o C

Laju perpindahan kalor


Laju perpindahan kalor konveksi dari udara ke dinding yaitu:

q ~ h ~ . AT~ - T1 watt

Dimana

h~

: koefisien perpindahan kalor konveksi udara


: 8, 13 watt o C

: Luas permukaan perpindahan kalor


:lxt
: 0,495 x 0,495
: 0,24 m2

T~

: temperatur udara bagian luar


: 49,5 o C

T1

: temperatur dinding bagian luar


: 42 o C

Maka

q~

= 8, 13. 0, 24 (49,5oC 36oC)


= 8.13 . 0.25 . 13,5
= 1,95 (13,5)
= 26,325 watt

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

21

2). Laju perpindahan kalor konveksi dari dinding ke udara


qo = ho . A T2 - To watt
Dimana
ho
: koefisien perpindahan kalor konveksi udara
watt

: 8, 13
A

ruang

: Luas permukaan perpindahan kalor


:lxt
: 0,495 x 0,495
: 0,24 m2

T2

: temperatur dinding bagian dalam


: 36 o C

Tr

: temperatur udara ruang


: 35,5 o C

Maka
qo
= 8, 13. 0, 24 (36-35,5)
= 8,13 . 0,24 . (0,5)
= 1,95(0,5)
= 0,975 watt
3.) Konduktivitas Bahan Dinding
Dari persamaan laju perpindahan kalor
konduktivitas bahan konduksi dapat dirumuskan:
K

Q.x
A T1 T2

o
m2

konduksi,

Dimana
q

= koefisien kalor rata-rata


q ~ qo
2
(26,325 0,975)
=
2
27,3
= 2
= 13,65 watt

: tebal kaca

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

22

: 0,00848 m
: Luas permukaan dinding
: 0, 24 m

T1

: temperatur dinding bagian luar


: 42 o C

T2

: temperatur dinding bagian dalam


: 36 o C

Maka:
K

13,65 x0,00848
0,24 42 36

0,1157
0,24(6)

0,1157
= 1,44

= 0,08035 w m oC
2

Nilai Ketidakpastian Mutlak


2

k
k
k
.q 2 .x 2
x
A
q
k
k
k
2
.T1
T2
.A
T1
T2
2

Dimana
X
K
=
AT1 T2
q

0,00848
0,00589
0,2442 36

13,65
9,4791
0,2442 36

K
x

q
=
AT1 T2

K
A

q X
T1 T2

K
T1

q X
13,65 x0,00848
=
0,4821
A
0,24

K
T2

q X
A

13,65 x0,00848
0,0193
42 36

13,65 x0,00848
0,4821
0,24

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

23

=
=
=

q qo q
2

26,325 13,652 0,975 13,652


2

12,675 2 12,675 2
2

160,656 160,656
2

321,312
2

= 160,656
= 12,675
x

= 0, 5 x skala terkecil
= 0, 5 x 0, 001
= 0, 0005 m
2

A
L
A
t
L

A
A
2
2
= L t
L
t
= t = 0,495
= L = 0,495
= 0, 5 x skala terkecil
= 0, 5 x 0,001
= 0, 0005 m
= 0, 5 x skala terkecil
= 0, 5 x 0,001
= 0, 0005 m
=

0,4952 0,0005 2 0,4952 0,0005 2

(0,2450 )(0,00000025 ) (0,2450 )(0,00000025 )

0,0000001225

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

24

= 0, 00035

T1

= 0, 5 x skala terkecil
= 0, 5 x 0,001
= 0,0005

T2

= 0, 5 x skala terkecil
= 0, 5 x 0,001
= 0,0005

Maka
2

k
k
k
2
2
2
.q .x .A
x
A
q
k
k
k
.T1
.(T2 )

T1
T2
=

(0,00589 ) 2 (12,675) 2 (9,4791) 2 (0,0005 ) 2 (0,0193) 2


(0,00035 ) 2 (0,4821) 2 (0,0005 ) (0,4821) 2 0,0005

(0,0000347 )(160,656) (89,853)(0,00000025 )


= (0,000372 )(0,0000001225 ) (0,2324 )(0,00000025 )
(0,2324 )(0,00000025 )

=
(0,005575 ) (0,00002246 ) (0) (0,000000581 ) (0,000000581 )

= 0,005597
= 0,0748
Jadi dari hasil percobaan,
dilaporkan
K
= K K
= 0,08035 0,078

konduktivitas

dinding

dapat

Kesalahan relative percobaan, konduktifitas dinding dapat


dilaporkan:
Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

25

Kr

K
100%
K

0,0748
100%
0,08035

= 9,3%
Nilai kesalahan relative
Nk
= 100% - kr > 68
= 100%- 9,3%>68%
= 90,7%>68%

Lab. Sains dan Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik. UMI Makassar

26

Anda mungkin juga menyukai