Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain
adalah kesehatan (health). Setiap orang melakukan berbagai cara
untuk memperoleh kesehatan yang prima. Seseorang yang menderita
sakit biasanya akan berusaha untuk mengatasi dan mengobati penyakit
yang

dideritanya

hingga

sembuh.

Seseorang

dalam

mencapai

kesembuhan yang diharapkannya terkadang membutuhkan bantuan


dari pihak lain dalam hal ini adalah rumah sakit. Kesehatan (health)
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan unsur penunjang
kesejahteraan umum yang harus diwujudkan oleh pemerintah daerah
sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam
sistem kesehatan nasional adalah menjamin tersedianya fasilitas
pelayanan kesehatan yang bermutu.
Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia yang dimaksud
adalah rumah sakit. Terus meningkat seiring dengan berjalannya
waktu.Jika dahulu rumah sakit hanya didirikan oleh badan-badan
keagamaan, sosial ataupun pemerintah(non-profitoriented),sekarang
banyak didirikan oleh berbagai badan usaha swasta yang usahanya
berorientasi pada laba (profit oriented). Rumah sakit merupakan unit
usaha pelayanan kesehatan yang berfungsi sosial, namun harus
dikelola secara profesional.Untuk memperoleh keunggulan daya saing
dalam skala global, rumah sakit dituntut mampu menyajikan pelayanan
yang berkualitas dengan harga yang wajar dan bersaing, hal ini bisa
dikatakan bahwa kunci pokok untuk meningkatkan daya saing industri
jasa pelayanan kesehatan adalah kualitas pelayanan. Dengan tujuan
untuk tercapainya kepuasan pelanggan yang secara tidak langsung

bisa menguatkan loyalitas pelanggan (Yuliana, 2009). Lebih lanjut


menurut Hatmoko (2010:04),adaya perubahan paradigma melahirkan
wujud baru rancangan terhadap rancangan baru untuk rumah
sakit,yang pertama adalah wujud fisik rumah sakit antara lain mall
model, hospitaly model dan residential model, yang kedua fasilitas
pelayanan yang disediakan tidak hanya berorientasi pada pelayanan
pada pelayanan medik tetapi juga fasilitas non medic seperti caf,salon,
pusat kebugaran,pertokoan dan penginapan,yang ketiga costumer
rumah sakit tidak hanya dilayani didalam rumah sakit, antara lain juga
dilayani di home care, klub kesehatan, dan lain-lain, yang terakhir
adalah kecenderungan ini mengharuskan rumah sakit memiliki fasilitas
fisik yang menjadi tempat interaksi antara pelayanan di dalam rumah
sakit dengan costumer yang berada di luar rumah sakit. Dengan kata
lain perlu adanya leisure untuk membantu mutu serta kualitas
pelayanan yang diberi. Dengan mencerna beberapa teori tersebut perlu
dipadupadankan health and leisure untuk menunjang aspek kebutuhan
kesehatan serta pemeberian fasilitas tambahan terhadap pelayanan
tersebut (Hatmoko, 2010).
Di kota makassar sendiri dengan jumlah penduduk yang sudah
mencapai 1.7juta jiwa telah memiliki fasilitas kesehatan yaitu 42 rumah
sakit serta 6386 tempat tidur yang tersedia (depkes).keadaan rumah
sakit yang ada dimakassar tidak sama dengan harapan yang telah
dijabarkan sebelumnya,dimana kondisi fasilitas serta wujud fisik yang
disediakan dimakassar hanya berorientasi kepasien saja dan kesan
rumah sakit yang begitu formal.ketersediaan fasilitas yang berorientasi
selain pasien hanya diterapkan pada rumah sakit siloam, rumah sakit
Chaterine Booth,dan awalbros, artinya dari 40 rumah sakit yang ada
dimakassar hanya hanya 0.13 persen yang menyedeikan fasilitas
leisure yang dimaksud dari teori tersebut. Dari hasil pendeskripsian
tentang keadaan rumah sakit di Makassar,bisa ditarik kesimpulan

bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan kesan rumah sakit yang
seharusnya menekankan suasana menyenangkan serta memberikan
fasilitas lebih kepada konsumen,seperti fasilitas healing garden
penginapan caf salon dan pertokoan (Depkes).
Sasaran utama fasilitas rumah sakit adalah efisiensi dan efektivitas
pelayanan kesehatan yang optimal dan profesional kepada pasien, dan
dokter-dokter demi mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi
tingginya bagi semua pengguna rumah sakit. Pada dasarnya, fisik
rumah sakit juga berhubungan langsung dengan kualitas pelayanan
medik. Bangunan yang baik akan memberikan tingkat kenyamanan
yang tinggi dalam pemanfaatannya sehingga memberikan sumbangan
pada proses pemulihan pasien. Pentingnya kaitan fisik rumah sakit juga
terlihat dari beberapa dimensi mutu yang mensyaratkan perlunya
manajmen fisik rumah sakit yang baik untuk mewujudkan dimensi
tersebut, seperti , Phiysicaly safe, Tangibles , Accessibility , Amenities,
Affordability , Interpersonal relationship , Respect and Caring (Hatmoko,
2010).
Perlu adanya perubahan wujud baru serta konsep baru untuk
sebuah pelayanan kesehatan rumah sakit yang bisa memenuhi sapek
aspek yang diutarakan oleh teori tersebut. Dalam kelayakan atas
pendirian rumah sakit,menurut studi kelayakan rumah sakit tahun 2014
harus memproyeksikan jumlah penduduk dalam jangka proyeksi 20
tahun kedepan. Dimana dari hasil perhitungan rata rata laju penduduk
Makassar dalam angka 2034 makassar telah memiliki jumlah penduduk
,dalam menentukan kebutuhan kapasitas tempat tidur yang ideal
menurut WHO ADALAH 1:500, yang artinya Makassar membutuhkan
7211 tt. Dengan tersedianya jumlah tempat tidur yang ada sekarang
Makassar masih membutuhkan 825 tt,yang artinya kelayakan atas
pendirian rumah sakit tersebut sudah layak dibangun (WHO).

Salah satu upaya dalam merubah paradigma masyarakat terhadap


desain rumah sakit adalah penerarapan Health and Leisure yang mana
rumah sakit bukan hanya digunakan sebagai tempat rawat inap dan
jalan (Health) tapi juga dilengkapi dengan fasilitas leisure (salon,spa,
dll) dengan penerapan sebuah konsep arsitektur modern. Karena
Arsitektur Modern menganut paham form follow function dimana bentuk
yang dihasilkan mengikuti fungsi dari bangunan. Substansi dari kata
bentuk dihasilkan mengikuti fungsi dari bangunan adalah fungsi rumah
sakit yang seharusnya sebagai tempat istirahat sementara yang
nyaman dalam menjalani proses pemulihan.
Dengan akan direncanakannya pembangunan health and leisure
dimakassar dengan konsep arsitektur modern maka di prediksi terjadi
peningkatan mutu kesehatan di kota Makassar,serta merubah paradigma
masyrakat terhadap kesan rumah sakit yang begitu kaku dan menyeramkan
dan tidak hanya berorientasi lagi pada pasien saja tetapi ke konsumen dan
pengunjung rumah sakit.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang permasalahan
yang dihadapi dalam

merencanakan dan merancang bangunan

Health and Leisure centre di Makassar dengan konsep arsitektur


modern adalah :
1. Bagaimana menentukan lokasi site yang tepat untuk Health and
Leisure centre diMakassar ?
2. Bagaimana Menentukan kebutuhan ruang dan menata sirkulasi
secara makro dan mikro untuk bangunan tersebut ?
3. Bagaimana merencanakan bentuk dan penampilan bangunan
yang pendekatan arsitektur modern, sistem struktur, dan sistem
utilitas yang sesuai dengan bangunan tersebut ?
C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan
1. Tujuan Pembahasan

Untuk menyusun suatu landasan konseptual perancangan yang


efisien dan optimal bagi suatu Health and leisure center di
Makassar dengan konsep arsitektur modern yang selanjutnya
dapat diterapkan dalam perencanaan fisik.
2. Sasaran Pembahasan
Adapun sasaran pembahasan dalam pembangunan Health
and leisure center di Makassar dengan konsep arsitektur
modern adalah :
a.

Health

and

leisure

center

di

Makassar dengan konsep arsitektur modern baik itu dari segi


fungsi dan tujuannya, sistem pengelolaan serta pola kegiatan
yang diwadahi
b.

Meninjau hal-hal yang spesifik dari


bangunan Health and leisure center di Makassar dengan
konsep arsitektur modern yang merupakan syarat-syarat
perencanaan

yang

dituangkan

dalam

konsep

dasar

perencanaan yang dipadukan dengan tema bangunan.


D. Lingkup dan Batasan Pembahasan
1. Lingkup Pembahasan
Pembahasan di batasi pada aspekaspek arsitektural dalam
perencanaan Health and leisure center di Makassar dengan
konsep arsitektur modern yang berorientasi pada :
a. Aktifitas pengguna dan pengunjung Health and leisure
center di Makassar dengan konsep arsitektur modern
b. Fasilitas dan pelayanan serta suasana ruang pada Health
and leisure center di Makassar dengan konsep arsitektur
modern

yang

mendukung

keinginan

pengguna

dan

pengunjung.
2. Batasan Pembahasan
a. Perancanaan dibatasi pada masalah-masalah yang nantinya
diharapkan dapat menunjang faktor perancangan fisik,
sesuai dengan tujuan akhir yang ingin dicapai.

b. Masalah

perancangan dibatasi pada masalah arsitektural,

khususnya tata ruang, pensyaratan ruang dan penampilan


bangunan.
c. Perencanaan

lebih

diutamakan

pada

perancangan

bangunan dari pada perhitungan investasi dan keuntungan.


d. Masalah struktur dan utilitas dibatasi pada masalah yang
berkaitan langsung dengan sistem yang sesuai dengan
rancangan bangunan dan fasilitas penunjangnya.
e. Perancangan didasarkan pada standar-standar ruang yang
telah dianalisis dan dibahas pada acuan perancangan yang
disesuaikan dalam proses perancangan fisik.
E. Metode dan Sistematika Pembahasan
1. Metode Pembahasan
Metode yang digunakan untuk memperoleh informasi adalah:
a. Metode wawancara, merupakan metode tanya jawab
dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan Health and
leisure center di Makassar dengan konsep arsitektur modern
yang direncanakan untuk melengkapi data-data yang
diperlukan.
b. Metode survey lapangan dengan meninjau ke rumah sakit
yang menyediakan fasilitas komersil sehingga mendapatkan
gambaran langsung tentang pelayanan dan fasilitas untuk
bangunan yang di rencanakan.
c. Studi Literatur, membuka wawasan dengan membaca bukubuku

dan

browsing

internet

yang

berkaitan

dengan

perencanaan dan perancangan Health and leisure center di


Makassar dengan konsep arsitektur modern sehingga
memberikan pengetahuan baru.
2. Sistematika Pembahasan
Untuk mencapai tujuan pembahasan, maka di tempuh tahap
pembahasan sebagai berikut :
BAB I
Pendahuluan,
menguraikan

Latar

Belakang,

Rumusan Masalah, Tujuan, Sasaran Pembahasan,

Lingkup,
BAB II

batasan

Pembahasan,

Metode

dan

Sistematika Pembahasan.
Health and Leisure center di Makassar dengan
konsep Arsitektur Modern, menguraikan tinjauan
pustaka yang memberi Health and leisure center di

BAB III

Makassar dengan konsep arsitektur modern.


Health and Leisure center di Makassar dengan
konsep

Arsitektur

Modern,

mengungkapkan

pemikiran tentang Health and leisure center di


Makassar dengan konsep arsitektur modern yang
hendak diwujudkan serta kondisi dan tinjauan
Bab IV

mengenai kota Makassar.


Membuat Kesimpulan dan Saran, dari bab-bab
sebelumnya serta membuat acuan perancangan
makro maupun acuan perancangan mikro.

Anda mungkin juga menyukai