Anda di halaman 1dari 9

PERCOBAAN 3 : Teknik Isolasi dari Lingkungan

I. Tujuan Percobaan
1. Dapat melakukan telnik isolasi bakteri dari lingkungan sekitar.
2. Menentukan karakteristik bakteri yang ada di lingkungan yang berbeda (udara, air,
dan kulit).
3. Dapat membandingkan hasil isolasi lingkungan mana yang jumlah bakterinya paling
banyak.
II. Prinsip Dasar
Bakteri dan jamur tersebar luas dan terdapat di lingkungan sekitar seperti tanah, air,
udara, tanaman dan hewan. Mikroorganisme juga dapat ditemui di rumah kita, kantor,
kampus yang masuk dari berbagai cara misalnya: masuk melalui jendela dan pintu, dari alas
sepatu kita, terdapat dari telapak tangan , pakaian dan hewan peliharaan. Oleh karena itu,
pentingnya bekerja secara septik di laboratorium mikrobiologi, agar hasil percobaan tidak
terkontaminasi sehingga tidak menganggu pengamatan dan analisa hasil. Untuk
menggambarkan kehadiran mikroorganisme dalam percobaan ini digunakan media Agar
Nutrisi (NA) dan Potato Dextrose Agar (PDA). Na adalah media umum yang digunakan
untuk pertumbuhan bakteri, sementara PDA lebih disukai oleh jamur.
III. Teori Dasar
Di lingkungan sekitar kita terdapat berbagai macam jenis mikroba yang sangat
beraneka ragam dalam jumlah yang sangat banyak. Secara alami bakteri akan ditemukan
dalam populasi campuran, dimana dalam populasi tersebut terdapat banyak macam dan jenis
bakteri, hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadaan murni.
Secara alamiah, mikroba terdapat dalam bentuk campuran dari berbagai jenis, sebagai
contoh berbagai jenis mikroba di dalam makanan, tanah, air, udara, sampah dan sebagainya.
Untuk mempelajari sifat-sifat dari masing-masing harus dipisahkan satu dengan yang lainnya
sehingga terbentuk suatu kultur murni yaitu suatu niakan yang terdiri dari sel-sel dari satu
spesies atau suatu galur mikroba, sehingga akan mudah mengamatinya.
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar
berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba
berukuran sekitar seperseribu milimeter (1 m) atau bahkan kurang, walaupun ada juga yang

lebih besar dari 5m. Karenanya, mikroba hanya bisa dilihat dengan menggunakan alat bantu berupa
mikroskop (Waluyo, 2004).
Pertumbuhan mikroorganisme tersebut di alam yang kemudian ditumbuhkan didalam suatu
medium buatan yang disebut dengan isolasi. Dalam mengisolasi mikroorganisme baik di tanah, air
dan udara harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses isolasi tersebut (Sari,
2009). Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang
sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal (Pelezar dan chan, 2010).
Berbagai macam mikroorganisme dpat ditemukan di alam dalam populasi yang heterogen.
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnnya yang
berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya
dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Jika
sel-sel tersebut tertangkap oleh media pasat pada beberapa tempat yang terpisah, maka setiap sel atau
kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah, sehingga
memudahkan pemisahan selanjutnya. Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahlan
secara individu karena terlalu kecil dan tidak tetap tinggal ditempatnya. Akan tetapi bila sel-sel itu
dipisahkan dengan cara pengenceran kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan
membentuk koloni maka sek-sel tersebut selanjutnya daoat diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau
cawan petri yang terpisah (Sutedjo,1996).

IV. Alat dan bahan


a. Alat
4 buah cawan petri berisi medium NA atau PDA
2 buah swab steril
Pembakar bunsen
b. Bahan
Air steril / aquades
Bakteri yang ada di lingkungan (udara, air dan kulit)

V. Hasil Pengamatan
a. Pengamatan hari ke- 2

No
1.

Gambar

Keterangan
Isolasi Air
Kondisi

: Media menjadi keruh.

Terdapat bakteri dengan bentuk yang tidak


beraturan dan bintik-bintik putih di ujung
gesekan.
Jumlah Bakteri : <300
Tgl Pengamatan : 16 September 2015
2.

Isolasi Meja
Kondisi

: Terdapat bintik-bintik

putih bakteri
Jumlah Bakteri : >30
Tanggal Pengamatan: 16 September 2015
Sumber

3,

: Kelompok 7

Isolasi Kulit
Kondisi

: Terdapat banyak bakteri

berbentuk bintik-bintik putih dan tidak


beraturan menyebar di permukaan media.
Jumlah bakteri : >300 (TMTC)
Tgl Pengamatan :16 September 2015

4.

Isolasi Udara
Waktu
Tempat

: 10 menit
: TU

Kondisi

: Terdapat sedikit bakteri.


Bakteri berbentuk titiktitik putih.

Jumlah Bakteri : <300


Tgl Pengamatan :16 September 2015

5.

6.

Isolasi Udara
Waktu
Tempat

: 3 menit
: TU

Kondisi

Tgl Pengamatan

: 16 September 2015

Sumber

: Kelompok 7

Isolasi Udara
Waktu
Tempat

: 3 menit
: Toilet

Kondisi

: Terdapat bakteri yang


berjamur

dan

berwarna orange
Tgl Pengamatan

: 16 September 2015

Sumber

: Kelompok 7

Isolasi Udara
Waktu
Tempat

: 10 menit
: Toilet

7.

Kondisi
Tgl Pengamatan
Sumber

:
: 16 September 2015
: Kelompok

b. Pengamatan hari ke-4


No

Gambar

Keterangan

1.

Isolasi Air
Kondisi

: Jumlah bakteri meningkat


Terdapat
berwarna

bakteri
kuning

dan

putih
Jumlah Bakteri : <300
Tgl Pengamatan: 18 September 2015
2

Isolasi Kulit
Kondisi

: Bakteri menjadi berwarna


putih kekuningan

Jumlah Bakteri : >300 (TMTC)


Tgl Pengamatan : 18 September 2015

Isolasi Meja
Kondisi

: Terdapat banyak bintikbintik kecil putih dan


11

bintik

berwarna

orange
Jumlah Bakteri : >300 (TMTC)
Tgl Pengamata : 18 September 2015
Sumber

: kelompok 7

4.

Isolasi Udara
Waktu
: 10 menit
Tempat
: TU
Kondisi

: Bakteri menjadi berjamur


dan berwarna gelap dan
ada 8 bakteri berwarna
kuning dan 4 bakteri
berwarna orange.

Jumlah Bakteri : 34
Tgl Pengamatan: 18 September 2015
5.

Isolasi Udara
Waktu
: 3 menit
Tempat
: Toilet
Kondisi

: Bakteri berjamur dan


berwarna
Terdapat

gelap.
18

bakteri

yang berwarna kuning


atau orange
Tgl Pengamatan : 18 September 2015
Sumber

6.

: Kelompok 7

Isolasi Udara
Waktu
: 3 menit
Tempat
: TU
Kondisi

: Terdapat jamur dalam


bakteri dan ada bakteri
berwarna orange dan
kuning.

Tgl Pengamatan : 18 September 2015


Sumber

: Kelompok 1

7.

Isolasi Udara
Waktu
Tempat
Kondisi

: 10 menit
: Toilet
: Bakteri berjamur dan
berwarna
Terdapat

gelap.
18

bakteri

yang berwarna kuning


atau orange
Tgl Pengamatan : 18 September 2015
Sumber

: Kelompok

VI Analisis
Dalam percobaan kali ini akan dilakukan isolasi mikroorganisme yang berada di
udara, air, dan kulit. Pengisolasian udara dilakukan di ruangan TU prodi teknik lingkungan
ITB, di ruangan itu ditempatkan dua cawan petri berisi agar nutrisi dengan posisi terbuka.
Satu cawan petri dibuka dengan waktu 10 menit sedangkan cawan lainnya dibuka dengan
waktu 3 menit. Perbedaan waktu ini akan menunjukan apakah mikroorganisme akan hinggap
lebih banyak jika waktu pembukaan cawan petri lebih lama. Hasilnya setelah empat hari
ternyata media yang dibiarkan terbuka selama 10 menit memiliki jumlah koloni
mikroorganisme yang lebih banyak dibandingkan dengan media yang dibiarkan terbuka
selama 3 menit. Hal ini menunjukan bahwa waktu pembukaan media berpengaruh terhadap
jumlah koloni mikroorganisme yang hinggap. Dalam pengamatan dapat dilihat terdapat
beberapa koloni mikroorganisme yang berwarna gelap, 4 koloni berwarna kuning, dan 8
koloni berwarna jingga.
Selain pengaruh waktu ternyata tempat juga berpengaruh terhadap banyaknya koloni
yang hinggap. Karena ketika dibandingkan dengan hasil isolasi udara di toilet, ternyata isolasi
udara di toilet selama 3 menit memiliki jumlah koloni yang hampir sama dengan isolasi udara
di TU selama 10 menit. Hal ini menunjukkan bahwa udara di toilet memiliki kadar
mikroorganisme yang lebih tinggi. Udara di toilet memiliki banyak karena kondisinya sangat
disukai oleh mikroorganisme yaitu memiliki banyak air atau lembab.
Setelah melakukan isolasi udara, di praktikum kali ini juga dilakukan isolasi dari kulit
dan meja. Isolasi dari kulit dilakukan dengan melakukan swab pada tangan. Sebelum itu swab
disterilkan terlebih dahulu. Swab disterilkan untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi
saat inokulasi cawan petri berisi agar nutrisi dari kulit salah seorang praktikan. Kulit diswab

secara aseptic lalu inokulasi dengan teknik streak continue. Teknik ini dipakai agar
mikroorganisme tersebar secara merata di permukaan media. Hasilnya setelah 4 hari
diinkubasi di suhu ruangan 25oC koloni mikroorganisme mulai terlihat dengan jumlah yang
sangat banyak yaitu >300. Artinya di tangan praktikan yang tangannya diswab terdapat
banyak sekali mikroorganisme. Mikroorganisme banyak di atas kulit tangan manusia karena,
di tangan manusia terdapat nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh.
Nutrisi yang terdapat di kulit tangan manusia di dapat dari kegiatan sehari-hari manusia yang
sangat bergantung pada tangan. Selain itu mikroorganisme juga dapat menempel pada kulit
tangan manusia ketika tangan menyentuh benda-benda yang terdapat mikroorganisme di
permukaannya.
Satu lagi isolasi yang dilakukan adalah isolasi air. Isolasi air dilakukan dengan
menggunakan swab yang steril. Secara aseptik swab dicelupkan ke dalam sampel air lalu
dengan teknik gesek diinokulasi ke dalam cawan petri yang berisi agar nutrisi. Setelah 4 hari
akan terlihat hasilnya. Terdapat banyak sekali koloni yang tumbuh di permukaan agar nutrisi,
jumlahnya >300. Air merupakan media yang sangat disenangi oleh mikroorganisme untuk
tumbuh, sehingga jumlah koloni yang tumbuh banyak.
VII Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan hari ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
mikroorganisme dapat tumbuh dimana saja, termasuk di tempat-tempat yang selama ini kita
kunjungi, di kulit kita, bahkan di udara yang kita hirup pun mengandung mikroba. Selain itu
dari percobaan hari ini dapat dibandingkan tempat atau media seperti apa yang disukai oleh
mikroba untuk tumbuh.
Dari percobaan isolasi udara didapat jumlah koloni mikroba yang tumbuh di media
yang dibiarkan terbuka selama 10 menit lebih banyak dibandingkan dengan media yang
dibiarkan terbuka selama 5 menit, baik di ruangan TU maupun di toilet. Selain itu media yang
dibiarkan terbuka selama 5 menit di toiet jumlah koloninya hampir sama dengan media yang
dibiarkan terbuka selama 10 menit di TU. Sehingga dapat disimpulan bahwa waktu
berpengaruh terhadap jumlah mikroba yang hinggap ke media dari udara dan tempat juga
berpengaruh terhadap jumlah mikroba yang hinggap. Selain itu jumlah koloni mikroba dari
isolasi udara di toilet lebih banyak karena toilet merupakan tempat dan mikroba sangat
menyukai tempat yang lembab karena mikroba sangat membutuhkan air untuk tumbuh.
Dari percobaan isolasi kulit, isolasi udara, dan isolasi air dapat dibandingkan bahwa
koloni mikroba yang ditemukan terbanyak adalah hasil dari isolasi kulit. Dibandingkan

dengan isolasi air, walaupun sama-sama terdapat lebih dari 300 koloni tetapi dapat dilihat
bahwa hasil isolasi kulit lebih banyak. Isolasi kulit terdapat lebih banyak koloni karena
diambil sampel dari tangan kita dan dalam kegiatan sehari-hari tangan sering sekali kita
gunakan untuk menyentuh apapun, dan barang apapun yang dipegang mengandung
mikroorganisme. Sementara air itu pasif, air menerima mikroorganisme dari udara, namun
terdapat mkroorganisme lebih banyak karena air merupakan media yang sangat efektif di
alam untuk pertumbuhan mikroorganisme.

VIII Daftar Pustaka


Barti, Setiani dan Mayrina Firdayati. 2013.Penuntun Praktikum Mikrobiologi Lingkungan.
Bandung: ITB (Halaman: 19)
https://www.academia.edu/10027045/Isolasi_Bakteri_dari_lingkungan_akuakultur(diakses
pada tanggal 22 September 2015, pukul 10:20 PM)

Anda mungkin juga menyukai