Anda di halaman 1dari 63

ANATOMI & FISIOLOGI

SISTEM PENCERNAAN

Ns. Rizka Yunita, S.Kep

ORGAN-ORGAN SISTEM
PENCERNAAN
Organ sistem pencernaan:
1. Traktus gastro intestinal berupa pipa, memanjang dari mulut
sampai anus
2. Organ asesori:
a. Yang terdapat di dalam mulut:
1. Gigi geligi
2. Lidah
3. Tiga kelenjar saliva: parotid, sublingual & submandibulari
b. Berupa organ terpisah dan berfungsi mengeluarkan getah:
1. Hati dan kandung empedu
2. Pankreas

STRUKTUR MIKROSKOPIS
SALURAN PENCERNAAN
Esofagus sampai anus mempunyai struktur dasar yang sama:
1. Lapisan mukosa: jaringan epitel yang tersusun di atas lamina propria
& muskularis mukosa
fungsi:
Sekresi kelenjar
Absorbsi zat gizi
Pelindung terhadap bakteri

R. Bowen, 2004

2. Lapisan submukosa
Disini terdapat arteriole,venule dan jaringan saraf
pleksus submukosa & Meissners.

3. Dua lapis otot polos, dari dalam keluar:

Otot sirkular yang berbentuk spiral rapat,


berfungsi kontriksi saluran pencernaan.

Otot longitudinal, berbentuk spiral


panjang, berfungsi memendekkan
saluran

Kedua lapisan ini bekerja sama untuk


mengaduk makanan agar pencernaan
secara kimiawi dapat berlangsung.

Di antara kedua lapisan otot ini terdapat


jaringan saraf yang disebut pleksus
mienterikus (pleksus auerbachs).

KONTROL DAN KOORDINASI AKTIFITAS


SALURAN PENCERNAAN

Saraf pleksus mienterikus (Auerbachs) terletak di


antara lapisan otot sirkuler & longitudinal. Fungsi
koordinasi gerakan otot polos dinding usus
Pleksus Meisners di submukosa, fungsi mengontrol
aliran darah & mendeteksi sensasi keregangan
usus.
Saraf parasimpatis Vagus (dari brain stem)
mengatur kecepatan gerakan dan sekresi getah
usus serta hormon-hormon (Gastrin, Kolesistokinin
(CCK) dan sekretin).

AKTIFITAS SISTEM PENCERNAAN


Ingesti memasukkan makanan ke dalam tubuh.
Mengalirkan makanan sepanjang saluran pencernaan
Digesti memecah makanan menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil baik secara kemis maupun mekanis
Absorbsi menyerap makanan dari saluran pencernaan
dipindahkan ke sistim kardiovaskuler dan limfa untuk diedarkan ke
seluruh tubuh
Defekasi pengeluaran sisa makanan yang tidak tercerna keluar
tubuh.

Digestive System

Organ Gastro Intestinal

Anatomi :
Mulut
Faring
Oesofagus
Lambung
Usus halus
Usus besar
Rektum
Anus

Organ
Gastro Intestinal
A. Cavum Oris (Mulut)
Merupakan

sebuah rongga yang dibatasi


bibir, pipi, palatum, lidah pada bagian dasar
dan bersambung dengan faring pada bagian
posterior.
Bagian dalam mulut dilapisi oleh selaput
lendir & sel-sel epitel.
Pada cavum oris terdapat gigi, lidah &
kelenjar saliva.
12

Palatum

terdiri dari palatum keras pada


bagian anterior dibentuk oleh tulang maxila
dan palatum lunak pada bagian posterior.
Bagian tengah membentuk sebuah prosesus
seperti kerucut yang disebut uvula.
Pada bagian belakang lengkungan (fauces)
memuat tonsil.

13

14

Pencernaan Pada Mulut


Terjadi

proses mekanik dan kimia.


Proses mekanik berupa penghancuran
makanan dari partikel besar ke partikel kecil
pada mulut.
Proses kimia berupa reaksi makanan dengan
enzim-enzim yang terdapat pada saliva.

15

Mastikasi
Penghancuran

makanan oleh gigi.


Pencampuran makanan dengan saliva oleh
lidah.
Proses menelan bolus makanan ke esofagus.

16

Gigi (Dentis)
Gigi

pertama terbentuk pada usia 6-8 bulan,


kemudian bulan ke 8-12, bulan ke 12-16,
bulan 16-20 dan akhirnya bulan ke 20-40.
Gigi pada bayi disebut dentis deciduus atau
gigi susu yang akan tanggal pada usia 6-13
tahun dan diganti dengan gigi tetap (dentis
permanentes).

17

Susunan Gigi

Dentis deciduus
20 buah
M2M1 C I2I1 I1I2 C M1M2
superior
M2M1 C I2I1 I1I2 C M1M2
inferior

Dentis permanentes
32 buah
M3M2M1 PM2PM1 C I2I1 I1I2 C PM1PM2 M1M2M3
M3M2M1 PM2PM1 C I2I1 I1I2 C PM1PM2 M1M2M3

KETERANGAN:

I
= dens incicivus

C
= dens caninus

PM
= dens pre molaris

M
= dens molaris

18

(gigi seri)
(gigi taring)
(geraham depan)
(geraham belakang)

superior
inferior

19

Kelenjar saliva

Sekresi mukus ke dalam mulut


Fungsi membasahi & melumas partikel makanan
sebelum di telan
Disekresi 3 kelenjar eksokrin
a. Parotis
b. Submandibularis
c. Sublingualis

Saliva

Mengandung enzim pencernaan


a. Lipase lingual : di sekresi kel. Ebner lidah
- Aktif di lambung, mencerna 30%
lemak makanan
b. Ptialin/amilase saliva ( di sekresi kel. Saliva)
- Mencerna tepung, pH 6,7
- Dihambat asam lambung

Kandungan saliva

Musin : bahan organik jika bercampur air membentuk


larutan kental ( viskous)
Mukus
Anorganik : Na, K, Cl, bokarbonat
Memproduksi 1500 cc saliva / hari
99,5% air, 0,5% protein & elektrolit

Fungsi saliva
Memudahkan

proses menelan
Membasahi mulut, membantu proses
bicara
Melarutkan molekul yang merangsang
reseptor kecap

Fungsi saliva
Anti

bakteri
Mempertahankan Ph mulut ( 7,0)

Proses Kimia
Pencampuran

makanan dengan saliva


Saliva mengandung ptialin, amilase, lisozim,
sodium, mineral & musin.
Fungsi saliva adalah membunuh kuman,
melindungi mukosa mulut dari trauma
fisik/kimia dan memudahkan proses menelan
(membasahi makanan).

25

B. Faring
Berbentuk

kerucut terdiri dari muskulo


membranosa dan tersambung dengan
esofagus dan trakhea.
Terbagi menjadi pars nasalis, pars oralis dan
pars laringeal.
Faring laringeal adalah bagian tererndah
yang terdapat pada posterior.
Terdapat 7 lubang yaitu 2 lubang hidung,
mulut, 2 tuba eustakhius, laring dan
esofagus.
26

Struktur Faring
Tersusun

atas lapisan mukosa, fibrosa dan

otot.
Otot utama adalah otot konstriktor yang
berkontraksi pada saat makanan masuk ke
faring dan mendorongnya ke esogfagus.

27

28

FARING
Tidak

ikut serta dalam proses


pencernaan
Jalur masuk makanan & minuman
ke lambung

Refleks Menelan
Bolus

makanan didorong oleh lidah ke bagian


posterior
Palatum lunak menutup saluran hidung
Epiglotis menutup laring dan trakhea
Makanan masuk ke esofagus

30

C. Esofagus
Merupakan

tabung berotot dengan panjang

20-25 cm.
Dimulai dari faring, thorax, menembus
diafragma dan masuk ke dalam abdomen
bersambung dengan lambung.
Terletak di belakang trakhea di depan
vertebra.

31

Struktur Esofagus
Terdiri dari 4 lapisan :
Jaringan ikat yang longgar
2 lapis otot : sirkuler & longitudinal
Lapisan sub mukosa
mukosa

32

Pergerakan Pada Esofagus


Esofagus

dilapisi otot2 sirkuler & longitudinal


sehingga menimbulkan gerakan peristaltik.
Bolus makanan bergerak masuk ke lambung
karena peristaltik & gaya gravitasi.

33

DIGLUTISI (PENELANAN)

1. Tahap bukal : makanan dikumpulkan dipermukaan atas


lidah sebagai bolus yang lembab. Kemudian bolus
didorong ke dalam faring.
2. Tahap faringeal : faring tertarik ke atas di bawah dasar
lidah, inlet laringeal berkonstriksi, dan epiglotis
menutupi laring untuk mencegah makanan masuk
trakea. Otot-otot faring kemudian mendorong bolus ke
dalam esofagus bagian atas.
3. Tahap esofagus: gelombang peristaltik membawa bolus
ke bawah terus ke lambung.

Pencegahan Regurgitasi (Refluks)


Kembali Ke Esofagus

Kontraksi otot pada ujung


bawah esofagus
Lipatan mukosa pada
esofagus bagian bawah
Jepitan esofagus oleh
diafragma
Jalan masuk yang
bertonjolan dari esofagus
ke dalam lambung

D. Gaster (lambung)
Terletak

di daerah epigastrik dan sebagian di


sebelah kiri hipokondrik dan umbilikal.
Bagian atas disebut fundus dan bagian
bawah disebut antrum pilorik.
Berhubungan dengan esofagus melalui
spinkter kardia dan duodenum melalui
spinkter pilorik.

36

Struktur Lambung

37

Lapisan peritoneal yang merupakan lapisan serosa


Lapisan otot
Lapisan longitudinal yg bersambung dgn esofagus
Lapisan sirkuler yg paling tebal dan terletak di pilorik
membentuk spinkter.
Lapisan obliq yg terdapat pada bagian fundus dan
berjalan mulai dari orifisium kardiak, membelok ke
bawah melalui kurvatura minor.
Lapisan sub mukosa terdiri dari jaringan areolar yg banyak
mengandung pembuluh darah dan limfe.
Lapisan mukosa berbentuk rugae (kerutan), dilapisi
epitelium silindris yg mensekresi mukus.

38

Kelenjar Pada Lambung


Glandula

cardiacae menghasilkan mukus


Glandula gastricae menghasilkan pepsin
dan asam lambung (HCl)
Glandula pyloricae menghasilkan hormon:
hormon gastrin

39

Pencernaan Pada Lambung


Terjadi

gerakan pada lambung yg berfungsi


mencampur makanan dgn sekret lambung &
mengosongkan makanan.
Makanan bercampur dgn sekret lambung
menjadi chyme.
Sekresi lambung : mukus, asam lambung,
tripsin, lipase, amilase & protease.

40

HCl lambung
Memecah

partikel makanan
Membentuk larutan molekul yang disebut
KIMUS
Tidak mampu memecah protein & lemak
Memusnahkan bakteri yang masuk lambung
( tidak efektif 100%)

Fungsi lambung
Menyimpan

, melarutkan & mencerna


parsial makanan yang masuk lambung.
Meneruskan makanan ke usus untuk di
absorbsi secara maksimal
Produksi enzim pepsin : memecah
ikatan peptida

Kelenjar Pada Lambung


Glandula

cardiacae
Menghasilkan mukus
Glandula gastricae
Menghasilkan pepsin dan asam lambung
(HCl)
Glandula pyloricae
Menghasilkan hormon
43

Pencernaan Pada Lambung

44

Terjadi gerakan pada lambung yg berfungsi


mencampur makanan dgn sekret lambung &
mengosongkan makanan.
Makanan bercampur dgn sekret lambung menjadi
chyme.
Sekresi lambung : mukus, asam lambung, tripsin,
lipase, amilase & protease.

E. Usus Halus
Diameter

4 cm
Mulai dari lambung sampai usus besar
Panjang 275 cm
3 segmen : duodenum, jejenum, ileum
Mempunyai banyak lipatan/ vili

Usus Halus
Merupakan

lanjutan lambung yang


terbentang mulai pilorik sampai ileosaekal
dengan panjang + 7 m.
Menempati sebagian besar rongga abdomen
terletak di bawah lambung dan hati.
Terdapat ductus choledocus dan ductus
pancreaticus.
Terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum
46

Struktur Usus Halus


1. Lapisan Mukosa

Mulai dari lambung


Mukosa : sel epitel : sekresi mukus & hormon
Invaginasi jaringan epitel kedalamnya membentuk
kelenjar eksokrin
Kelenjar eksokrin : sekresi asam, enzim, ion-ion
kedalam lumen
terdapat lipatan-lipatan mukosa dan vili serta
mikrovili yang memudahkan terjadinya absorpsi.

2. Lapisan Sub Mukosa


Jaringan

ikat kedua dibawahnya


Lapisan ini dilalui pembuluh darah & limfe
lebih besar, cabangnya menembus lapisan
mukosa diatas &lapisan otot di bawahnya
Terdapat jala saraf disebut pleksus sub
mukosa ( meissner)

3. Muskularis Eksterna
Jaringan

otot polos
Kontraksinya menimbulkan gaya mendorong
& memindahnkan isi saluran GI

Muskularis Eksterna
Terdiri

2 lapisan
a. Otot sirkuler : sebelah dalam, tebal,
kelilingi lumen, jika kontraksi lumen
menyempit
b. Otot longitudinal : sebelah luar , lebih tipis,
bila kontraksi saluran GI memendek

Muskularis Eksterna
Diantara

kedua otot polos terdapat pleksus


saraf lain yang lebih eksentif yaitu:
a. Pleksus mienterikus (AUERBACH)
b. Pleksus sub mukosa
c. Pleksus mienterikus/ intramural
d. Neuron lain di Saluran GI membentuk
sistem saraf enterik

4. Serosa
Selapis

jaringan ikat , diliputi sel gepeng ,


mengelilingi permukaan luar saluran GI
Sekresi cairan serosa, untuk membasahi &
mencegah gesekan dengan organ lain
Lembar jaringan ikat tipis ( Mesenterium,),
hubungkan serosa ke dinding abdomen,
menopang segmen GI ke rongga abdomen

53

54

55

Fungsi usus halus


Absorbsi

bahan makanan
Berlangsung terutama di duodenum &
jejenum
Absorbsi cairan elektrolit

Pencernaan Pada Usus Halus


Bolus

makanan dari lambung sangat asam,


dinetralkan oleh enzim pankreas (proteolistik,
lipase, amilase, ion bikarbonat & air)
Terjadi emulsi lemak oleh garam empedu
untuk memudahkan absorpsi lemak.
Nutrient diabsorpsi melalui mikrovili.
Bolus bergerak karena gerakan segmental
dan peristaltik.
57

Pergerakan Makanan Pada Usus


Terdiri

dari otot2 sirkuler & longitudinal.


Dipersarafi oleh sistem saraf enterik (pleksus
aurbach) & pleksus submukosa (pleksus
meissner).
Terdiri dari gerakan segmental & peristaltik.

58

Absorbsi usus halus


Karbohidrat
Hasil

akhir pencernaan : monosakarida


( glukosa,galaktosa, fruktosa)

Transfort aktif
Tidak perlu insulin

F. Usus Besar (Colon)


Merupakan

lanjutan usus halus berbentuk


U terbalik terdiri dari appendiks
vermiformis, colon asendens, colon
trasversum, colon desendens, colon sigmoid
dan rectum.
Panjangnya sekitar 140 cm mulai dari valvula
ileosaekal sampai anus.

60

Fungsi Usus besar


Menyerap

air & elektrolit


Menyimpan bahan feses saat
deekasi

62

Aktivitas pada kolon


Terjadi

reabsorpsi air & elektrolit dari bahan

feses.
Feses bergerak ke rektum karena kontraksi
haustral & mass movement.
Proses defekasi.

63

Anda mungkin juga menyukai