(Fix) MKM Model Transportasi Apple Group
(Fix) MKM Model Transportasi Apple Group
Transportasi
PT. Salaki
Summa
Sejahtera
(PT.SSS)
Disusun oleh :
Kelompok Apel
Dosen :
Dr. Muhammad Firdaus, SP, MSi
KELOMPOK : II
DEDIN N
(P056132692.49)
FAJAR FIRMAN (P056132732.49)
LINDA O
(P056132822.49)
MAULIA EKA R
(P056132852.49)
PASEK
(P056132792.49)
RUDI
(P056132902.49)
SARIFAH
(P056132932.49)
BAB
Company Profile
isi
pada
kawasan
produksi
di
sekitar
hutan
dengan
menerapan
pengembangan
ilmu-ilmu
kehutanan.
isi
Prinsip
Page | 1
BAB
Permasalahan
2
Lokasi Hutan PT.SSS
Lokasi areal IUPHHK PT. SSS berada di kelompok hutan Sungai Sigep Sungai
Sikabaluan. Untuk menuju ke lokasi (Base Camp) dapat ditempuh melalui jalan laut
dari Muara Padang (di Padang, Ibu Kota Sumatera Barat) ke Pokai (Muara
Sikabaluan) dengan menggunakan kapal laut (KM. Simasin) selama sekitar 10 - 14
jam. Kemudian dilanjutkan menuju Desa Tiniti dengan menggunakan long boat 2
jam atau KM. Tawakal (milik PT. SSS) 3 jam. Selanjutnya dari Desa Tiniti ke Base
Camp dapat menggunakan kendaraan perusahaan 1 jam. Sehingga menimbulkan
permasalahan transportasi, bukan hanya dari akses menuju ke hutan juga di dalam
hutan. Kami membatasi permasalahan pembahasan kami hanya membahas
transportasi antar blok di dalam hutan.
Page | 2
Penebangan pohon dilakukan per petak dan rencana blok tebangan pada tahun
2014, sebagai berikut :
Tabel 01. Potensi Perencanaan Tebangan per Petak Tahun 2014
No
.
Panjang Jalan
(km)
Petak
32
1
6
- x1
2,450
32
2
7
- x2
2,307
35
3
4
- x3
1,747
35
4
5
- x4
2,777
35
5
6
- x5
3,382
38
6
3
- x6
2,589
38
7
4
- x7
2,984
38
8
5
- x8
2,210
41
9
0
- x9
2,509
41
x1
10
1
- 0
2,885
41
x1
11
2
- 1
3,065
41
x1
12
3
- 2
403
42
x1
13
6
- 3
436
Sumber : Data Primer (diolah)
Produksi(m3)
6,867.45
7,362.11
5,331.40
5,374.85
6,824.28
4,923.94
5,556.96
7,277.04
3,544.91
5,539.83
5,790.43
5,109.24
2,788.75
Page | 3
Penyelesaian Permasalahan
BAB
Teknik riset
operasi terdiri dari 5 (lima) tahap utama, yaitu sebagai berikut (Nasendi dan
Anwar, 1985) :
1.
Identifikasi persoalan
2.
Penyusunan Model
3.
Analisis Model
4.
Pengesahan Model
5.
Implementasi hasil
1. Identifikasi Masalah
Page | 4
Tujuan
perusahaan
hanya
yaitu
jika
tidak
memaksimumkan
meminimisasi
memaksimumkan
biaya
keuntungan,
PT.
transportasi
SSS
awalnya
yang
ada
mendirikan
dan
TPK
Petak
32
6
32
7
35
4
35
5
35
6
38
3
38
4
38
5
41
0
41
1
41
2
41
3
42
6
TPK
Lama(km)
x1
9,563
10,916
x2
11,870
2,307
x3
4,336
12,663
x4
9,563
8,466
x5
12,945
5,689
x6
2,589
15,252
x7
15,929
8,673
x8
15,155
7,899
x9
5,098
16,761
7,983
14,252
11,048
11,367
11,451
8,302
8,419
14,688
x1
0
x1
1
x1
2
x1
3
Produksi (m3)
6,867.45
7,362.11
5,331.40
5,374.85
6,824.28
4,923.94
5,556.96
7,277.04
3,544.91
5,539.83
5,790.43
5,109.24
2,788.75
Page | 5
logging truck
Kecuali untuk petak 327, medan lokasi penebangan sangat terjal hanya ada
jalan cabang dan harus melalui petak 355 untuk menuju jalan utama
yang
digunakan
atau
dalam
permasalah
linear
tersebut, maka jumlah titik asal (titik Supply) harus sama dengan titik tujuan
(titik Demand). Keadaan dimana jumlah titik asal (titik Supply) tidak sama
dengan titik tujuan (titik Demand), seperti permasalahan pada no.2 dan 3,
maka akan didapatkan model khusus dari program transportasi, yaitu dengan
Page | 6
2. Penyusunan Model
Secara umum masalah transportasi dispesifikasi melalui informasi berikut :
1. Adanya suatu komoditi kayu sebesar potensi di lapangan
2. Adanya kelompok pusat pemasok ( + batas (atas ) suplai ) sumber (disini
adalah jumlah kayu yang dapat diambil dari lapangan)
3. Adanya kelompok pusat penerima ( + batas (bawah ) permintaan ) tujuan
(dalam kasus ini adalah hanya sampai ke Tempat Pengumpulan Kayu
Sementara/TPk Sementara)
4. Adanya jalur penghubung : sumber-tujuan ( + ongkos satuannya )
5. Adanya fungsi yang diminimalkan : ongkos angkut total
Hubungan dalam terminologi antara contoh dengan masalah umum, disajikan
dalam tabel berikut
Tabel.3. Hubungan contoh dan masalah transportasi secara umum
CONTOH
Angkutan Logging Truck Kayu
Dua Petak Tebang
Pemilihan
2
Tempat
MASALAH UMUM
Unit suatu komoditi Kayu
m sumber
n tujuan
Pengumpulan Kayu
Page | 7
disurvey 100%
Biaya kirim perangkutan dari
Petak
Tebang
ke
TPK
sementara j
Secara umum sumber i ( i =
tujuan j ( j = 1, 2, , n ) mempunyai permintaan d j unit. Biaya pendistribusian unitunit dari sumber i ke tujuan j, perunitnya adalah c ij , data di atas diringkas dalam
tabel berikut.
Tabel.4. Tabel transportasi
Sumbe
1
2
r
m
Demand
1
c11
c21
.
cm1
d1
Tujuan
2
.
c12
.
c22
.
.
.
cm2
.
d2
.
Supply
n
c1n
c2n
.
cmn
dn
s1
s2
.
sm
si
dj
c
i
ij
x ij
x
j1
ij
si
Meminimalkan
(fungsi tujuan)
m
x
i 1
ij
dj
dengan syarat
( i = 1, 2, , m )
(kendala suplai)
Page | 8
( j = 1, 2, , n )
(kendala
permintaan)
x ij 0
( i = 1, 2, , m; j = 1, 2, , n )
(kendala tak
negatif)
Berdasarkan si = penawaran total & dj = permintaan total, kita memiliki
beberapa keadaan untuk masalah transportasi :
1. Apabila si = dj, maka kita memiliki transportasi setimbang
2. Apabila si > dj, maka kita memiliki masalah transportasi yang tidak
seimbang tetapi fisibel
3. Apabila si < dj, maka kita memiliki masalah transportasi yang tidak
setimbang dan tidak fisibel
Tiga metode untuk menentukan penyelesaian basis awal yang fisibel bagi
masalah transportasi setimbang akan di bahas pada bagian selanjutnya, oleh
karena itu masalah transportasi yang tidak setimbang perlu disetimbangkan
terlebih dahulu. Untuk keadaan (2) di atas, masalah transportasinya dapat
disetimbangkan dengan menambahkan dengan tujuan dummy (buatan) dan
permintaan semu. Sedangkan untuk keadaan (3), kadangkala perlu juga tidak
memenuhi beberapa permintaan, namun
c
i
ij
x ij
x
j1
si
ij
Meminimalkan
(fungsi
tujuan)
m
x
i 1
ij
dj
dengan syarat
( i = 1, 2, , m )
(kendala suplai)
Page | 9
( j = 1, 2, , n )
(kendala
permintaan)
x ij 0
( i = 1, 2, , m; j = 1, 2, , n )
(kendala tak
negatif)
Perumusan model transportasi dalam bentuk tabel akan lebih memudahkan
kita dalam memahami variabel-variabel keputusan, fungsi tujuan, serta fungsi
kendala, baik kendala demand maupun kendala supply. Berikut adalah tabel dari
identifikasi masalah tranportasi yang dihadapi oleh perusahaan dari segi demand
dan supply produk kayu :
Petak
Demand
Supply
326 - A
6,867.45
6,795.34
327 - B
7,362.11
6,544.18
354 - C
5,331.40
5,230.10
355 - D
5,374.85
4,805.65
356 - E
6,824.28
6,384.79
383 - F
4,923.94
4,594.03
384 - G
5,556.83
3,145.79
385 - H
7,277.04
7,127.86
410 - I
3,544.91
3,088.68
411 - J
5,539.83
4,470.64
412 - K
5,790.43
4,611.49
413 - L
5,109.24
4,282.05
426 - M
2,787.75
2,435.41
Tota
72,290.06
63,516.01
l
Perhitungan jumlah demand dan supply adalah didapat dari data primer yang
ada di lapangan. Demand diperoleh dari jumlah potensi total kayu yang telah
Page | 10
Page | 11
artinya jumlah suplai untuk setiap sumbernya harus diberikan sama atau kurang
dari kapasitas yang dimiliki sumber.
Pada Tabel 03 dapat dilihat jumlah demand dan supply kayu yang ada di
perusahaan. Besarnya jumlah demand seperti yang telah kita ketahui adalah
berdasarkan hasil survey lapangan lansung (survey 100%). Sedangkan jumlah
supply adalah hasil perkiraan jumlah volume kayu yang dapat diambil nantinya
dengan memerhatikan faktor medan di lapangan dan produktifitas rata-rata
tebangan kayu dari tahun-tahun sebelumnya. Dari tabel dapat dilihat bahwa
terdapat dua buah petak yang potensi kayunya paling tinggi. Yaitu pada petak 327
dan 325 yang telah diberi warna biru. Sehingga untuk memfokuskan permasalahan
dalam pembahasan ini hanya akan membahas kedua petak yang mempunyai
potensi terbesar ini saja. Data demand dan supply pada kedua petak ini terdapat
pada Tabel 04 di bawah ini. Jelas permintaan minimalnya belum dipenuhi, sehingga
ada suatu kendala permintaan yang tidak dipenuhi,artinya penyelesaiannya tidak
fisibel. Karena jumlah total suplai kurang dari jumlah total permintaan, maka semua
penyelesaiannya tidak fisibel, artinya persoalan tersebut tidak fisibel.
Tabel 04.
No
.
Petak \
TPK
TPk BARU
(km)
TPk LAMA
(km)
Supply (m3)
327
- B
2,307
11,870
6,544.18
385
- H
7,899
15,155
7,127.86
7,
Demand
362.11
7,2
77.04
14,639.1
5
demand
>
13,672.0
4
supply
semu,
bi
angkutannya 0 (nol) satuan biaya, apabila dikaitkan dengan denda maka biaya
transportasi dari sumber dummy ke tujuan. Pada Tabel 04 diatas dapat dilihat
Page | 12
bahwa terdapat kelebihan demand daripada supply nya. Sehingga untuk memenuhi
jumlah demandnya agar seimbang antara jumlah supply dan demand perlu
ditambahkan variable dummy pada supply sebesar 967.11 m 3. Sehingga tabelnya
menjadi Tabel 05 dengan adanya tambahan variabel dummy.
Tabel 05.
N
o.
Petak \
TPK
BARU (km)
LAMA (km)
Supply (m3)
327
- B
2,307
11,870
6,544.18
385
- H
7,899
15,155
7,127.86
967.11
dummy
7
Demand
,362.11
7,
277.04
14,639.15
< 6.544,18
7.899XH-baru + 15.155XH-lama
< 7.127,86
XH-baru + XH-lama
< 967,11
< 7.277,04
Dimana XB-baru , XB-lama, 870XB-lama, XH-lama > 0 dan merupakan jumlah angkutan kayu
maksimal (m3) dari Logging truck yang membawa kayu. Sedangkan dalam proses
pemuatan kayu ini sendiri terdiri dari biaya bongkar muat, biaya pengangkutan
(perjalanan) dan biaya sarad (penarikan) kayu dari tunggul tebang petak di dalam
hutan.
Page | 13
Page | 14
Page | 15
dianggap
tetap
3
(cateris
1.178.162,583/truk/m /petak/bulan.
Biaya
paribus)
tersebut
adalah
adalah
sebesar
biaya
solar
Rp.
yang
dikeluarkan oleh unit truk untuk mengangkut kayu selama sebulan dengan asumsi
jumlah supply yang dicapai tersebut selama jangka waktu satu bulan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa jumlah biaya minimum yang dikeluarkan PT. Salaki
Summa Sejahtera untuk memenuhi jumlah demand maksimum adalah sebesar Rp.
1.178.162,583 x 6.643,38 = Rp. 7.826.981.742,865.
DAFTAR PUSTAKA
Data Primer PT. Salaki Summa Sejahtera 2013
Hillier, F. S. dan Lieberman, G. J., 1990, Pengantar Riset Operasi, Ed-V, Erlangga,
Jakarta.
Taha, A. H., 1996, Riset Operasi Jilid 1, Binarupa Aksara, Jakarta.
Page | 16
Page | 17