Anda di halaman 1dari 16

FTA dan Daya Saing Industri Pertanian

Indonesia dalam Menghadapi


Krisis Ekonomi Global
Prof. Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor

Orasi Ilmiah Guru Besar IPB


Graha Widya Wisuda Institut Pertanian Bogor, 29 Oktober 2011
Free Powerpoint Templates

Page 1

1. Pendahuluan
Keterbukaan
perdagangan
menginduksi
keterkaitan
antar
negara
Keterbukaan perdagangan Indonesia
berada pada level 30 persen
Singapura, Malaysia, Thailand China
memiliki tingkat openness> 100
persen
Implikasi:
Kondisi perdagangan dan ekonomi
mitra dagang sangat berpengaruh
terhadap kondisi ekonomi.eksternal
KEG:
Penurunan
keterbukaan
perdagangan pada tahun 2009
akibat
pengaruh
melambatnya
pertumbuhan
ekonomi
Amerika
Serikat dan Uni Eropa (mitra dagang
Free Powerpointutama)
Templates
Page 2

Sumber: Worldbank (2011)

1. Pendahuluan (Lanjutan)

Lambatnya pengambilan keputusan dengan metoda single under taking via


WTO dan kemelut ekonomi domestik yang dialami beberapa negara maju

Free Trade Agreement (FTA) atau Economic Partnership Agreement


(EPA).

Syarat FTA Menurut WTO:


Pertama, kesepakatan yang dibuat tidak akan menimbulkan hambatan
perdagangan terhadap Negara-negara di luar keanggotaan konsensus
tersebut.
Kedua, Kawasan perdagangan bebas sebagai tujuan final harus mampu
dicapai dengan periode yang reasonable dan diterima secara luas.
Ketiga, kesepakatan harus meliputi seluruh sektor secara substansial
Free Powerpoint Templates
Page 3

2. FTA dan Kinerja Perdagangan Indonesia

Free Powerpoint Templates

Page 4

Esensi Utama Kesepakatan Perdagangan Bebas


Indonesia
FTA

Tanggal
Penandatanganan

Tanggal
Berlaku

Lingkup

Lingkup Liberalisasi
Perdagangan

ASEAN
Economic
Community

20 November 2007

AEC 2015

Komprehensif

ASEAN-CEPT: 98% dari


total tariff line

ASEAN China

29 November 2004

1 Juli 2005

Komprehensif

Early Harvest Chapter 0108 in 2006


Normal Track: 40% at 05% pada 2010
Sensitive Track
Sensitive List (SL) : Tahun
2012 = 20%
Highly Sensitive List (HSL)
tahun 2015=50%

Free Powerpoint Templates

Page 5

Esensi Utama Kesepakatan Perdagangan Bebas


Indonesia (Lanjutan)

ASEAN Korea

24 Agustus 2006

1 Juli 2007

Komprehensif

Korea: eliminasi seluruh tariff


line di bawah Normal Track
sampai dengan 1 Jan 2010.
Normal Track : dieliminasi
sampai dengan 1 Jan 2011
(fleksibilitas < 5% dari tariff line
dalam skema NT dieliminasi
sampai dengan 1 Jan 2012
Persentasi maksimum dari
tariff line di bawah Sensitive
Track diantara ASEAN 6 &
Korea adalah 10% dari total
tariff line.

ASEAN Jepang

1 Maret 2008

1 Desember
2008

Komprehensif

Free Powerpoint Templates

Normal Track (NT) lingkup


ASEAN meliputi 90% dari total
tariff line dan lingkup Negara
Jepang mencakup 92% dari
total tariff line. Eliminasi tarif
dilakukan sampai dengan 10
tahun (88%) dan eliminasi
berikutnya (4%).
Sensitive Track (ST) - 8%
dari total tariff line HS 6 digits

Page 6

Esensi Utama Kesepakatan Perdagangan Bebas


Indonesia (Lanjutan)
ASEAN Australia
New Zealand

27 Februari 2009

1 Januari
2010

Komprehensif

Tanggal Berlaku 1
Januari 2010:
90% dari total NZ tariff
line dan 91.77% tariff
line Australia akan
dihilangkan pada 2010.
90.23% dari total tariff
line Indonesia akan
dihilangkan pada 2015.

ASEAN India

13 Agustus 2009

Indonesia
telah
meratifikasi
Trade in
Goods
Agreement
dan tanggal
penetapan
berlakunya
kesepakatan
adalah 1
Oktober
2010

Negosiasi pada
skema
liberalisasi
perdagangan
barang, jasa,
dan investasi
masih
berlangsung

Free Powerpoint Templates

Pada tahun 2016 (Batas


Waktu Normal Track):
42.56% dari total tariff
line dihilangkan oleh
Indonesia
79.35% dari total tariff
line dihilangkan oleh
Indonesia .

Page 7

Daya Saing Produk Ekspor Indonesia


Daya
saing
perdagangan
sektoral:
27 (Mineral fuels, mineral oils
and
products
of
their
distillation),
HS 15 (Animal or vegetable
fats and oils and their
cleavage products; prepared
edible
fats;
animal
or
vegetable waxes),
HS 44 (Wood and articles of
wood; wood charcoal).
Daya
saing
perdagangan
bertumpu pada produk primer
pertambangan dan pertanian
dan pertanian
Free Powerpoint Templates
Page 8

Sumber: Kementerian Perdagangan (2011)

Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Mitra Dagang


Utama Pada Tahun 2010

Sumber: Kementerian Perdagangan (2011)

Empat mitra dagang utama:


Jepang, Amerika Serikat,
Singapura, dan China.
Guncangan ekonomi yang
terjadi,
seperti
resesi
ekonomi di Amerika Serikat
tahun 2008, debt crisis
Jepang dan eurozone crisis
di
tahun
2011
akan
berdampak
pada
perekonomian Indonesia
Indonesia terlibat komitmen
FTA dengan seluruh mitra
dagang
utama
(AFTA,
ACFTA, IJEPA, ASEAN EU)

Free Powerpoint Templates

Page 9

3. Landasan Teori FTA dan Integrasi Ekonomi Regional


Lima tingkat kerja sama formal antar negara :Free Trade Agreement
(FTA), Custom Union, Common Market, Monetary Union, dan Political
Union (Kotabe dan Helsen, 2001).
FTA: pengurangan berbagai hambatan dalam kegiatan perdagangan (tariff
and non tariff barrier). internal tariff antara negara = 0 persen dan
external tariff tentatif.

Efek FTA:
Trade Creation: penggantian produk domestik suatu negara yang
melakukan integrasi ekonomi regional dengan produk impor yang lebih
murah dari anggota lain
Trade Diversion: pengalihan perdagangan dari negara yang tidak ikut
serta dalam perjanjian perdagangan tapi lebih efisien ke negara yang
Free Powerpoint
Templates
ikut serta dalam perjanjian walaupun
kurang
efisien
Page 10

4. Estimasi Dampak ASEAN China FTA (Oktaviani et al, 2007)


Tidak cukup
hanya
mengandalkan
keunggulan
komparatif
(peningkatan
R&D)

Existing
condition:
Defisit neraca
perdagangan
Indonesia-China

ASEAN CHINA
FTA
Stagnasi industri
menjadi akar
permasalahan dari
membanjirnya
impor

Mayoritas industri
mengalami
peningkatan impor
Eg: agrobased
industries (gula,
makanan, minuman
dan
tembakau)
Free
Powerpoint
Templates

Trade Creation
Effect
Peningkatan
kesejahteraan
China tiga kali
lebih besar dari
Indonesia

Respon positif
peningkatan
output dan
ekspor (produk
elektronik dan
mesin)

Page 11

4. FTA dan Daya Saing Industri Pertanian


Indonesia
Rekapitulasi Indeks Keterkaitan ke Belakang Agrobased Industries
Indonesia pada Periode 1995-2008
Sektor
Industri pengolahan dan
pengawetan makanan
Industri minyak dan lemak
Industri penggilingan padi
Industri tepung, segala jenis
Industri gula
Industri makanan lainnya
Industri minuman
Industri rokok

Perubahan
1995 1995-2000 2000-2003 2003-2005
0,06
-0,03
-0,03
1,17
0,01
-0,05
0,11
1,16
-0,19
-0,02
0,05
1,34
0,01
0,05
0,00
1,19
0,12
0,02
0,01
1,03
0,00
-0,02
0,05
1,17
-0,09
-0,04
0,15
1,18
-0,06
0,00
0,00
1,00

2005-2008
-0,48
-0,58
-0,41
-0,55
-0,45
-0,53
-0,58
-0,56

Sumber: Tabel Input Output , Diolah (2011)

Free Powerpoint Templates

Page 12

Total Perdagangan Non Migas Indonesia dengan Negara Mitra


FTA (dalam Milyar USD)
Mitra Dagang
Dunia
China
Korea Selatan
India
Jepang
Australia
Selandia Baru
ASEAN

2006
121,70
11,00
5,10
4,60
17,70
4,30
0,60
25,20

2007
144,60
14,60
5,70
6,50
19,60
4,70
0,80
31,10

2008
206,50
22,70
9,50
9,60
28,70
6,10
1,00
46,20

2009
175,30
22,40
9,00
9,40
21,80
5,10
0,80
38,70

2010
238,00
33,80
12,50
12,50
33,40
6,50
1,00
51,00

Perubahan (%)
2009/2010
35,77
50,89
38,89
32,98
53,21
27,45
25,00
31,78

Trend (%)
2006-2010
16,59
30,68
24,97
26,68
14,79
9,44
13,15
17,68

Neraca Perdagangan Non Migas Indonesia dengan Negara Mitra


FTA (dalam Milyar USD)
Mitra Dagang

2006

2007

2008

2009

2010

Perubahan (%)

Trend (%)

2009/2010

2006-2010

Dunia

37,50

39,50

9,20

19,60

21,50

9,69

16,59

China

0,00

-1,30

-7,20

-4,60

-5,60

21,74

30,68

Korea Selatan

1,70

1,80

-0,10

1,40

1,30

-7,14

24,97

India

2,00

3,30

4,60

5,30

7,20

35,85

26,68

Jepang

6,70

6,60

-1,10

2,20

-0,40

-118,18

14,79

Australia

-1,10

-0,90

-1,90

-1,70

-1,70

0,00

9,44

Selandia Baru

-0,10

Free
-0,20

Powerpoint
Templates
-0,40
-0,30
0,40

-233,33

13,15

26,92

17,68

ASEAN

7,50

8,60

1,00

2,60

3,30

Page 13

Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Indonesia


dengan Negara Mitra FTA (dalam Milyar USD)
Mitra Dagang

2006

2007

Dunia
China
Korea Selatan
India
Jepang
Australia
Selandia Baru
ASEAN

79,60
5,50
3,40
3,30
12,20
1,60
0,20
16,40

92,00
6,70
3,70
4,90
13,10
1,90
0,30
19,90

Dunia
China
Korea Selatan
India
Jepang
Australia
Selandia Baru
ASEAN

42,10
5,50
1,70
1,30
5,50
2,70
0,30
8,80

52,50
8,00
2,00
1,60
6,50
2,80
0,50
11,30

Sumber: Kementerian Perdagangan (2011)

2008
2009
EKSPOR
107,90
97,50
7,80
8,90
4,70
5,20
7,10
7,40
13,80
12,00
2,10
1,70
0,30
0,20
23,60
20,60
IMPOR
98,60
77,80
14,90
13,50
4,80
3,80
2,50
2,10
14,90
9,80
4,00
3,40
0,70
0,60
22,60
18,00

2010

Perubahan (%)
2009/2010

Trend (%)
2006-2010

129,70
14,10
6,90
9,90
16,50
2,40
0,30
27,10

33,03
58,43
32,69
33,78
37,50
41,18
50,00
31,55

10,91
24,41
18,78
29,44
5,28
7,13
4,21
11,06

108,30
19,70
5,60
2,70
16,90
4,10
0,70
23,90

39,20
45,93
47,37
28,57
72,45
20,59
16,67
32,78

25,63
36,04
35,37
28,57
30,56
10,82
18,18
27,91

Free Powerpoint Templates

Page 14

Pemanfaatan Preferensi Tarif FTA


Pangsa Nilai SKA terhadap Ekspor Non Migas

Sumber: Kementerian Perdagangan (2011)

Free Powerpoint Templates

Page 15

15

6. Implikasi Kebijakan dalam


Menghadapi Krisis Ekonomi Global
KEG: Pilihan inward looking dengan substitusi impor masih
diperlukan selain outward looking
Perbaikan iklim investasi di dalam negeri dan market
intelligence
Kesepakatan FTA yang telah disetujui perlu dikaji ulang
mengingat masih rendahnya pemanfaatannya
Good governance
Mekanisme Request and Offer
Perbaikan Export Quality Infrastructure
Adopsi teknologi ,penguatan industri hilir, dan Supply chain
management
Free Powerpoint Templates

Page 16

Anda mungkin juga menyukai