Anda di halaman 1dari 5

Azkia Sofie Wulandari

F1F023022
Pengantar Ekonomi Internasional
ASEAN-INDIA FREE TRADE AGREEMENT

Kerjasama dalam sektor ekonomi antara ASEAN dan India menjadi salah
satu aspek yang penting dalam hubungan kedua kawasan ini. Dari perjanjian antara
negara-negara ASEAN dan India membuat kerja sama ekonomi ini memberikan
dampak positif yang signifikan bagi kedua belah pihak. Salah satunya adalah pada
tahun 2008, ekspor ASEAN ke India mencapai 30,1 miliar dolar yang berarti telah
mengalami pertumbuhan 21,1% dibandingkan dengan 2007. Impor ASEAN dari
India mencapai 17,4 miliar dolar dengan pertumbuhan mencapai 40,2%
dibandingkan dengan 2006. investasi asing langsung (FDI), aliran dari India ke
negara-negara anggota ASEAN adalah 476,8 juta dolar pada tahun 2008, yang
menyumbang 0,8 persen dari total FDI di wilayah tersebut. Hal tersebut
membuktikan bahwa kontrak persetujuan antara negara-negara ASEAN dengan
India dapat menumbuhkan sektor perekonomian di kedua wilayah aktor tersebut.
Selain pertumbuhan dalam bidang ekonomi, kesepakatan ini juga menjadi salah
satu FTA terbesar di dunia dengan pasar sebesar 1,8 miliar orang dan GDP
gabungan sebesar 2,8 triliun dolar. Dari kesepakatan ini memungkinkan liberalisasi
tarif menyentuh lebih dari 90% dari produk yang diperdagangkan antara dua
wilayah (Tyagi, R. 2017: hlm 760).
Pada mulanya, hubungan ASEAN dan India resmi di bentuk pada taun 1992
yang memfokuskan dalam sektor perdagangan, pariwisata, teknologi dan sektor
lainnya. Setelah terjadinya perencanaan, kedua pihak yaitu negara-negara ASEAN
dan India melakukan negosiasi yang berfokus dalam perundingan perjanjian
kerjasama dalam sektor ekonomi diantara keduanya. Pada tanggal 8 Oktober 2003,
tepatnya di Bali, Indoneisa kesepakatan tersebut resmi ditandatangani oleh sepuluh
negara anggota ASEAN dan Republik India, namun kesepakatan final dari
perjanjian perdagangan bebas ASEAN-India baru ditandatangi pada 13 Agustus
2009. Hubungan kerjasama dalam sektor ekonomi antara negara Brunei
Darussalam, Malaysia, Thailand, Singapura, Indonesia dan Myanmar dengan
negara Republik India mulai berlaku penerapannya pada tahun 1 Januari 2010.
Azkia Sofie Wulandari
F1F023022
Pengantar Ekonomi Internasional
Asean-India Free Trade Aggrement (AIFTA) memungkinkan pengiriman
barang bolak-balik di dalam negara-negara anggotanya dengan menghilangkan tarif
untuk 75% barang yang diperdagangkan antara ASEAN dan India, dan mengikat
para pihak untuk menurunkan tarif di bawah 5% untuk 10% lini produk berikutnya.
AIFTA juga mengesahkan adanya pihak ketiga jika faktur penjualan dikeluarkan
oleh negara atau perusahaan lain yang mengekspor barang asal di berbagai industri,
negara pengimpor dapat menerima Surat Keterangan Asal dari otoritas pabean
negara asal. Faktur tersebut dapat berasal dari negara-negara yang bukan Pihak
dalam perjanjian. AIFTA menetapkan pengurangan tarif untuk barang-barang dari
negara-negara yang menyetujui perjanjian. Dalam hal ini, barang yang diperjual
belikan dibagi kedalam lima kategori produk dengan peraturan yang berbeda.
Pertama, barang-barang “Normal Track”, tarifnya ditetapkan permanen dengan 0%
yang mulai berlaku sejak 31 Desember 2019. Pembagian barang selanjutnya adalah
“Sensitive Track,” di mana tarif yang ditetapkan sejumlah 5% dan mulai berlaku
pada 31 Desember 2019. Tarif ini hanya akan dipertahankan untuk 50 kelompok
produk dari kategori ini. Untuk semua kelompok produk lainnya, tarif akan
diturunkan lebih lanjut menjadi 4,5%. Pada 31 Desember 2019, tarif yang berlaku
akan dikurangi rata-rata 50%. Selain “Normal Track” dan “Sensitive Track,” pada
31 Desember 2019, tarif di “Highly Sensitive” juga akan dikurangi sebesar 25 –
50%. Dalam kerja sama AIFTA, ada istilah “Special Produk” yang merujuk pada
komoditas spesial dari India seperti minyak kelapa sawit, kopi, teh hitam, dan
merica, komoditas tersebut juga mengalami pengurangan tarif yang diberlakukan
sejak 31 Desember 2019, dengan rincian CPO pada mulanya menyentuh tarif 80
dan turun menjadi 37.5, RPO dari 90 menjadi 45, Kopi dan teh hitam dari 100
menjadi 45, serta lada yang pada awal tarifnya menyentuh 70 lalu turun menjadi
50.
Terlepas dari kenaikan keuntungan bagi kedua negara serta berkembangnya
akses pasar, tentunya kerjasama dalam sektor ekonomi AIFTA dapat menyebabkan
beberapa kerugian bagi aktor yang berperan. Pertama, AIFTA menyebabkan
beberapa industri merasakan ketidakseimbangan dalam kerjasama ini, yaitu
menganggap bahwa AIFTA lebih menguntungkan bagi akses pasar ASEAN, tetapi
Azkia Sofie Wulandari
F1F023022
Pengantar Ekonomi Internasional
bisnis lokal di India tidak merasakan keuntungan karena penurunan tarif, sehingga
hal ini dapat menyebabkan pekerja dibeberapa sektor kehilangan pekerjaannya.
AIFTA juga dianggap gagal meratakan distribusi kebermanfaatan sehingga
beberapa sektor dapat menerima keuntungan yang lebih besar sementara sektor
yang lain justru mendapatkan kerugian. Serta banyak pihak menilai AIFTA
menaikkan peluang ketergantungan konsumen India terhadap impor, hal ini dapat
mengakibatkan produk lokal tidak mampu untuk bersaing dan pada akhirnya
menimbulkan krisis bagi produsen dalam negeri di India.
Sebagai seorang pengamat, penulis menilai kerjasama antara negara-negara
ASEAN dan negara India sangat berpotensi untuk mewujudkan perdagangan lintas
negara sehingga perekonomian liberal dunia dapat dilaksanakan tanpa terbatas pada
satu negara saja, AIFTA juga mampu membuat pasar bebas dengan menurunkan
nominal pajak antar negara yang menyetujui kesepakatan ini, sehingga proses
transaksi bisa dilakukan dengan harga yang lebih terjangkau. Namun, penulis
menyadari bahwa kerjasama juga dapat menimbulkan berbagai masalah terutama
untuk produsen lokal India, dengan adanya pengurangan tarif pajak, barang impor
akan terus menjamuri pasar lokal, dikhawatirkan produsen lokal belum mampu
bersaing untuk menciptakan produk yang lebih inovatif, tidak menutup
kemungkinan bagi konsumen juga merasa lebih nyaman untuk menggunakan
produk luar negeri dibanding produk lokal karena menimbang dengan harga yang
relatif murah namun bisa mendapatkan kualitas yang bisa saja lebih baik. Maka,
penulis menyarankan untuk diadakannya perundingan ulang untuk menemukan
solusi dari permasalahan yang timbul akibat dari lahirnya kesepakatan ini, sehingga
kedua pihak, negara-negara ASEAN maupun negara Republik India dapat
mengoptimalisasi keuntungan antar keduanya.
Azkia Sofie Wulandari
F1F023022
Pengantar Ekonomi Internasional
DAFTAR PUSTAKA

Cyrill, M. India FTA 2022 Status Update. (2023). India Briefing From Dezan Shira
& Associates. https://www.india-briefing.com/news/india-fta-2022-status-
update-23513.html/.
Darmastuti, S., Amelia, R. L. (2014). Peningkatan Hubungan Ekonomi ASEAN-
India Tinjauan Analisis Terhadap ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA),
vol. 1, no.1, 36-43. Library.upnvj.ac.id.
"Department of Commerce, Indian Govt". commerce.gov.in. Archived from the
original on 2 June 2017. https://wtocenter.vn/chuyen-de/12786-asean---
india-free-trade-area.
"Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Between the
Republic of India and the Association of Southeast Asian
Nations". ASEAN. 8 October 2003. Retrieved 7 July 2016.
FTA Center. (2010). AIFTA. https://ftacenter.kemendag.go.id/aifta.
Lee, H., Lee, H., & Liew, V. (2007). India-ASEAN-5 Economic Integration: Impact
of Liberalization. The IUP Journal of Applied Economics, 7-20.
Nambiar, S. dan MIER. (2010). India and ASEAN: an FTA and beyond. East Asia
Forum. https://www.eastasiaforum.org/2010/01/21/india-and-asean-an-fta-
and-beyond/.
Schuluter, M. (2018). Free Trade Agreemets in ASEAN and beyond – a Key to
Attractive Business Perspectives. Rodl&Partner.
https://www.roedl.com/insights/free-trade-agreements-asean-beyond-
attractive-business-perspectives.
Sikdar, C. dan Nag, B. (2011). Impact of India-ASEAN Free Trade Agreement: A
Cross-country Analysis Using Applied General Equilibrium Modelling.
Asia-Pacific Research and Training Network on Trad.
Tham, S., & Rew, K. (2014). Reassessing the Impact of the ASEAN-India Free
Trade Agreement. No. 48, 53-73. https://doi.org/10.4324/9781351013598.
Azkia Sofie Wulandari
F1F023022
Pengantar Ekonomi Internasional
Tyagi, R. dkk. INDIA-ASEAN FTA: Analysis of cooperation in Transportation
Sector. Procedia Computer Science, vol. 122 (2017): 759-766.
https://doi.org/10.1016/j.procs.2017.11.434.
WTO Center VOCCI. (2016). ASEAN-India Free Trade Area. WTO Center
VOCCI. https://wtocenter.vn/chuyen-de/12786-asean---india-free-trade-
area.

Anda mungkin juga menyukai