Anda di halaman 1dari 16

1.

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA)


ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-
negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka
meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan
ASEAN sebagai basis produksi dunia serta serta menciptakan pasar regional bagi
500 juta penduduknya.AFTA dibentuk pada waktu Konperensi Tingkat Tinggi (KTT)
ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992. Awalnya AFTA ditargetkan ASEAN
FreeTrade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara
ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka
meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan
ASEAN sebagai basis produksi dunia akan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-
2008), kemudian dipercepat menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi
menjadi tahun 2002.Skema Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free
Trade Area ( CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk 1 mewujudkan AFTA
melalui : penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kwantitatif
dan hambatan-hambatan non tarif lainnya.Perkembangan terakhir yang terkait
dengan AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk
impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia,
Philippines, Singapura dan Thailand, dan bagi Cambodia, Laos, Myanmar dan
Vietnam pada tahun 2015. Produk yang dikatagorikan dalam General Exception
adalah produk-produk yang secara permanen tidak perlu dimasukkan kedalam
CEPT-AFTA, karena alasan keamanan nasional, keselamatan, atau kesehatan bagi
manusia, binatang dan tumbuhan, serta untuk melestarikan obyek-obyek arkeologi
dan budaya. Indonesia mengkatagorikan produk-produk dalam kelompok senjata
dan amunisi, minuman beralkohol, dan sebagainya sebanyak 68 pos tarif sebagai
General Exception.
Gambaran Umum AFTA

3. Manfaat dan Tantangan AFTA bagi Indonesia


 Tantangan
Pengusaha/produsen Indonesia dituntut terus menerus dapat meningkatkan
kemampuan dalam menjalankan bisnis secara profesional guna dapat
memenangkan kompetisi dari produk yang berasal dari negara anggota ASEAN
lainnya baik dalam memanfaatkan peluang pasar domestik maupun pasar negara
anggota ASEAN lainnya

4. Jangka Waktu Realisasi AFTA


 KTT ASEAN ke-9 tanggal 7-8 Oktober 2003 di Bali, dimana enam negara anggota ASEAN
Original Signatories of CEPT AFTA yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia,
Philipina, Singapura dan Thailand, sepakat untuk mencapai target bea masuk dengan tingkat
tarif 0% minimal 60% dari Inclusion List (IL) tahun 2003; bea masuk dengan tingkat tarif 0%
minimal 80% dari Inclusion List (IL) tahun 2007; dan pada tahun 2010 seluruh tarif bea
masuk dengan tingkat tarif 0% harus sudah 100% untuk anggota ASEAN yang baru, tarif 0%
tahun 2006 untuk Vietnam, tahun 2008 untuk Laos dan Myanmar dan tahun 2010 untuk
Cambodja.
 Tahun 2000 : Menurunkan tarif bea masuk menjadi 0-5% sebanyak 85% dari seluruh jumlah
pos tarif dalam Inclusion List (IL).
 Tahun 2001 : Menurunkan tarif bea masuk menjadi 0-5% sebanyak 90% dari seluruh jumlah
pos tarif dalam Inclusion List (IL).
 Tahun 2002 : Menurunkan tarif bea masuk menjadi 0-5% sebanyak 100% dari seluruh jumlah
pos tarif dalam Inclusion List (IL), dengan fleksibilitas.
 Tahun 2003 : Menurunkan tarif bea masuk menjadi 0-5% sebanyak 100% dari seluruh jumlah
pos tarif dalam Inclusion List (IL), tanpa fleksibilitas.
 Untuk ASEAN-4 (Vietnam, Laos, Myanmar dan Cambodja) realisasi AFTA dilakukan
berbeda yaitu :
 Vietnam tahun 2006 (masuk ASEAN tanggal 28 Juli 1995).
 Laos dan Myanmar tahun 2008 (masuk ASEAN tanggal 23 Juli 1997).
 Cambodja tahun 2010 (masuk ASEAN tanggal 30 April 1999).
5. Kriteria Suatu Produk Untuk Menikmati Konsesi CEPT
Produk terdapat dalam Inclusion List (IL) baik di Negara tujuan maupun di negara
asal, dengan prinsip timbale balik (reciprosity). Artinya suatu produk dapat
menikmati preferensi tarif di negara tujuan ekspor (yang tentunya di negara tujuan
ekspor produk tersebut sudah ada dalam IL), maka produk yang sama juga harus
terdapat dalam IL dari negara asal.

Memenuhi ketentuan asal barang (Rules of Origin), yaitu cumulative ASEAN Content
lebih besar atau sama dengan 40%.

Perhitungan ASEAN Content adalah sebagai berikut :

Value of Undetermined Origin Materials, Parts of Produce + Value of Imported Non-


ASEAN Material, Parts of Produce X 100%<60%
FOB Price

Produk harus disertai Certificate of Origin Form D, yang dapat diperoleh pada Kantor
Dinas atau Suku Dinas Perindustrian dan Perdagangan di seluruh Indonesia.

6. Beberapa istilah dalam CEPT-AFTA


 Fleksibilitas adalah suatu keadaan dimana ke-6 negara anggota ASEAN apabila belum siap
untuk menurunkan tingkat tarif produk menjadi 0-5% pada 1 Januari 2002, dapat diturunkan
pada 1 Januari 2003. Sejak saat itu tingkat tarif bea masuk dalam AFTA sebesar maksimal
5%.
 CEPT Produk List
 Inclusion List (IL) : daftar yang memuat cakupan produk yang harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
 Produk tersebut harus disertai Tarif Reduction Schedule.
 Tidak boleh ada Quantitave Restrictions (QRs).
 Non-Tarif Barriers (NTBs) lainnya harus dihapuskan dalam waktu 5 tahun.
 Temporary Exclusion (TEL) : daftar yang memuat cakupan produk yang sementara
dibebaskan dari kewajiban penurunan tarif, penghapusan QRs dan NTBs lainnya serta secara
bertahap harus dimasukkan ke dalam IL.
 Sensitive List (SL) : daftar yang memuat cakupan produk yang diklasifikasikan sebagai
Unprocessed Agricultural Products. Contohnya beras, gula, produk daging, gandum, bawang
putih, dan cengkeh, serta produk tersebut juga harus dimasukkan ke dalam CEPT Scheme
tetapi dengan jangka waktu yang lebih lama. Contohnya Brunei Darussalam, Indonesia,
Malaysia, Philipina, Thailand harus telah memasukkan produk yang ada dalam SL ke dalam
IL pada tahun 2010, Vietnam pada tahun 2013, Laos dan Myanmar pada tahun 2015, serta
Kamboja pada tahun 2017.
 General Exception (GE) List : daftar yang memuat cakupan produk yang secara permanen
tidak perlu untuk dimasukkan ke dalam CEPT Scheme dengan alas an keamanan nasional,
keselamatan/kesehatan umat manusia, binatang dan tumbuhan, serta pelestarian objek
arkeologi, dan sebagainya (Article 9b of CEPT Agreement). Contohnya antara lain senjata,
amunisi, da narkotika. Produk Indonesia dalam GE List hingga saat ini sebanyak 96 pos tarif.
Keuntungan AFTA bagi Indonesia
1. AFTA 2015, Berarti Ijin kerja di Negara ASEAN Lebih Mudah. Saatnya Menjajah
“ASEAN”
2. Manfaatkan Pariwisata Sebagai Sumber Devisa Selain Sumber Daya Alam
1. ACFTA
ACFTA adalah suatu kawasan perdagangan bebas di antara anggota-anggota
ASEAN dan Cina. Kerangka kerjasama kesepakatan ini ditandatangani di Phnom
Penh, Cambodia, 4 November 2002, dan ditujukan bagi pembentukan kawasan
perdagangan bebas pada tahun 2010, tepatnya 1 Januari 2010. Setelah
pembentukannya ini ia menjadi kawasan perdagangan bebas terbesar sedunia
dalam ukuran jumlah penduduk dan ketiga terbesar dalam ukuran volume
perdagangan, setelah Kawasan Perekonomian Eropa dan NAFTA. Usulan
pembentukan kawasan ini dicetuskan Cina pada bulan November 2000. Pada saat
itu Cina memprediksi akan menggeser Amerika Serikat pada posisi mitra dagang
utama ketiga ASEAN, setelah Jepang dan Uni Eropa. Pada rentang waktu antara
2003 dan 2008, volume perdagangannya dengan ASEAN tumbuh dari
US$59.6 milyar menjadi US$192.5 milyar. Cina juga diprediksi menjadi negara
eksporter dunia terbesar pada tahun 2010.

Perjanjian ACFTA ini telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia dengan


KEPPRES No.48 tahun 2004 dan mulai diberlakukan pada tanggal 1 januari 2010.
Namun yang jadi kendala utama pelaksanaan berlakunya perjanjian ACFTA di
Indonesia, bahwa ternyata banyak pihak yang meminta agar waktu berlakunya
perjanjian ini agar direnegoisasi kembali oleh pemerintah, yang menurut prediksi
para pelaku bisnis dan pemerhati ekonomi Indonesia akan dapat merontokkan
ketahanan ekonomi nasional dari serbuan produk China yang masuk ke Indonesia.
Adapun yang perlu diperhatikan selanjutnya oleh pemerintah Indonesia dalam
merenegosi-asikan kembali ACFTA dalam lingkup pos-pos tertentu yang dianggap
belum siap menghadapi pelaksanaan ACFTA di Indonesia, maka pemerintah dalam
pengertian paham monisme yang dianut pada UU No. 24 tahun 2004, khususnya
Pasal 4 ayat (2) dapat mengarahkan kepada kesamaan kedudukan dan saling
menguntungkan antarnegara peserta. Selanjutnya, langkah yang tidak kalah
pentingnya adalah membuat aturan yang jelas perihal persamaan kedudukan para
negara peserta dalam perjanjian ACFTA ini, demi untuk menghindarkan dominasi
negara terkuat khususnya mengenai penentuan harga-harga atas produk barang
maupun jasa, (angan sampai Indonesia hanya menjadi Price Taker, sementara
Negara Maju menjadi Price Maker.
ACFTA, RI-China Bikin Tujuh Kesepakatan
Pemerintah Indonesia dan China siap menjalin kerjasama terkait ASEAN-China
Agreement. Ada lima kesepakatan, di antaranya China mengizinkan pembukaan
cabang Bank Mandiri dan pinjaman kepada LPEI, serta membuka fasilitas kredit
ekspor untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dalam Pertemuan Komisi
Bersama (Joint Commission Meeting/JMC) ke-10 di Yogyakarta, Sabtu 3 April 2010,
Indonesia diwakili oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Sedangkan China
diwakili Menteri Perdagangan Chen Deming. JMC merupakan forum untuk
membahas isu perdagangan investasi, kerjasama keuangan dan pembangunan.
JCM ke-10 hari ini dilaksanakan dalam suasana persahabatan dan kerjasama
sehingga menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan kedua belah
pihak. Beberapa hasil kesepakatan tersebut antara lain:

Pertama, pihak China sepakat untuk memfasilitasi akses pasar bagi beberapa buah-
buahan tropis (pisang, nenas, rambutan) dan sarang burung walet Indonesia untuk
dapat memasuki pasar China.
Kedua, kedua pihak sepakat untuk membentuk Kelompok Kerja Resolusi
Perdagangan (Working Group on Trade Resolution/WGTR), yang bertujuan untuk
memfasilitasi perdagangan yang lancar di antara kedua negara; juga memfasilitasi
pembukaan Cabang Bank Mandiri di RRT demi memperkuat hubungan transaksi
langsung perbankan.
Ketiga, atas permintaan Indonesia, dalam JCM ini delegasi RRT menyetujui
pembukaan cabang Bank Mandiri di RRT , sehingga akan memperkuat hubungan
langsung transaksi perbankankeduanegara.
Keempat, kerjasama antara Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan
China Exim Bank dimana kedua pihak menandatangani perjanjian pinjaman sebesar
US$ 100 juta dari CEB kepada LPEI. LPEI juga saat ini dalam tahap finalisasi MoU
dan Industrial & Commercial Bank of China (ICBC) untuk penyediaan kredit
sebanyak US$ 250 juta kepada LPEI. Pinjaman tersebut akan digunakan oleh LPEI
sebagai fasilitas kredit untuk mendukung perusahaan-perusahaan di kedua negara
terkait dengan proyek-proyek perdagangan dan investasi dalam berbagai sektor-
sektor prioritas yang disetujui oleh kedua belah pihak termasuk perdagangan dan
investasi barang modal, proyek-proyek sektor infrastruktur, energi dan konstruksi;
Kelima, kedua pihak setuju untuk memaksimalkan penggunaan Pinjaman Kredit
Ekspor Preferensial (Preferential Export Buyers Credit) sebesar US$ 1,8 miliar dan
Pinjaman Konsesi Pemerintah (Government Concessional Loan) sebesar 1,8 miliar
RMB untuk dapat dipergunakan oleh Indonesia dalam mengembangkan berbagai
proyek infrastruktur. Adapun proyek-proyek yang telah diselesaikan adalah proyek
Jembatan Suramadu dan pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara Labuhan Angin.
Keenam, kedua belah pihak telah menyelesaikan Perjanjian Perluasan dan
Pendalaman Kerjasama Bilateral Ekonomi dan Perdagangan (Agreement on
Expanding and Deepening Bilateral Economic Cooperation) yang akan
ditandatangani pada saat kunjungan Perdana Menteri Wen Jiabao ke Indonesia
pada akhir bulan ini.
Ketujuh, membahas Agreed Minutes of the Meeting for Further Strengthening
Economic and Trade Cooperation) yang antara lain berisi:
a. Deklarasi Bersama antara Indonesia dan RRT mengenai Kemitraan Strategis
yang telah ditandatangani oleh kedua Pimpinan Negara pada bulan April 2005
menjadi dasar untuk lebih memperkuat kerjasama perdagangan dan ekonomi antara
kedua negara.
b. Berdasarkan Deklarasi ini, kedua belah pihak akan mengembangkan perspektif
strategis dalam mengatasi kepentingan jangka panjang dan membawa hubungan ke
tingkat yang baru untuk kepentingan kedua banga dan negara.

c. Untuk mencapai tujuan tersebut, Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China


(ACFTA) tetap menjadi dasar strategis dimana masing-masing pihak harus penuh
mengimplementasikan perjanjian tersebut secara menyeluruh dan saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak.
d. Kedua pihak akan menetapkan pertumbuhan perdagangan bilateral yang tinggi
dan berkelanjutan, dimana jika terdapat ketidakseimbangan perdagangan, pihak
yang mengalami surplus perdagangan berkewajiban untuk mengambil tindakan-
tindakan termasuk mendorong impor lebih lanjut dan memberikan dukungan yang
diperlukan.

e. Agreed minutes ini merupakan upaya untuk menindaklanjuti concern beberapa


industri di Indonesia terkait dengan dampak dari Perdagangan Bebas ASEAN-China
(ACFTA). Kedua pihak percaya bahwa komitmen bersama antara kedua pemerintah,
disertai dengan komitmen-komitmen dari kedua komunitas bisnis, akan dapat
mengatasi kekhawatiran tersebut.
Pengaruh ACFTA bagi Indonesia
ACFTA membawa dampak terhadap industri-industri domestik dalam negeri hal ini
membawa pengaruh terhadap stabilitas Indonesia. ini dilihat dari dua sektor industri
yaitu industri tekstil dan alas kaki. Impor Indonesia dari China untuk barang-barang
tekstil dan alas kaki mengalami peningkatan yang cukup signifikan, penyebabnya
adalah harga yang murah dan lebih beragam. Hal ini mengakibatkan pasar domestik
dikuasai oleh barang-barang China sehingga barang buatan dalam negeri tidak
mampu bersaing.

Banyaknya dampak yang ditimbulkan oleh perjanjian ACFTA ini membawa


pemerintah melakukan strategi demi menyelamatkan industri-industri dalam negeri
salah satunya dengan melakukan peningakatan daya saing, memproteksi produk
dalam negeri sehingga produk–produk impor tidak menguasai pasar dalam negeri
sehingga mampu tercipta peluang yang lebih besar untuk produk–produk dalam
negeri menguasai pasar sendiri serta mengambil kebijakan-kebijakan untuk
meningkatakan stabilitas ekonomi indonesia.

Selain itu walaupun ACFTA banyak membawa pengaruh negatif terhadap industri-
industri dalam negeri akan tetapi Indonesia masih bisa mendapatkan peluang yaitu
dengan meningkatkan ekspor produk-produk unggulan dalam negeri, Indonesia
harus jeli melihat peluang yanga ada agar dapat mengambil keuntungan yang
mampu menopang perekonomian indoensia. Sementara itu, tantangan utama yang
dihadapi Indonesia dalam bidang perdagangan luar negeri adalah bagaimana
meningkatkan daya saing terhadap ekonomi negara-negara kawasan yang makin
meningkat pertumbuhan dan produktifitasnya.

A. ACFTA
ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) adalah sebuah persetujuan kerjasama
ekonomi regional yang mencakup perdagangan bebas antara ASEAN (Assosiation of South
East Asian Nation) dengan China. Persetujuan ini telah disetujui dan ditandatangani oleh
negara-negara ASEAN dan China pada tanggal 29 November 2004. Dalam kerjasama ini,
hambatan-hambatan tarif dan non-tarif dihilangkan atau dikurangi dalam rangka mewujudkan
perdagangan bebas dalam kawasan regional ASEAN dan China. Namun, tidak semua
anggota ASEAN menyetujui penghapusan tarif dalam waktu bersamaan. ASEAN6 yang
terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, dan filipina
menyetujui penghapusan per 1 januari 2010, sedangkan CMLV (Camboja, Myanmar, Laos,
dan Vietnam) baru akan mengeliminasi dan menghapus tarif per 1 Januari 2015.[4]
Tidak hanya itu, negara-negara yang telah menyetujuinya juga akan meningkatkan
akses pasar jasa, peraturan dan ketentuan investasi serta meningkatkan aspek kerjasama
ekonomi untuk mendorong hubungan perekonomian para Pihak ACFTA. Di
d a l a m Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation between the
ASEAN and People’s Republic of China, kedua pihak sepakat akan melakukan kerjasama
yang lebih intensif di beberapa bidang seperti pertanian, teknologi informasi, pengembangan
SDM, investasi, pengembangan Sungai Mekong, perbankan, keuangan, transportasi, industri,
telekomunikasi, pertambangan, energi, perikanan, kehutanan, produk-produk hutan dan
sebagainya. Kerjasama ekonomi ini dilakukan untuk mencapai tujuan demi meningkatkan
kesejahteraan masyarakat ASEAN dan China.
Perjanjian ACFTA ini telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia dengan KEPPRES
Nomor 48 Tahun 2004 dan mulai diberlakukan pada tanggal 1 januari 2010. Namun yang jadi
kendala utama pelaksanaan berlakunya perjanjian ACFTA di Indonesia, bahwa ternyata
banyak pihak yang meminta agar waktu berlakunya perjanjian ini agar direnegoisasi kembali
oleh pemerintah, yang menurut prediksi para pelaku bisnis dan pemerhati ekonomi Indonesia
akan dapat merontokkan ketahanan ekonomi nasional dari serbuan produk China yang masuk
ke Indonesia.
Pemerintah Indonesia dan China siap menjalin kerjasama terkait ASEAN-China Free
Trade Agreement. Ada lima kesepakatan, di antaranya China mengizinkan pembukaan
cabang Bank Mandiri dan pinjaman kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI),
serta membuka fasilitas kredit ekspor untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Dalam Pertemuan Komisi Bersama (Joint Commission Meeting/JMC) ke-10 di
Yogyakarta, Sabtu 3 April 2010, Indonesia diwakili oleh Menteri Perdagangan Mari Elka
Pangestu. Sedangkan China diwakili Menteri Perdagangan Chen Deming. JMC merupakan
forum untuk membahas isu perdagangan investasi, kerjasama keuangan dan pembangunan.
JCM ke-10 hari ini dilaksanakan dalam suasana persahabatan dan kerjasama sehingga
menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Beberapa hasil
kesepakatan tersebut antara lain:
1. Pihak China sepakat untuk memfasilitasi akses pasar bagi beberapa buah-buahan tropis
(pisang, nenas, rambutan) dan sarang burung walet Indonesia untuk dapat memasuki pasar
China.
2. Kedua pihak sepakat untuk membentuk Kelompok Kerja Resolusi Perdagangan (Working
Group on Trade Resolution/WGTR), yang bertujuan untuk memfasilitasi perdagangan yang
lancar di antara kedua negara; juga memfasilitasi pembukaan Cabang Bank Mandiri di RRC
demi memperkuat hubungan transaksi langsung perbankan.
3. Atas permintaan Indonesia, dalam JCM ini delegasi RRC menyetujui pembukaan cabang
Bank Mandiri di RRC, sehingga akan memperkuat hubungan langsung transaksi perbankan
kedua negara.
4. Kerjasama antara Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan China Exim Bank
(CEB) dimana kedua pihak menandatangani perjanjian pinjaman sebesar US$ 100 juta dari
CEB kepada LPEI. LPEI juga saat ini dalam tahap finalisasi MoU dan Industrial &
Commercial Bank of China (ICBC) untuk penyediaan kredit sebanyak US$ 250 juta kepada
LPEI. Pinjaman tersebut akan digunakan oleh LPEI sebagai fasilitas kredit untuk mendukung
perusahaan-perusahaan di kedua negara terkait dengan proyek-proyek perdagangan dan
investasi dalam berbagai sektor-sektor prioritas yang disetujui oleh kedua belah pihak
termasuk perdagangan dan investasi barang modal, proyek-proyek sektor infrastruktur, energi
dan konstruksi.
5. Kedua pihak setuju untuk memaksimalkan penggunaan Pinjaman Kredit Ekspor Preferensial
(Preferential Export Buyers Credit) sebesar US$ 1,8 miliar dan Pinjaman Konsesi Pemerintah
(Government Concessional Loan) sebesar 1,8 miliar RMB untuk dapat dipergunakan oleh
Indonesia dalam mengembangkan berbagai proyek infrastruktur. Adapun proyek-proyek
yang telah diselesaikan adalah proyek Jembatan Suramadu dan pembangkit Listrik Tenaga
Batu Bara Labuhan Angin. Sementara, pembangunan Waduk Jati Gede masih dalam proses.
Terdapat pula 6 proyek baru yang telah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu: pembangkit
Listrik Tenaga Uap Parit Baru (Kalimantan Barat) dan pengadaan material untuk jalur
sepanjang 1.000 km and 200 unit turn out yang masih dalam proses pengadaan; serta
konstruksi Jalan Tol antara Medan dan Kuala Namu (Sumatera Utara); Jembatan Tayan
(Kalimantan Barat); Pengembangan Jalan Tol Tahap I: Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Jawa
Barat); dan Jembatan Kendari (Sulawesi Tenggara).
6. Kedua belah pihak telah menyelesaikan Perjanjian Perluasan dan Pendalaman Kerjasama
Bilateral Ekonomi dan Perdagangan (Agreement on Expanding and Deepening Bilateral
Economic Cooperation) yang akan ditandatangani pada saat kunjungan Perdana Menteri Wen
Jiabao ke Indonesia pada akhir bulan ini.
7. Membahas Agreed Minutes of the Meeting for Further Strengthening Economic and Trade
Cooperation) yang antara lain berisi:
a. Deklarasi Bersama antara Indonesia dan RRT mengenai Kemitraan Strategis yang telah
ditandatangani oleh kedua Pimpinan Negara pada bulan April 2005 menjadi dasar untuk lebih
memperkuat kerjasama perdagangan dan ekonomi antara kedua negara.
b. Berdasarkan Deklarasi ini, kedua belah pihak akan mengembangkan perspektif strategis
dalam mengatasi kepentingan jangka panjang dan membawa hubungan ke tingkat yang baru
untuk kepentingan kedua banga dan negara.
c. Untuk mencapai tujuan tersebut, Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA)
tetap menjadi dasar strategis dimana masing-masing pihak harus penuh
mengimplementasikan perjanjian tersebut secara menyeluruh dan saling menguntungkan bagi
kedua belah pihak.
d. Kedua pihak akan menetapkan pertumbuhan perdagangan bilateral yang tinggi dan
berkelanjutan, dimana jika terdapat ketidakseimbangan perdagangan, pihak yang mengalami
surplus perdagangan berkewajiban untuk mengambil tindakan-tindakan termasuk mendorong
impor lebih lanjut dan memberikan dukungan yang diperlukan.
e. Agreed minutes ini merupakan upaya untuk menindaklanjuti concern beberapa industri di
Indonesia terkait dengan dampak dari Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA). Kedua
pihak percaya bahwa komitmen bersama antara kedua pemerintah, disertai dengan
komitmen-komitmen dari kedua komunitas bisnis, akan dapat mengatasi kekhawatiran
tersebut.
;
Adapun sisi negatifnya adalah:
 Penurunan jumlah industry dalam negeri. Kehadiran produk impor dari China telah
menimbulkan dampak negative terhadap lima sector industry yaitu logam, permesinan,
tekstil, elektronika, dan furniture. Hal ini berakibat pada sejumlah pelaku usaha di lima
industry tersebut terpaksa melakukan efisiensi melalui pengurangan tenaga kerja.
Pemberlakukan ACFTA lebih banyak menguntungkan China daripada Indonesia.
 Serbuan produk asing terutama dari Cina dapat mengakibatkan kehancuran sektor-sektor ekonomi yang
diserbu.
 Pasar dalam negeri yang diserbu produk asing dengan kualitas dan harga yangsangat bersaing akan mendorong
pengusaha dalam negeri berpindah usaha dari produsen di berbagai sektor ekonomi menjadi importir atau
pedagang saja.
 Karakter perekomian dalam negeri akan semakin tidak mandiri dan lemah.Segalanya bergantung pada asing.
 Peranan produksi terutama sektor industri manufaktur dan IKM dalam pasar nasional akan terpangkas
dan digantikan impor. Dampaknya, ketersediaan lapangankerja semakin menurun.
Meskipun Cina dan ASEAN telah berupaya meliberasikan perdagangannya, pada
kenyataannya tingkat tarif dan hambatan antara keduanya ternyata masih cukup tinggi,
sehingga memungkinkan untuk terciptanya trade creation. Cina memberlakukan tarif rata-rata
sebesar 9,4% untuk barang dari ASEAN. Sebaliknya, tarif yang diberlakukan negara ASEAN
terhadap barang dari Cina secara rata-rata hanya sebesar 2,3%.[7]
Banyaknya dampak yang ditimbulkan oleh perjanjian ACFTA ini membawa
pemerintah melakukan strategi demi menyelamatkan industri-industri dalam negeri salah
satunya dengan melakukan peningakatan daya saing, memproteksi produk dalam negeri
sehingga produk–produk impor tidak menguasai pasar dalam negeri sehingga mampu tercipta
peluang yang lebih besar untuk produk–produk dalam negeri menguasai pasar sendiri serta
mengambil kebijakan-kebijakan untuk meningkatakan stabilitas ekonomi indonesia.

B. LANDASAN HUKUM

Dalam membentuk ACFTA, para Kepala Negara Anggota ASEAN dan China telah menandatangani
ASEAN - China Comprehensive Economic Cooperation pada tanggal 6 Nopember 2001 di Bandar Sri
Begawan, Brunei Darussalam. Sebagai titik awal proses pembentukan ACFTA para Kepala Negara
kedua pihak menandatangani Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation
between the ASEAN and People’s Republic of China di Phnom Penh, Kamboja pada tanggal 4
Nopember 2002. Protokol perubahan Framework Agreement ditandatangani pada tanggal 6 Oktober
2003, di Bali, Indonesia. Protokol perubahan kedua Framework Agreement ditandatangani pada
tanggal 8 Desember 2006. Indonesia telah meratifikasi Ratifikasi Framework Agreement ASEAN-
China FTA melalui Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 2004 tanggal 15 Juni 2004. Setelah negosiasi
tuntas, secara formal ACFTA pertama kali diluncurkan sejak ditandatanganinya Trade in Goods
Agreement dan Dispute Settlement Mechanism Agreement pada tanggal 29 November 2004 di
Vientiane, Laos. Persetujuan Jasa ACFTA ditandatangani pada pertemuan ke-12 KTT ASEAN di Cebu,
Filipina, pada bulan Januari 2007. Sedangkan Persetujuan Investasi ASEAN China ditandatangani
pada saat pertemuan ke-41 Tingkat Menteri Ekonomi ASEAN tanggal 15 Agustus 2009 di Bangkok,
Thailand. Peraturan Nasional terkait ACFTA
ASEAN itu (singkatan dari Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-
Bangsa Asia Tenggara) adalah organisasi kawasan yang mewadahi kerjasama antarnegara di
Asia Tenggara sejak tahun 1967.

ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok (Ibu Kota Thailand) oleh Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pendirian itu di tandai tandai dengan
penandatanganan Deklarasi Bangkok dan di peringati setiap tahun sebagai hari ASEAN.

ASEAN beranggotakan hampir semua Negara yang berada di Asia Tenggara kecuali Timor
Leste dan Papua New giunea, adapun anggota dari ASEAN yaitu :

- Indonesia (sejak 8 Agustus 1967);

- Malaysia (sejak 8 Agustus 1967);

- Singapura (sejak 8 Agustus 1967);

- Thailand (sejak 8 Agustus 1967);

- Filipina (sejak 8 Agustuus 1967);

- Brunei Darussalam (7 Januari 1984);

- Vietnam (28 Juli 1995);

- Laos (23 Juli 1997);

- Myanmar (23 Juli 1997);

- Kamboja (16 Desember 1998)

ASEAN didirikan bermula dari hasrat untuk menciptakan kawasan yana damai, Negara-negara
penandatanganan deklarasi Bangkok menginginkan kerja sama untuk mencapai pertumubuhan
ekonomi, perkembangan social-budaya, serta perdamaian, dan stabilitas dalam wadah ASEAN.

Bendera ASEAN melambangkan ASEAN yang stabil, penuh perdamaian, bersatu, dan dinamis.
Adapun lambing ASEAN berada di tengah bendera ASEAN, sedangkan warna bendera dan
lambang ialah biru, merah, putih, dan kuning; masing-masing mewakili warna dasar setiap
bendera Negara anggota ASEAN. Warna biru melambangkan perdamaian dan stabilitas; merah
melambangkan semangat dan kedinamisan; putih menunjukkan kesucian; dan kuning
merupakan symbol kemakmuran. Ikatan rumpun padi melambangkan harapan para tokoh pendiri
ASEAN agar asosiasi itu secara bersama-sama terikatdalam persahabatan dan kesetiakawanan
social, sedangkan lingkaran melambangkan kesatuan ASEAN.

Tujuan ASEAN ialah menciptakan pemeliharaan dan peningkatan perdamaian, keamanan,


ketahanan dan kawasan bebas senjata nuklir dan senjata pemusnah massal. Selain itu, ASEAN
menciptakan kerja sama di bidang perdagangan, penanaman modal, ketenagakerjaan,
pengentasan masyarakat dari kemiskinan, dan pengurangan kesenjangan pembangunan di
kawasan. ASEAN juga ingin menciptakan penguatan demokrasi, pemajuan dan pelindungan hak
asasi manusia, dan lingkungan hidup, serta penciptaan lingkungan yang aman dari narkoba.
Selain itu, ASEAN mengembangkan sumber daya manusia, meningkatkan partisipasi
masyarakat dan kesejahteraan rakyat. Selanjutnya, ASEAN juga memajukan identitasnya
dengan meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi akan keanekaragaman budaya dan warisan
kawasan, serta meneruskan peran proaktif ASEAN dalam kerja sama dengan negara mitra
wicara, yaitu negara dan organisasi internasional yang menjadi mitra kerja sama ASEAN di
berbagai bidang.
Dalam menjalin hubungan antarnegara anggota, ASEAN memiliki prinsip sebagaimana yang
dimuat pada Piagam ASEAN, antara lain, menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan,
integritas wilayah, dan identitas nasional seluruh Negara anggota ASEAN; komitmen bersama
dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan perdamaian, keamanan dan kemakmuran di
kawasan;serta menolak agresi, ancaman, penggunaan kekuatan, atau tindakan lainnya dalam
bentuk apa pun yang bertentangan dengan hukum internasional; Selain itu, ASEAN
mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai, tidak mencampuri urusan dalam negeri
negara anggota ASEAN, dan menghormati kebebasan yang mendasar, pemajuan dan
pelindungan hak asasi manusia, serta pemajuan keadilan sosial. Dalam menjalin hubungan
antarnegara anggota, ASEAN memiliki prinsip sebagaimana yang dimuat pada Piagam ASEAN,
antara lain, menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah, dan identitas
nasional seluruh negaraanggota ASEAN; komitmen bersama dan tanggung jawab kolektif dalam
meningkatkan perdamaian, keamanan dan kemakmuran di kawasan;serta menolak agresi,
ancaman, penggunaan kekuatan, atau tindakan lainnya dalam bentuk apa pun yang
bertentangan dengan hukum internasional; Selain itu, ASEAN mengedepankan penyelesaian
sengketa secara damai, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara anggota ASEAN, dan
menghormati kebebasan yang mendasar, pemajuan dan pelindungan hak asasi manusia, serta
pemajuan keadilan sosial.

ASEAN biasanya mengadakan pertemuan, pertemuan yang diadakan ASEAN adalah sebagai
berikut:

a. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, yaitu pertemuan tingkat tinggi para kepala
Negara/pemerintahan Negara anggota.

b. Dewan Koordinasi ASEAN (ASEAN Coordinating Council), yaitu pertemuan para menteri
luar negeri Negara anggota ASEAN, sebagai coordinator dewan komunitas ASEAN.

c. Dewan komunitas ASEAN (ASEAN Community Councils), yaitu pertemuan para menteri
yang membidangi tiga pilar komunitas ASEAN.

d. Pertemuan Badan-Badan Sektoral Tingkat Menteri (ASEAN Sectoral ministerial Bodies),


yaitu pertemuan para menteri membidangi masing-masing sector kerjasama ASEAN.

e. Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi ASEAN (ASEAN), yaitu pertemuan para pejabat tinggi di
bawah tingkat menteri Negara anggota ASEAN yang membidangi masing-masing sector
kerjasama ASEAN.

Hasil dari KTT Resmi ASEAN

- KTT ke-1

Deklarasi Kerukunan ASEAN; Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC);
serta Persetujuan Pembentukan Sekretariat ASEAN.

- KTT ke-2

Pencetusan Bali Concord 1.

- KTT ke-3

Mengesahkan kembali prinsip-prinsip dasar ASEAN;Solidaritas kerjasama ASEAN dalam segala


bidang;Melibatkan masyarakat di negara-negara anggota ASEAN dengan memperbesar
peranan swasta dalam kerjasama ASEAN;Usaha bersama dalam menjaga keamanan stabilitas
dan pertumbuhan kawasan ASEAN.

- KTT ke-4
ASEAN dibentuk Dewan ASEAN Free Trade Area (AFTA) untuk mengawasi, melaksanakan
koordinasi;Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan Skema Tarif Preferensi Efektif Bersama
(Common Effective Preferential Tariff/CEPT) menuju Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN.

- KTT ke-5

Membicarakan upaya memasukan Kamboja, Laos, Vietnam menjadi anggota serta memperkuat
identitas ASEAN.

- KTT ke-6

Pemimpin ASEAN menetapkan Statement of Bold Measures yang juga berisikan komitmen
mereka terhadap AFTA dan kesepakatan untuk mempercepat pemberlakuan AFTA dari tahun
2003 menjadi tahun 2002 bagi enam negara penandatangan skema CEPT, yaitu Brunei
Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.

- KTT ke-7

Mengeluarkan deklarasi HIV/AIDS;Mengeluarkan deklarasi Terorisme, karena menyangkut


serangan terorism pada gedung WTC di Amerika.

- KTT ke-8

Pengeluaran deklarasi Terorisme, bagaimana cara-cara pencegahan;Pengesahan ASEAN


Tourism Agreement.

- KTT ke-9

Pencetusan Bali Concord II yang akan dideklarasikan itu berisi tiga konsep komunitas ASEAN
yang terdiri dari tiga pilar, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASC), Komunitas Ekonomi
ASEAN (AEC) dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASSC).

- KTT ke-10

Program Aksi Vientiane (Vientiane Action Program) yang diluluskan dalam konferensi tersebut
menekankan perlunya mempersempit kesenjangan perkembangan antara 10 negara anggota
ASEAN, memperluas hubungan kerja sama dengan para mitra untuk membangun sebuah
masyarakat ASEAN yang terbuka terhadap dunia luar dan penuh vitalitas pada tahun 2020.

- KTT ke-11

Perjanjian perdagangan jasa demi kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan Korea
Selatan, memorandum of understanding (MoU) pendirian ASEAN-Korea Center, dan dokumen
hasil KTT Asia Timur yang diberi label Deklarasi Singapura atas Perubahan Iklim, Energi, dan
Lingkungan Hidup.

- KTT ke-12

Membahas masalah-masalah mengenai keamanan kawasan, perundingan Organisasi


Perdagangan Dunia (WTO), keamanan energi Asia Tenggara, pencegahan dan pengendalian
penyakit AIDS serta masalah nuklir Semenanjung Korea.

- KTT ke-13

Penandatanganan beberapa kesepakatan, antara lain seperti perjanjian perdagangan dalam


kerangka kerjasama ekonomi dan penandatangan kerjasama ASEAN dengan Korea Center,
menyepakati ASEAN Center.

- KTT ke-14

Penandatanganan persetujuan pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-


Selandia Baru

Hasil dari KTT Tidak Resmi ASEAN

- KTT Tidak Resmi ke-1

Kesepakatan untuk menerima Kamboja, Laos, dan Myanmar sebagai anggota penuh ASEAN
secara bersamaan.

- KTT Tidak Resmi ke-2

Sepakat untuk mencanangkan Visi ASEAN 2020 yang mencakup seluruh aspek yang ingin
dicapai bangsa-bangsa Asia Tengara dalam memasuki abad 21, baik di bidang politik, ekonomi
maupun sosial budaya.

- KTT Tidak Resmi ke-3

Kesepakatan untuk mengembangkan kerja sama di bidang pembangunan ekonomi, sosial,


politik dan keamanan serta melanjutkan reformasi struktural guna meningkatkan kerja sama
untuk pertumbuhan ekonomi di kawasan.

- KTT Tidak Resmi ke-4

Sepakat untuk pembangunan proyek jalur kereta api yang menghubungkan Singapura hingga
Cina bahkan Eropa guna meningkatkan arus wisatawan.

- KTT Luar Biasa (Jakarta 6 Januari 2005)

Pembahasan bagaimana penanggulangan dan solusi menghadapi Gempa atau Tsunami.

Adapun manfaat ASEAN bagi Indonesia yaitu: ASEAN mampu menciptakan stabilitas,
perdamaian, dan keteraturan di kawasan ASEAN sehingga dapat melanjutkan pembangunan di
segala bidang dan dapat mendorong anggota ASEAN menjadi negara yang lebih maju; ASEAN
memiliki berbagai bentuk kerja sama di bidang pembangunan dan percepatan
pemajuanekonomi, antara lain, perluasan perdagangan, investasi, kepariwisataan, ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta di bidang pendidikan; ASEAN adalah organisasi kawasan
yang kebanyakan anggotanya merupakan Negara berkembang sehingga asosiasi itu dapat
menjadi wadah bagi negara anggota dalam memperjuangkan kepentingan bersama di forum
internasional; ASEAN dan negara anggota telah memberikanbantuan kepada Indonesia saat
terjadi bencana alam, seperti tsunami di Aceh (2004), gempa dan gunung meletus di Yogyakarta
(2006 dan 2010), serta gempa dan tsunami di Pulau Nias (2009); Selain itu, negara anggota
ASEAN turut serta dalam proses perdamaian di Aceh melalui Aceh Monitoring Mission.

Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:


 Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional setiap
negara
 Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif atau
koersi pihak luar
 Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
 Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
 Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan
 Kerjasama efektif antara anggota
Brunei Darussalam menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara pemrakarsa. Brunei Darussalam
bergabung menjadi anggota ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 (tepat seminggu setelah memperingati hari
kemerdekannya). Sebelas tahun kemudian, ASEAN kembali menerima anggota baru, yaitu Vietnam yang menjadi
anggota yang ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995. Dua tahun kemudian, Laos danMyanmar menyusul masuk
menjadi anggota ASEAN, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja berencana untuk bergabung
menjadi anggota ASEAN bersama dengan Myanmar dan Laos, rencana tersebut terpaksa ditunda karena adanya
masalah politik dalam negeri Kamboja. Meskipun begitu, satu tahun kemudian Kamboja akhirnya bergabung
menjadi anggota ASEAN yaitu pada tanggal 16 Desember1998.
Timor Leste
Negara baru Timor Leste, yang merupakan koloni Portugis kemudian berintegrasi dengan Indonesia, kini
mendapatkan status pemerhati (observer) dalam ASEAN, setelah menuai protes dari berbagai negara ASEAN
yang tidak mendukung masuknya Timor-Leste ke ASEAN, atas dasar rasa hormat kepada Indonesia. Awalnya,
Myanmar menentang pemberian status observer kepada Timor-Leste karena dukungan Timor-Leste terhadap
pejuang pro-demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi.
Sejak restorasi kemerdekaan Timor-Leste pada Mei 2002, ASEAN telah banyak membantu Timor-Leste. Timor-
Leste telah diundang untuk hadir dalam beberapa pertemuan ASEAN. Meskipun begitu, Timor-Leste masih tetap
berstatus observer. Mantan Menlu Timor Leste yang sekarang menjadi Presiden,Ramos Horta, pernah
menyatakan tidak berminat menjadi anggota ASEAN, karena Timor-Leste dinilai bukan negara Asia (Tenggara),
melainkan negara Pasifik atau Australia. Berbeda dengan rekannya Xanana Gusmao yang menyatakan bahwa
akan lebih menguntungkan bagi Timor Leste apabila berafiliasi dengan ASEAN dibandingkan dengan apabila
bergabung dengan Pacific Islands Forum.
Perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa Timor-Leste sangat berminat untuk menjadi anggota ASEAN.
Bahkan Pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Luar Negerinya telah menargetkan bahwa Timor-Leste
akan menjadi anggota ASEAN pada tahun 2012, hal ini sangat di dukung oleh pemerintah Indonesia juga
negara-negara anggota ASEAN lainnya seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura dan lain-lain. Selain telah
dibukanya Sekretariat Nasional ASEAN di Dili oleh Pemerintah Timor-Leste pada awal bulan Februari 2009 untuk
mempersiapkan tahapan-tahapan menjadi keanggotaan ASEAN, juga Menlu Timor-Leste Zacarias da Costa telah
mengajukan aplikasi keanggotaan ASEAN secara resmi kepada Menlu RI Marty Natalegawa di Jakarta pada
tanggal 4 Maret 2011.
Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-18 ASEAN di Jakarta Convention Center, Jakarta, Indonesia, Minggu, 8
Mei 2011, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan bahwa para kepala
pemerintahan/kepala negara ASEAN telah menugaskan para Menteri Luar Negerinya, dalam kapasitas sebagai
Dewan Koordinasi ASEAN, untuk mempertimbangkan keinginan Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN dan
kemudian memberikan rekomendasi kepada para pemimpin untuk diputuskan pada akhir tahun 2011[5].

Nama ASEAN dalam bahasa-bahasa Asia Tenggara


 Bahasa Indonesia: Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (digunakan di Indonesia)
 Bahasa Jawa: Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Kidul-Wétan (digunakan di Indonesia)
 Bahasa Sunda: / Paguyuban Bangsa-bangsa Asia Kidul-Wétan (digunakan di Indonesia)
 Bahasa Melayu: Persatuan Negara-negara Asia Tenggara (digunakan di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan
Brunei Darussalam)
 Bahasa Melayu: ‫( رابطة أمم جنوب شرق آسيا‬digunakan di Malaysia dan Brunei Darussalam)
 Bahasa Tionghoa: 东南亚洲国家的协会 / 東南亞國家聯盟 (digunakan di Singapura, Vietnam])
 Bahasa Inggris: Association of Southeast Asian Nations (digunakan di Indonesia, Singapura dan Filipina)
 Bahasa Thai: สมาคมแห่งประชาชาติเอเชียตะวันออกเฉียงใต ้ / อาเซียน (digunakan di Thailand)
 Bahasa Vietnam: Hiệp hội các quốc gia Đông Nam Á (digunakan di Vietnam)
 Bahasa Tagalog: Kapisanan ng mga Bansa sa Timog-Silangang Asya (digunakan di Filipina)
 Bahasa Laos: ສະມາຄົມປະຊາຊາດແຫ່ ງອາຊີຕະເວັນອອກສຽງໃຕ້ (digunakan di Laos)
 Bahasa Burma/Myanmar: (digunakan di Myanmar)
 Bahasa Khmer: សមាគមន៏ប្រជាជាតិអាស៊ីអាគ្គេ យ (digunakan di Kamboja)
 Banyumasan Asosiati Rakyat-rakyat Asiya Tanggara (digunakan di Indonesia)
 Bahasa Tamil: ஆசியான (digunakan di Singapura dan Malaysia)
 Bahasa Tetun: Asosiasaun ba Nasaun Sudeste Aziátiku (digunakan di Timor Leste)
 Bahasa Portugis: Associação das Nações do Sudeste Asiático (digunakan di Timor Leste)

B. SEJARAH SINGKAT TERBENTUKNYA ASEAN (Associatoin of Southeus East Asian Nation)


Di Asia Tenggara pernah terjadi era dingin yang menjadi ajang persaingan kepentingan
kekuatan-kekuatan adidaya. Hal ini karena Asia Tengara merupakan tempat yang dinilai sangat
strategis dimata dunia baik itu secara geo politik maupun geo ekonomi. Pada saat tersebut
terjadi peperangan di vietnam yaitu antara Vietnam Utara dan Vitnam Selatan. Vietnam Utara
didukung oleh kekuatan blok komunis uni soviet sedangkan Vietnam barat didukung oleh blok
Amerika Serikat. Peperangan ini merupakan bukti bahwa telah terjadi persaingan antar dua blok
ediologi yang melibatkan Negara-negara yang berada di Asia Tenggara menjadi kekuatan blok
militernya. Blok komunis dari Uni Soviet meletakkan meletakkan pangkalan militernya di Filifina
sedang blok barat meletakkan pangkalan militernya di Vietnam.

Selain masalah tersebut ternyata di Asia Tenggara juga terjadi konflik militer yang melibatkan
Laos, Kamboja dan Vietnam. Tak sampai disitu, di Asia Tenggara juga terjadi konflik bilateral.
Negara-negara yang terlibat dalam konflik bilateral ini adalah Indonesia dan Malaysia, Kamboja
dan Vietnam. Suasana bertambah keruh karena adanya konflik internal di beberapa Negara
yaitu di Indonesia, Thailand dan Vietnam.

Beberapa permasalahan diatas menyebabkan stabilitas pertahanan di Asia Tenggara terganggu.


Masalah satbilitas inilah yang mendorong para pemimpin Negara-negara di Asia Tenggara
tergerak untuk menciptakan suasana aman dan damai. Hal ini dilakukan dengan cara mereda
sikap saling curiga antara Negara-Negara di Asia Tenggara untuk mendorong usaha
pembangunan bersama.
Karena adanya kerjasama antar Negara, maka terbentuk beberapa organisasi di Asia Tenggara.
Organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
 SEATO (South East Asia Treaty Organization) dibentuk pada tahun 1954.
 ASA (Association of South East Asia) dibentuk pada tahun 1961
 Maphilindo (Malaysia-Philifina-Indonesia) dibentuk pada tahun 1963

Hal yang sangat disayangkan adalah organisasi-organisai tersebut tidak dapat bertahan karena
sengketa teritorial antar Negara anggota.

Untuk mengatasi kemelut yang terjadi terdorong untuk membentuk kembali organisasi namun
dengan cara yang lebih baik. Untuk memperoleh tujuan tersebut maka, Menteri luar Negeri
Indonesia, Malaysia, Thailan, Pilifina dan Singapura melakukan berbagai pertemuan yang
konsultatif. Hingga terbentuklah Joint Deklaration (Deklarasi Bersama). Deklarasi ini berisikan
tentang kesadaran perlunya meningkatkan saling pengertian untuk hidup bertetangga dengan
baik dan membina kerja sama antara Negara-negara dikawasan yang terikat oleh pertalian
sejarah dan budaya.

Pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, ditindak lanjuti mengenai Deklarasi
Bersama dan penandatangan Deklarasi ASEAN (The ASEAN Declaration) yang dikenal dengan
sebutan Deklarasi Bangkok. Dengan ditanda tanginya Deklarasi tersebut maka ASEAN telah sah
menjadi salah satu Organisasi berisikan kumpulan bangsa-bangsa di Asia tenggara. Awalnya
anggota ASEAN hanya 5 negara yaitu Negara pendirinya yang terdiri dari Negara, Indonesia,
Malaysia, Thailan, Filifina dan Singapura. Kemudian saat ini telah ada 10 negara yang tergabung
menjadi anggota ASEAN

Anda mungkin juga menyukai