Oleh:
Sumaryoto
B 1411119
AFTA (ASEAN Free Trade Area)
Merupakan wujud dari kesepakatan dari
Negara ASEAN untuk membentuk suatu
kawasan bebas perdagangan dalam rangka
meningkatkan daya saing ekonomi kawasan
regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN
sebagai basis produksi dunia serta menciptakan
pasar regional bagi para penduduknya.
Tujuan:
Menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang
kompetitif sehingga memiliki daya saing yang kuat di pasar
global
Menarik lebih banyak foreign direct investment (FDI)
Meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN
(intra-ASEAN Trade)
SEJARAH AFTA
KTT ASEAN ke IV di Singapura 1992
Skemanya CEPT-AFTA
(Common Effective Preferential Tariff)
Target 15 tahun (1993 2008)
Dipercepat 2003
Dipercepat 2002
Tujuan:
Menjadikan ASEAN kawasan yang stabil, sejahtera
dan kompetitif dengan pembangunan ekonomi,
mengurangi kemiskinan dan disparitas sosial ekonomi
antar negara ASEAN (ASEAN vision 2020).
Perjalanan Menuju MEA 2015
2003 KTT ASEAN ke 9 di Bali, menyepakati pembentukan komunitas ASEAN
dalam 3 pilar: ASEAN Political and Security Community, ASEAN Economy
Community dan ASEAN Socio-Culture Community
2004 ASEAN mulai meneken kerja sama dengan negara di luar ASEAN dalam
bidang ekonomi. Yang pertama dengan China (ASEAN-China FTA)
2005 Spirit integrasi ekonomi ASEAN semakin ditingkatkan dengan menambah
sektor prioritas yaitu secara agresif, diliberalisasikan pada 2010 dan jasa
logistik pada 2013
2006 ASEAN bersepakat dengan Korea (ASEAN-Korea FTA)
2007 Para kepala negara bersepakat mempercepat pencapaian MEA dari tahun
2020 menjadi 2015, ditanda tangani pula piagam ASEAN dan blueprint
2008 Tahun pertama pelaksanaan piagam ASEAN dan blue print
2009 ASEAN Trade in Goods Agreement (perdagangan barang ASEAN)
ditandatangani
2010 KTT ASEAN di Hanoi Vietnam, mengesahkan rencana induk konektifitas
ASEAN. Rencana ini bertujuan membuat keterhubungan antar negara anggota
ASEAN dengan tujuan menciptakan kawasan ASEAN yang berdaya saing tinggi
2011 pada KTT ASEAN ke-15 di Jakarta, para kepala negara ASEAN
meneguhkan kembali perwujudan MEA pada 2015
Manfaat MEA
Dapat memasarkan produk berupa barang dan
jasa ke negara ASEAN secara bebas tanpa
terikat aturan yang ketat dan mengikat lagi
Mempunyai kesempatan potensi ekonominya
untuk menjadi negara maju, bukan lagi negara
berkembang
Mempunyai kesempatan lebih luas untuk bekerja
dan bergaul di kancah internasional khususnya
ASEAN
Meningkatkan hubungan bilateral dan
multilateral bangsa Indonesia dengan negara lain
di regional ASEAN
Mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa
Indonesia seperti yang sudah tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945
Kerugian MEA
Semakin banyak barang dan jasa yang akan
masuk ke Indonesia yang mungkin
menyebabkan masyarakat akan semakin sulit
bersaing dengan kompetitor luar negeri
Persaingan usaha mikro maupun makro akan
semakin kompetitif, sehingga dikhawatirkan
akan terjadi dominasi terhadap pihak-pihak
yang kuat dari segi ekonomi sehingga
memunculkan kapitalisme
Dengan terjadinya kompetisi dibidang ekonomi
maka dikhawatirkan terjadi peningkatan angka
kriminalitas karena persaingan yang semakin
sulit sehingga menghalalkan segala macam
cara
PELUANG-PELUANG
Manfaat integrasi ekonomi
Pasar potensial dunia
Negara pengekspor
Negara tujuan investor
Daya saing
Sektor jasa yang terbuka
Aliran modal
TANTANGAN
Laju peningkatan ekspor dan impor
Laju inflasi
Dampak negatif arus modal yang lebih
bebas
Kesamaan produk
Daya saing sektor prioritas integrasi
Daya saing sumber daya manusia
Tingkat perkembangan ekonomi
Kepentingan nasional
Kedaulatan negara
ANCAMAN
SDM Indonesia terancam dari berbagai sisi,
antara lain integrasi mobilitas tenaga kerja kawasan
ASEAN melalui kesepakatan diberlakukannya MEA,
teknologi yang semakin berkembang dan perdagangan
bebas yang menyebabkan membanjirnya produk luar
Indonesia.
Rendahnya kualitas tenaga kerja Indonesia
disebabkan karena system diklat yang masih
berorientasi pada pendekatan supply driven. Program
diklat yang dikembangkan oleh lembaga diklat
pemerintah dan swasta belum mengacu kepada
kebutuhan pasar kerja. Akibatnya terjadi kesenjangan
yang semakin lebar antara kualitas tenaga kerja yang
dihasilkan lembaga diklat dengan kualitas yang
dibutuhkan oleh dunia usaha atau dunia industri
Selain masalah tersebut, dengan adanya pasar
tunggal ASEAN juga akan mengancam eksistensi usaha
dan SDM lokal.
Upaya yang dilakukan
Memanfaatkan organisasi pelaksanaan
AFTA yang ada pada level nasional
Meningkatkan promosi dan penetrasi
pasar ke negara-negara ASEAN lainnya
Meningkatkan efisiensi dan
produktivitas pelaku ekonomi dalam
negeri
Melaksanakan upaya untuk melindungi
industri kecil (UKM) nasional
Menanamkan dalam diri untuk lebih
mencintai dan memakai produk dalam
negeri
TERIMA KASIH
Presented by:
Sumaryoto
B 1411119