Anda di halaman 1dari 2

Buras Si Lomlom

Oleh : Lud Lubis

Cuaca mendung sore itu, tetapi sinar matahari masih bias menembus awan, namun kemudian
mendung lagi udara tersa gerah pertanda terbiasa kita sering mengeluh terhadap keberadaan
alam (musim hujan mengeluh kebanjiran, musim panas mengeluh asap kiriman. Pada hal kita
yang tidak arif menyikapi, mengapa banjir dan ada asap. Si Lomlom berkostum kaos oblong
celana ponggol menerobos saja masuk ke warung Wak Topak.
Kebanjiran di rumah, iyo Lomlom, kata Wak Cimah setengah menyindir, karena si
Lomlomt tidak biasanya berpakaian seperti itu. Tidak Wak, sogan awak tak ikut. Di lingkungan
kami tu sodang gotong royong orang tu mangorek parit. Katanyo banyak rumah yang kabanjiran
jawab si Lomlomsembari duduk duduk dekat Lobe Kacan. Memang kitani lucu, disitu banjir
disitu kita baru ngorek parit, kata si Dullah tertawa sambil geleng geleng kepala.
Indah botul . Itu Lomlom, ondaknyo samuo lingkungan malaksanakan gotong royong
korek parit, paling tidak sakali sapoken. Jangan mocom kata si Dullah tu, sibuk korek parit saat
musim banjir, sambung Lobe Kacan, menggeser kopi si Lomlom yang baru ditaruh Wak Topak.
Dimano-mano di Medan ni totop banjir kalo hujan turun. Bukan sajo banjir menggenangi
rumah, jalan jalan pun banjir, macat lalu lintas. Banyak kenderaan yang mogok, kata Wak
Topak, teringat kereta anaknya si Lokot mogok di jalan saat pulang kuliah kemarin sore.
Iyo . iyo, aku dua kali kono mogok akibat banjir tu, sakali di daerah Setia Budi, sakali
di lokasi pembuatan parit limbah di Brayan nun. Untungnyo Koran Koran langganan tak basah
kono siraman mobil yang sasuko hatinya melaju di jalan yang banjir tu, kata si Parewa
membenahi bungkusan plastic dan baju hujan.
Kalo carito banjir kota Medan, tak habis habisnyo. Mulai dari proyek banjir MUDP
dulu dulu, ntah proyek apo lagi untuk mancogah banjir, namun banjir tu, torus tarjadi sampe
kinin, kata si Lomlom gemas seraya menghirup kopinya. Kita ngha komentar mantan Kepala
Bappeda Kota Medan, Budi Sinulingga, salah satu panyobab banjir di Medan adalah banyaknyo
rumah rumah warga di daerah aliran sungai martambah sompit. Jumlah rumah warga di DAS
tu porlu diawasi jangan torus martambah, kata si Dullah menunjukkan berita Koran tentang
penyebab banjir di Medan.

Samo apo yang dikatakan Pak Budi tu, mantan Wakil Walikota Medan, Maulana Pohan
dan Pejabat Walikota Medan, Randiman, untuk mengatasi banjir tu harus diadakan pemeliharaan
pengorekan rutin drainase dan parit-parit yang sudah dipenuhi lumpur dan sampah, sambung
Lobe Kacan.
Saran orang tu ondaknyo manjadi program utama bakal Walikota yang akan dating.
Tidak hanya program tapi benar benar dilaksanakan, kata si Lomlom. Yang ponting kinin
jangan manunggu - manunggu rencana, tapi laksanakan sekarang. Biasokan mambuang sampah
di tompatnyo. Jangan dibuang sasuko hati ke jalan, parit atopun ka sungai. Itu berarti kita sudah
ikut menanggulangi banjir tu, tambah si Lomlom. Ei Tigor ..hati hati jugo kalian yang
martiup panjang tu. Di musim hujan ni salalu tarjadi tanah longsor, tarutamo di jalan lintas
Sumatera tu, kata si Dullah, mengguit si Tigor yang dari tadi seperti kedinginan di sudut. Si
Tigor manggut manggut, menggeser piring pisang goreng panas ke depan si Dullah.
Yang kasihannyo orang di daerah Balawan sanan, sudah dihantam banjir dari darat,
diterjang banjir lagi dari laut, Wak Cimah ninbrung mengingat nasib adiknya. Etek si Lokot
yang sering ditimpa banjir ROB, terlebih disaat laut pasang.
Habis musim asap dating musim hujan samuo jadi parsoalan. Eeh .padohal itu
rencana Allah SWT, sambung Wak Cimah manutup mulutnya. Yang enak musim rambutan,
musim duku ato musim durian ato musim pote samo jengkol sambut si Parewa, sembari
manggotong bungkusannya keluar warung.

Anda mungkin juga menyukai