Anda di halaman 1dari 17

METODE BIG M

Sering kita menemukan bahwa fungsi kendala tidak hanya dibentuk


oleh pertidaksamaan tapi juga oleh pertidakasamaan dan/atau
persamaan (=).

Fungsi kendala dengan pertidaksamaan mempunyai

surplus variable, tidak ada slack variables.

Surplus variable tidak bisa

menjadi variabel basis awal. Dengan demikian harus ditambahkan satu


variabel baru yang dapat berfungsi sebagai variabel basis awal. Variabel
yang dapat berfungsi sebagai variabel basis awal hanya slack variables
dan artificial variables (variabel buatan).
1. Jika semua fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan
maka variabel basis awal semuanya adalah slack variables.
Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini dilakukan
dengan cara yang sudah diperkenalkan sebelumnya.
2. Jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan dan/atau
maka variabel basis awal adalah slack variables dan/atau variabel
buatan.

Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini

dilakukan dengan memilih antara metode Big M, Dua Fase atau


Dual Simpleks.
3. Jika fungsi kendala ada yang menggunakan persamaan maka
variabel buatan akan ditemukan pada variabel basis awal.
Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini hanya dapat
dilakukan dengan memilih antara metode Big M atau Dua Fase.
Kita akan bahas metode Big M dalam sub bab ini. Perbedaan metode
Big M dengan primal simpleks biasa (teknik penyelesaian yang sudah
dipelajari sebelumnya), terletak pada pembentukan tabel awal.

Jika

fungsi kendala menggunakan bentuk pertidaksamaan , perubahan dari

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 1

bentuk umum ke bentuk baku memerlukan satu variabel surplus.


Variabel surplus tidak dapat berfungsi sebagai variabel basis awal, karena
koefisiennya bertanda negatif.

Sebagai variabel basis pada solusi awal,

harus ditambahkan satu variabel buatan.

Variabel buatan pada solusi

optimal harus bernilai 0, karena variabel ini memang tidak ada.


Teknik yang digunakan untuk memaksa variabel buatan bernilai 0
pada solusi optimal adalah dengan cara berikut:

Penambahan variabel buatan pada fungsi kendala yang tidak


memiliki variabel slack, menuntut penambahan variabel buatan
pada fungsi tujuan.

Jika fungsi tujuan adalah maksimisasi, maka variabel buatan


pada fungsi tujuan mempunyai koefisien +M; jika fungsi tujuan
adalah minimisasi, maka variabel buatan pada fungsi tujuan
mempunyai koefisien -M.

Karena koefisien variabel basis pada tabel simpleks harus


bernilai 0, maka variabel buatan pada fungsi tujuan harus
digantikan nilai dari fungsi kendala yang memuat variabel
buatan tersebut.

Perhatikan contoh di bawah ini.


Bentuk Umum
Min. z = 4 x1 + x2
Terhadap:

3x1 + x2 = 3
4x1 + 3x2 6
x1 + 2x2 4
x1, x2 0

Bentuk Baku:
Min. z = 4 x1 + x2
Terhadap:

3x1 + x2 = 3
4x1 + 3x2 - s1 = 6

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 2

x1 + 2x2 + s2 = 4
x1, x2, s1, s2 0
Kendala 1 dan 2 tidak mempunyai slack variables, sehingga tidak
ada variabel basis awal.

Untuk berfungsi sebagai variabel basis awal,

pada kendala 1 dan 2 ditambahkan masing-masing satu variabel buatan


(artificial variable). Maka bentuk baku Big M-nya adalah:
Min. z = 4 x1 + x2 + MA1 + MA2
Terhadap:

3x1 + x2 + A1 = 3
4x1 + 3x2 - s1 + A2 = 6
x1 + 2x2 + s2 = 4
x1, x2, s1, s2 0

1. Nilai A1 digantikan dari fungsi kendala pertama.


A1 = 3 - 3x1 - x2
MA1 berubah menjadi M(3 - 3x1 - x2)

3M-3Mx1-Mx2

2. Nilai A2 digantikan dari fungsi kendala ketiga.


A2 = 6 - 4x1 - 3x2 + s1
MA2 berubah menjadi M(6 - 4x1 - 3x2 + s1)
6M- 4Mx1 - 3Mx2 + Ms1
3. Fungsi tujuan berubah menjadi
Min z = 4x1 + x2 + 3M-3Mx1-Mx2 +6M-4Mx1-3Mx2+Ms1
= (4 -7M)x1+(1 - 4M)x2 + Ms1 +9M
4. Tabel awal simpleks
VB

X1

X2

S1

A1

A2

S2

Solusi

-4 +7M

-1 +4M

-M

9M

A1

A2

-1

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 3

S2

5. Perhitungan iterasinya sama dengan simpleks sebelumnya.


Iterasi-0
VB

X1

X2

S1

A1

A2

S2

Solusi

Rasio

-4 +7M

-1 +4M

-M

9M

A1

A2

-1

3/2

S2

Iterasi-1
VB

X1

X2

S1

A1

A2

S2

Solusi

Rasio

(1 +5M)/3

-M

(4-7M)/3

4+2M

X1

1/3

1/3

A2

5/3

-1

-4/3

6/5

S2

5/3

-1/3

9/5

Iterasi-2
VB

X1

X2

S1

A1

A2

S2

Solusi

Rasio

1/5

8/5 M

-1/5 M

18/5

X1

1/5

3/5

-1/5

3/5

25/3

X2

-3/5

-4/5

3/5

6/5

S2

-1

Iterasi-3

optimal

VB

X1

X2

S1

A1

A2

S2

Solusi

7/5-M

-M

-1/5

17/5

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 4

X1

2/5

-1/5

2/5

X2

-1/5

3/5

9/5

S1

-1

METODE DUA FASE


Metode dua fase digunakan jika variabel basis awal terdiri dari
variabel buatan. Disebut sebagai metode dua fase, karena proses optimasi
dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama merupakan proses optimasi
variabel buatan, sedangkan proses optimasi variabel keputusan dilakukan
pada tahap kedua. Karena variabel buatan sebenarnya tidak ada (hanya
ada di atas kertas), maka tahap pertama dilakukan untuk memaksa
variabel buatan bernilai 0.
Perhatikan kasus berikut:
Tahap 1
Min A = A1 + A2
Terhadap:

x1 + x2 + A1 = 90
0.001x1 + 0.002x2 + s1 = 0.9
0.09x1 + 0.6x2 -s2 + A2 = 27
0.02x1 + 0.06x2 + s3 = 4.5
x1, x2, s1, s2, s3 0

karena A1 dan A2 berfungsi sebagai variabel basis pada solusi awal, maka
koefisiennya pada fungsi tujuan harus sama dengan 0. untuk mencapai
itu, gantikan nilai A1 dari fungsi kendala pertama (kendala yang memuat
A1) dan nilai A2 dari fungsi kendala ketiga (kendala yang memuat A2).
Dari kendala -1 diperoleh :
A1 = 90 - x1 - x2

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 5

Dari kendala-3 diperoleh:


A2 = 27 - 0.09x1 - 0.6x2 + s2
Maka fungsi tujuan tahap-1 menjadi:
Min A = (90 - x1 - x2) + (27 - 0.09x1 - 0.6x2 + s2)
=117 - 1.09x1 - 1.6x2 + s2
Solusi awal
VB X1
A

S1

S2

S3

A1

A2

NK

Rasio

1.09

1.6

-1

117

90

90

0.001 0.002

0.9

450

A1
S1

X2

A2

0.09

0.6

-1

27

45

S3

0.02

0.06

4.5

75

Iterasi1
VB X1

X2

S1

S2

S3

A1

A2

NK

Rasio

0.85

-11/3

-8/3

45

A1

0.85

10/6

-10/6

45

S1

0.0007

1/300

-1/300

X2

0.15

-10/6

10/6

S3

0.011

0.1

-0.1

Iterasi2

52.94

0.81 1157.14
45

300

1.8 163.634

optimal

VB X1

X2

S1

S2

S3

A1

A2

NK

-4.8708

-1

-1.4625

X1

17/12

20/17

-17/12

52.94

S1

1 0.0023417

0 0.0008

X2

-1.7542

S3

0.09358

1 0.01294 -0.084417 1.21766

-3/17

-0.0023 0.772942
1.7542

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 6

37.059

Tahap 2
Min z = 2 x1 + 5.5 x2
Terhadap:

tabel optimal tahap pertama

Dari tabel optimal tahap 1 diperoleh:


X1 = 52.94 17/12s2
X2 = 37.059 + 1.7542s2
Maka fungsi tujuan adalah:
Min z = 2(52.94 17/12s2) + 5.5 (37.059 + 1.7542s2)
= -17/6s2 + 9.6481s2 + 309.7045 = 6.814767s2 + 309.7045
Solusi awal
VB

optimal.

X1

X2

S1

S2

S3

NK

-6.814767

309.7045

X1

17/12

52.94

S1

0.0023417

0.772942

X2

-1.7542

37.059

S3

0.09358

1.21766

Tabel di atas sudah optimal. Solusi optimalnya adalah:


X1 = 52.94; x2 = 37.059; dan z = 309.7045

METODE DUAL SIMPLEKS


Metode dual simpleks digunakan jika tabel optimal tidak layak. Jika
fungsi kendala ada yang menggunakan pertidaksamaan dan tidak ada =
dalam bentuk umum PL, maka metode dual simpleks dapat digunakan.
Kita selesaikan contoh di bawah ini.
Min z = 21x1 + 18x2 + 15x3
Terhadap

90x1 + 20x2 + 40x3 200


30x1 + 80x2 + 60x3 180

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 7

10x1 + 20x2 + 60x3 150


x1, x2, x3 0
semua kendala menggunakan pertidaksamaan .

Kendala dengan

pertidaksamaan dapat diubah ke pertidaksamaan dengan mengalikan


pertidaksamaan dengan -1. Bentuk umum PL di atas berubah menjadi:
Min z = 21x1 + 18x2 + 15x3
-90x1 - 20x2 - 40x3 -200

Terhadap

-30x1 - 80x2 - 60x3 -180


-10x1 - 20x2 - 60x3 -150
x1, x2, x3 0
Semua fungsi kendala sudah dalam bentuk pertidaksamaan , maka kita
kita hanya perlu menambahkan variabel slack untuk mengubah bentuk
umum ke bentuk baku/standar.

Variabel slack akan berfungsi sebagai

variabel basis awal.


Bentuk Baku/standar:
Min z = 21x1 + 18x2 + 15x3 + 0s1 + 0s2 + 0s3
Terhadap

-90x1 - 20x2 - 40x3 + s1 = -200


-30x1 - 80x2 - 60x3 + s2 = -180
-10x1 - 20x2 - 60x3 + s3 = -150
x1, x2, x3, s1, s2, s3 0

VB

X1

X2

X3

S1

S2

S3

NK

-21

-18

-15

S1

-90

-20

-40

-200

S2

-30

-80

-60

-180

S3

-10

-20

-60

-150

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 8

Tabel di atas optimal tapi tidak layak (ingat, untuk fungsi tujuan
minimisasi, tabel sudah optimal jika semua koefisien baris tujuan sudah
negatif atau 0). Untuk membuat tabel tersebut layak, kita harus gunakan
metode

dual

simpleks.

Langkah-langkah

penyelesaian

simpleks

menggunakan metode dual adalah:


1. Tentukan baris pivot.

Baris pivot adalah baris dengan nilai kanan

negatif terbesar. Jika negatif terbesar lebih dari satu, pilih salah satu
sembarang.
2. Tentukan kolom pivot. Kolom pivot diperoleh dengan terlebih dahulu
membagi nilai baris z dengan baris pivot. Dalam hal ini, semua nilai
baris pivot dapat menjadi pembagi kecuali nilai 0. Kolom pivot adalah
kolom dengan rasio pembagian mutlak terkecil. Jika rasio pembagian
mutlak terkecil lebih dari satu, pilih salah satu secara sembarang.
3. Pembentukan tabel berikutnya sama dengan prosedur dalam primal
simpleks.
Gunakan tabel awal simpleks di atas.
Baris pivot adalah baris S1, baris dengan nilai kanan negatif
terbesar.
VB

X1

X2

X3

S1

S2

S3

NK

-21

-18

-15

S1

-90

-20

-40

-200

S2

-30

-80

-60

-180

S3

-10

-20

-60

-150

Kolom pivot adalah kolom X1


VB

X1

X2

X3

S1

S2

S3

NK

-21

-18

-15

S1

-90

-20

-40

-200

S2

-30

-80

-60

-180

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 9

S3

-10

-20

-60

-150

Rasio

21/90

18/20

15/40

Iterasi-1:
VB

X1

X2

X3

S1

S2

S3

NK

-40/9

-9

-7/30

140/3

X1

2/9

4/9

-1/90

20/9

S2

-220/3

-140/3

-1/3

-340/3

S3

-160/9

-500/9

-1/9

-1150/9

Rasio

0.0485

0.19286 0.7

Iterasi-2
VB

X1

X2

X3

S1

S2

S3

NK

-611/99

-0.213131

-2/33

53.535

X1

10/33

0.0303

1/330

1.8788

X2

7/11

1/220

-3/220

17/11

S3

-44.2424

-0.0303

-0.02424 1

-100.3030

Rasio

0.139498

2.500

S2

S3

Iterasi-3

7.0340

optimal

VB

X1

X2

X3

S1

-0.208934 -0.0572

-0.13948 67.52628

X1

0.00000014 0.00286

0.006848 1.19173

X2

0.0041127 -0.013986 0.01438 0.102818

X3

0.00068

0.00055

-0.0226

NK

2.267

KASUS KHUSUS DALAM SIMPLEKS


Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks.

Kadang kala kita

akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas


atau syarat kelayakan tidak pernah dapat dipenuhi.

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 10

Adakalanya juga

solusi yang dihasilkan antara satu iterasi dengan iterasi berkutnya tidak
berbeda.

Kasus khusus ini terdiri dari solusi optimal lebih dari satu,

degeneracy, solusi tidak terbatas dan solusi tidak layak.

Dua terakhir

dapat terjadi karena kesalahan baik dalam perhitungan iteratif ataupun


dalam pembentukan model atau formulasi permasalahan.
Solusi Optimal Lebih dari satu
Ketika fungsi objektif paralel terhadap pembatas yang dipenuhi
dalam

arti

persamaan

oleh

solusi

optimal,

fungsi

objektif

akan

mengasumsikan nilai optimal sama pada lebih dari satu titik solusi.
Kondisi seperti ini kita kenal dengan solusi optimal lebih dari satu
(alternative optima). Perhatikan kasus berikut:
Maks z = 2x1 + 4x2
x1 + 2x2 5

Terhadap

x1 + x2 4
x1, x2 0
Tabel awal
VB

X1

X2

S1

S2

Solusi

Rasio

-2

-4

S1

5/2

S2

Iterasi 1
VB
Z
X2

X1

X2

S1

S2

Solusi

Rasio

10

1/2

1/2

5/2

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 11

S2

-1/2

3/2

Perhatikan nilai baris z untuk variabel x1 juga menjadi nol saat x2 berubah
menjadi variabel masuk.

Jika iterasi tersebut kita lanjutkan dengan

memilih x1 sebagai variabel masuk, maka akan didapatkan tabel hasil


iterasi kedua berikut:
Iterasi-2
VB

X1

X2

S1

S2

Solusi

Rasio

10

X2

-1

5/2

X1

-1

3/2

Dalam praktek, pengetahuan akan solusi optimum yang lebih dari satu
akan sangat bermanfaat karena manajemen mempunyai kesempatan
untuk memilih salah satu sesuai dengan situasi yang mereka miliki tanpa
harus merusak nilai tujuan.
Degeneracy
Pada bagian 4.4 di atas, ada kemungkinan saat akan menentukan
sel keluar, rasio pembagian terkecil lebih dari satu, dan kita akan memilih
salah satu secara sembarang. Jika hal ini terjadi, satu atau lebih variabel
akan sama dengan nol (0) pada iterasi selanjutnya.

Solusi pada iterasi

dimana satu atau lebih variabel mempunyai nilai nol (0) kita sebut sebagai
degeneracy.
Degeneracy terjadi secara praktek karena ada minimum satu
fungsi kendala yang redundan.

Dalam iterasi, kita dapat mengenalinya

dengan cara berikut.

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 12

Maks z = 3x1 + 9x2


x1 + 4x2 8

Terhadap

x1 + 2x2 4
x1, x2 0
Penyelesaian simpleks kasus di atas adalah:
VB

X1

X2

S1

S2

Solusi

Rasio

-3

-9

S1

S2

Kalau anda perhatikan tabel di atas, ada dua kandidat baris pivot,
sehingga ada dua kandidat variabel keluar.
satu.

Kita dapat memilih salah

Jika kita pilih baris s1 maka solusi pada iterasi pertama adalah

sebagai berikut:
VB

X1

X2

S1

S2

Solusi

Rasio

-3/4

9/4

18

X2

1/4

1/4

S2

1/2

1/2

Nilai kanan s2 menjadi 0 dan tabel belum optimum. Variabel x1 menjadi


variabel masuk dan s2 menjadi variabel keluar.

Iterasi berikutnya

sebenarnya tidak mengubah solusi optimal, seperti yang ditunjukkan


tabel di bawah ini.
Iterasi-2
VB
Z

optimal
X1

X2
0

S1
0

S2
3/2

Solusi
3/2

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 13

18

X2

-1/2

X1

Melihat pembatas yang redundan sangat mudah menggunakan


solusi grafik. Garis dari fungsi pembatas yang redundan melewati hanya
salah satu titik pada daerah penyelesaian yaitu solusi optimal, dan hal ini
sebenarnya tidak berarti dalam penentuan solusi optimal. Karena tanpa
garis fungsi pembatas itupun, solusi optimal sudah dapat diidentifikasi
menggunakan fungsi pembatas yang lain.
Dari sudut pandang teoritis, degeneracy mempunyai implikasi
dua.

Pertama, berhubungan dengan fenomena pengulangan.

Iterasi 1

dan 2 di atas hanya merupakan pengulangan yang memberikan nilai


tujuan sama, yaitu 18.

Secara umum dapat diterima, pada kasus ini

prosedur simpleks akan terus berulang tanpa ada akhir tapi tidak
memperbaiki solusi.

Kedua, meskipun variabel basis dan non basis

berbeda pada setiap iterasi, tetapi nilai semua variabel dalam iterasi
adalah sama, yaitu x1 = 0, x2 = 2, s1 = 0, s2 = 0 dan z = 18.
Solusi Tidak Terbatas
Ada kalanya kita menemukan nilai variabel meningkat tak
terbatas tanpa melanggar pembatas, artinya ruang solusi tidak terbatas
paling tidak untuk satu arah.

Sebagai akibatnya, nilai tujuan akan

meningkat (untuk kasus maksimisasi) atau menurun (untuk kasus


minimisasi) tanpa ada batas. Dalam kasus kita sebut ruang solusi dan
nilai tujuan optimum tidak terbatas.
Solusi tidak terbatas hanya mengindikasikan satu hal, yaitu
model myang dibangun salah.

Mendapatkan keuntungan yang tidak

terbatas misalnya tentunya tidak masuk akal.

Salah satu yang paling

umum yang menyebabkan solusi tidak terbatas adalah tidak memasukan

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 14

pembatas yang bukan redundan pada model atau parameter (konstanta)


beberapa pembatas tidak dihitung dengan benar.

Perhatikan kasus

berikut:
Maks z = 2x1 + x2
x1 - x2 10

Terhadap

2x1 40
x1, x2 0
iterasi-0
VB

X1

X2

S1

S2

Solusi

Rasio

-2

-1

S1

-1

10

10

S2

40

20

Iterasi-1
VB

X1

X2

S1

S2

Solusi

Rasio

-1

40

S1

-1

-1/2

-10

X1

20

Jika iterasi itu diteruskan, tidak akan pernah berhenti.


meningkat terus.

Nilai z akan

Pada tabel awal sebenarnya kita sudah dapat

mengidentikasi bahwa nilai tujuan akan meningkat terus tanpa ada batas
dengan memperhatikan koefisien pembatas kolom x2 yang bernilai -1 dan
0. Nilai koefisien pembatas ini menunjukkan bahwa x2 dapat dinaikkan
tanpa ada batas, sehingga nilai z juga akan meningkat tanpa ada batas.
Solusi Tidak Layak
Jika pembatas tidak dapat dipenuhi secara bersamaan, maka kita
berhadapan dengan solusi tidak layak.

Solusi tidak layak tidak akan

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 15

pernah terjadi jika semua fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan


(asumsikan nilai kanan adalah positif), karena variabel slack selalu
memberikan solusi layak.

Solusi optimal dapat terjadi jika fungsi

pembatas ada yang menggunakan pertidaksamaan , kita menggunakan


variabel buatan sebagai variabel basis awal, dimana variabel buatan
berdasarkan desainnay tidak memberikan solusi layak bagi model awal.
Meskipun dalam prosedur iterasinya kita memaksa variabel buatan
bernilai 0 pada solusi optimum, hal ini hanya akan terjadi jika model
mempunyai ruang solusi layak.

Sering juga terjadi, minimum satu

variabel

pada

buatan

bernilai

positif

solusi

optimum.

Hal

ini

mengindikasikan bahwa permasalahan tidak mempunyai solusi layak.


Dari sudut pandang praktikal, solusi tidak layak terjadi karena
model tidak diformulasikan dengan benar, dimana beberapa pembatas
saling bertentangan.

Hal lain yang menyebabkan solusi tidak layak

adalah bahwa pembatas tidak dimaksudkan untuk dipenuhi secara


bersamaan. Perhatikan kasus berikut:
Maks z = 3x1 + 2x2
Terhadap

2x1 + x2 2
3x1 + 4x2 12
x1, x2 0

Solusi awal dengan metode M besar


VB
Z

X2

X1

S1

S2

A1

Solusi

Rasio

-3-3M

-2-4M

-12M

S1

A1

-1

12

Iterasi-1
VB
Z

X1
1+5M

X2

S1
0

S2
M

2+4M

A1

Solusi
0

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 16

4-4M

Rasio

X2

A1

-5

-1

-4

Pada iterasi optimal, variabel buatan A1 masih bernilai positif dan


dari 0. Hal ini mengindikasikan bahwa ruang solusi tidak layak.

Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 17

Anda mungkin juga menyukai