Anda di halaman 1dari 1

untuk menerapkan Sistem Manajemen K3 seperti yang tertuang dalam pasal 4

Permennaker RI. No. Per. 05/MEN/1996 beserta pedoman penerapan pada lampiran
1 maka organisasi perusahaan diwajibkan untuk melaksanakan 5 ketentuan pokok
yaitu: (1) Menerapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan
Sistem Manajemen K3, (2) Merencanakan pemantauan kebijakan, tujuan dan
sasaran penerapan sistem manajemen K3, (3) Menerapakan kebijakan K3 secara
efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang
diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran K3, (4) Mengukur,
memantau dan mengevaluasi kinerja K3 dengan melakukan tindakan perbaikan dan
pencegahan, (5) Meninjau ulang secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan
Sistem Manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan
kinerja K3.
Inti dari pelaksanaan program K3 adalah komitmen. Baik dari perusahaan maupun
komitmen dari individu atau masing-masing pekerja di dalamnya. Bentuk nyata
sebuah komitmen dari perusahaan adalah para pimpinan perusahaan turun
langsung dalam pelaksanaan program K3. Dengan demikian, pimpinan perusahaan
akan memberikan motivasi atau dorongan bagi para bawahannya dalam
menjalankan programnya. Ini memang tidak mudah. Diperlukan usaha serta
komitmen yang kuat dari pimpinan. Biasanya, para pimpinan hanya berpikir
pendek. Produksi tetap berjalan, dan K3 pun harus jalan. Jadi, terkesan
memaksakan namun tidak ada tindakan nyata. Pada akhirnya, program K3 hanya
sebagai formalitas dalam perusahaan (Jamaludin, 2012).
Langkah selanjutnya, dari sebuah komitmen tersebut diturunkan menjadi sebuah
kebijakan dari pimpinan perusahaan. Kebijakan dalam hal ini, pimpinan perusahaan
menyelaraskan dengan tujuan serta visi dan misi perusahaan. Jika perusahaan
menganggap karyawan sebagai aset penting dalam usaha bisnisnya. Maka,
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan tentunya akan dijadikan sebagai tujuan
utama sebuah perusahaan.
Sebuah kebijakan ini, dibuatkan dalam bentuk tertulis serta dapat terukur.
Kemudian, disosialisasikan kepada seluruh karyawannya. Setelah itu, dilakukan
pengawasan dalam menjalankan kebijakan tersebut. Disinilah peranan atasan
masing-masing bagian, bukan hanya mengawasi besarnya produksi. Namun,
mengawasi proses pelaksanaannya jangan sampai ada hambatan yang muncul
karena kelalaian yang mengancam kesehatan dan keselamatan karyawan
(Jamaludin, 2012).
Jadi partisipasi pimpinan dalam meningkatkan usaha audit adalah dengan ikut
berperan langsung atau terjun langsung ke lapangan untuk mengefektikan
pelaksanaan audit k3 di perusahaandan juga pimpinan harus bertanggung jawab
pada programa audit k3yang dilaksanakan apakah sudah diterapakan dan hasilnya
sesuai dengana apa yang direncanakan. ( berdasarkan peraturan pemerintah no 50
tahun 2012 tentang penerapan SMK3).

Anda mungkin juga menyukai