STATUS PENDERITA
I.
IDENTIFIKASI PENDERITA
Nama
: Nn. IR
Umur
: 21 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status Perkawinan
: Belum menikah
Suku/Bangsa
: Palembang / Indonesia
Pendidikan
: SMP (tamat)
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Agama
: Islam
Alamat
Datang ke RS
Cara ke RS
Tempat Pemeriksaan
II.
RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat psikiatri diperoleh dari:
1. Autoanamnesis dengan penderita pada Jumat, 21 Oktober 2015.
2. Alloanamnesis dengan orang tua penderita pada Rabu, 21 Oktober 2015
A. Keluhan Utama
Penderita berbicara sendiri dan lebih pendiam 3 bulan
B. Riwayat Perjalanan Penyakit
3 bulan yang lalu os mengalami perubahan sikap. Orang tua os
mengatakan os tampak ketakutan melihat orang ramai (padahal tidak ada
apa-apa), melamun sendiri, mudah menangis, tertawa sendiri. Os masih
bisa melakukan aktivitas sendiri. Mengamuk (-), melempar barang (-).
1 bulan yang lalu os semakin sering menyendiri, bergumam
sendiri (tapi tidak keluar suara yang jelas sehingga kata-kata tidak dapat
dipahami). Os juga sulit tidur, mudah menangis, sering melamun, tetapi
tidak ada curiga kepada orang lain. Aktivitas sehari-hari os mulai
terganggu. Os makan bila di suapi, mandi jika diingatkan oleh orang tua
IV.
Penderita =
D. Riwayat pendidikan
Penderita sekolah sampai tamat smp
E. Riwayat pekerjaan
Penderita tidak bekerja.
F. Riwayat pernikahan
Penderita sudah menikah selama 1 tahun.
G. Agama
Penderita beragama islam.
H. Riwayat pelanggaran hukum
Penderita tidak pernah melakukan tindakan pelanggaran hukum maupun
berurusan dengan pihak berwajib.
I. Persepsi Tentang Diri dan Kehidupan
Penderita tidak bisa ditanya seputar persepsi tentang diri dan
kehidupannya.
V.
: baik
6. Kemampuan visuospasial
B. Status Neurologikus
GCS: 15
E : membuka mata spontan (4)
V : berbicara spontan (5)
M : gerakan sesuai perintah (6)
Fungsi sensorik : tidak terganggu
5
5
tonus otot
N
N
N
N
Ekstrapiramidal sindrom :
Tidak ditemukan gejala ekstrapiramidal seperti tremor (-),
bradikinesia (-), dan rigiditas (-).
Refleks fisiologis
: normal
Refleks patologis
: tidak ditemukan reflex patologis
VII. IKHTISAR PENEMUAAN BERMAKNA
Berdasarkan wawancara psikiatri didapatkan informasi bahwa
penderita seorang wanita berusia 21 tahun, asal Muba, Islam, dengan
pendidikan terakhir SMP, tidak bekerja. Penderita dibawa ke RS. dr. Ernaldi
Bahar Palembang pada Kamis, 21 Oktober 2015 dengan keluhan menjadi
lebih pendiam dan mudah menangis.
Pada pemeriksaan status mental, didapatkan penderita berpenampilan
baik. Selama pemeriksaan, penderita tidak kooperatif dalam menjawab
setiap pertanyaan pemeriksa.
Suasana mood penderita didapatkan hipotimik dengan afek yang
appropiate. Penderita tampak serasi dalam hal pikiran, perasaan, dan
perilaku. Selama pembicaraan kontak inadekuat. Didapatkan gangguan
persepsi berupa halusinasi auditorik, penderita mendengar suara-suara
bisikan. Proses dan bentuk pikiran pada penderita tidak dapat dinilai dengan
produktivitas kurang dan tidak kontinu. Tidak ditemukan waham pada
penderita. Dalam penilaian realitas pada penderita terganggu dalam hal
pikiran, perasaan, perbuatan, dan perilaku.
Dalam pertimbangan tilikan terhadap penyakit, pada penderita tidak
dapat dinilai. Selama wawancara psikiatri, penjelasan yang diberikan
penderita dapat dipercaya.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F32.3 Episode depresi berat dengan gejala psikotik
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah keluarga
Aksis V : GAF Scale 50-41
X.
DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik
Tidak ditemukan faktor genetik gangguan kejiwaan.
8
B. Psikologik
Penderita mengalami gangguan afek/mood, halusinasi auditorik.
C. Lingkungan dan Sosial Ekonomi
Penderita tinggal dengan suami di desa suka damai, Muba.
XI.
PROGNOSIS
A. Quo ad vitam
: bonam
B. Quo ad functionam : dubia ad bonam
C. Quo ad sanasionam : dubia ad bonam
antidotum
untuk
mengatasi
efek
samping
ekstrapiramidal.
4. Lorazepam dosis anjuran 1-4 mg/hari. Pada penderita diberikan
2x/hari, sediaan tablet 2 mg. lorazepam termasuk obat anti ansietas
jenis benzodiazepin memiliki efek sedasi sehingga diharapkan dari
obat ini adalah efek yang menyebabkan pasien tertidur pulas.
B. Psikoterapi
1. Terhadap penderita
a. Memberikan edukasi terhadap penderita agar kontrol teratur ke
rumah sakit.
10
BAB II
DISKUSI
Pada pasien ditemukan gangguan persepsi halusinasi auditorik, gangguan isi
pikir berupa waham tidak ditemukan. Selama wawancara psikiatri, terdapat
kontak inadekuat dari penderita, sikap penderita tidak kooperatif, penderita lebih
banya diam.
Untuk anti psikosis pada penderita dipilih terapi menggunakan Fluoxetin
dengan dosis 1 x 20 mg. Penderita diberikan THP dengan dosis 2 x 2 mg perhari.
Penderita diberikan HDL dengan dosis 2 x 5 mg perhari.. Penderita juga diberikan
Lorazepam dengan dosis 2 x 2 mg perhari.
Pada penderita ini juga diberikan terapi lain berupa psikoterapi. Berupa
edukasi terhadap pasien dan keluarga terhadap gangguan yang diderita oleh pasien
seperti gejala-gejalanya, perjalanan penyakitnya hingga pengobatan dan
monitornya. Keluarga pasien juga diberitahu bahwa mengembangkan kontak
sosial terhadap pasien juga penting untuk dilakukan.
Dalam hal ini diberikan edukasi terhadap penderita agar memahami
gangguannya lebih lanjut, cara pengobatan dan penanganannya, efek samping
yang dapat muncul, serta pentingnya kepatuhan dan keteraturan dalam minum
obat, akan tetapi saat melakukan edukasi penderita acuh tak acuh dengan apa yang
disampaikan.
Keluarga penderita juga diberikan terapi keluarga dalam bentuk psikoedukasi dengan menyampaikan informasi kepada keluarga mengenai berbagai
kemungkinan penyebab penyakit, perjalanan penyakit, dan pengobatan yang dapat
dilakukan sehingga keluarga dapat memahami dan menerima kondisi penderita
serta membantu penderita dalam hal minum obat serta kontrol secara teratur dan
mengenali gejala-gejala kekambuhan untuk segera dikonsultasikan kepada dokter.
Dalam ajaran Islam, selain diupayakan adanya psikoterapi duniawi, juga
terdapat psikoterapi ukhrawi. Psikoterapi ukhrawi merupakan petunjuk (hidayah)
dan anugerah (wahdah) dari Allah SWT yang berisikan kerangka ideologis dan
teologis dari segala psikoterapi. Sedang psikoterapi duniawi merupakan hasil
ijtihad (daya upaya) manusia, berupa teknik-teknik pengobatan kejiwaan yang
didasarkan atas kaidah-kaidah insaniyah. Kedua model psikoterapi ini sama
11
pentingnya, ibarat dua sisi mata uang yang satu sama lain saling terkait.
Kemahakuasaan Tuhan sebagaimana yang tergambar dalam firman Allah SWT.
Menurut Al-Quran penyakit jiwa yang hakiki (mungkin dapat dinamakan
Psikiatri Ukhrawi) dan sangat berbahaya adalah pengingkaran atau penolakan
terhadap kebenaran mutlak dan hakiki yang nyata (haqqul-mubin) atau perilaku
yang tidak berada diatas kebenaran, pada petunjuk (jalan) Allah yang lurus.
Mereka inilah yang dinamakan kelompok Fiqulubihim Maradhun (di dalam
jiwa mereka ada penyakit), yang secara sadar mengingkari dan melagar norma
dan tata nilai kebenaran ajaran agama Allah, serta berdampak luas dalam
kehidupan social kemasyarakatan (Patologi sosial).(Q.S. Al.Baqarah ayat 8-20,
At-Taubah ayat 125, dan Ar-Rum ayat 30).
Prognosis penderita ini adalah dubia ad bonam karena gejala awal penderita
terjadi 3 bulan yang lalu. Bila penderita taat menjalani terapi, adanya motivasi
penderita untuk sembuh, serta adanya dukungan dari keluarga maka akan
membantu perbaikan penderita.
12