Anda di halaman 1dari 10

Legitimasi Politik Israel dalam

Masa Pemerintahan Benjamin


Netanyahu
Studi Kasus Pembangunan Jewish Settlement di West Bank
Putri Perwira S.D | 23177
Annisa Zahria | 23186
Nurun Nisa | 23187
Ananta Aldi A | 23217
Hamelia Djohanda | 23236
Lathifah Zahro | 23288
Hefrian Noor K.S | 23341

Pendahuluan

Timur Tengah memiliki berbagai macam perbedaan


Legitimasi merupakan salah satu akar konflik Michael
C. Hudson, The central problem of government in the
Arab World today is political legitimacy

Demokrasi Kebijakan Pemerintah selalu diawasi


berbagai pihak Membangun Legitimasi adalah syarat
keabsahan kebijakan dan kekuasaan

Dankward Rustow Legitimacy Authority, Identity,


Equality

PM Israel Netanyahu Pembangunan pemukiman Tepi


Barat harus terus dilanjutkan

Rumusan Masalah

Bagaimana Kebijakan Netanyahu dalam

Pembangunan Pemukiman Tepi Barat


mempengaruhi Legitimasi Politiknya?

West Bank Settlement

Sepak Terjang Politik Netanyahu &


Aspek Authority
Harvard University Militer ( Komandan Sayeret

Matkal )
1996 Leader Partai Likud Menang Pemilu
Masa Jabatan I Netanyahu 1996-1999
Masa Jabatan II Netanyahu 2009-sekarang
Terpilihnya Netanyahu sebagai PM Israel tidak

lepas dari adanya dukungan Presiden Shimon


Perez dalam mendukung Likud, alih-alih Kadima
( Partai yang mendapat perolehan kursi tertinggi )

Aspek Equality dalam Pemerintahan


Netanyahu

Israel Negara Plural 75,5 % Yahudi, 20,5 % Arab


( Muslim, Bedouin, Kristen )

Law of Return 1950 & Deklarasi Kemerdekaan Israel


Indikasi adanya kepentingan Yahudi untuk membentuk
negara khusus Yahudi, bukan negara berdasarkan
equality

Minoritas mendapat hak politik sama Israel mendeclare sebagai negara secular Ada wakil Arab di
Knesset Namun tidak signifkan peran dan jumlahnya

Pembangunan Settlement Tepi Barat Wujud kurang


signifikannya peran minoritas ( Arab ) serta kelompok
pro-resolusi konflik Israel-Palestina dalam pemerintahan

Kebijakan Pembangunan West Bank


Settlement

The McMahon Correspondence 1915 and 1917


membagi wilayah Arab & menandai dimulainya
sengketa Arab-Israel

Deklarasi Balfour 1917 Memberikan legitimasi bagi


Israel untuk menduduki Tepi Barat pertama kali

Sejak 1967 Berakhirnya Perang 6 Hari Israel


mulai melakukan pembangunan di kawasan Tepi Barat

West Bank Bagian dari Promised Land ( Zionisme )


Faktor yang menyulitkan perundingan damai
dengan Palestina

Estimasi Populasi West


Bank

1996: 139,974
1997: 152,277
1998: 164,800
1999: 177,327
2000: 190,206
2001: 200,297
2002: 211,416
2003: 223,954
2004: 235,263
2005: 247,514
2006: 261,879
June 2009 estimate: 300,000

Respon Publik Internasional & Publik


Dalam Negri Israel

Publik Internasional mengecam Israel dituduh melanggar


Geneva Convention: Protection of Civilian Person in the Time of
War, UN Security Council Resolution 446 1979, Himbauan Court of
Justice 2004

Masyarakat Palestina & PLO Perundingan damai tidak akan


dilakukan sebelum Pemerintah Israel menghentikan
pembangunan

Internal Knessed Mendapatkan dukungan mayoritas partai, ex.


Likud Party, Kadima Party, Avoda Party

Namun juga mendapat penolakan dari beberapa oposisi yang


menghendaki resolusi konflik Arab-Israel dan withdrawal Israel dr
sebagian West Bank, ex. Shinui Party ( Secular, Liberal )

Gerakan Sayap Kiri Israel Penolakan dan Protes terhadap


pembangunan settlement Protes di Anatot dan Walija, Agustus
2011 11 Aktivis asal Israel ditangkap

Kesimpulan

Kebijakan Tepi Barat Ujian Legitimasi bagi


Pemerintahan Netanyahu

Zionisme memberikan ikatan identitas antara


penguasa dengan masyarakat membuat proses
decision making dalam negri tidak menghadapi
halangan yang berarti

Elemen identity merupakan faktor utama yang


mempengaruhi legitimasi politik Israel

Kebijakan ini membuktikan legitimasi politik internal


Israel kuat, namun legitimasi eksternalnya lemah

Anda mungkin juga menyukai