oleh:
Firman Shadikin
FIA 010 085
ABSTRAK
Secara garis besar, struktur bangunan dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu struktur bangunan di
dalam tanah dan struktur bangunan di atas tanah.Struktur bangunan di dalam tanah sering disebut
struktur bawah, sedangkan struktur bangunan di atas tanah sering disebut struktur atas.Struktur bawah
dari suatu bangunan lazim disebut pondasi. Pondasi adalah struktur bangunan bagian bawah yang
berfungsi meneruskan gaya dari segala arah bangunan di atasnya ke tanah. Dengan demikian
pembangunan pondasi harus dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat pondasi itu sendiri,
beban-beban berguna, dan gaya-gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain.
Analisa daya dukung dan penurunan pondasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
daya dukung yang mampu diberikan oleh pondasi serta seberapa besar penurunan yang dihasilkan dari
pembebanan bangunan menuju pondasi. Analisa daya dukung menggunakan data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengujian laboratorium sedangkan data skunder diperoleh dari
output program SAP 2000 V 14.
Berdasarkan analisa daya dukung pondasi, pondasi A memiliki daya dukung sebesar 441,656
kN/m dengan tegangan maksimum sebesar 114,092 kN/m, sedangkan pondasi B memiliki daya dukung
sebesar 441,656 kN/m dengan tegangan maksimum sebesar 185,312 kN/m. Nilai faktor keamanan (SF)
untuk pondasi A sebesar 4,35 dan pondasi B sebesar 2,56.. Penurunan segera yang terjadi pada kedua
pondasi adalah ; penurunan yang terjadi pada pondasi A sebesar 4,7 mm, sedangkan penurunan yang
terjadi pada pondasi B sebesar 7,7 mm. Angka keamanan untuk pondasi A sebesar 4,35 dan pondasi B
memiliki angka keamanan sebesar 2,56.
Kata kunci : pondasi, daya dukung, penurunan segera.
ABSTRACT
Broadly speaking, the structure of the building is divided into two main parts, namely the
structures on the land and the structures on top of the building in the ground tanah.Struktur oftenreferred
to under the structure, while the structure of the buildings on the land are often referred to under the atas.
Struktur structure of a commonly called the foundation of the building. The foundation is a structure that
serves the bottom transfer the forces from all directions buildings on it to the ground. Thus the
construction of the foundation must be able to guarantee stability of the building to the weight of the
foundation itself, useful loads, and external forces such as wind pressure, earthquake, and others.
Analysis of bearing capacity and a settlement in foundation aims to determine how much power
that is able to support provided by the foundation as well as how much decrease resulting from the
imposition of the building toward the foundation. Carrying capacity analysis using primary
data and
secondary data. Primary data were obtained from the laboratory test results while the secondary data
obtained from the output of SAP 2000 V 14.
Based on the analysis of the carrying capacity of the foundation, a foundation has a
carrying
capacity of 441,656 kN / m, with a maximum load of 114.092 kN / m, while the foundation B has a
carrying capacity of 441,656 kN / m with maximum load of 185.312 kN /m. Value of the safety factor
(SF) for foundation A foundation B of 4.35 and 2,56 .. The immediate settlement soon happens to the
second foundation is; immediate settlement on a foundation A of 4.7 mm, whereas the immediate
settlement in foundation B of 7.7 mm. A safety factor of 4,35 for the foundation and the foundation B has
a safety factor of 2,56.
Keywords: foundation, carrying capacity, immediate settlement.
PENDAHULUAN
Pondasi adalah struktur bangunan
bagian bawah yang berfungsi meneruskan
gaya dari segala arah bangunan di atasnya ke
tanah. Dengan demikian pembangunan
pondasi harus dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap berat pondasi itu sendiri,
beban-beban berguna, dan gaya-gaya luar
seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lainlain. Secara umum terdapat dua macam
pondasi, yaitu:
1. Pondasi Dangkal : dipakai untuk
bangunan
bertanah
keras
atau
bangunan-bangunan sederhana.
2. Pondasi Dalam : dipakai untuk
bangunan bertanah lembek, bangunan
berbentang lebar (memiliki jarak kolom
lebih dari 6 meter), dan bangunan
bertingkat.
Kapasitas dukung pondasi merupakan
besarnya tekanan yang mampu didukung oleh
pondasi.Pada pekerjaan pondasi, material
batuan merupakan lapisan pendukung yang
baik, dan dapat mendukung beban yang besar
bila dibawahnya tidak terletak lapisan tanah
yang lunak.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas masalah yang
menjadi fokus dalam penelitian ini adalah :
a. Berapa besar daya dukung pondasi yang
terjadi pada bangunan SMK Kesehatan
As-Syafii Mataram,
b. Berapa besar penurunan pondasi yang
terjadi pada bangunan SMK Kesehatan
As-Syafii Mataram,
c. Berapa besar faktor aman (SF) untuk
pondasi bangunan SMK Kesehatan AsSyafii Mataram.
1.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui berapa besar daya
dukung pondasi yang terjadi melalui
serangkaian percobaan, baik pengujian di
lapangan maupun di laboratorium,
2. Untuk
mengetahui
berapa
besar
penurunan pondasi yang terjadi melalui
serangkaian percobaan, baik pengujian di
lapangan maupun di laboratorium,
3. Untuk mengetahui nilai faktor keamanan
(SF) untuk pondasi tersebut melalui
serangkaian percobaan, baik pengujian di
lapangan maupun di laboratorium.
Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat antara lain :
1. Memberikan
pengetahuan
tentang
pentingnya memperhatikan daya dukung
pondasi pada bangunan SMK Kesehatan
As-Syafii Mataram. Dalam kasus ini,
pondasi yang digunakan yaitu pondasi
dangkal dengan bentuk telapak,
2. Memberikan
pengetahuan
tentang
pentingnya memperhatikan penurunan
segera pada pondasi bangunan SMK
Kesehatan As-Syafii Mataram. Dalam
kasus ini, pondasi yang digunakan yaitu
pondasi dangkal dengan bentuk telapak,
3. Memberikan informasi tentang nilai faktor
keamanan (SF) dari bangunan SMK
Kesehatan As-Syafii.
Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan
lingkup bahasan yang tidak terlalu luas serta
mempermudah dalam penyelesaian suatu
masalah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai, maka perlu dilakukan pembatasan
dalam
ruang
lingkup
penelitian
yang
dikerjakan. Dalam penelitian ini yang menjadi
batasan-batasan masalah adalah :
1. Pengambilan sampel tanah menggunakan
alat bor dan rangkaian pengujian SPT (
Standard
Penetration
Test)
hingga
kedalaman 12 meter dari permukaan
tanah,
2. Sampel tanah yang digunakan terbagi
menjadi dua,yaitu tanah tidak terganggu
(undisturb) dan tanah terganggu (disturb),
3. Sampel tanah yang digunakan hanya pada
kedalaman 1-4 meter karena kedalaman
perletakan pondasi dangkal berkisar
antara 1-4 meter,
4. Penelitian hanya dibatasi pada pengujian
sifat fisis tanah dan mekanis tanah.
Pengujian yang dilakukan adalah :
a. Uji indeksproperties tanah asli untuk
mengetahui sifat fisis tanah yang
dilakukan pada awal penelitian, yang
meliputi :
- Uji kadar air mengikuti ASTM D2216-71,
- Uji berat jenis tanah mengikuti
ASTM D-854-58,
- Uji Hidrometer mengikuti ASTM D421-85,
- Uji gradasi butiran mengikuti
ASTM D 58.
b. Uji mekanis tanah, meliputi :
- Untuk menentukan kuat geser
langsung tanah (direct shear)
digunakan alat uji geser langsung
dengan pembebanan 5 kg,10
kg,dan 15 kg,
Hipotesis
Pada penelitian daya dukung serta
penurunan pondasi dangkal pada bangunan
SMK Kesehatan As-Syafii Mataram, dengan
dimensi pondasi yang telah ditentukan oleh
perencana, daya dukung yang terjadi akan
mampu menahan beban bangunan yang
kemudian akan disalurkan menuju tanah, serta
akan terjadi penurunan segera yang tidak
terlalu besar.
DASAR TEORI
Daya dukung tanah ultimit
Daya dukung ultimit (qf) diefinisikan
sebagai sebagai tekanan terkecil yang dapat
menyebabkan keruntuhan geser pada tanah
pendukung tepat di bawah dan di sekeliling
pondasi.
Menurut Hardiyatmo (1996),analisis
daya dukung tanah mempelajari kemampuan
tanah dalam mendukung beban pondasi
struktur yang terletak diatasnya. Daya dukung
menyatakan tahanan geser tanah untuk
melawan penurunan akibat pembebanan,yaitu
tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh
tanah sepanjang bidang gesernya.
. Persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi dalam perancangan pondasi anatara
lain :
1. Faktor aman terhadap keruntuhan akibat
terlampauinya daya dukung tanah harus
dipenuhi.
2. Penurunan pondasi harus masih dalam
batas-batas nilai yang ditoleransikan.
Khususnya penurunan yang tidak seragam
harus tidak mengakibatkan kerusakan pada
struktur.
Daya dukung tanah ultimit dibawah
pondasi dangkal dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut (menurut Terzaghi):
Daya dukung tanah ultimit untuk pondasi jalur
adalah:
qu= . . . + . .
+ .
Daya dukung untuk tanah ultimit pondasi bujur
sangkar:
qu=0,4. . . + . .
+ 1,3. .
Daya dukung pondasi bundar:
qu=0,3. . . + .
+ 1,3. .
dimana :
qu = daya dukung ultimit (kN/m)
c
= kohesi tanah (kN/ )
=berat
volume
tanah
yang
dipertimbangkan terhadap posisi muka
air tanah (kN/ )
Po
Nc
Nq
N
Nc'
Nq'
N'
5,7
1,0
0,0
5,7
5
10
15
20
25
7,3
9,6
12,9
17,7
25,1
1,6
2,7
4,4
7,4
12,7
0,5
1,2
2,5
5,0
9,7
6,7
8
9,7
11,8
14,8
1,4
1,9
2,7
3,9
5,6
0,2
0,5
0,9
1,7
3,2
30
34
37,2
52,6
22,5
36,5
19,7
35,0
19
23,7
8,3
11,7
5,7
9
35
57,8
41,4
42,4
25,2
12,6
10,1
40
95,7
81,3
100,4
34,9
20,5
18,8
45
172,3
173,3
297,5
51,2
35,1
37,7
48
258,3
287,9
780,1
66,8
50,5
60,4
50
<2
<25
Soft
2-4
25-50
Medium
4-8
50-100
Stiff
8-15
100-200
Very stiff
15-30
200-400
Hard
>30
>400
Penurunan
Penambahan beban diatas suatu
permukaan tanah dapat menyebabkan lapisan
tanah dibawahnya mengalami pemampatan.
Pemampatan tersebut disebabkan oleh
adanya perubahan struktur tetap pada partikel
tanah, relokasi partikel, keluarnya air atau
udara dari dalam pori dan sebab-sebab lain.
Pada waktu konsolidasi berlangsung,
gedung atau bangunan diatas lapisan tersebut
akan mengalami penurunan (settlement) pada
tanah disebabkan oleh pembebanan yang
dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
a) Penurunan konsolidasi (consolidation
settlement) yang merupakan hasil dari
perubahan volume tanah jenuh air
sebagai akibat dari keluarnya air yang
menempati pori-pori tanah.
b) Penurunan
segera
(Immediate
settlement) yang merupakan akibat
dari deformasi elastic tanah kering,
basah dan jenuh air tanpa adanya
perubahan kadar air (DAS ,1995).
Craig (1987) menyebutkan bahwa
konsolidasi adalah suatu proses pengecilan
volume secara perlahan-lahan pada tanah
jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah
akibat pengaliran sebagian air pori, proses
tersebut berlangsung terus sampai kelebihan
tekanan pori yang disebabkan oleh kenaikan
tegangan total telah benar-benar hilang.
Analisa penurunan yang dimaksud
untuk memperkirakan turunnya suatu struktur
sebagai akibat dari tanah berkonsolidasi.
Dalam bidang teknik sipil ada dua hal yang
perlu di ketahui mengenai penurunan yaitu
besarnya penurunan yang akan terjadi dan
kecepatan penurunan (Wesley, 1977).
Penurunan segera (Immediate settlement)
Penurunan
segera
merupakan
penurunan yang terjadi seketika pada saat
pembebanan terjadi atau dalam jangka waktu
yang pendek.Hal ini terjadi karena sifat elastis
tanah dan tergantung dari jenis beban yang
diberikan.Penurunan
segera
umumnya
diaplikasikan pada lapisan tanah pasir.
Persamaan umum (Harr, 1966) untuk pondasi
fleksibel penurunan segera menggunakan
persamaan berikut:
pada sudut pondasi
.
Se=
(1 )
= F1= (Ln
+ M.Ln
untuk pasir
(
)
. (
))
+Ln
Dimana :
o
= kenaikan tekanan bersih pada tanah
pondasi
F1
= faktor pengaruh
B
= lebar pondasi
L
= panjang pondasi
H
= tebal efektif lapisan ( 2.B)
B
= 0,5 B
L
= 0,5 L
M
= L/B
N
= H/B
Craig menyatakan bahwa distribusi
regangan vertikal maksimum terjadi pada
kedalaman 2B dan regangan akan menghilang
pada kedalaman 2B. Sedangkan regangan
vertikal yang terjadi tepat dibawah pondasi
sebesar nol.
Kuat geser tanah
Tanah merupakan bahan yang tidak
kuat menahan tarik dan beban yang bekerja
diperhitungkan dilawan oleh geser. Apabila
hingga 5 m
Berat
jenis,
Gs
Berat isi
(gr/cm)
No
Kedalaman
(meter)
Kadar
air
(%)
43,68
2,55
2,03
1,41
65,18
2,40
1,61
0,97
65,18
2.19
1,61
0,97
66,67
2,68
1,71
1,16
83,91
2,81
1,75
1,08
1.
1.
0.35
0.3
0.25
0.4
0.3
0.2
= 28
c = 0.01
0.1
tegangan geser
0
0
0.2
0.4
tegangan normal (kg/cm)
0.6
0.2
0.15
Analisa perencanaan
Data-data perencanaan pondasi telapak pada
bangunan SMK Kesehatan As-SyafiI adalah
sebagai berikut:
0.1
0.05
0
0
tegangan geser
(kg/cm)
(kg/cm)
0.1787
0.123
0.3527
0.239
0.5361
0.341
L
= 2m
Kedalaman pondasi D= 1 m dari
permukaan tanah
4. Data-data pembebanan bangunan :
Beban vertikal pondasi A= 279.88 kN
Beban vertikal pondasi B= 564.56 kN
Momen, M pondasi A = 34.75 kNm
Momen, M pondasi B = 34.99 kNm
Data tanah merupakan data primer
yang diperoleh dari hasil uji laboratorium,
dimensi pondasi diambil dari gambar kerja,
sedangkan data
pembebanan diperoleh
dari hasil analisa SAP 2000 V14.Selanjutnya
data-data tersebut dipergunakan sebagai data
untuk
perhitungan
daya
dukung
dan
penurunan pondasi bangunan.
Bentuk pondasi pada bangunan SMK
Kesehatan As-SyafiI direncanakan dengan
bentuk pondasi telapak bujur sangkar.
Kedalaman pondasi dari permukaan tanah
yaitu 1 meter dengan muka air tanah 0.6 meter
dari permukaan tanah.
Pondasi
Lebar
(m)
Panjang
(m)
Tebal
(m)
Volume
(m)
Berat
(kN)
0.4
1.6
38.4
0.4
1.6
38.4
pondasi
A
pondasi
B
Kombinasi
Beban
P
(kN)
Comb 1
238,75
6,52
Comb 2
293,9
8,07
Comb 3
279,88
34,75
Comb 1
528,04
32,10
Comb 2
537,55
39,69
Comb 3
564,56
34,99
(kNm)
Wp
Qtot
Beban
(kN)
(kN)
(kN/m)
Comb 1
238,75
38,4
82,435
Comb 2
293,9
38,4
97,587
Comb 3
279,88
38,4
114,092
Comb 1
528,04
38,4
174,145
Comb 2
537,55
38,4
182,215
Comb 3
564,56
38,4
185,44
No
pondasi
A
pondasi
B
+ 1,3. .
32.36)
a) Untuk pondasi A
1. Menghitung tekanan overburden:
Po = ( dry. 0,6) + ( sat. 0,4 (9,81 .
0,4))
= (14,1 . 0,6) + (20,3 . 0,4 (9,81 .
0,4))
=12,656 kN/m
32.36)
4. Menghitung nilai
safety factor (SF):
SF =
,
,
keamanan
atau
= 4,35> 1 (aman)
b) Untuk pondasi B
1. Menghitung tekanan overburden:
Po = ( dry. 0,6) + ( sat. 0,4 (9,81 .
0,4))
= 441,656 kN/m
Penurunan segera
Perhitungan penurunan segera
Perhitungan
dilakukan
dengan
persamaan 2.9 untuk mendapatkan seberapa
besar penurunan segera yang terjadi pada
bangunan SMK Kesehatan As-Syafii . Adapun
persamaan 2.9 adalah sebagai berikut :
o .B.
. F1
= =1
N
= = =4
3. Perhitungan nilai pengaruh
dengan persamaan 2.15
(F1)
F1 =
(M.Ln
(1.Ln
(
. (
)
(
)
. (
+ Ln
))
= =4
(M.Ln
+ Ln
))
= 0,408
4. Menghitung nilai modulus elstisitas
(Es)
dengan
menggunakan
pendekatan nilai N-SPT. Nilai modulus
elastisitas tanah dapat dilihat pada
tabel
berikut:
Tabel 8 Nilai modulus elastisitas tanah
Kedalaman
Es
(1.Ln
(
= 0,408
)
(
)
. (
. (
(F1)
+ Ln
))
))
+ Ln
No
(meter)
N-SPT
kN/m
5400
2.5
11
9600
No
(meter)
N-SPT
kN/m
39
26400
5400
Es Rata-Rata
13800
2.5
11
9600
11730
39
26400
, )
114,092 x 2 x
11730
o .B.
185,44 x 2 x
13800
0.408
Es Rata-Rata
= =1
. F1
(
, )
0.408
Tabel
10
Rekapitulasi
hasil
perhitungan daya dukung dan penurunan
pondasi berdasarkan data perencana
N
o
Analis
a
Dimen
si (m)
Teganga
n
maksimu
m
(kN/m)
laboratoriu
m
(kN/m)
lapanga
n
penuruna
n
(mm)
(kN/m)
Pond
asi A
Pond
asi B
B =2
L =2
114,092
441,656
365,92
4,7
B =2
L =2
185,44
441,656
365,92
7,7
5.2 Saran
Dalam
perencanaan
sebuah
bangunan sebaiknya lebih diperhatikan
kemampuan
pondasi
bangunan
dalam
menahan beban yang di salurkan, baik
beban mati, beban hidup maupun bebanbeban yang bekerja lainnya.Penurunan segera
yang terjadi diharapkan dapat diperkecil untuk
menjaga kestabilan
bangunan, serta selalu
memperhatikan
nilai
keamanan
untuk
bangunan yang telah direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Hardiyatmo C, Hary, 2010, Mekanika Tanah 1,
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Hardiyatmo C, Hary, 2010, Analisis Dan
Perancangan Fondasi , Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Basya, Baharudin, 2002, Analisa Penurunan
Pondasi (settlement) Gedung Art
Shop Narmada, Fakultas Teknik,
Universitas Mataram.
Harianto, 2002, Analisa Daya Dukung Tanah
Batas (Ultimate Bearing Capacity of
Soil) pada Menara Telekomunikasi
di Desa Sandik Lombok Barat,
Fakultas Teknik, Universitas
Mataram.
10
11