Anda di halaman 1dari 14

JURNAL TUGAS AKHIR

ANALISA DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI TELAPAK


PADA BANGUNAN SMK KESEHATAN AS-SYAFII MATARAM

oleh:
Firman Shadikin
FIA 010 085

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2014

ANALISA DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI TELAPAK


PADA BANGUNAN SMK KESEHATAN AS-SYAFII MATARAM
1

Firman Shadikin , Muhajirah , Agung Prabowo


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

ABSTRAK
Secara garis besar, struktur bangunan dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu struktur bangunan di
dalam tanah dan struktur bangunan di atas tanah.Struktur bangunan di dalam tanah sering disebut
struktur bawah, sedangkan struktur bangunan di atas tanah sering disebut struktur atas.Struktur bawah
dari suatu bangunan lazim disebut pondasi. Pondasi adalah struktur bangunan bagian bawah yang
berfungsi meneruskan gaya dari segala arah bangunan di atasnya ke tanah. Dengan demikian
pembangunan pondasi harus dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat pondasi itu sendiri,
beban-beban berguna, dan gaya-gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain.
Analisa daya dukung dan penurunan pondasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
daya dukung yang mampu diberikan oleh pondasi serta seberapa besar penurunan yang dihasilkan dari
pembebanan bangunan menuju pondasi. Analisa daya dukung menggunakan data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengujian laboratorium sedangkan data skunder diperoleh dari
output program SAP 2000 V 14.
Berdasarkan analisa daya dukung pondasi, pondasi A memiliki daya dukung sebesar 441,656
kN/m dengan tegangan maksimum sebesar 114,092 kN/m, sedangkan pondasi B memiliki daya dukung
sebesar 441,656 kN/m dengan tegangan maksimum sebesar 185,312 kN/m. Nilai faktor keamanan (SF)
untuk pondasi A sebesar 4,35 dan pondasi B sebesar 2,56.. Penurunan segera yang terjadi pada kedua
pondasi adalah ; penurunan yang terjadi pada pondasi A sebesar 4,7 mm, sedangkan penurunan yang
terjadi pada pondasi B sebesar 7,7 mm. Angka keamanan untuk pondasi A sebesar 4,35 dan pondasi B
memiliki angka keamanan sebesar 2,56.
Kata kunci : pondasi, daya dukung, penurunan segera.
ABSTRACT
Broadly speaking, the structure of the building is divided into two main parts, namely the
structures on the land and the structures on top of the building in the ground tanah.Struktur oftenreferred
to under the structure, while the structure of the buildings on the land are often referred to under the atas.
Struktur structure of a commonly called the foundation of the building. The foundation is a structure that
serves the bottom transfer the forces from all directions buildings on it to the ground. Thus the
construction of the foundation must be able to guarantee stability of the building to the weight of the
foundation itself, useful loads, and external forces such as wind pressure, earthquake, and others.
Analysis of bearing capacity and a settlement in foundation aims to determine how much power
that is able to support provided by the foundation as well as how much decrease resulting from the
imposition of the building toward the foundation. Carrying capacity analysis using primary
data and
secondary data. Primary data were obtained from the laboratory test results while the secondary data
obtained from the output of SAP 2000 V 14.
Based on the analysis of the carrying capacity of the foundation, a foundation has a
carrying
capacity of 441,656 kN / m, with a maximum load of 114.092 kN / m, while the foundation B has a
carrying capacity of 441,656 kN / m with maximum load of 185.312 kN /m. Value of the safety factor
(SF) for foundation A foundation B of 4.35 and 2,56 .. The immediate settlement soon happens to the
second foundation is; immediate settlement on a foundation A of 4.7 mm, whereas the immediate
settlement in foundation B of 7.7 mm. A safety factor of 4,35 for the foundation and the foundation B has
a safety factor of 2,56.
Keywords: foundation, carrying capacity, immediate settlement.

PENDAHULUAN
Pondasi adalah struktur bangunan
bagian bawah yang berfungsi meneruskan
gaya dari segala arah bangunan di atasnya ke
tanah. Dengan demikian pembangunan
pondasi harus dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap berat pondasi itu sendiri,
beban-beban berguna, dan gaya-gaya luar
seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lainlain. Secara umum terdapat dua macam
pondasi, yaitu:
1. Pondasi Dangkal : dipakai untuk
bangunan
bertanah
keras
atau
bangunan-bangunan sederhana.
2. Pondasi Dalam : dipakai untuk
bangunan bertanah lembek, bangunan
berbentang lebar (memiliki jarak kolom
lebih dari 6 meter), dan bangunan
bertingkat.
Kapasitas dukung pondasi merupakan
besarnya tekanan yang mampu didukung oleh
pondasi.Pada pekerjaan pondasi, material
batuan merupakan lapisan pendukung yang
baik, dan dapat mendukung beban yang besar
bila dibawahnya tidak terletak lapisan tanah
yang lunak.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas masalah yang
menjadi fokus dalam penelitian ini adalah :
a. Berapa besar daya dukung pondasi yang
terjadi pada bangunan SMK Kesehatan
As-Syafii Mataram,
b. Berapa besar penurunan pondasi yang
terjadi pada bangunan SMK Kesehatan
As-Syafii Mataram,
c. Berapa besar faktor aman (SF) untuk
pondasi bangunan SMK Kesehatan AsSyafii Mataram.
1.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui berapa besar daya
dukung pondasi yang terjadi melalui
serangkaian percobaan, baik pengujian di
lapangan maupun di laboratorium,
2. Untuk
mengetahui
berapa
besar
penurunan pondasi yang terjadi melalui
serangkaian percobaan, baik pengujian di
lapangan maupun di laboratorium,
3. Untuk mengetahui nilai faktor keamanan
(SF) untuk pondasi tersebut melalui
serangkaian percobaan, baik pengujian di
lapangan maupun di laboratorium.
Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat antara lain :

1. Memberikan
pengetahuan
tentang
pentingnya memperhatikan daya dukung
pondasi pada bangunan SMK Kesehatan
As-Syafii Mataram. Dalam kasus ini,
pondasi yang digunakan yaitu pondasi
dangkal dengan bentuk telapak,
2. Memberikan
pengetahuan
tentang
pentingnya memperhatikan penurunan
segera pada pondasi bangunan SMK
Kesehatan As-Syafii Mataram. Dalam
kasus ini, pondasi yang digunakan yaitu
pondasi dangkal dengan bentuk telapak,
3. Memberikan informasi tentang nilai faktor
keamanan (SF) dari bangunan SMK
Kesehatan As-Syafii.
Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan
lingkup bahasan yang tidak terlalu luas serta
mempermudah dalam penyelesaian suatu
masalah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai, maka perlu dilakukan pembatasan
dalam
ruang
lingkup
penelitian
yang
dikerjakan. Dalam penelitian ini yang menjadi
batasan-batasan masalah adalah :
1. Pengambilan sampel tanah menggunakan
alat bor dan rangkaian pengujian SPT (
Standard
Penetration
Test)
hingga
kedalaman 12 meter dari permukaan
tanah,
2. Sampel tanah yang digunakan terbagi
menjadi dua,yaitu tanah tidak terganggu
(undisturb) dan tanah terganggu (disturb),
3. Sampel tanah yang digunakan hanya pada
kedalaman 1-4 meter karena kedalaman
perletakan pondasi dangkal berkisar
antara 1-4 meter,
4. Penelitian hanya dibatasi pada pengujian
sifat fisis tanah dan mekanis tanah.
Pengujian yang dilakukan adalah :
a. Uji indeksproperties tanah asli untuk
mengetahui sifat fisis tanah yang
dilakukan pada awal penelitian, yang
meliputi :
- Uji kadar air mengikuti ASTM D2216-71,
- Uji berat jenis tanah mengikuti
ASTM D-854-58,
- Uji Hidrometer mengikuti ASTM D421-85,
- Uji gradasi butiran mengikuti
ASTM D 58.
b. Uji mekanis tanah, meliputi :
- Untuk menentukan kuat geser
langsung tanah (direct shear)
digunakan alat uji geser langsung
dengan pembebanan 5 kg,10
kg,dan 15 kg,

= Df. = tekanan overburden pada


dasar pondasi (kN/ )
B
= lebar atau diameter pondasi (m)
L
= panjang pondasi (m)
Nc = faktor daya dukung tanah akibat
kohesi tanah
Nq = faktor daya dukung tanah akibat
beban terbagi rata
N = faktor daya dukung tanah akibat
berat tanah

Hipotesis
Pada penelitian daya dukung serta
penurunan pondasi dangkal pada bangunan
SMK Kesehatan As-Syafii Mataram, dengan
dimensi pondasi yang telah ditentukan oleh
perencana, daya dukung yang terjadi akan
mampu menahan beban bangunan yang
kemudian akan disalurkan menuju tanah, serta
akan terjadi penurunan segera yang tidak
terlalu besar.
DASAR TEORI
Daya dukung tanah ultimit
Daya dukung ultimit (qf) diefinisikan
sebagai sebagai tekanan terkecil yang dapat
menyebabkan keruntuhan geser pada tanah
pendukung tepat di bawah dan di sekeliling
pondasi.
Menurut Hardiyatmo (1996),analisis
daya dukung tanah mempelajari kemampuan
tanah dalam mendukung beban pondasi
struktur yang terletak diatasnya. Daya dukung
menyatakan tahanan geser tanah untuk
melawan penurunan akibat pembebanan,yaitu
tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh
tanah sepanjang bidang gesernya.
. Persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi dalam perancangan pondasi anatara
lain :
1. Faktor aman terhadap keruntuhan akibat
terlampauinya daya dukung tanah harus
dipenuhi.
2. Penurunan pondasi harus masih dalam
batas-batas nilai yang ditoleransikan.
Khususnya penurunan yang tidak seragam
harus tidak mengakibatkan kerusakan pada
struktur.
Daya dukung tanah ultimit dibawah
pondasi dangkal dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut (menurut Terzaghi):
Daya dukung tanah ultimit untuk pondasi jalur
adalah:
qu= . . . + . .
+ .
Daya dukung untuk tanah ultimit pondasi bujur
sangkar:
qu=0,4. . . + . .
+ 1,3. .
Daya dukung pondasi bundar:
qu=0,3. . . + .

+ 1,3. .

dimana :
qu = daya dukung ultimit (kN/m)
c
= kohesi tanah (kN/ )
=berat
volume
tanah
yang
dipertimbangkan terhadap posisi muka
air tanah (kN/ )

Po

Tabel. 1 Nilai Faktor Daya Dukung


Terzaghi

Nc
Nq
N
Nc'

Nq'

N'

5,7

1,0

0,0

5,7

5
10
15
20
25

7,3
9,6
12,9
17,7
25,1

1,6
2,7
4,4
7,4
12,7

0,5
1,2
2,5
5,0
9,7

6,7
8
9,7
11,8
14,8

1,4
1,9
2,7
3,9
5,6

0,2
0,5
0,9
1,7
3,2

30
34

37,2
52,6

22,5
36,5

19,7
35,0

19
23,7

8,3
11,7

5,7
9

35

57,8

41,4

42,4

25,2

12,6

10,1

40

95,7

81,3

100,4

34,9

20,5

18,8

45

172,3

173,3

297,5

51,2

35,1

37,7

48

258,3

287,9

780,1

66,8

50,5

60,4

50

347,6 415,1 1153,2 81,3 65,6 87,1


Pada tanah pasir halus dan pasir
kelanauan pada saat penetrasi tabung belah
SPT akan timbul tegangan air pori yang cukup
besar. Hal ini dapat berakibat nilai N yang
diperoleh lebih tinggi dari seharusnya. Koreksi
yang dianjurkan oleh Terzaghi dan Peck
(1948) adalah sebagai berikut :
dengan :
N = 15 + (N 15)
N = N SPT hasil koreksi
N= n SPT lapangan; bila N < 15 nilai
N tidak perlu dikoreksi
Tabel 2 Korelasi antara qu NSPT (Terzaghi
& Peck 1967)
Consistency
SPT-N
Qu (kPa)
Very soft

<2

<25

Soft

2-4

25-50

Medium

4-8

50-100

Stiff

8-15

100-200

Very stiff

15-30

200-400

Hard

>30

>400

Penurunan
Penambahan beban diatas suatu
permukaan tanah dapat menyebabkan lapisan
tanah dibawahnya mengalami pemampatan.
Pemampatan tersebut disebabkan oleh
adanya perubahan struktur tetap pada partikel
tanah, relokasi partikel, keluarnya air atau
udara dari dalam pori dan sebab-sebab lain.
Pada waktu konsolidasi berlangsung,
gedung atau bangunan diatas lapisan tersebut
akan mengalami penurunan (settlement) pada
tanah disebabkan oleh pembebanan yang
dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
a) Penurunan konsolidasi (consolidation
settlement) yang merupakan hasil dari
perubahan volume tanah jenuh air
sebagai akibat dari keluarnya air yang
menempati pori-pori tanah.
b) Penurunan
segera
(Immediate
settlement) yang merupakan akibat
dari deformasi elastic tanah kering,
basah dan jenuh air tanpa adanya
perubahan kadar air (DAS ,1995).
Craig (1987) menyebutkan bahwa
konsolidasi adalah suatu proses pengecilan
volume secara perlahan-lahan pada tanah
jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah
akibat pengaliran sebagian air pori, proses
tersebut berlangsung terus sampai kelebihan
tekanan pori yang disebabkan oleh kenaikan
tegangan total telah benar-benar hilang.
Analisa penurunan yang dimaksud
untuk memperkirakan turunnya suatu struktur
sebagai akibat dari tanah berkonsolidasi.
Dalam bidang teknik sipil ada dua hal yang
perlu di ketahui mengenai penurunan yaitu
besarnya penurunan yang akan terjadi dan
kecepatan penurunan (Wesley, 1977).
Penurunan segera (Immediate settlement)
Penurunan
segera
merupakan
penurunan yang terjadi seketika pada saat
pembebanan terjadi atau dalam jangka waktu
yang pendek.Hal ini terjadi karena sifat elastis
tanah dan tergantung dari jenis beban yang
diberikan.Penurunan
segera
umumnya
diaplikasikan pada lapisan tanah pasir.
Persamaan umum (Harr, 1966) untuk pondasi
fleksibel penurunan segera menggunakan
persamaan berikut:
pada sudut pondasi
.
Se=
(1 )

pada pusat pondasi


.
Se=
(1 )
rata-rata
.
Se=
(1

= F1= (Ln

+ M.Ln

Untuk pondasi fleksibel penurunan segera


menggunakan persamaan berikut:
.
Se=
(1 )
Dimana:
Es= Modulus elastis tanah
B= lebar pondasi
L= panjang pondasi
Penurunan
segera
(Immediate
settlement) untuk pondasi yang berada diatas
material yang elastis-plastis dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan di bawah ini
:
Si= o .B.
. F1
Kemudian nilai tegangan-regangan untuk data
sondir diperhitungkan dengan menggunakan
persamaan :
Es = 2 qc
Es = 3 qc (untuk pasir)
Es = 2 sampai 8 qc (untuk lempung)
Kemudian nilai tegangan-regangan untuk data
N-SPT diperhitungkan dengan menggunakan
persamaan :
Es= 6 (N+5) (untuk pasir berlempung)
Es=10 (N+15)

untuk pasir

Untuk nilai F1 ditetapkan oleh Bowles (1993)


sebesar :
F1= (M.Ln
(

(
)

. (

))

+Ln

Dimana :
o
= kenaikan tekanan bersih pada tanah
pondasi
F1
= faktor pengaruh
B
= lebar pondasi
L
= panjang pondasi
H
= tebal efektif lapisan ( 2.B)
B
= 0,5 B
L
= 0,5 L
M
= L/B
N
= H/B
Craig menyatakan bahwa distribusi
regangan vertikal maksimum terjadi pada
kedalaman 2B dan regangan akan menghilang
pada kedalaman 2B. Sedangkan regangan
vertikal yang terjadi tepat dibawah pondasi
sebesar nol.
Kuat geser tanah
Tanah merupakan bahan yang tidak
kuat menahan tarik dan beban yang bekerja
diperhitungkan dilawan oleh geser. Apabila

tegangan geser akan mencapai batas,maka


massa tanah akan mengalami deformasi dan
cenderung akan runtuh. (Purnomo dan
Sedarma,1997).

lokasi penelitian di Desa Kebon Talo dapat


dilihat pada tabel berikut:

Menurut Wesley (1977), keruntuhan


geser (shear failure) dalam tanah akibat gerak
relative antara butirnya,bukanlah karena
butirnya sendiri yang hancur. Oleh karena itu
kekuatan tanah tergantung kepada gaya-gaya
yang bekerja anatara butirannya. Dengan
demikian kekuatan geser tanah dapat
dianggap terdiri dari dua bagian:

berat isi dengan untuk kedalaman 1

Bagian yang bersifat kohesif yang


tergantung kepada macam tanah dan
kepadatan butirannya.
2. Bagian yang mempunyai sifat gesekan
(frictional) yang sebanding dengan efektif
yang bekerja pada bidang geser.

Tabel 3 Nilai kadar air tanah, berat jenis dan

hingga 5 m
Berat
jenis,
Gs

Berat isi
(gr/cm)

No

Kedalaman
(meter)

Kadar
air
(%)

43,68

2,55

2,03

1,41

65,18

2,40

1,61

0,97

65,18

2.19

1,61

0,97

66,67

2,68

1,71

1,16

83,91

2,81

1,75

1,08

1.

1.

Ada tigacara pengujian geser yaitu.


Geser Langsung (direct shear test),
pemeriksaan ini di maksudkan untuk
menentukan nilai kohesi (C) dan sudut
geser tanah ()

2. Triaxial (triaxial test), pengujian ini dapat


dilaksanakan dengan tiga cara, yaitu:
a) Unconsolidated-Undrained (tak
terkonsolidasi-tak terdrainase) (UU)
b) Consolidated-Undrained
(terkonsolidasi-tak terdrainase) (CU)
c) Consolidated-drained (terkonsolidasiterdrainase) (CD)
3. Tekan Bebas (unconfined compression test)
merupakan pengujian untuk menentukan
besarnya aksial per-satuan luas pada saat
benda uji mengalami keruntuhan atau
pada saat regangan aksialnya mencapai
20%.

(Sumber : Hasil Perhitungan)


Nilai kadar air tanah pada tiap-tiap
kedalaman bervariasi, demikian
halnya
dengan nilai berat jenis dan berat isi tanah.
Selanjutnya nilai kadar air tanah, berat jenis
dan berat isi tanah pada tabel diatas akan
digunakan sebagai data pendukung dalam
pehitungan daya dukung serta penurunan
pondasi pada bangunan SMK Kesehatan AsSyafii Mataram.
Analisa distribusi ukuran butiran tanah
Sebagai data pendukung untuk
mengetahui jenis dan karakteristik tanah,
dilakukan analisa butiran menggunakan
analisa saringan dan hydrometer.

ANALISA DAN PEMBAHASAN


Dalam analisa ini dilakukan dua
pengujian yaitu pengujian lapangan dan
pengujian laboratorium. Pengujian lapangan
yang dilakukan adalah uji SPT,
sedangkan
uji laboratorium meliputi pengujian sifat fisik
tanah dan pengujian sifat mekanik tanah.
Pengujian Sifat Fisik Tanah
Nilai kadar air tanah, berat jenis dan berat
isi tanah
Berdasarkan hasil uji fisik tanah
diperoleh nilai kadar air tanah, berat jenis,
serta berat isi tanah yang berbeda-beda pada
masing-masing kedalaman. Hasil pengujian
sifat fisik tanah pada tiap kedalaman untuk

Gambar 1 Hasil Olahan Data Untuk Gradasi


Butiran Pada Lokasi BH 01

Hasil uji geser langsung


Dari hasil pengujian kuat geser tanah didapat
data tegangan normal dan tegangan geser.
Tegangan geser didapat dari hasil pembacaan
arloji geser, sedangkan tegangan normal
didapat dari besarnya beban normal.
Tegangan
normal dan tegangan geser
membentuk suatu garis linear. Garis linier
yang diperoleh dari hubungan tegangan geser
merupakan garis keruntuhan tanah. Dari garis
keruntuhan tanah akan diketahui besar sudut
geser dan nilai kohesi. Hasil pengujian geser
langsung untuk kedalaman 1 meter dapat
dilihat pada grafik di bawah ini:
0.4

tegangan geser (kg/cm)

0.35
0.3
0.25

tegangan geser (kg/cm)

Pengujian Sifat Mekanik Tanah

0.4
0.3
0.2

= 28
c = 0.01

0.1

tegangan geser

0
0

0.2
0.4
tegangan normal (kg/cm)

0.6

Gambar 3 Hubungan tegangan normal dengan


tegangan geser pada kedalaman
1 meter
Dari gambar 4.2 menunjukan hubungan
tegangan normal dan tegangan geser untuk
kedalaman
1
meter.
Gambar
diatas
menunjukan bahwa tegangan
geser dan
tegangan normal selalu linier. Diperoleh sudut
geser sebesar 28 dan nilai kohesi 0.01 kg/cm
untuk kedalaman 1m .
Analisa Daya Dukung Pondasi Berdasarkan
Data Perencanaan

0.2
0.15

Analisa perencanaan
Data-data perencanaan pondasi telapak pada
bangunan SMK Kesehatan As-SyafiI adalah
sebagai berikut:

0.1
0.05
0
0

Regangan horizontal (cm)

Gambar 2 grafik hubungan antara


tegangan dan regangan
Tabel 4 Hubungan tegangan normal dengan
tegangan geser.
tegangan normal

tegangan geser

(kg/cm)

(kg/cm)

0.1787

0.123

0.3527

0.239

0.5361

0.341

Sumber: Hasil perhitungan


Berikut adalah grafik yang memperlihatkan
hubungan antara tegangan normal dengan
tegangan geser.

Gambar 4 Denah pondasi bangunan SMK


Kesehatan As-Syafii
1. Data-data Pondasi Bangunan:
Mutu beton fc= 20 MPa
Mutu baja fy= 320 MPa
Besi tulangan D = 19
Bj beton c
= 24 kN/m
2. Data-Data Tanah:
Berat volume tanah kering, dry
= 1.41 gram/cm3
Berat volume tanah basah, wet
= 2.03 gram/cm3
Sudut gesek dalam
= 28
Kohesi tanah = 0.01 kg/cm
3. Dimensi pondasi:
B
= 2m

L
= 2m
Kedalaman pondasi D= 1 m dari
permukaan tanah
4. Data-data pembebanan bangunan :
Beban vertikal pondasi A= 279.88 kN
Beban vertikal pondasi B= 564.56 kN
Momen, M pondasi A = 34.75 kNm
Momen, M pondasi B = 34.99 kNm
Data tanah merupakan data primer
yang diperoleh dari hasil uji laboratorium,
dimensi pondasi diambil dari gambar kerja,
sedangkan data
pembebanan diperoleh
dari hasil analisa SAP 2000 V14.Selanjutnya
data-data tersebut dipergunakan sebagai data
untuk
perhitungan
daya
dukung
dan
penurunan pondasi bangunan.
Bentuk pondasi pada bangunan SMK
Kesehatan As-SyafiI direncanakan dengan
bentuk pondasi telapak bujur sangkar.
Kedalaman pondasi dari permukaan tanah
yaitu 1 meter dengan muka air tanah 0.6 meter
dari permukaan tanah.

Tabel 5 Perhitungan berat sendiri pondasi data


perencana

Pondasi

Lebar
(m)

Panjang
(m)

Tebal
(m)

Volume
(m)

Berat
(kN)

0.4

1.6

38.4

0.4

1.6

38.4

Tabel 6 Output SAP 2000 V 14


No

pondasi
A

pondasi
B

Kombinasi
Beban

P
(kN)

Comb 1

238,75

6,52

Comb 2

293,9

8,07

Comb 3

279,88

34,75

Comb 1

528,04

32,10

Comb 2

537,55

39,69

Comb 3

564,56

34,99

(kNm)

Gambar 5 Detail pondasi bangunan


Beban rencana pondasi
Perhitungan beban rencana pondasi
Perhitungan beban rencana pondasi
dilakukan berdasarkan perhitungan beban di
setiap bagian.Hasil perhitungan berat masingmasing pondasi dapat
dilihat pada Tabel
4.4.Hasil perhitungan beban kerja pondasi
menggunakan program SAP 2000 v 14
disajikan
pada
Tabel
4.5.Selanjutnya
perhitungan
beban
pondasi
secara
keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.6.
Perhitungan beban kerja dilakukan dengan 3
kombinasi pembebanan yaitu : Comb 1 terdiri
dari beban mati, Comb 2 terdiri dari beban
hidup dan beban mati, Comb 3 terdiri dari
beban hidup, beban mati dan beban gempa.

Tabel 7 Beban kerja pondasi data perencana


Kombinasi

Wp

Qtot

Beban

(kN)

(kN)

(kN/m)

Comb 1

238,75

38,4

82,435

Comb 2

293,9

38,4

97,587

Comb 3

279,88

38,4

114,092

Comb 1

528,04

38,4

174,145

Comb 2

537,55

38,4

182,215

Comb 3

564,56

38,4

185,44

No

pondasi
A

pondasi
B

= (14,1 . 0,6) + (20,3 . 0,4 (9,81 .


0,4))
=12,656 kN/m

Daya dukung tanah


Perhitungan daya dukung menurut
Terzaghi
Analisa daya dukung tanah menurut
Terzaghi dilakukan berdasarkan
data-data
laboratorium. Adapun persamaan daya dukung
untuk pondasi bujur sangkar adalah sebagai
berikut:
qult=0,4. . . + . .

+ 1,3. .

Langkah-langkah perhitungan analisa daya


dukung tanah menurut Terzaghi adalah
sebagai berikut :

Untuk sudut gesek = 28, dari tabel


2.1 setelah dilakukan interpolasi maka
didapatkan nila Nc= 32,36 ; Nq= 18,58
; N =15,7

2. Menghitung kapasitas dukung pondasi


bujur sangkar:
= 0,4. . . + . .
+ 1,3. .
=(0,4 14,1 2 15,7) +
(12,656 18,58) + (1,3 1
= 454,312 kN/m

32.36)

a) Untuk pondasi A
1. Menghitung tekanan overburden:
Po = ( dry. 0,6) + ( sat. 0,4 (9,81 .
0,4))
= (14,1 . 0,6) + (20,3 . 0,4 (9,81 .
0,4))
=12,656 kN/m

3. Menghitung kapasitas dukung ultimit netto


(
)
=
_ = 454,312- 12,656

Untuk sudut gesek = 28, dari tabel


2.1 setelah dilakukan interpolasi maka
didapatkan nila Nc= 32,36 ; Nq= 18,58
; N =15,7

4. Menghitung nilai keamanan atau safety


factor (SF):
,
,
SF =
=
= 2,56> 1 (aman)

2. Menghitung kapasitas dukung pondasi


bujur sangkar:
=0,4. . . + . .
+ 1,3. .
=(0,4 14,1 2 15,7) +
(12,656 18,58) + (1,3 1
= 454,312 kN/m

32.36)

3. Menghitung kapasitas dukung ultimit


netto (
)
=
_ = 454,312 - 12,656
= 441,656 kN/m

4. Menghitung nilai
safety factor (SF):
SF =

,
,

keamanan

atau

= 4,35> 1 (aman)

b) Untuk pondasi B
1. Menghitung tekanan overburden:
Po = ( dry. 0,6) + ( sat. 0,4 (9,81 .
0,4))

= 441,656 kN/m

Penurunan segera
Perhitungan penurunan segera
Perhitungan
dilakukan
dengan
persamaan 2.9 untuk mendapatkan seberapa
besar penurunan segera yang terjadi pada
bangunan SMK Kesehatan As-Syafii . Adapun
persamaan 2.9 adalah sebagai berikut :

o .B.

. F1

a. Penurunan pada pondasi A


1. Menghitung beban per meter persegi.
Beban per-meter persegi (o)
(o)
= pondasi A
= 114,092 kN/m
2. Perhitungan faktor pengaruh regangan
vertikal (F1)
B
= 0,5 B = 1 meter
L
=0.5 L =1 meter
Sehingga nilai M dan N diperhitungkan
sebesar :
M

= =1

N
= = =4
3. Perhitungan nilai pengaruh
dengan persamaan 2.15

(F1)

F1 =

(M.Ln

(1.Ln
(

. (

)
(
)

. (

+ Ln

))

= =4

3. Perhitungan nilai pengaruh


dengan persamaan 2.15
F1 =

(M.Ln

+ Ln

))

= 0,408
4. Menghitung nilai modulus elstisitas
(Es)
dengan
menggunakan
pendekatan nilai N-SPT. Nilai modulus
elastisitas tanah dapat dilihat pada
tabel
berikut:
Tabel 8 Nilai modulus elastisitas tanah
Kedalaman
Es

(1.Ln
(

= 0,408

)
(
)

. (

. (

(F1)
+ Ln

))

))

+ Ln

4. Menghitung nilai modulus elstisitas


(Es)
dengan
menggunakan
pendekatan nilai N-SPT. Nilai modulus
elastisitas tanah dapat dilihat pada
tabel
berikut:
Tabel 9 Nilai modulus elastisitas tanah
Kedalaman
Es

No

(meter)

N-SPT

kN/m

5400

2.5

11

9600

No

(meter)

N-SPT

kN/m

39

26400

5400

Es Rata-Rata

13800

2.5

11

9600

Es Rerata = 0.85 x 13800

11730

39

26400

5. Dari semua hasil perhitungan diatas


maka nilai penurunan segera pada
pondasi yang ditinjau sebesar :
=
o .B.
. F1
(

, )

114,092 x 2 x

0,0047 m atau 4,7 mm

Penurunan segera yang terjadi pada pondasi


A sebesar 4,7 mm.
b.

Es Rerata = 0.85 x 13800

11730

o .B.

185,44 x 2 x

0,0077 m atau 7,7 mm

Penurunan pada pondasi B

1. Menghitung beban per meter persegi.


Beban per-meter persegi (o)
(o)
= pondasi B
= 185,44 kN/m
2. Perhitungan faktor pengaruh regangan
vertikal (F1)
B
= 0,5 B
= 1 meter
L
=0.5 L
=1 meter
Sehingga nilai M dan N diperhitungkan
sebesar :
M

13800

5. Dari semua hasil perhitungan diatas


maka nilai penurunan segera pada
pondasi yang ditinjau sebesar :

0.408

Es Rata-Rata

= =1

. F1
(

, )

0.408

Penurunan segera yang terjadi pada pondasi


A sebesar 7,7 mm.
Pembahasan
Dari hasil analisa data laboratorium
dan lapangan serta analisa daya dukung dan
penurunan pada pondasi bangunan SMK
Kesehatan As-SyafiI Mataram didapatkan nilai
daya dukung dan penurunan pondasi A dan B
sebagai berikut:

Tabel
10
Rekapitulasi
hasil
perhitungan daya dukung dan penurunan
pondasi berdasarkan data perencana

N
o

Analis
a

Dimen
si (m)

Teganga
n
maksimu
m
(kN/m)

laboratoriu
m
(kN/m)

lapanga
n

penuruna
n
(mm)

(kN/m)

Pond
asi A

Pond
asi B

B =2
L =2

114,092

441,656

365,92

4,7

B =2
L =2

185,44

441,656

365,92

7,7

Sumber : Hasil Perhitungan


Dari hasil perhitungan dan analisa
diatas, di dapatkan daya dukung pondasi A
dan B sama besar karena memiliki dimensi
yang sama, tetapi memikul beban yang
berbeda sehingga nilai penurunan segera
pada masing-masing pondasi berbeda.
Pondasi A memiliki penurunan segera yang
lebih kecil dibandingkan penurunan segera
pada pondasi B. Angka keamanan untuk
pondasi A sebesar 3,98 dan Pondasi B
memiliki angka keamanan sebesar 2,45.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil analisa perhitungan daya dukung
dan penurunan pondasi dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Hasil pengujian fisik tanah didapatkan
bahwa jenis tanah pada kedalaman
1m hingga 4 m adalah tanah pasir
bergradasi baik (SW),
2. Nilai kuat geser tanah berdasarkan
hasil pengujian geser langsung
2
diperoleh nilai kohesi 0,01 kg/cm dan
o
sudut
geser
tanah
28
pada
kedalaman perletakan pondasi,
3. Berdasarkan analisa daya dukung
pondasi
menggunakan
data
laboratorium, pondasi A memiliki daya
dukung ultimit neto sebesar 441,656
kN/m pondasi B memiliki daya
dukung sebesar 441,656 kN/m,
sedangkan hasil analisa daya dukung
pondasi
menggunakan
data
pengujian lapangan, pondasi A
memiliki daya dukung ultimit neto
sebesar 365,92 kN/m pondasi B

memiliki daya dukung sebesar 365,92


kN/m .
4. Penurunan segera yang terjadi pada
kedua pondasi adalah ; penurunan
yang terjadi pada pondasi A sebesar
4,7 mm, sedangkan penurunan yang
terjadi pada pondasi B sebesar 7,7
mm.
5. Nilai
faktor
keamanan
(SF)
berdasarkan data laboratorium untuk
pondasi A sebesar 4,35 dan pondasi B
sebesar 2,56 , sedangkan nilai
keamanan (SF) menggunakan data
pengujian lapangan untuk pondasi A
sebesar 3,60 dan pondasi B sebesar
2,12.
6. Berdasarkan hasil analisa diatas,
kedua pondasi yang ditinjau mampu
menahan beban bangunan karena
memiliki nilai safety factor lebih besar
dari satu serta penurunan segera yang
terjadi relatif kecil sehingga aman
untuk digunakan.

5.2 Saran
Dalam
perencanaan
sebuah
bangunan sebaiknya lebih diperhatikan
kemampuan
pondasi
bangunan
dalam
menahan beban yang di salurkan, baik
beban mati, beban hidup maupun bebanbeban yang bekerja lainnya.Penurunan segera
yang terjadi diharapkan dapat diperkecil untuk
menjaga kestabilan
bangunan, serta selalu
memperhatikan
nilai
keamanan
untuk
bangunan yang telah direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Hardiyatmo C, Hary, 2010, Mekanika Tanah 1,
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Hardiyatmo C, Hary, 2010, Analisis Dan
Perancangan Fondasi , Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Basya, Baharudin, 2002, Analisa Penurunan
Pondasi (settlement) Gedung Art
Shop Narmada, Fakultas Teknik,
Universitas Mataram.
Harianto, 2002, Analisa Daya Dukung Tanah
Batas (Ultimate Bearing Capacity of
Soil) pada Menara Telekomunikasi
di Desa Sandik Lombok Barat,
Fakultas Teknik, Universitas
Mataram.

10

Shabrina, Yuriski, 2011, Analisis Daya Dukung


dan Penurunan Pondasi Melayang
(Floating Foundation) Pada Tanah
Lempung Lunak Dengan
Menggunakan Software Plaxis versi
8.2, Fakultas Teknik, Universitas
Andalas Padang.
Hartanto M, Ritman, 2011, Analisa Daya
Dukung Pondasi Tiang Pancang
Beton Pada Bangunan Pelabuhan
Danau Panggang Kabupaten Hulu
Sungai Utara Kalimantan Selatan,
Fakultas Teknik, Universitas
Jember.
Sitohang G A, Endra, Jurnal: Desain Pondasi
Telapak Dan Evaluasi Penurunan
Pondasi, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
Sari K, Dewi, 2002, Analisa Settlement
(Penurunan) Jembatan Poh`Gading
Kabupaten Lombok Timur Untuk ReEvaluasi Kestabilan Pondasi,
Fakultas Teknik, Universitas
Mataram.
Hidayat J, Lalu, 2002, Analisa Perbandingan
Penurunan (Settlement) Dengan
Metode Buisman-De Beer dan
Metode Schmertmann, Fakultas
Teknik, Universitas Mataram.
Bowles E, Joseph, 1984, Physical And
Geotechnical Properties Of Soil,
USA: McGrow. Hill Book Co.
Das M, Braja, 1998, Principles Of Foundation
Engineering, USA: Rockwell
Production Service.
Das M, Braja and Ramana V, G, 1993,
Principles Of Soil Dynamics, USA:
Integra.

11

Anda mungkin juga menyukai