Anda di halaman 1dari 107

DR.

JAUHAR FAJRIN
Lektor Kepala pada Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Mataram
Tentang Statistik
❑ Statistik adalah sekumpulan cara maupun aturan-aturan
yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan
(analisis), penarikan kesimpulan, atas data-data yang
berbentuk angka dengan menggunakan asumsi-asumsi
tertentu (Irianto, A., 2012)
❑ Penggunaan awal:
Awalnya istilah statistik hanya merupakan sekumpulan
angka-angka yang menggambarkan kondisi tertentu seperti
keadaan penduduk, pendapatan masyarakat, produksi
pangan, dalam kurun waktu tertentu --- dalam pengertian
ini statistik hanya memberi gambaran masa lalu sampai
saat dibuatnya gambaran tersebut.
❑ Penggunaan saat ini:
Cakupan statistik sudah meliputi penggunaan data berupa
angka-angka yang telah disebutkan sebelumnya untuk
meramal kondisi dimasa yang akan datang
❑ Fungsi Statistik:
Secara fungsi, statistik dibagi menjadi dua; 1) Statistik
Deskriptif dan 2) Statistik Inferensial
➢ Statistik Deskriptif berkaitan dengan penyajian data secara
sederhana tanpa generalisasi atau kesimpulan yang
bersifat umum. Sebagian besar analisis pada statistik ini
berupa perhitungan yang bersifat penyederhanaan saja
atas data yang terkumpul
➢ Statistik Inferensial merupakan pengembangan lebih
lanjut dari statistik deskriptif yang mempunyai
kemampuan dalam menarik kesimpulan-kesimpulan
yang bersifat umum atau generalisasi. Statistik
inferensial ini mampu memberikan informasi yang lebih
banyak dan akurat dibandingkan informasi yang
diberikan oleh statistik deskriptif.
❑ Secara umum, statistik dapat digunakan untuk:
➢ Membuat data mudah terbaca dan dipahami oleh
pengguna dengan menyederhanakan susunan data
sehingga menjadi lebih teratur.
➢ Mengambil kesimpulan atau inferensi yang tepat
berdasarkan data yang sudah dikumpulkan atau melihat
perbedaan antara kelompok yang satu dengan kelompok
lainnya dalam sebuah penelitian.
➢ Melihat ada tidaknya hubungan antara variabel yang
satu dengan variabel lainnya dalam sebuah penelitian.
➢ Melakukan interpretasi atas data yang telah
disederhanakan atau melakukan prediksi tentang apa
yang akan terjadi dimasa yang akan datang
Coba dicermati:
• 1 + 1 + 1 + 7 = 10 10/4 2,5
• 2 + 3 + 2 + 3 = 10 10/4 2,5

• 1 + 1 + 1 + 9 = 12 12/4 3
• 2 + 1 + 3 + 4 = 10 10/4 2,5

PENTINGNYA MEMAHAMI
STATISTIK
Tentang Central Tendency
❑ Central tendency: Ukuran statistik yang dinyatakan
dalam bentuk satu skor atau nilai yang dapat mewakili
keseluruhan distribusi skor atau penilaian yang sedang
diteliti.
❑ Tujuan penetapan central tendency: Untuk menerangkan
secara akurat tentang skor/penilaian suatu obyek yang
sedang diteliti, baik secara individual maupun kelompok
melalui pengukuran tunggal.
❑ Jadi, central tendency merupakan penyederhanaan data
untuk mempermudah peneliti membuat interpretasi dan
mengambil suatu kesimpulan.
Cara mengukur central tendency
❑ Ada tiga macm cara untuk mengukur central tendency:
mode, median dan rata-rata.
❑ Mode: Skor yang mempunyai frekuensi terbanyak dalam
sekumpulan distribusi skor.
❑ Median: Skor yang membagi distribusi frekuensi menjadi
dua sama besar.
❑ Rata-rata: Hasil bagi sejumlah skor dengan banyaknya
responden.

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


MODE
❑ Mode adalah skor yang
mempunyai frekuensi
terbanyak dalam sekumpulan
distribusi skor.
❑ Dengan kata lain, mode
dianggap sebagai nilai yang
menunjukan nilai-nilai yang
lain terkonsentrasi.
❑ Mode dapat dicari dalam
distribusi frekuensi maupun
satuan.

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


X f Berdasarkan data pada tabel disamping
5 2 dapat diketahui bahwa skor 4
4 6 mempunyai frekuensi terbanyak, yaitu 6.
3 4 jadi mode pada distribusi data tersebut
2 2 adalah 4.
1 1

1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 15 20 25 30

Tidak semua distribusi mempunyai mode atau mode bisa


lebih dari satu. Masing2 nilai diatas hanya berfrekuensi
satu. Karena tdk ada yg mempunyai distribusi terbanyak –
tidak bermode
X f ❑ Frekuensi terbesar dlam distribusi nilai
90 3 pada tabel disamping adalah 6.
85 5 ❑ Nilai yang berfrekuensi 6 adalah 70, 65 dan
70 6 60.
65 6 ❑ Karena ada 3 nilai yang berfrekuensi
60 6 terbanyak, maka distribusi tsb mempunyai
55 4 3 mode.
50 1 ❑ Mode bisa diterapkan pada seluruh skala
45 1 pengukuran dan merupakan perhitungan
yang mudah sepanjang sudah diketahui
distribusi frekuensinya

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


MEDIAN
❑ Merupakan skor yang membagi distribusi frekuensi menjadi
2 sama besar, artinya 50% obyek yang diteliti terletak
dibawah median, sisanya 50% lagi diatas median.
❑ Langkah awal menyusun median adalah dengan menyusun
data menjadi bentuk tersusun menurut besarnya. Baru
kemudian ditentukan nilai tengahnya.
❑ Jika jumlah frekuensi ganjil, maka menentukan median
akan mudah yaitu skor yg terletak ditengah2 barisan
adalah median nya.
❑ Apabila jumlah frekuensi genap, maka median merupakan
rata-rata dari 2 skor yang paling dekat dengan median.
Distribusi frekuensi yang berjumlah ganjil sebagai berikut:
8 5 9 1 7 4 3 2 7

Jika dilakukan penyusunan maka data diatas menjadi:


1 2 3 4 5 7 7 8 9
Skor yang membagi distribusi menjadi 2 wama besar adalah 5, sehingga
5 merupakan median dari distribusi diatas.

Distribusi frekuensi yang berjumlah genap sebagai berikut:

8 3 4 5 3 7 9 9 8 2

Jika dilakukan penyusunan maka data diatas menjadi:


2 3 3 4 5 7 8 8 9 9

Nilai tengah distribusi tsb terletak ditengah skor 5 dan 7, sehingga


median: (5+7)/2=6.
Apabila jumlah frekuensi sangat banyak dan kategorikal, maka
median ditentukan dengan rumus sbb:

Dengan:
Md : Median
Bb : Batas bawah kelas interval yang
mengandung median
I : Interval kelompok
fm : Frekuensi kelas interval yang
mengandung median
N : Jumlah frekuensi
fkb : frekuensi kumulatif
sebelum/dibawah kelas interval
yang mengandung median
❑i = 5, N = 75 x f fk
❑ Kelompok yang mengandung median adalah kelompok yang
95-99 0 0
frekuensi kumulatifnya mengandung angka 1/2N.
❑ 1/2N pada contoh tsb adalah 37,5. 90-94 1 1
❑Maka kelompok yang mengandung median adalah kelompok 85-89 3 4
65 -69 dengan frekuensi kumulatif 47
❑ frekuensi kumulatif 47 pada kelompok ini mempunyai arti 80-84 3 7
bahwa frekuensi kumulatif yg dikandung kelompok ini bergerak 75-79 8 15
dari 28 sampai 47.
70-74 13 28
❑Oleh karena nilai ½ N adalah 37,5 maka jelas bahwa
kelompok median terletak diantara 28 dan 47. 65-69 19 47
❑Batas bawah kelompok yg mengandung median adalah 65. 60-64 12 59
❑ Frekuensi kumulatif sebelum kelompok yang mengandung
median, fkb adalah 28. 55-59 10 69
❑ Frekuensi kelas interval yang mengandung median, fm 50-54 4 73
adalah 19.
❑ Sehingga:
45-49 3 75
40-44 0 75
Mean
❑ Mean atau rata-rata merupakan hasil bagi dari sejumlah
skor dengan banyaknya responden.
❑ Perhitungan mean merupakan perhitungan yg
sederhana karena hanya membutuhkan jumlah skor dan
jumlah responden.
❑ Jika pencaran skor berdistribusi normal, maka rata-rata
skor merupakan nilai tengah dari distribusi frekuensi skor
tersebut.
❑ Mean tidak mempertimbangkan pencaran (variabilitas)
skor, sehingga sebelum melakukan interpretasi atas nilai
rata-rata perlu melihat variabilitasnya.
Dua buah distribusi skor sebagai berikut:
Nilai Matematika Kelas A (10 siswa):
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Nilai Matematika Kelas A (10 siswa):
5 6 5 4 8 7 4 6 6 4
Jumlah skor pada contoh diatas adalah:
Kelas A = 55
Kelas B = 55
Maka rata-rat nilai Matematika adalah:
Kelas A = 55/10 = 5,5
Kelas B = 55/10 = 5,5
❑Jika dilihat dari nilai rata-rata maka kelas A dan kelas B tidak berbeda
karena nilai rata-ratanya sama.
❑Tetapi sebenarnya kedua kelas mempunyai perbedaan dalam hal
penyebaran skor (rentang skor).
❑Kelas A mempunyai rentang skor (10-1) = 9, sedangkan kelas B
rentangan skornya adalah 8 – 4 = 4.
❑ berdasarkan rentangan skor, maka kelas B lebih homogen dari kelas
A.
❑ Rata-rata (mean) merupakan perhitungan yang mudah dilakukan
sehingga perhitungan ini paling banyak digunakan untuk para
pengambil keputusan.
❑ Apabila penyebaran skor atau nilai yang dicari rata-ratanya
mempunyai rentangan yang tidak begitu lebar, maka rata-rata dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan kesimpulan .
❑ Sebaliknya, jika penyebaran skor atau nilai yang dicari rata-ratanya
mempunyai rentangan yang sangat lebar, maka rata-ratanya sukar
dipercaya dan tidak dapat mencerminkan data keseluruhan.
❑ Sebelum kita menggunakan rat-rata sebagai dasar interpretasi,
perlu dilakukan perhitungan simpangan baku atau standar deviasi.
x f f.x ❑Mean atau rata-rata hanya dipakai untuk data
90 3 270 yang berskala interval atau ratio.
85 5 425
❑Untuk skor yang berbentuk kelompok, maka
80 6 480 nila tengah kelompoklah yang akan digunakan
75 6 450 untuk menghitung rata-rata.
70 8 560
❑Rata-rata nilai statistik tabel diatas adalah:
65 7 455 = 3415/43
60 6 360 = 79,41860465
55 5 275 = 79,42

50 2 100
45 0 0
40 1 40
Jumlah 43 3415
More for Mean

• Dalam kegiatan penelitian, rata-rata(mean) mempunyai


kedudukan yang penting dibandingkan ukuran gejala
pusat lainnya. Hampir setiap kegiatan penelitian ilmiah
selalu menggunakan rata-rata (mean).
• Adapun cara untuk mencari mean dibedakan
berdasarkan jenis penyajian data: 1) Data tunggal
dengan seluruh skornya berfrekuensi satu, 2) Data
tunggal sebagian atau seluruh skornya berfrekuensi
lebih dari satu, 3) Data kelompok (dalam distribusi
frekuensi)
a. Data tunggal dengan seluruh skornya berfrekuensi satu

Dimana:
xi = data ke-i
n = jumlah data

Contoh :
Nilai Statistik dari 10 mahasiswa JTS adalah sebagai berikut :
8667877866
jadi meannya adalah
b. Data tunggal sebagian atau seluruh skornya
berfrekuensi lebih dari satu

Maka mean nya adalah:

dengan xi merupakan nilai data


c. Data kelompok (dalam distribusi frekuensi)
1. Cara panjang

Dengan:
xi : tanda kelas dari interval ke-i
f : frekuensi interval ke-i

1. Cara pendek

Dengan:
p : panjang interval
Ci dicari dengan rumus berikut:
Contoh cara panjang:
Contoh cara pendek:
Diambil x0 = 63,5 (tanda kelas ke-4) dan diketahui p = 8,
maka diperoleh:
HIPOTESIS:
❑ Sebelum kita mencari jawaban secara faktual,
terlebih dahulu kita menjawab secara teoritis.
❑ Jawaban atas problem secara teoritis --- Hipotesis.
❑ Didefinisikan sebagai jawaban sementara yang
masih perlu diuji kebenarannya melalui fakta-fakta.
❑ Pengujian hipotesis dengan menggunakan dasar
fakta diperlukan suatu alat bantu --- yang sering
digunakan adalah Analisis Statistik
❑Dalam pengujian hipotesis kita akan
menghadapi sekumpulan sampel dan
kesimpulan analisis sampel tersebut
akan kita tarik kesimpulan umum yang
merupakan kesimpulan populasi.
❑Contoh: Bila kita ingin mengetahui sifat
mekanis batu-bata maka hanya akan
menguji beberapa bata (sampel) dari
ribuan bata (populasi) yang menjadi
obyek yg diteliti.
❑Dengan demikian maka sampel yang kita
ambil haruslah representatif untuk populasi yg
diteliti (benar-benar mewakili populasi).
❑Kita akn menghadapai 2 macam hipotesis;
Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif
(H1).
❑Hipotesis Nol adalah apabila independent
variabel (variabel bebas) tidak mempunyai
efek terhdap dependent variabel (variabel tak
bebas)
❑Hipotesis Alternatif adalah apabila variabel
bebas mempunyai efek terhdap variabel tak
bebas dalam sebuah populasi.
❑Dari pengertian populasi diketahui bahwa
‘Kesimpulan yang diambil selalu berkaitan
dengan populasi, akan tetapi yang kita
hadapi kebanyakan adalah wakil populasi --
- perlu kehati-hatian dalam pengambilan
sampel.
❑Dalam statistik kita mengenal 2 macam
hipotesis, yakni: 1) Hipotesis matematis dan 2)
Hipotesis verbal.
❑Hipotesis matematis

❑Hipotesis verbalnya:
Ho: Rata-rata skor/nilai populasi pertama
tidak berbeda secara signifikan dengan rata-
rata skor/nilai populasi kedua.
H1: Rata-rata skor/nilai populasi pertama
berbeda secara signifikan dengan rata-rata
skor/nilai populasi kedua.
❑Pengujian hipotesis dengan metode Uji T
(Student’s T statistics)
❑Untuk populasi yang sampelnya banyak, maka
distribusi sampel bisa mengikuti distribusi
normal dan pengujian hipotesis dengan metode
transformasi ke z merupakan pilihan yg tepat ---
Metode Z tidak dibahas disini.

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN
UJI-T (STUDENT T TEST)
PENGUJIAN HIPOTESIS dengan Uji

Langkah menguji hipotesis dengan Uji T (sampel


tunggal)

❑ Menyusun hipotesis matematis:

❑Menghitung simpangan baku:

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


❑ Menghitung standar error:

❑Menghitung nilai t teoritis:

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


Membuat inferensi/kesimpulan
❑Kesimpulan diambil dengan cara
membandingkan antara nilai t hasil perhitungan
(t hitung) dengan nilai t yang diperoleh dari tabel
distribusi t (t tabel).
➢ Apabila t hitung < t tabel – terima hipotesis H0.
➢ Apabila t hitung > t tabel – terima hipotesis H1.
❑Untuk mendapatkan nilai t tabel maka kita harus
menentukan tingkat signifikansi (alpha) dan
derajat kebebasan (df)

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


Two tailed t test table

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


Alternatif bentuk Two tailed t
test table

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


Contoh Soal Kasus:
Dekan suatu fakultas mendengar berita bahwa dosen A selalu
memberi nilai lebih tinggi dari dari dosen-dosen lainnya pada
mata kuliah yang sama. Sebelum melakukan tindakan teguran,
dekan memutuskan melakukan penelitian terlebih dahulu. Untuk
itu diambil sekelompok sampel yang berasal dari populasi
mahasiswa yang mengambil mata kuliah dengan dosen A. Dari
hasil pengumpulan nilai ke 10 sampel ternyata nilai-nilai mereka
penyebarannya adalah sebagai berikut:
94 86 83 75 71 69 64 62 58 58
Apabila nilai rata-rata untuk mata kuliah tersebut yang diasuh
oleh beberapa dosen lain (dimana dosen A merupakan salah
satu dosennya) adalah 65, apa keputusan yang harus diambil
oleh dekan?

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


Analisis:
Diketahui:
➢ Jumlah sampel (n) = 10
➢ Rata-rata (μ) = 65
➢ Jumlah skor = 720
➢ Rata-rata skor sampel = 720/10 = 72

Berdasarkan perhitungan sederhana diatas dapat dicari


simpangan masing2 skor dengan rata-ratanya dan
kuadrat simpangan masing-masing skor dengan rata-
ratanya. Jika hasil perhitungan simpangan masing-
masing skor dengan rata-ratanya maupun kuadratnya
dibuatkan dalam bentuk tabel, maka tabelnya adalah
sbb:
Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.
Tabel 1
❑ Hipotesis matematis

❑Menghitung simpangan baku

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


❑ Menghitung standard error

❑Menghitung t teoritis atau t hitung

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


❑ Dari Tabel distribusi t test dgn two-tailed t test
diketahui bahwa:
➢ Jika kita mengambil alpha 0.05 dan Df=9, maka
dari tabel diperoleh t tabel adalah 2,262.
➢ Karena t hitung (1,79) lebih kecil dari t tabel
(2,262), maka kita bisa mengambil kesimpulan
untuk menerima hipotesis nol.
➢ Ho: Rata-rata skor (72) tidak berbeda secara
signifikan dengan rata-rata skor dari dosen lain
yang mengajar mata kuliah tersebut (65).

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


KESIMPULAN ANALISIS:

Dengan dasar analisis t statistik tersebut,


maka dekan tidak mempunyi alasan yang
cukup untuk melakukan peneguran terhadap
dosen A. Karena ternyata, nilainya tidak terlalu
signifikan berbeda dengan rata-rata nilai dari
dosen lain yang mengajar mata kuliah
tersebut.

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


Contoh Soal 2:
Uji perbandingan 2 formula campuran mortar dari semen Portland
(PC); Modified dan undmodified:

Tabel 1: Data yang diperoleh dari pengujian 10 sampel uji tekan


Dot diagram dari data pada Tabel 1

Box-plot diagram dari data pada Tabel 1


❑ Menentukan hipotesisnya

❑ Sample mean dan sample variance


❑ Menghitung common variance

❑ Menghitung nilai t
❑ Mencari Nilai t tabel:
➢ Menentukan degree of freedom:

➢ Dari Tabel diperoleh nilai t = 2,101

❑ Menarik Inferensi:
Karena nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak. Artinya H1
diterima yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara kuat tekan mortar yang
dimodifikasi (modified) dan yang tidak dimodifikasi
(unmodified)
Contoh Soal 3:
Penyelesaian:
PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN
UJI-F
❑ Merupakan pendekatan paling umum yang dipakai oleh
peneliti untuk mengkaji perbedaan diantara lebih dari 2
level dari sebuah faktor.
❑ Sebuah faktor divariasikan, sementara yang lain dibuat
konstan.
❑ Merupakan sebuah process menganalisis data yang
diperoleh dari experimen dengan yang menggunakan
sebuah faktor dengan 2 atau lebih level yg berbeda
❑ Analisisnya seringkali diberi istilah Anova - singkatan
dari "analysis of varian" : Salah satu uji komparatif yang
digunakan untuk menguji perbedaan mean (rata-rata)
data lebih dari dua kelompok

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


LANGKAH/PROSEDUR PENGUJIAN:
❑Prosedur pengujian ini dimulai dengan
mendeskripsikan modelnya, yakni:

❑Menyusun hipotesisnya:

null hypothesis

alternative hypothesis
❑Mengitung total corrected sum squares

❑Menghitung sum squares due to treatment


❑Menghitung sum squares due to errors

❑Menghitung mean square of treatments


❑Menghitung mean square of errors

❑Menghitung Nilai Fhitung


❑Hipotesis null harus ditolak dan menerima
kesimpulan bahwa dua atau lebih dari rata-rata
yang dibandingkan berbeda apabila:

❑Nilai dari Ftabel diperoleh dari Tabel F Distribution


Tabel F Distribution

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


Hasil perhitungan ditabelkan seperti tabel berikut
ini

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


Contoh Kasus:
Hasil pengujian kuat lentur balok sandwich panel ditabelkan sebagai berikut:

Data dari tabel diatas kemudian disusun sesuai dgn tabel Anova:
❑Mengitung total corrected sum squares
❑Menghitung sum squares due to treatment
❑Menghitung sum squares due to errors
❑Menghitung mean square of treatments
❑Menghitung mean square of errors
❑Menghitung Nilai Fhitung
Hasilnya ditabulasikan sebgai berikut:

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.


Hasil analisis dengan program Minitab
Menarik kesimpulan:
❑ Nilai F dari hasil perhitungan (Fhitung) adalah 79.91.
❑ Nilai F yang diperoleh dari tabel F-distribution
dengan F(0.05;2,9) adalah 4.26.

Nilai ini diperoleh dengan menggunakan significance level of 95% (α = 0.05), 3


levels (a = 3) and 12 samples (N = 12).

❑ Karena nilai Fhitung (79.91) jauh lebih besar


dibandingkan Ftabel (4.26), maka hipotesis null
harus ditolak yang berarti kita menerima bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan diantara nilai
rata-rata perlakuan.
Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.
• Contoh Soal 1:
• Contoh Soal 2:
APLIKASI DALAM RISET
https://www.youtube.com/cha
nnel/UCMylk9o73L8auKKowF
U9sMA

How to find research topic


MATERI LANJUTAN
Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., PhD.

Anda mungkin juga menyukai