Anda di halaman 1dari 2

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.44916/PP/M.

V/99/2013

Jenis Pajak

: Gugatan Pajak Penghasilan Pasal 26

Tahun Pajak

: 2007

Pokok Sengketa

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap penerbitan
Keputusan Tergugat Nomor : KEP-490/WPJ.17/2012 tanggal 15 Mei 2012 tentang
Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak Yang Tidak Benar atas Surat
Tagihan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak 2007 Nomor:
00004/104/07/904/09 tanggal 04 Desember 2009;

Menurut Tergugat

: bahwa gugatan terhadap Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP490/WPJ.17/2012 tanggal 15 Mei 2012 atas STP PPh Pasal 26 Nomor:
00004/104/07/904/09 tanggal 4 Desember 2009 Tahun Pajak 2007;

Menurut Penggugat

: bahwa koreksi atas objek Pajak Penghasilan Pasal 26 sebesar Rp.7.660.929.721,00


diperoleh melalui penelitian oleh KPP Madya Denpasar yang merupakan koreksi atas
objek Pajak Penghasilan Pasal 26 atas biaya-biaya yang dibebankan dalam laporan
keuangan Tahun 2006 yaitu : Marketing and Promotional Fees, Management Fee to
Sol Maninvest B.V. 5% of Gross Operating Profit, Management Fee to Markserv B.V.
5% of Gross Operating Profit an Licence Fee merupakan pembayaran-pembayaran
yang dikategorikan sebagai royalti yang merupakan objek Pajak Penghasilan Pasal
26;

Menurut Majelis

: bahwa dasar koreksi yang dilakukan oleh Tergugat adalah bahwa pembayaran jasa
tersebut didasarkan pada prosentase atas pendapatan hotel dan pendapatan kotor
operasi, sehingga penghitungan prosentase yang dimaksud dapat dimasukkan
dalam kategori Royalti;
bahwa Tergugat juga mengemukakan bahwa Penggugat
tidak mengajukan
keberatan atau permohonan pembatalan atas SKPKB PPh Pasal 26 Nomor :
00004/204/05/904/07 Tahun Pajak 2005 yang diterbitkan oleh KPP PMA Enam dan
atas jumlah pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp. 1.090.484.070,00, yang
juga telah dibayar lunas oleh Penggugat, padahal Penggugat masih memiliki hak
untuk mengajukan permohonan pembatalan atas SKPKB tersebut apabila
Penggugat meyakini bahwa alasan-alasan yang disampaikan dalam permohonannya
adalah benar;
bahwa dalam persidangan Penggugat telah mengemukakan bahwa berdasarkan
perjanjian yang dibuat pihak Markserv B.V. dan Sol Maninvest B.V. memberikan
jasa-jasa atau service, yaitu :
Mengorganisasikan Melia Bali (Hotel) sebagai bagian dari jaringan pemasaran
international;
Melakukan publisitas dan promosi hotel pada media cetak atau media lainnya;
Melakukan publisitas dan promosi hotel ke pasar melalui even-even pameran, trade
show, dsb di seluruh dunia;
Menyediakan program reservasi tamu dan promosi penjualan untuk hotel;
Memberikan konsultasi kepada bagian marketing hotel jika diperlukan agar dapat
melakukan kegiatan-kegiatan pemasaran yang efektif atau jika terdapat programprogram khusus promosi yang akan dilakukan;
Memberikan advice dalam penyusunan rencana pemasaran tahunan hotel;
bahwa menurut Penggugat pembayaran jasa dan service dimaksud di atas
berdasarkan prosentase dari pendapatan dan GOP Hotel adalah merupakan
metode umum dan standar untuk industry perhotelan di seluruh dunia, yang tentunya
mengacu kepada aktivitas pemberian jasa secara nyata, sehingga transaksi yang
terjadi adalah transaksi pemberian dan pembayaran jasa dan bukan transaksi royalti;
bahwa berdasarkan Pasal 4 ayat (1) huruf h Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undangundang Nomor 17 Tahun 2000, yang menjadi obyek Pajak Penghasilan adalah
royalti atau imbalan atas penggunaan :
hak atas harta tak berwujud, misalnya hak pengarang, paten, merek dagang, formula
atau rahasia perusahaan;
hak atas harta berwujud, misalnya hak atas alat-alat industry, komersial, dan ilmu
pengetahuan;
informasi, yaitu informasi yang belum diungkapkan secara umum, walaupun mungkin
belum dipatenkan, misalnya pengalaman di bidang industry atau bidang usaha
lainnya;

bahwa dalam persidangan, Penggugat menyampaikan bukti-bukti pendukung


berupa:
Perjanjian Layanan Teknis (Technical Service Agreement) antara Sol Manivest BV
dan Penggugat berkaitan dengan Melia Bali Sol Hotel Nusa Dua, Bali tertanggal 01
Januari 1991;
Declaration of Residence Sol Maninvest BV tertanggal 17 September 2006;
Declaration of Residence Mel Sol Management BV tertanggal 27 September 2006;
Perjanjian Jasa Pemasaran dan Promosi International antara Marserv BV dan
Penggugat tertanggal 01 Januari 1991;
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda antara Indonesia Belanda;
SE-03/PJ/1996;
bahwa berdasarkan uraian di atas Majelis berpendapat bahwa koreksi Tergugat
berdasarkan alasan karena pembayaran jasa tersebut didasarkan pada prosentase
atas pendapatan hotel dan pendapatan kotor operasi, sehingga penghitungan
prosentase yang dimaksud dapat dimasukkan dalam kategori Royalti, adalah tidak
mempunyai dasar yang kuat. Sedangkan disisi lain adanya P3B dan SKD yang
disampaikan dalam persidangan semakin melemahkan dasar atau alasan koreksi
Tergugat, sehingga koreksi Tergugat tidak dapat dipertahankan;
Menimbang

: bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk


mengabulkan seluruhnya permohonan Gugatan Penggugat sehingga Surat Tagihan
Pajak Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak 2007 dihitung kembali menjadi
sebagai berikut :
Selisih objek PPh Pasal 26 menurut Tergugat
Rp.7.660.929.721,00
Selisih objek PPh Pasal 26 yang tidak dapat dipertahankan Rp.7.660.929.721,00
Objek pengenaan STP PPh Pasal 26 menurut Majelis
Rp.
Nihil
Pajak Penghasilan Pasal 26 yang terutang
Rp.
Nihil
Kredit Pajak
Rp.
Nihil
PPh Pasal 26 yang kurang/(lebih) dibayar
Rp.
Nihil

Mengingat

: Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dan ketentuan


perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang
berkaitan dengan perkara ini;

Memutuskan

: Menyatakan Mengabulkan Seluruhnya permohonan gugatan Penggugat terhadap


Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-490/WPJ.17/2012 tanggal 15 Mei
2012 tentang Pengurangan Atau Pembatalan Ketetapan Pajak Yang Tidak Benar
atas Surat Tagihan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak 2007 Nomor :
00004/104/07/904/09 tanggal 04 Desember 2009, atas nama : XXX, NPWP : YYY,
sehingga jumlah yang masih harus dibayar menjadi sebagai berikut :
Objek pengenaan STP PPh Pasal 26
Pajak Penghasilan Pasal 26 yang terutang
Kredit Pajak
PPh Pasal 26 yang kurang/(lebih) dibayar

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Nihil
Nihil
Nihil
Nihil

Anda mungkin juga menyukai