VERTIGO
Disusun oleh:
Risandy Ditia Widhani
G99141104
BAB I
PENDAHULUAN
Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung
kitapun pernah mengalami vertigo ini. Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani
vertere yang artinya memutar. Vertigo termasuk kedalam gangguan
keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa seperti
melayang atau dunia seperti berjungkir balik. Kasus vertigo di Amerika adalah 64
orang tiap 100.000, dengan presentasi wanita lebih banyak daripada pria. Vertigo
juga lebih sering terdapat pada usia yang lebih tua yaitu diatas 50 tahun.
Vertigo adalah perasaan halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa
berputar mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan
sekitar.Vertigo tidak selalu sama dengan dizziness. Dizziness adalah sebuah istilah
non spesifik yang dapat dikategorikan ke dalan 4 subtipe tergantung gejala yang
digambarkan oleh pasien (Sura et Newell, 2010).
Terdapat empat tipe dizziness yaitu vertigo, lightheadedness, presyncope,
dan disequilibrium. Vertigo adalah keluhan yang paling sering, yaitu sekitar 54%
dari keluhan dizziness yang dilaporkan pada layanan primer.
Diagnosis banding vertigo meliputi penyebab perifer vestibular (berasal dari
system saraf perifer), dan sentral vestibular (berasal dari system saraf pusat) dan
kondisi lain. 93% pasien pada Iprimary care mengalami BPPV, acute vestibular
neuronitis, atau menire disease (Lempert, 2009).
Penentuan penyebab menjadi sulit karena pasien dengan dizziness seringkali
sulit menggambarkan gejala mereka. Pendekatan dengan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan temuan radiologis penting dalam membantu dokter untuk menegakkan
diagnosis dan memberikan terapi yang tepat untuk pasien (Labuguen, 2006).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar
mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan
sekitar. Vertigo tidak selalu sama dengan dizziness. Dizziness adalah sebuah
istilah non spesifik yang dapat dikategorikan ke dalan 4 subtipe tergantung
gejala yang digambarkan oleh pasien. Dizziness dapat berupa vertigo,
presinkop (perasaan lemas disebabkan oleh berkurangnya perfusi cerebral),
light-headness, disequilibrium (perasaan goyang atau tidak seimbang ketika
berdiri) (Sura et Newell, 2010).
Kata 'vertigo' berasal dari Bahasa Latin yaitu vertere yang artinya
memutar. Nama ini diberikan kepada orang yang biasanya merasa dunia di
sekitarnya berputar sehingga hilang keseimbangan.
Pada dasarnya vertigo merupakan keluhan, bukan penyakit. Namun,
keluhan ini bisa menjadi pertanda penyakit yang serius. Jadi, sekalipun bukan
penyakit, vertigo tidak boleh dihiraukan. Vertigo bisa jadi merupakan pertanda
penyakit-penyakit seperti tumor otak, hipertensi, diabetes mellitus, jantung,
dan ginjal. Semakin dini vertigo ditangani akan semakin cepat dapat diatasi.
Penyakit yang juga disebut vestibulars disorders atau gangguan vestibular
ini
adalah
gangguan
kesehatan
yang
berhubungan
dengan
sistem
keseimbangan. Biasanya gejala yang timbul adalah rasa berputar (ingin jatuh),
telinga berdengung dan kadang-kadang dengan rasa mual. BPPV (Benign
Paroxysmal Potitional Vertigo) adalah suatu gerakan atau rasa gerak linier,
sirkuler, dari tubuh penderita atau objek sekitar yang berhubungan dengan
kelainan keseimbangan, diikuti rasa mual dan ingin muntah.
II. Epidemiologi
Vertigo merupakan gejala yang sering didapatkan pada individu
dengan prevalensi sebesar 7%. Beberapa studi telah menyelidiki epidemiologi
dizziness, yang meliputi vertigo dan non vestibular dizziness. Dizziness telah
ditemukan menjadi keluhan yang paling sering diutarakan oleh pasien, yaitu
sebesar 20-30% dari populasi umum. Dari keempat jenis dizziness vertigo
merupakan yang paling sering yaitu sekitar 54%. Pada sebuah studi
mengemukakan vertigo lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding pria
(2:1), sekitar 88% pasien mengalami episode rekuren (Lempert, 2009).
III.
Klasifikasi
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi (Sura et Newell, 2010):
a
Vertigo sentral diakibatkan oleh kelainan pada batang batang otak atau
cerebellum.
Vertigo perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau nervus
atau tanda batang otak lainnya atau tanda onset akut misalnya sakit kepala,
tuli dan temuan neurologis lainnya seperti trigeminal sensory loss pada
infark arteri cebellar postero inferior. Pada pasien seperti ini perlu cepat
dirujuk dan diinvestigasi. Red flag pada pasien dengan vertigo meliputi
(Turner et Lewia, 2010):
Sakit kepala
Gejala neurologis
Tanda neurologis
Penting juga untuk mengklasifikasikan vertigo menjadi akut dan
lebih sering terjadi pada usia tua karena insiden penyakit komorbid yang lebih
besar (Turner et Lewis, 2010).
IV.
Sedangkan
penyebab
vertigo
sentral
adalah
migraine,
hipertensi
sama
disertai
dengan
tinnitus
atau
penurunan
vertigo
menjadi
sensasi
Karakteristik dizziness
Keparahan
Keparahan
Kemungkinan Diagnosis
Peripheral cause: unilateral loss of vestibular
function; late stages of acute vestibular
neuronitis
menit
perilymphatic fistula
Beberapa hari
Beberapa minggu
Early acute vestibular neuronitis*; stroke;
migraine; multiple sclerosis
Psychogenic
Faktor Pencetus
Faktor pencetus dan dapat mempersempit diagnosis banding pada
vertigo vestibular perifer. Jika gejala terjadi hanya ketika perubahan posisi,
penyebab yang paling mungkin adalah BPPV. Infeksi virus yang baru pada
saluran pernapasan atas
Episode spontan
Kemungkinan diagnosis
Acute labyrinthitis; benign positional paroxysmal
vertigo; cerebellopontine
angle tumor; multiple sclerosis; perilymphatic fistula
Acute vestibular neuronitis; cerebrovascular
disease (stroke or transient ischemic
attack); Mnires disease; migraine;
multiple sclerosis
Acute vestibular neuronitis
Riwayat ISPA
Psychiatric or psychological causes; migraine
Stress
Herpes zoster oticus
Imunosupresi
Perilymphatic fistula
Perubahan tekanan
pada telinga, trauma
kepala maupun suara
keras
Gejala Penyerta
Gejala penyerta berupa penurunan pendnegaran, nyeri, mual,
muntah dan gejala neurologis dapat membantu membedakan diagnosis
penyebab vertigo. Kebanyakan penyebab vertigo dengan gangguan
pendengaran berasal dari perifer, kecuali pada penyakit serebrovaskular
yang mengenai arteri auditorius interna atau arteri anterior inferior
cebellar. Nyeri yang menyertai vertigo dapat terjadi bersamaan dengan
infeksi akut telinga tengah, penyakit invasive pada tulang temporal, atau
iritasi meningeal. Vertigo sering bersamaan dengan muntah dan mual pada
acute vestibular neuronitis dan pada meniere disease yang parah dan
BPPV. Pada vertigo sentral mual dan muntah tidak terlalu parah. Gejala
Sensasi
telinga
Gejala
penuh
Nyeri telinga
mastoid
Kemungikanan diagnosis
di Acoustic neuroma; Mnires disease
atau Acoustic neuroma; acute middle ear disease (e.g.,
otitis media, herpes zoster oticus)
Kelmahan wajah
Temuan
deficit Cerebellopontine angle tumor; cerebrovascular
neurologis fokal
disease; multiple sclerosis (especially findings not
explained by single neurologic lesion)
Sakit kepala
Tuli
Imbalans
Nistagmus
Migraine
Fonofobia,fotofobia
Acute labyrinthitis; acoustic neuroma; Mnires
tinnitus
disease
Riwayat keluarga
Adanya riwayat keluarga dengan migraine, kejang, meniere disease, atau
tuli pada usia muda perlu ditanyakan.
Riwayat pengobatan
Beberapa obat dapat menginduksi terjadinya vertigo melipti obat-obatan
yang ototoksik, obat antiepilepsi, antihipertensi, dan sedative
VI.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan neurologis, pemeriksaan dan leher
Pemeriksaan Neurologik
Pemeriksaan neurologik meliputi :
Dix-Hallpike manoeuvre
Merupakan tes yang paling membantu pada pasien dengan keluhan
vertigo. Pasien duduk tegak pada kasur, kepala menoleh 45 derajat ke
salah satu sisi. Pasien kembali dibaringkan dnegan cepat dengan kepala
ditolehkan ke salah satu sisi dan periksa nistagmus. Jika terjadi latensi
(yaitu waktu antara dimulainya nistagmus setelah maneuver), arah
nistagmus dalam hubungannya dengan dikebawahkannya telinga, berapa
lama nistagmus berlangsung harus dicatat. Temuan klasik dari Hallpike
test terlihat pada BPPV yaitu nistagmus setelah latensi 2-6 detik berupa
capuran vertigo rotatori dan horizontal, serta berhubungan dengan vertigo
dan mual, nistagmus berkurang stelah 30 detik.
Jika maneuver memprovokasi nistagmus murni vertical atau torsional
tanpa periode latent dan tidak berkurang dengan ulangan maneuver maka
mengarah ke vertigo dnegan penyebab sentral misalnya tumor atau
perdarahan fossa posterior ( Allen, 2008).
Test hiperventilasi
et Newell, 2010).
Hennebert sign (vertigo atau nistagmus yangterjadi ketika mendorong
tragus dan meatus akustikus eksternus
Pemeriksaan Cardiovascular
Perubahan orthostatic pada tekanan darah sistolik (misalnya turun 20
mmHg atau lebih) dan nadi (misalnya meningkat 10 denyutan per menit)
pada pasien dengan vertigo dapat menentukan masalah dehidrasi dan
disfungsi otonom.
VII.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada vertigo meliputi tes audiometric, vestibular
IX.
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari vertigo dapat dilihat pada table berikut ini:
Penyebab vertigo
Vertigo dengan tuli
Mnires disease
Vestibular neuritis
Labyrinthitis
Benign
vertigo
Labyrinthine trauma
Acute
dysfunction
Acoustic neuroma
Acute
cochleovestibular
dysfunction
Syphilis (rare)
positional
vestiblar
Medication
induced
vertigo
e.g
aminoglycosides
Cervical spondylosis
Following
flexionextension injury
Tumor otak
Misalnya, epyndimoma
atau metastasis pada
ventrikel keempat
Migraine
Multiple sklerosis
X.
TERAPI
A. Terapi Umum
Medikasi
Medikasi merupakan terapi yang paling berguna untuk megobati
vertigo akut dari beberapa jam sampai beberapa hari. Namun terapi medis
tidak terlalu berguna pada pasien BPPV, karena episode vertigo biasanya
kurang dari 1 menit. Vertigo yang berlangsung selama lebih dari beberapa
hari mengarah ke cedera vestibular yang permanen (Labuguen, 2006).
Berbagai obat-obatan
digunakan untuk terapi vertigo dan
seringkali untuk mual dan muntah. Obat-obatan ini dapat berupa
kombinasi asetilkolin antagonist, dopamine antagonist, dan antagonis
reseptor
histamine.
American
Gastroenterologivcal
Association
B. Terapi Spesifik
BPPV
Pada kondisi ini tidak direkomendasikan terapi bat-obatan. Vertigo
dapat
membaik
dengan
maneuver
rotasi
kepala
hal
ini
akan
Meniere disease
Terapi dengan menurunkan tekanan endolimfatik. Walaupun diet
rendah garam dan diuretic seringkali mengurangi vertigo, hal ini kurang
efektif dalam mengobati ketulian dan tinnitus.
Pada kasus yang jarang
Iskemik Vascular
Terap TIA dan stroke meliputi mencegah terjadinya ulangan
kejadian melalui kontrol tekanan darah, menurunkan level kolesterol,
mengurangi merokok, menginhibisi fungsi platelet (misalnya aspirin,
clopidogrel) dan terkadang antikoagulasi (warfarin).
Vertigo akut yang disebabkan oleh stroke pada batang otak atau
cerebellum diobati dengan obat-oabat yang mensupresi vestibular dan
meminimalisrir pergerakan kepala pada hari pertama. Sesegera mungkin
jika keluhan dapat ditoleransi obat-oabatan harus di tapper off dan latihan
rehabilitasi vestibular harus segera dimulai.
Penempatan stent vertebrobasilar diperlukan pada pasien dengan
stenosis arteri vertebralis dan refrakter terhadap penaganan medis.
Perdarahan pada cerebellum dan batang otak member risiko
kompresi sehingga diperlukan dekompresi mellau neurosurgery.
Algoritma
BAB III
ILUSTRASI KASUS
I. ANAMNESIS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. S
Umur
: 40 tahun
Jns Kelamin
: laki laki
Status
: Menikah
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Alamat
: Kadipolo, Surakarta
Pekerjaan
: PNS
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat mondok
: disangkal
: disangkal
: disangkal
F. Riwayat Kebiasaan
1. Riwayat merokok
: (+)
: disangkal
: disangkal
G. Riwayat Gizi
Pasien sehari makan tiga kali, dengan nasi, lauk pauk tempe, tahu,
sayur, kadang-kadang dengan ikan, telur, daging, atau ayam.
H. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang laki-laki umur 40 tahun, seorang PNS. Saat
ini pasien tinggal bersama istri. Istri sebagai ibu rumah tangga. Pasien
mempunyai dua orang anak. Pasien berobat dengan fasilitas BPJS.
II. PEMERIKSAAN FISIK
A.
: 55 kg
Tinggi badan
: 165 cm
B.
Tanda vital
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
Laju Pernapasan
Suhu
: 37 0C per axiller
C. Kulit:
warna
sawo
matang,
lembab,
ujud
sukar dicabut
E. Mata
sekret (-/-)
G. Mulut
basah (+)
H. Telinga
uvula
di
tengah,
mukosa
Leher
membesar
K. Thorax
Bentuk
: normochest
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Kiri atas
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: SIC VI dextra
Auskultasi
Redup relatif
Redup absolut
: hepar
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: timpani
Palpasi
III.PEMERIKSAAN KESEIMBANGAN
Nistagmus test
: (+)
Romberg test
: (+)
IV.
DIAGNOSIS
BPPV
V.
Oedema
TUJUAN TERAPI
a
Menangani simptom
VI.
PROGNOSIS
Ad vitam
Ad sanam
: bonam
: dubia ad bonam
Ad fungsionam : bonam
VII. TERAPI
A. Non Farmakologis
a
Preventif :
-
Hindari perubahan gerak kepala yang cepat dan ekstrim, misal dari
posisi jongkok lalu berdiri, memutar kepala tanpa menggerakkan
tubuh, meloncat atau berputar tiba-tiba.
Promotif :
-
B. Farmakologis
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Poli Klinik THT-KL
26 Maret 2015
Dokter : dr. Risandy
R/ Betahistin mesilate tab mg 6 No. X
3 dd tab 1
R/ Dimenhidrinat tab mg 50 No. X
3 dd tab 1
Pro : Tn. S (40 tahun)
Alamat: Kadipolo, Solo
BAB IV
PEMBAHASAN OBAT DAN TERAPI
A. Betahistin Mesilate
1.
Mekanisme Kerja
Betahistine bekerja dengan cara langsung berikatan dengan
reseptor histamin. Reseptor ini terletak di dinding aliran darah,
termasuk di dalam telinga. Dengan mengaktifkan reseptor ini
menyebabkan pembesaran pembuluh darah. Peningkatan sirkulasi
darah dapat mengurangi tekanan di telinga. Fungsi utama
Betahistin sebagai obat penyakit Meniere.
Efek Samping
Efek samping yang telah dilaporkan adalah :
pencernaan lainya
Pada kulit : reaksi hipersensitif serti ruam, gatal - gatal pada
kulit
5. Dosis
Untuk dewasa pemberian secara peroral 1-2 tablet 3 kali sehari,
diberikan setelah makan. Dosis harus disesuaikan dengan usia
penderita serta keadaan penyakit.
6. Bentuk Sediaan
6mg, 12mg.
B. Dimenhidrinat
1. Sifat Fisikokimia
Dimenhidrinat (USP 29) : serbuk kristalin putih tak berbau. Sukar
larut dalam air; mudah larut dalam alkohol dan dalam kloroform;
agak sukar larut dalam eter. Inkompatibilitas : dimenhidrinat
kemungkinan besar inkompatibel dalam larutan yang mengandung
aminofilin,
glikopironium
bromida,
hidrokortison
sodium
Alternatif lain:
anak: 1,25 mg/kg atau 37,5 mg/m2 s.d. oral atau IM 4 kali
sehari sampai dosis maksimum 300 mg sehari.
IV:
pasien
yang
dapat
diperburuk
oleh
obat-obat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
KESIMPULAN
Pengobatan vertigo terdiri dari terapi non farmakologis dan terapi
farmakologis. Adapun terapi nonfarmakologis antara lain: Istirahat yang
cukup, kurangi aktifitas fisik yang berlebihan, hindari posisi membungkuk
yang memperberat vertigo, hindari posisi yang mencetuskan rasa pusing
berputar). Sedangkan jenis-jenis obat yang dapat mengurangi keluhan adalah
betahistin mesilate yang bekerja dengan cara langsung berikatan dengan
reseptor histamin dan dimenhidrinat yang bekerja dengan cara menghambat
stimulasi vestibular, mula-mula bekerja pada sistem otolith, dan pada dosis
yang lebih besar bekerja pada kanal semisirkular; menghambat asetilkolin.
2.
SARAN
-
Penyakit
Benign
Paroxysmal
Positional
Vertigo
dan
farmakologis
hendaknya
segera
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Chain, TC.2009. Practical Neurology 3rd edition: Approach to the Patient with
Dizziness and Vertigo. Illnois:wolter kluwerlippincot William and wilkins)
Kovar, M, Jepson, T, Jones, S. 2006. Diagnosing and Treating: Benign
Paroxysmal Positional Vertigo in Journal Gerontological of Nursing.
December:2006
Labuguen, RH. 2006. Initial Evaluation of Vertigo ini Journal American Family
Physician January 15, Volume 73, Number 2
Lempert, T, Neuhauser, H. 2009. Epidemiology of vertigo, migraine and
vestibular migraine in Journal Nerology 2009:25:333-338
Mark, A. 2008. Symposium on Clinical Emergencies: Vertigo Clinical Assesment
and Diagnosis. British Journal of Hospital Medicine, June 2008, Vol 69, No
6
Sura, DJ, Newell, S. 2010. Vertigo- Diagnosis and management in primary care,
BJMP 2010;3(4):a351
Swartz, R, Longwell, P. 2005. Treatment of Vertigo in Journal of American
Family Physician March 15,2005:71:6.
Turner, B, Lewis, NE. 2010. Symposium Neurology :Systematic Approach that
Needed for establish of Vetigo. The Practitioner September 2010 - 254
(1732): 19-23.