PENDAHULUAN
Waduk
pluit
merupakan
bertujuan
kolam
penyimpan
atau
untuk
menyimpan air
dan
menjadi sumber air baku dengan mengirim bahan air baku dari
instalasi pengolahan air melalui pipa-pipa air untuk masyarakat. Tetapi,
masyarakat sekitar masih menjadikan waduk pluit sebagai tempat
pembuangan limbah, baik padat maupun cair, sebagai hasil dari
kegiatan rumah tangga, industri, perkantoran, perbengkelan, dan
usaha-usaha lainnya. Dengan adanya pembuangan berbagai jenis
limbah dan sampah yang mengandung beraneka ragam jenis bahan
pencemar ke badan-badan perairan, baik yang dapat terurai maupun
yang tidak dapat terurai, akan menyebabkan semakin banyak
komponen-komponen yang terdapat dalam air waduk tersebut. Jika
komponen yang terkandung dalam air waduk tersebut melampaui
ambang batas yang ditetapkan berdasarkan baku mutu, maka waduk
tersebut dikatakan tercemar, baik secara fisika, kimia, maupun biologi.
Air baku yang diambil dari waduk dan diolah untuk dijadikan air
bersih dalam instalasi pengolahan air belum sepenuhnya memenuhi
kriteria air bersih maka perlu dilakukan pengujian setiap parameternya.
Salah satu parameter kimia kualitas air baku adalah Chemical Oxygen
Demand (COD).
bikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat,
sehingga segala macam bahan organik, baik yang mudah terurai
maupun yang komplek dan sulit terurai akan teroksidasi. Dengan
demikian, nilai COD memberikan gambaran besarnya bahan organik
yang sulit terurai yang ada dan jumlah total bahan organik yang ada di
perairan.
banyak
bahan
organik
yang
diurai
sehingga
dapat
Tujuan Khusus:
Untuk mengetahui apakah konsentrasi TDS air baku waduk
dan waktu reaksi berpengaruh terhadap nilai COD
Tujuan Umum:
a. Mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga praktis yang
kreatif, terampil dan jujur dalam melaksanakan tugas dan
tanggung-jawabnya.
b. Mengembangkan mental dan budaya kerja di Industri atau
Instansi yang bersangkutan.
c. Dapat menerapkan bidang keilmuan yang didapat di bangku
kuliah kedalam dunia kerja secara nyata.
d. Melakukan observasi dan praktek lapang sehingga dapat
berpikir kritis dan berwawasan luas mengenai aplikasi di
lapangan.
e. Memperoleh pengalaman kerja sebelum terjun langsung
dalam
dunia
kerja
baik
Industri
maupun
Instansi
Pemerintahan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
2.1.1 Definisi Air
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan
yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Saat ini kualitas air minum di
kota-kota besar di Indonesia masih memprihatinkan. Kepadatan
penduduk, tata ruang yang salah dan tingginya eksploitasi sumber
daya
air
sangat
berpengaruh
pada
kualitas
air.
Gubernur
mengeluarkan standar dan syarat yaitu menurut SK. Gub DKI Jakarta
No: 582 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Air Sungai/Badan Air Mutu
Limbah Cair untuk Wilayah DKI Jakarta untuk ketetuan air baku yang
akan diolah sebagai air bersih dan air minum.
Syarat air minum sesuai Permenkes yaitu harus bebas dari
bahan-bahan anorganik dan organik. Dengan kata lain kualitas air
minum harus bebas bakteri, zat kimia, racun, limbah berbahaya dan
lain sebagainya. Parameter kualitas air minum yang berhubungan
langsung dengan kesehatan sesuai Permenkes tersebut adalah
berhubungan dengan mikrobiologi, seperti bakteri Echerichia Coli dan
total koliform. Yang berhubungan dengan kimia organik berupa
arsenik, flourida, kromium, kadmium, nitrit, sianida dan selenium.
Sedangkan parameter yang tidak langsung berhubungan dengan
kesehatan, antara lain berupa bau, warna, jumlah zat padat terlarut
(TDS), kekeruhan, rasa, dan suhu. Untuk parameter kimiawi berupa
aluminium, besi, khlorida, mangan, pH, seng, sulfat, tembaga, sisa
klor, COD dan ammonia.
Air merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Bahkan dapat dipastikan tanpa pengembangan
sumberdaya air secara konsisten peradaban manusia tidak akan
mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Oleh karena itu
5
waduk, danau, sumur air dalam, mata air dan bisa juga dibuat dengan
cara membendung air buangan atau air laut.
Dalam jumlah yang kecil, air bawah tanah, termasuk air yang
dikumpulkan dengan cara rembesan, bisa dipertimbangkan sebagai
sebuah sumber air. Kualitas air bawah tanah secara umum sangat baik
bagi air permukaan (Effendi, 2003).
Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau
bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu
sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya
dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit
dilakukan (Effendi, 2003).
Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai
peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan
dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga
(domestik) maupun untuk kepentingan industri. Berikut ini adalah jenisjenis air tanah:
a. Air Tanah Preatis
Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari
permukaan tanah serta berada di atas berada di ats lapisan
kedap air / impermeable
b. Air Tanah Artesis
Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta
berada di antara lapisan air
Nama alternative
aqua,
dihidrogen
hidrogen hidroksida
Rumus molekul
H2O
Massa molar
18.0153 g/mol
monoksida,
Titik lebur
0C (273.15 K) (32F)
Titik didih
Kalor jenis
2.2 COD
Jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zatzat organic yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi
K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi
gas CO2 dan gas H2O serta sejumlah ion krom. Reaksinya sebagai
berikut: (G. Alaerts dan SS Santika, 1994).
CaHbOc + Cr2O72- + H+ CO2 + H2O + Cr3+
2.3 TDS
10
dari
Penambahan
pereaksi
seperti
itu
tekanan
dengan
juga
dipengaruhi
memperkecil
tekanan.
volume
akan
Katalis
mengurangi
energi
yang
dibutuhkan
untuk
11
2.5 Waduk
2.5.1 Definisi Waduk
Waduk menurut
pengertian
umum
adalah
tempat
pada
1.
Irigasi
2.
PLTA
3.
1.
mudah
dibandingkan
dengan
waduk
multi
guna
eka
guna
pengoperasian
yang
dilakukan
hanya
berbagai
kebutuhan,
misalnya
waduk
untuk
berbagai
kebutuhan
ini
dimaksudkan
untuk
dapat
12
Ini
merupakan
salah
satu
fitur
desain
yang
2.6 Instrumentasi
2.6.1 Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan
mengukur absorbansi dengan
cara
alat
yang
melewatkan
digunakan
cahaya
untuk
dengan
panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan
sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan
akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
Spektrometer
menghasilkan
sinar
dari
spektrum
dengan
13
mempunyai
spesifikasi
melewatkan
trayek
panjang
gelombang
bantuan
alat
pengurai
cahaya
seperti
prisma.
Suatu
Prinsip
(monokromatik
kerja
maupun
spektrofotometer
campuran) jatuh
adalah
pada
bila
cahaya
suatu
medium
Jenis-jenis Spektrofotometer
Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri
ini
merupakan
gabungan
antara
2.6.1.2
Bagian-bagian Spektrofotometer
14
a) Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki
pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi
15
2.6.1.3
Hukum Lambert-Beer
16
atau % =
100%
Dimana:
lo merupakan intensitas cahaya dating
lt atau l1 adalah intensitas cahaya setelah melewati sampel.
Rumus yang diturunkan dari hukum Beer dapat dituliskan sebagai:
A = a . b . c atau A = . b . c
17
Dimana:
A
= Absorbansi
dalam ppm)
Air
panas
dengan
suhu
melebihi
suhu
kamar
karena
3.
Air Payau atau air laut atau air garam karena pembacaan
menjadi error, untuk pengukuran air laut ada alat khusus
tersendiri
18
4.
5.
Jenis air atau cairan lainnya yang tidak masuk dalam range
pengukuran dari spesifikasi alat ini
suatu
bahan
untuk
menghantarkan
arus
listrik.
berlangsung,
baik
itu reaksi
bukan
secara fisika. Dengan terjadinya reaksi inilah suatu bahan berubah kebentuk bahan lainnya, perubahannya ada yang terjadi secara spontan
alias
terjadi
dengan
sendirinya
atau
bisa
juga
butuh
19
a. Tubetest Heater
Tubetest heater dirancang untuk pemanas / memberikan kondisi
digest dan refluks yang diperlukan untuk uji COD dengan suhu 150oC
di tubetest COD. Tubetest heater terdiri dari ruang kosong dan kering
yang dikontrol secara elektronik memanas aluminium blok tabung
reaksi
dan
memiliki
layar
keselamatan
terpisahkan.
Untuk
b. COD tubetest
COD tubetest merupakan tabung khusus yang digunakan untuk
proses refluks tertutup pada sampel yang akan diukur COD nya.
COD tubetest tersedia di pasaran dalam kemampuan yang berbedabeda tergantung pada berbagai uji yang diperlukan:
1. COD/150/M-C (PL 481) untuk sampel 0-150 mg/l O2
2. COD/1500/M-C (PL484) untuk sampel 20-1500 mg/lO2
3. COD/15000/M-C (PL 486) untuk sampel 200-15000 mg/l O2
Reagen uji COD bersifat ringan dan sensitif. Simpan tabung dalam
wadah asli dan kotak harus tertutup saat tidak digunakan. Simpan
dalam lemari es untuk penyimpanan maksimum. Periksa tabung
sebelum digunakan dan jangan digunakan jika terjadi perubahan
warna.
c. COD meter
COD meter merupakan alat ukur yang memiliki prinsip kerja
sama dengan spektrometer UV-Vis namun hanya dapat mengukur
pada dua panjang gelombang saja yaitu 420 dan 620 nm (Anon, 2015).
20
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
dalam
ekuivalen
oksigen
(O2 mg/L)
diukur
secara
600
nm.
Untuk
pengukuran
nilai
COD
dengan
3.2.2
Tempat Penelitian
20
21
Kegiatan PKL
Minggu Ke1
Pengenalan
Laboratorium
TDS dan Klorida
Nitrit, Florida
Amonium
Analisa pengaruh
konsentrasi TDS
dan waktu reaksi
dengan nilai COD
pada sampel
Zat Organik dan
Mengerjakan
Laporan PKL
22
Persiapan Pengujian
Reagen
Pengujian Spesifik
Uji Pengaruh Waktu Reaksi terhadap Nilai COD
Uji Pengaruh Konsentrasi TDS terhadap Nilai COD
Analisis Data
Kesimpulan
23
Botol Semprot
3.5.2 Bahan
a.
b.
Aquabidest
c.
Reagen COD
d.
24
e. Untuk waktu blanko gunakan timer yang ada pada alat reaktor
(120 menit), sedangkan pada sampel gunakan italic (per 30
menit).
f. Setelah itu diletakan tabung dalam rak lalu dinginkan tabung
hingga suhu nya turun menjadi suhu ruang.
g. Dilakukan pengukuran nilai COD dengan memasukan tabung
(kuvet) yang berisi blanko kedalam spektrofotometer tekan
ZERO, pada layar akan tampil 0 mg/L COD.
h. Dikeluarkan tabung blanko, masukan tabung yang berisi sampel
kedalam alat, tekan READ maka layar akan menunjukkan hasil
analisa COD dalam mg/L dan catat hasilnya.
a. Preparasi Sampel
25
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
banyak
bahan
organik
yang
diurai
sehingga
dapat
secara
non
biologis
(non
biodegradable)
menjadi
26
27
No Sampel
TDS (mg/L
atau ppm)
Maret
April
II
Nilai COD
maksimum
Nilai COD
standar
(mg/L)
(mg/L)
20
50
100
150
200
20
50
100
150
200
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
8
12
18
25
28
3
7
15
23
26
20
20
50
100
150
200
20
20
20
20
7
14
22
25
20
50
100
150
200
20
20
20
20
20
1
5
11
18
20
Dari hasil analisa yang dilakukan pada Air Baku Waduk Pluit
didapat nilai COD pada bulan Maret dan April yang di bandingkan
dengan standar yang telah di tetapkan oleh peraturan SK. Gub DKI
Jakarta Nomor : 582 tahun 1995 tentang Baku Mutu Air
Sungai/Badan Air Mutu Limbah Cair untuk Wilayah DKI Jakarta,
grafiknya sebagai berikut:
28
30
25
Nilai COD Pada Sampel 1
Bulan Maret (mg/L)
20
10
0
0
50
100
150
200
250
Dapat dilihat dari grafik diatas pada konsentrasi TDS 200 dan
150 ppm nilai COD sampel 1 bulan Maret adalah 28 dan 25 mg/L,
sampel 1 bulan April adalah 26 dan 23 mg/L, sampel 2 bulan April
adalah 25 dan 22 mg/L nilai-nilai COD tersebut melebihi nilai
maksimum standar COD yang diperbolehkan SK. Gub DKI Jakarta No:
582 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Air Sungai/Badan Air Mutu Limbah
Cair untuk Wilayah DKI Jakarta yaitu 20 mg/L.
20
31,8
29,3
50
80,7
67,4
100
112,2
109,1
150
180,4
171,8
200
199,8
196,5
29
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai TDS dari sampel 1 dan 2
dengan konsentrasi TDS yang tidak di encerkan maupun yang di
encerkan pada saat di uji dengan TDS Meter memiliki nilai yang
berbeda. Nilai TDS dengan nomor sampel 1 pada konsentrasi 20 ppm
adalah 31,8 mg/L, konsentrasi 50 ppm adalah 80,7 mg/L, konsentrasi
100 ppm adalah 112,2 mg/L, konsentrasi 150 ppm adalah 180,4 mg/L,
konsentrasi 200 ppm adalah 199,8 mg/L. Nilai TDS dengan nomor
sampel 2 pada konsentrasi 20 ppm adalah 29,3 mg/L, konsentrasi 50
ppm adalah 67,4 mg/L, konsentrasi 100 ppm adalah 109,1 mg/L,
konsentrasi 150 ppm adalah 171,8 mg/L, konsentrasi 200 ppm adalah
196,5 mg/L. Kedua sampel masih berada dibawah batas maksimum
standar yaitu 500 mg/L.
Nilai TDS (mg/L) tidak sesuai dengan konsentrasi TDS (ppm) untuk
sampel 20, 50, 100 dan 150 ppm, terkecuali 200 ppm. Hal ini diduga
disebabkan oleh kesalahan analis pada saat melakukan preparasi
sampel, sehingga membuat nilai TDS melebihi konsentrasi yang
seharusnya.
30
Tabel 5. Hasil Data Analisa Waktu Reaksi terhadap Nilai COD pada
Sampel
Bulan
No Sampel
Maret
I
April
II
Waktu
Reaksi
(menit)
Nilai COD
maksimum
standar
(mg/L)
Nilai COD
(mg/L)
30
60
20
20
11
14
90
20
17
120
20
20
30
20
60
20
11
90
20
14
120
20
17
30
20
60
20
90
20
120
20
11
30
20
60
20
90
20
120
20
Dari hasil analisa yang dilakukan pada Air Baku Waduk Pluit
didapat nilai COD pada bulan Maret dan April yang di bandingkan
dengan standar yang telah di tetapkan oleh peraturan SK. Gub DKI
Jakarta Nomor: 582 tahun 1995 tentang Baku Mutu Air
Sungai/Badan Air Mutu Limbah Cair untuk Wilayah DKI Jakarta,
grafiknya sebagai berikut:
31
25
20
15
10
50
100
150
Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa nilai COD pada bulan
Maret dan April semuanya masih sesuai dengan nilai maksimum
standar COD yang diperbolehkan menurut SK. Gub DKI Jakarta No:
582 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Air Sungai/Badan Air Mutu Limbah
Cair untuk Wilayah DKI Jakarta yaitu 20 mg/L.
Pada Bulan Maret sampel nomor 1, Nilai COD pada air baku
waduk pluit didapat nilainya yang paling tinggi diantara data yang lain
yaitu 20 mg/L.
32
Bab V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari analisa yang dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa pengaruh konsentrasi TDS dan waktu reaksi
dengan
nilai
COD
berbanding
lurus.
Pengaruh
32
33
5.2 Saran
menyebabkan
hasil
pengukuran
nilai
TDS
dengan
34
DAFTAR PUSTAKA
Boyd, CE. 1982. Water Quality in Warm Water Fish Fond, Auburn
University
Agricultural
Experimenta.
Auburn
Alabama.
https://www.scribd.com/doc/249096963/TDS-415-1876903488.
Diakses pada 21 Maret 2015. 12.33 WIB
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya
dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Fardiaz,
S.
1992.
Polusi
Air
dan
Udara,
Penerbit
Kanisius,
34
35
Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit Andi.
Yogyakarta.