Anda di halaman 1dari 4

PROSES INDUSTRI KIMIA

PEMANFAATAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR


(Jatropha curcas L) SEBAGAI BAHAN BAKAR
BIOMASSA (BRIKET) MENGGUNAKAN PEREKAT
TAPIOKA DAN GAPLEK

Oleh:
Guntur Kasauti (1213012)

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan YME atas limpahan rahmad, hidayah, serta kasih sayangNya
yang tak henti-hentinya saya terima sehingga tugas yang berjudul Pemanfaatan Bungkil Biji
Jarak Pagar (Jatropha curcas L) Sebagai Bahan Bakar Biomassa (Briket) Menggunakan
Perekat Tapioka Dan Gaplek, ini dapat terselesaikan dengan baik.
Ketersediaaan minyak bumi sebagai bahan bakar yang semakin menipis menuntut
adanya bahan bakar alternatif yang bersifat renewable. Bahan alternatif yang banyak
dikembangkan dan diteliti saat ini adalah minyak nabati (plant/vegetable oil) yang bahan
bakunya tersedia secara lokal, mudah didapat dan terpulihkan (renewable). Salah satu
tanaman sumber minyak nabati yang telah mendapat perhatian untuk diteliti dan
dikembangkan di daerah tropika adalah tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L). Proses
ekstraksi minyak jarak dari biji jarak pagar menyisakan bungkil biji jarak dalam jumlah
besar. Rendemen rata-rata pengepresan minyak jarak adalah 30%, sedangkan sisanya sebesar
70% adalah bungkil/ampas biji jarak. Sampai saat ini limbah tersebut belum banyak
dimanfaatkan. Salah satu alternatif pemanfaatan bungkil biji jarak adalah dengan
mengolahnya menjadi briket bungkil biji jarak, mengingat kandungan minyak dalam bungkil
masih cukup tinggi.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan jenis dan konsentrasi perekat yang
sesuai untuk briket bungkil biji jarak, menentukan keragaan briket bungkil biji jarak pagar
sebagai bahan bakar dan menganalisis kelayakan industri briket bungkil biji jarak dari aspek
finansial.
Proses pembuatan briket diawali dengan penggilingan bungkil hingga ukuran 40
mesh. Karakterisasi sifat fisik dan kimia bungkil biji jarak meliputi kadar air, kadar abu,
kadar minyak dan nilai kalor. Bungkil halus kemudian dicampur dengan perekat lalu dicetak
dengan alat pengempa tipe hidrolik. Faktor perlakuan yang dikenakan adalah jenis perekat

(tapioka dan gaplek) dan konsentrasi perekat (1, 2, 3, 4 dan 5%). Briket yang telah dicetak
dikeringkan pada oven suhu 60 oC selama 24 jam. Uji mutu briket meliputi kadar air, kadar
abu, kadar minyak, kerapatan, kadar zat mudah menguap, keteguhan tekan serta nilai kalor.
Selain itu juga dilakukan uji keragaan briket untuk mendapatkan laju pembakaran briket,
lama nyala, lama mendidihkan air, serta api dan asap yang dihasilkan. Tahap akhir penelitian
ini adalah melakukan analisis finansial untuk mengetahui kelayakan industri briket bungkil
biji jarak.
Bungkil biji jarak yang digunakan dalam pembuatan briket pada penelitian kali ini
mempunyai kadar air 7,25 % bb, kadar abu 6 % bb, kadar minyak 23,75 % bb, dan nilai kalor
4467 kalori/gram. Nilai kadar air, kadar minyak, dan nilai kalor bungkil menurun dari biji
jarak asalnya, sedangkan kadar abunya meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan, penggunaan tapioka dan gaplek sebagai perekat briket
bungkil biji jarak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air dan keteguhan tekan.
Sedangkan konsentrasi perekat baik tapioka maupun gaplek tidak memberikan pengaruh yang
nyata terhadap semua parameter uji. Namun dari grafik parameter uji kadar air, keteguhan
tekan dan rata-rata laju pembakaran per konsentrasi perekat, didapatkan jenis perekat tapioka
lebih baik dibandingkan perekat gaplek. Dari parameter uji keteguhan tekan dan laju
pembakaran, konsentrasi perekat tapioka 4% memberikan hasil yang terbaik.
Uji keragaan memberikan hasil laju pembakaran briket bungkil biji jarak sebesar 1,3
gram/menit untuk kedua perekat. Namun jika dilihat dari rata-rata per konsentrasi perekat,
laju pembakaran briket berperekat tapioka lebih rendah. Nyala api briket berwarna merah
dengan asap putih yang cukup banyak. Lima buah briket dapat mendidihkan satu liter air
rata-rata selama 12,5 menit. Rata-rata menyala briket (lima buah) sampai menjadi abu adalah
dua jam sebelas menit (131 menit), sedangkan satu buah briket dapat menyala selama 45
menit.

Perhitungan harga jual briket bungkil biji jarak adalah Rp. 2.200,-/kg untuk perekat
tapioka dan Rp. 2.100,-/kg untuk perekat gaplek. Nilai kalor satu liter minyak tanah setara
dengan 28 buah briket bungkil biji jarak. Briket ini belum bisa dijadikan bahan bakar
subtitusi minyak tanah karena harga briket lebih mahal dibandingkan minyak tanah untuk
mendapatkan nilai kalor yang sama.
Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa industri briket bungkil biji
jarak layak didirikan berdasarkan tiga parameter uji, yaitu nilai NPV positif, IRR lebih besar
dari discount rate (16%), serta nilai B/C rasio lebih besar dari 1. Industri ini mengalami titik
impas (break event point) pada nilai Rp. 25.807.230,-. Sedangkan biaya modal dapat
dikembalikan setelah 3 tahun 9 bulan (pay back period). Uji sensitifitas terhadap kenaikan
dan penurunan harga jual serta harga bahan baku sebesar 10%, menunjukkan bahwa industri
briket bungkil biji jarak sensitif terhadap penurunan harga jual.

Terima kasih.

Penulis

Anda mungkin juga menyukai