Oleh :
Nama Mahasiswa
: Rachmad Wirawan
Nim
: 140722603742
Mata Kuliah
Dosen Pengampu
Dalam bidang ekonomi misalnya: Dulu untuk menjual barang atau jasa kita harus mencari
tempat untuk berjualan, harus mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk segala macamnya,
dan belum bisa menjangkau orang dibagian tempat lainnya yang jauh, tapi sekarang barang atau
jasa itu bisa kita jual melalui internet, tidak butuh tempat yang luas, lebih mudah dalam
memasarkannya, lebih bisa menjangkau orang banyak dan lebih hemat waktu, konsumen pun
tidak perlu berdesak-desakkan dipasar atau berjalan keliling mall, hanya dengan duduk di depan
komputer yang tersambung internet, konsumen pun sudah bisa membeli barang itu, atau bahkan
dengan tablet, handphone, membuat dimana pun kita berada kita bisa berbelanja. Hanya dengan
mentransfer sejumlah uang barang yang kita inginkan sudah bisa kita miliki. Tapi kita harus hatihati dalam membeli barang melalui internet, karena tidak sedikit orang yang tertipu. Kadang
barang tidak sesuai dengan gambar yang di promosikan, atau bahkan ketika kita sudah
menstranfer uangnya barang tidak sampai ke kita. Jadi ada positif negatifnya dalam kemajuan
teknologi ini.
Dalam sosial budaya dan kehidupan sehari-hari teknologi juga memberikan dampak yang tidak
sedikit, misalnya saja:
Informasi yang diperoleh dapat langsung dipublikasikan dan diterima oleh banyak orang
dengan cepat melalui media-media yang ada, setiap orang jadi bisa saling bertukar
informasi satu sama lain.
Memudahkan kita dalam belajar karena sudah banyak teknologi yang mendukung
misalnya dengan adanya proyektor, LCD, mikroskop, dan lain-lain. Dimudahkan juga
dalam mencari artikel-artikel dan menambah wawasan tentang banyak hal.
Hubungan sosial antar masyarakat bisa berlangsung dimana saja dan kapan saja
walaupun berjauhan dan berada dalam zona waktu yang berbeda tetap bisa berinteraksi,
juga bisa menambah teman dari mancanegara.
Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat lebih cepat sampai ke masyarakat, dengan adanya
pemberitaan di radio, televisi, dan internet membuat masyarakat dengan mudah dan
cepat mengetahui peraturan dan kebijakan pemerintah yang sudah atau baru dikeluarkan
Masyarakat lebih memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mereka berani tampil secara
terbuka baik ke orang sudah dikenal maupun yang belum dikenalnya sama sekali mereka
Selain dampak positif diatas, teknologi juga memiliki dampak negatif yang tidak sedikit
misalnya saja:
Muncul kejahatan baru seperti penipuan, penculikan, pencurian nomor kartu kredit,
pornografi, pengiriman virus dan spam, penyadapan saluran telepon dan masih banyak kejahatan
yang dilakukan dengan menggunakan fasilitas teknologi.
Banyak perilaku menyimpang yang terjadi, khususnya pada remaja karena tidak bisa
memilih mana yang harus diterima dan mana yang harus ditolak. Misalnya
Tingkat kepercayaan kepada lingkungan sekitar menurun, karena lebih percaya dengan
internet untuk mencari informasi dibandingkan bertanya langsung kepada orang yang
mengetahuinya, ketergantungan kepada internet semakin meningkat.
Privasi bukan lagi menjadi sesuatu yang mahal, dengan adanya situs jejaring sosial
memberikan penggunanya kebebasan untuk membuka diri dan melihat info serta privasi orang
lain.
Budaya asli yang terkikis karena masuknya budaya asing. Masyarakat jauh lebih
mengerti dan mempelajari tentang budaya luar dibandingkan dengan budaya asli yang kita
miliki.
Terkadang membuat kita menjadi malas dan tidak kreatif, karena kecanggihan teknologi,
kita bisa dengan mudah menggandakan tugas teman kita atau mendownloadnya di internet.
segala bidang.
4. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan, menswadayakan,
memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan
penekan di segala bidang dan sektor kehidupan (Sutoro Eko, 2002). Konsep pemberdayaan
(masyarakat desa) dapat dipahami juga dengan dua cara pandang. Pertama, pemberdayaan
dimaknai dalam konteks menempatkan posisi berdiri masyarakat. Posisi masyarakat
bukanlah obyek penerima manfaat (beneficiaries) yang tergantung pada pemberian dari
pihak luar seperti pemerintah, melainkan dalam posisi sebagai subyek (agen atau
partisipan yang bertindak) yang berbuat secara mandiri. Berbuat secara mandiri bukan
berarti lepas dari tanggungjawab negara. Pemberian layanan publik (kesehatan,
pendidikan, perumahan, transportasi dan seterusnya) kepada masyarakat tentu merupakan
tugas (kewajiban) negara secara given. Masyarakat yang mandiri sebagai partisipan berarti
terbukanya ruang dan kapasitas mengembangkan potensi-kreasi, mengontrol lingkungan
dan sumberdayanya sendiri, menyelesaikan masalah secara mandiri, dan ikut menentukan
proses politik di ranah negara. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan
dan pemerintahan (Sutoro Eko, 2002).
Permendagri RI Nomor 7 Tahhun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat,
dinyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam
pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 1 , ayat (8) ).
Inti pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan oleh banyak elemen: pemerintah,
perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, pers, partai politik, lembaga donor, aktoraktor
masyarakat sipil, atau oleh organisasi masyarakat lokal sendiri. Birokrasi pemerintah
tentu saja sangat strategis karena mempunyai banyak keunggulan dan kekuatan yang luar
biasa ketimbang unsur-unsur lainnya: mempunyai dana, aparat yang banyak, kewenangan
untuk membuat kerangka legal, kebijakan untuk pemberian layanan publik, dan lain-lain.
Proses pemberdayaan bisa berlangsung lebih kuat, komprehensif dan berkelanjutan bila
berbagai unsur tersebut membangun kemitraan dan jaringan yang didasarkan pada prinsip
saling percaya dan menghormati (Sutoro Eko, 2002).
Dalam hal pada setiap desa telah terbentuk KPM, maka kemitraan KPM dan
pemerintahan desa perlu didorong untuk bersama-sama melakukan pemberdayaan
masyarakat. Ketika kemitraan mampu mendorong percepatan kemapanan ekonomi
masyarakat, berfungsi secara efektif pemerintahan desa (sistem politik lokal), keteladanan
pemimpim (elit lokal), dan partisipasi aktif masyarakat (lihat Kutut Suwondo, 2005),
maka kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan akan dapat terwujud.