Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fenomena pelonjakan harga sembilan bahan pokok (sembako) pada saat bulan
Ramadhan atau menjelang lebaran merupakan sebuah masalah klasik seolah telah menjadi
budaya dari tahun ke tahun. Di antara sembako-sembako yang ada, kenaikan harga paling
signifikan terjadi pada makanan pokok masyarakat Indonesia, yaitu beras.
Permasalahan ini yang kami coba analisis, karena kenaikan harga beras dapat
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Seperti ekonomi, politik, sosial,
dan lain sebagainya. Dan juga karena beras merupakan makanan pokok masyarakat
Indonesia, kenaikan harga yang sedikit saja, akan menimbulkan banyak permasalahan di
masyarakat. Hal ini sangat meresahkan para konsumen yang menggunakan beras sebagai
bahan pokok kehidupan mereka karena beras adalah hal baku yang harus ada sebagai
makanan pokok.
Pemerintah terus berupaya melakukan langkah untuk menekan harga-harga
kebutuhan pokok saat Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Namun tetap saja
program-program ataupun upaya-upaya yang dilakukan pemerintah belum menunjukkan
hasil yang maksimal. Tradisi kenaikan harga sembako saat menjelang Hari Raya Idul Fitri
selalu saja terjadi.
Selain itu, masyarakat sebenarnya juga harus bisa mengantisipasi dengan membeli
barang kebutuhan pokok khususnya sembako jauh-jauh hari sebelum lebaran tiba, sehingga
harga tidak terlalu terlalu melambung bagi mereka.
Karena kenaikan harga ini memang sangat menarik untuk dibahas, maka kami akan
mencoba membahasnya. Kami akan menganalisis mengapa hal ini dapat terjadi, dampak
yang ditimbulkan, dan solusi penyelesaian masalah pada makalah ini.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1

Apa yang menjadi penyebab kenaikan harga beras menjelang lebaran?

1.2.2

Apa dampak kenaikan harga beras menjelang lebaran?

1.2.3

Bagaimana solusi mengatasi kenaikan harga beras menjelang lebaran?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1

Penyebab kenaikan harga beras menjelang lebaran.

1.3.2

Dampak kenaikan harga beras menjelang lebaran.

1.3.3

Solusi mengatasi kenaikan harga beras menjelang lebaran.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut pengertian umum, pasar adalah tempat bertemunya permintaan dan
penawaran barang/jasa. Pada dasarnya, pasar dapat digolongkan menurut unsur-unsur
yang terdapat dalam pasar, barang yang diperjualbelikan, waktu terjadinya, luas
wilayah, dan strukturnya. Pada pembelanjaan kali ini akan dibahas pasar menurut
strukturnya. Dipandang dari dari organisasi pasar atau strukturnya, bentuk pasar
dibedakan menjadi dua macam.
2.1 Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition Market)
Pasar persaingan sempurna adalah pasar yang terdapat mobilitas sempurna dari
sumber daya serta adanya pengetahuan yang sempurna baik pembeli maupun penjual,
sehingga kekuatan permintaan dan penawaran dapat bergerak bebas. Contoh pasar
persaingan sempurna antara lain bursa efek atau pasar modal atau pasar uang.
a. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna
Adapun ciri-ciri pasar persaingan sempurna adalah sebagai berikut.
1. Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak.
2. Barang yang diperdagangkan bersifat homogen.
3. Terdapat kebebasan keluar masuk pasar (free entry dan free exit), baik bagi
pembeli maupun penjual.
4. Tidak ada hambatan dalam mobilitas sumber ekonomi dari satu usaha ke usaha
lain.
5. Kurva permintaan yang dihadapi seorang produsen adalah garis lurus horizontal,
artinya harga cenderung stabil walaupun jumlah barang yang terjual mengalami
perubahan.
6. Penjual dan pembeli memahami keadaan pasar secara sempurna.
7. Pembeli dan penjual bebas mengadakan perjanjian, tanpa ada campur tangan
pemerintah.
8. Pemerintah tidak ikut campur tangan tentang harga, baik langsung maupun tidak
langsung.
Sebagai implikasi dari ciri-ciri tersebut, maka seorang produsen tidak dapat
mengubah harga pasar yang berlaku. Seorang produsen hanya sebagai pengambil
2

harga (price taker). Dan dalam jangka pendek hal penting yang harus diperhatikan
oleh produsen yang berada pada pasar persaingan sempurna adalah menentukan
jumlah produksi yang dapat mendatangkan keuntungan maksimum. Hal tersebut
dapat tercapai jika pendapatan marjinal (MR) sama dengan biaya marjinal (MC) dan
juga sama dengan harga outputnya.

Bursa efek termasuk dalam pasar persaingan sempurna

Dalam jangka panjang, perusahaan-perusahaan akan menambah skala produksinya


dan tidak menutup kemungkinan adanya perusahaan-perusahaan baru yang masuk
dalam industri jika ada keuntungan lebih (harga jual atau P di atas biaya ratarata
atau AC). Akibatnya penawaran output di pasar akan bertambah dan mendorong
harga turun sampai pada posisi di mana harga jual sama dengan biaya produksi.
Akhirnya keuntungan menjadi normal, dan hal ini akan merangsang adanya
perluasan kapasitas produksi maupun pendirian pabrik baru. Keadaan tersebut
dinamakan ekuilibrium jangka panjang (harga jual atau P sama dengan biaya ratarata atau AC minimum).
b. Pembentukan Harga
Pada pasar persaingan sempurna harga pasar cenderung stabil, sehingga
bentuk kurva permintaan dan penawaran pada pasar sempurna berupa garis lurus
mendatar sejajar dengan sumbu jumlah barang (OQ). Berapa pun jumlah barang
yang dibeli atau yang ditawarkan tidak akan menaikkan atau menurunkan harga
barang. Dan kurva tersebut juga merupakan kurva pendapatan rata-rata atau AR
(Average Revenue) dan pendapatan marginal atau MR (Marginal Revenue).

Kurva permintaan dan penawaran pada pasar persaingan sempurna.

c. Grafik Keseimbangan Perusahaan


Pada pasar persaingan sempurna, grafik keseimbangan dapat digambarkan
dalam dua macam. Pertama, grafik keseimbangan pada perusahaan yang
menghasilkan keuntungan maksimum dan grafik yang menggambarkan adanya
kerugian minimum.
Untuk menggambarkan grafik keseimbangan perusahaan yang menghasilkan
laba maksimum/keuntungan maksimum harus memperhatikan syarat-syarat berikut
ini.
1. Kurva AR = MR dan sejajar dengan sumbu OQ.
2. Kurva AC (Average Cost) selalu berada di bawah kurva AR dan MR.
3. Kurva MC (Marginal Cost) selalu memotong kurva AC minimum yang
menunjukkan bahwa produksi pada saat itu terjadi efisiensi produksi.

Grafik keseimbangan dengan keuntungan maksimal.

Dari grafik pada Gambar diatas dapat diuraikan penjelasan sebagai berikut.
4

Harga terbentuk pada saat kurva MC memotong kurva MR, yaitu setinggi OP1.
Besarnya penerimaan total (TR) = O P1 AQ1.
Besarnya biaya total (TC) = P2 BQ1
Keuntungan maksimum sebesar = P1P2AB
Kurva MC selalu memotong kurva AC minimum (pada titik yang terendah).

Adapun grafik keseimbangan perusahaan pada pasar persaingan sempurna yang


menggambarkan kerugian minimum harus memenuhi syarat-syarat berikut ini.
1. Kurva AR = MR sejajar dengan sumbu OQ.
2. Kurva AC berada di atas kurva AR dan MR, atau kurva AR dan MR berada di
bawah titik terendah kurva AC.
3. Kurva MC selalu memotong kurva AC minimum. Sebelum memotong AC, kurva
AC memotong kurva MR dan saat itulah menunjukkan produksi menderita
kerugian minimum.

Grafik keseimbangan dengan kerugian minimum.

Dari grafik pada Gambar dapat diuraikan penjelasan sebagai berikut;


Harga terbentuk saat kurva MC memotong kurva MR, yaitu setinggi OP1
Besarnya penerimaan total (TR) = OP1AB
Besarnya biaya total = OP2CB
Kerugian minimum sebesar = P1P2CA
d. Kebaikan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna
Kebaikannya antara lain sebagai berikut;
1. Pembeli sangat mengetahui harga pasar sehingga sangat kecil terjadi kerugian
2.
3.
4.
5.
6.

atau kekecewaan.
Konsumen merasa sejahtera, karena bebas memasuki pasar.
Terdapat persaingan murni, karena barang yang diperjualbelikan homogen
Harga cenderung stabil karena keadaan pasar dapat diketahui sebelumnya.
Mudah memilih atau menentukan barang yang diperjualbelikan.
Barang yang diproduksi dapat diperoleh dengan ongkos yang serendahrendahnya.

Adapun kelemahannya antara lain sebagai berikut.


5

1. Hanya terdapat satu atau dua industri/pasar yang mendekati persaingan sempurna,
sedang sektor yang lain banyak ketidaksempurnaan.
2. Terdapat faktor eksternal yang tidak diperhitungkan dalam posisi kesejahteraan
optimum konsumen.
3. Tidak ada barang subtitusi karena bersifat homogen.
2.2 Kenaikan Harga Pada Pasar Persaingan Sempurna (Kenaikan Beras Menjelang
Lebaran)
Secara teoritis perubahan harga (naik atau turun) terjadi karena interaksi
permintaan dan penawaran. Apabila permintaan naik sementara penawaran tetap,
maka harga akan cenderung naik. Sementara jika pasokan berkurang dan permintaan
tetap atau naik, maka harga cenderung naik. Sebaliknya, jika penawaran bertambah
melebihi permintaan, maka harga akan cenderung turun. Oleh sebab itu, untuk
menjaga kestabilan harga pemerintah harus menjaga keseimbangan penawaran dan
permintaan atau tetap berada pada tingkat ekuilibrium.
Kenaikan harga-harga secara umum disebut inflasi. Sebaliknya disebut deflasi
apabila harga-harga umum cenderung turun. Di Indonesia perubahan harga-harga
secara umum dihitung berdasarkan harga 283-399 jenis barang dan jasa di 44 kota.
Barang dan jasa dimaksud dikelompokkan menjadi tujuh jenis, yakni bahan makanan,
makanan jadi, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Jika hanya
beberapa jenis barang yang naik harganya, maka tidak membuat inflasi meningkat
signifikan. Tapi masyarakat bawah sudah mengalami kesulitan. Adapun jenis barang
dan jasa yang biasanya naik setiap menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya ialah
seperti beras, gula, minyak goreng, tepung, ikan/daging, dan cabai. Beberapa jenis
produk sandang biasanya juga naik. Sementara jasa yang harganya naik menjelang
lebaran ialah ongkos angkutan seperti bus dan kereta api. Pemerintah menyebutnya
tuslah, atau kenaikan ongkos yang disetujui oleh pemerintah. Harga barang dan jasa
dapat dikategorikan menjadi dua. Pertama ialah kategori kebutuhan pokok yang
harganya dikendalikan oleh pemerintah dengabn menetapkan harga selama periode
tertentu. Barang dan jasa yang harganya dikendalilkan oleh pemerintah ialah kategori
kebutuhan pokok masyarakat banyak. Seperti harga beras, gula, minyak goreng, tarif
angkutan dan jalan tol. Dalam literatur ekonomi biasanya disebut sebagai
administered prices atau inflexible price.
Jenis kedua ialah barang dan jasa yang harganya tidak dikendalikan oleh
pemerintah atau disebut flexiblity prices. Untuk kategori barang dan jasa dimaksud,
perubahan harga biasanya terjadi sebagai akibat langsung berkurang atau

bertambahnya pasokan dan permintaan. Barang dan jasa kebutuhan ini biasanya
disebut juga kebutuhan sekunder. Karena kenaikan harga tidak menimbulkan ekses
yang luas bagi kehidupan masyarakat, maka pemerintah tidak perlu repot
mengendalikannya. Berbeda dengan jenis barang dan jasa yang masuk dalam
kelompok administered goods. Kelompok barang dan jasa yang termasuk dalam
kategori kebutuhan primer tak bisa diserahkan sepenuhnya pada pasar karena dapat
memicu gejolak harga-harga umum. Oleh sebab itu, pemerintah harus melakukan
fungsinya, yakni menciptakan kestabilan dan pertumbuhan ekonomi. Ironisnya
pemerintah tidak selalu mampu menjalankan fungsinya, seperti halnya kenaikan
harga-harga kebutuhan pokok menjelang Ramadhan dan Hari Raya.

BAB III
PEMBAHASAN
Kenaikan harga menjelang Lebaran adalah fenomena berulang yang seolah tak
terhindarkan bagi rakyat Indonesia. Sesuai hukum ekonomi, fenomena ini sebenarnya
7

wajar, di mana ada peningkatan permintaan, maka harga pun melonjak. Pedagang pun
tak mau kehilangan kesempatan untuk mengambil untung lebih besar. Tapi tak urung
hal ini meresahkan masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan minim.
3.1 Analisis
Dari kasus diatas kelompok kami menganalisis adanya penyebab terjadinya kenaikan
harga bahan pokok menjelang lebaran di sebabkan karena:
1.

Hukum Permintaan dan Penawaran


Salah satu hal yang menyebabkan harga barang terus merangkak naik adalah
prinsip supply dan demand. Seperti salah satu hukum ekonomi yang mengatakan
bahwa apabila permintaan meningkat dan barang tidak ada maka akan cenderung
terjadi kenaikan harga barang.
Hal ini bisa dilihat dari waktu terjadinya kenaikan harga. Kenaikan harga suatu
barang sebagain besar terjadi karena faktor gagal panen. Mungkin masih segar di
ingatan kita saat harga cabe melonjak drastis. Harga cabe ini naik karena terjadi gagal
panen pada petani cabe akibat cuaca buruk.
Saat ini harga beras terus melonjak naik hal ini disebabkan banyak petani beras
yang gagal panen. Gagal panen ini menyebabkan jumlah beras di pasar menurun
sedangkan permintaan tetap atau mungkin bertambah karena menjelang puasa. Saat
menjelang puasa, harga barang terus melonjak naik karena jumlah permintaan terus
meningkat sedangkan jumlah barang tetap atau cenderung berkurang.
Perlu analisis dari sisi supply, mengapa supply berkurang. Saat menjelang
puasa seperti ini banyak orang di daerah jawa yang melakukan ritual kirim doa kepada
para kerabatnya yang telah meninggal. Ritual ini berupa syukuran dengan mengundang
para tetangga dan kerabat ke rumah untuk berdoa bersama-sama mendoakan sanak
saudara yang telah meningga dunia.
Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh satu keluarga tapi oleh semua keluarga
yang memilki keluarga yang sudah meninggal dunia. Hal ini menyebabkan permintaan
akan kebutuhan beras meningkat. Naiknya permintaan beras tidak diikuti bertambahnya
jumlah beras di pasar hal inilah yang menyebabkan harga beras terus merangkak
naik.Tentu menjadi hal yang sulit apabila kita ingin mengendalikan harga barang karena
selama ini barang-barang yang melonjak naik adalah barang-barang kebutuhan rumah
tangga yang jumlah penawaran di pasar berkurang karena jumlah barangnya memang
berkurang karena sebab-sebab tertentu seperti yang sudah saya sebutkan di atas tadi.

Apabila kita ingin mengendalikan harga salah satu caranya adalah dengan
menambah jumlah penawaran di pasar yang artinya kita menambah jumlah stok barang
tersebut di pasar atau dengan menekan permintaan akan barang tersebut. Seperti
bunyi hukum permintaan dan penawaran apabila penawaran akan suatu barang
semakin bertambah namun permintaan akan barang tersebut berkurang maka harga
barang akan turun sedangkan apabila permintaan meningkat namun penawaran
berkurang maka harga barang akan naik. Jadi cara yang dapat dilakukaan agar harga
tidak terus naik adalah berusaha agar jumlah penawaran melebihi jumlah permintaan di
pasar.
2.

Lemahnya Antisipasi Kenaikan Harga Saat Ramadhan


Kenaikan harga pokok saat lebaran ini polanya sudah berulang-ulang tiap tahun,
apakah pemerintah tidak bisa mengantisipasi hal tersebut, strategi pemerintah tiap
tahun selalu sama, yakni operasi pasar. Tahun ini, pemerintah menyediakan stok beras
500.000 ton untuk operasi pasar.
Jika stok Bulog tidak mencukupi, pemerintah pun memutuskan untuk impor,
padahal kita ini adalah terkenal dengan swasembada beras. Kalau terus berulang dan
tidak ada solusi, berarti pemerintah telah kalah dengan pasar serta pemerintah tidak
mau serius untuk meredam kenaikan harga pokok ini.
Jangan lupa pula, melambungnya harga bahan kebutuhan pokok juga akibat
buruk infrastruktur. Saluran distribusi terganggu karena banyak jalan yang berlobang
dan tidak terawat serta naiknya harga BBM sehingga biaya produksi naik. Siapa yang
menanggung kenaikan biaya tersebut? Tentunya konsumen yang posisi tawarnya
lemah. Pemerintah sebenarnarnya sudah sabar betul.
Namun, sampai saat ini langkah konkritnya masih dipertanyakan. Pemerintah
sibuk dengan hal-hal yang tidak penting, seharusnya pemerintah memiliki jurus
pamungkas untuk meredam kenaikan harga di bulan Ramadhan ini sehingga
melonjatnya harga dapat di seimbangkan untuk kesejahteraan rakyat kecil.
Ketika bulan Ramadhan datang, bukankah seharusnya komsumsi kebutuhan
pokok berkurang. Tetapi, hal tersebut tidak terjadi pada masyarakat kita. Berdasarkan
riset Nielsen, selama bulan puasa, belanja konsumen kelas bawah justru naik 30%
sementara

kelas

menengah

naik

16%.

Sikap

konsumen

tersebut

tentunya

mempengaruhi harga. Konsumsi tersebut seharusnya dapat dikendalikan.


3.

Harga Melambung Akibat Ekonomi yang Buruk

Harga yang terus menerus mengalami kenaikan menjadi masalah di tatanan


masyarakat, karena kenaikan harga tidak sesuai dengan pendapatan yang di hasilkan
masyarakat. Hal ini di sebabkan karena perekonomian yang sangat buruk di negeri ini.
Apabila penghasilan masyarakat sesuai kenaikan harga-harga, mungkin
kenaikan harga bukan menjadi masalah bagi masyarakat. Tetapi perekonomian yang
buruk ini tidak mungkin mewujudkan pendapatan masyarakat sesuai. Masyrakat (rakyat
miskin) adalah kelompok masyarakat yang paling merasakan kesengsaraan apabila
terjadi kenaikan harga.
Selain

itu,

kenaikan

harga

berbagai

komoditas

tersebut

disebabkan

terganggunya transportasi saat awal ramadhan hingga menjelang hari raya idul fitri
karena banyaknya penduduk yang mudik ke daerah asalnya. Kepadatan kendaraan di
jalur pantura akhirnya menghambat pengiriman barang dari daerah asal. Sedangkan,
permintaan dari konsumen terus tinggi.Sementara, pada kondisi lain,naiknya harga
beras juga disebabkan oleh berakhirnya musim kemarau. Sedangkan musim penghujan
baru saja dimulai. Jadi stok gabah di petani hanya sedikit. Kenaikan harga beras akan
terus terjadi hingga menjelang musim penghujan. Menurutnya, akibat faktor cuaca yang
tidak menentu, petani tidak bisa menanam hasil pertanian sesuai dengan rencana
mereka. Ia mengatakan, secara garis besar mekanisme pasar selalu mempengaruhi
gejolak harga komoditi di pasaran. Namun, alur distribusi serta cuaca lebih
mempengaruhi kenaikan harga saat ini.
Menyikapi kenaikan harga sembako pemerintah terus memantau pergerakan
harga untuk langkah antisipasi dan pemerintah juga perlu mewaspadai potensi
terjadinya gejolak harga pada komoditi beras. Kenaikan harga ini dipastikan tidak akan
diikuti kelangkaan. Hal tersebut didasarkan pada pengalaman yang sudah-sudah.
Kenaikan ini memang terjadi karena meningkatnya permintaan. Tapi masih dalam
keadaan aman.
Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menangani kenaikan harga beras
khususnya saat menjelang Ramadhan dan Idul Fitri adalah sebagai berikut.
1.

Menyeimbangkan Produksi dengan Kebutuhan.


Peristiwa kenaikan harga-harga barang sudah sering terjadi dan berulang-ulang
setiap tahunnya.terutama kenaikan pada beras Untuk mengatasi peristiwa kenaikan
harga-harga

diperlukan Peranan penting sektor produksi barang kebutuhan

masyarakat, kepentingan sektor produksi adalah meningkatkan jumlah produksi


barang-barang kebutuhan masyarakat pada saat terjadinya peningkatan konsumsi
masyarakat.

Peranan

sektor

produksi

oleh

perusahaan

swasta

maupun

Perusahaan Negara harus lebih tanggap terhadap peristiwa kenaikan harga-harga


karena peristiwa kenaikan harga-harga terjadi berulang-ulang setiap tahunnya.
10

Namun masih diperlukan juga peranan pemerintah dalam hal memonitor jumlah
konsumsi masyarakat dan jumlah barang kebutuhan masyarakat yang di hasilkan
oleh sektor produksi, menerbitkan kebijakan impor bila masih kurang dalam
penyediaan barang kebutuhan masyarakat dan mengawasi jalur distribusi barang
supaya lancar sehingga Kenaikan harga-harga barang kebutuhan masyarakat
2.

dapat terkendali.
Operasi Pasar
Menjelang puasa, harga kebutuhan pokok mulai mengalami kenaikan. Guna
menekan kenaikan harga kebutuhan pangan, pemerintah harus meningkatkan
volume operasi pasar terutama di daerah-daerah rawan kenaikan harga. Operasi
pasar ini perlu, untuk mencegah para spekulan menaikkan harga semaunya.
Tujuannya melindungi masyarakat, supaya tidak terbebani kenaikan-kenaikan
harga sembilan bahan pokok (sembako).
Operasi pasar disinyalir bisa menekan inflasi. Karena kenaikan harga kebutuhan
pokok biasa diikuti inflasi. Pemerintah seharusnya mewaspadai gejolak harga
pangan khususnya beras. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa setiap menjelang

3.

Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, harga-harga selalu mengalami kenaikan.
Pengendalian Stok
Kenaikan harga pangan di dunia ternyata mempengaruhi harga pangan di dalam
negeri. Apalagi saat ini sepengetahuan saya sebagian besar bahan pangan yang

4.

ada di pasar dalam negeri diperoleh dari impor.


Meminta para pengusaha swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan
instansi terkait
Menyelenggarakan pasar murah sehingga harga-harga kebutuhan pokok terutama
beras bisa terjangkau konsumen, terutama masyarakat kurang mampu atau
masyarakat miskin. Guna menahan laju kenaikan harga saat menjelang hari raya

5.
6.

nanti.
Mengimpor berbagai kebutuhan pokok dari negara lain.
Memperbaiki sarana dan prasarana transportasi agar sistem produksi dan
sistem distribusi pangan tidak terganggu sehingga pasokan akan kebutuhan

7.

pokok tidak mengalami pengurangan.


Pembagian jatah beras miskin yang lebih awal, ini bertujuan untuk
mengurangi beban penduduk miskin untuk membeli beras saat menjelang hari

8.

raya.
Melakukan pengawasan yang intensif terhadap pergerakan harga-harga beras
saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.

11

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Kenaikan harga menjelang Lebaran adalah fenomena berulang yang seolah tak
terhindarkan bagi rakyat Indonesia. Sesuai hukum ekonomi, fenomena ini sebenarnya
wajar, di mana ada peningkatan permintaan, maka harga pun melonjak.

12

Penyebab dari fenomena ini antara lain, hukum permintaan dan penawaran,
lemahnya antisipasi kenaikan harga saat lebaran, dan harga melambumg akibat
ekonomi yang buruk.
Hal-hal yang dapat dilakukan sebagai antisipasi atas fenomena ini adalah
dengan

cara,

menyeimbangkan

produksi

dengan

kebutuhan,

operasi

psar,

pengendalian stok, dll.


4.2

Saran
Berkaitan dengan kelangkaan dan kenaikan harga beras menjelang lebaran
kami memberikan beberapa antisipasi atau solusi bagi para pembaca sehingga nanti
ketika menjelang lebaran dapat mengantisipasi terjadinya fenomena ini.
Kami sebagaai penulis-pun tak luput dari banyak kekurangan baik dari segi
analisis yang kami lakukan maupun tata bahasa dalam penulisan makalah. Kiranya
para pembaca berkenan memberikan kritik dan saran demi sempurnanya penulisan
makalah yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.plengdut.com/2013/01/bentuk-bentuk-pasar.html
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/04/cara-menangani-kenaikan-harga-barang.html
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/04/studi-kasus-permintaan-dan-penawaran.html

13

Anda mungkin juga menyukai