Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

RENDAHNYA CAKUPAN IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI YANG DITANGANI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG PAKU

Oleh
Silvia Safitri
Firstson Yudithia Chevy
Maulida Rahmi
Mona Fatia
Umpi Asparingga

1010070100008
1510707360803001
1010070100090
1010070100037
101007010007

Pembimbing :
dr. Ermalindawati
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
BAGIAN PUBLIC HEALTH
PUSKESMAS TANJUNG PAKU KOTA SOLOK
TAHUN 2015

Pendahuluan
Kematian ibu adalah kematian seorang wanita terjadi saat hamil, bersalin atau 42 hari
setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung
terhadap persalinan.World Health Organization(WHO) memperkirakan 800 perempuan
meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99%
dari seluruh kematian ibu terjadi dinegara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal
merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah
persalinan (ICD-10, 2012; WHO, 2014). Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka
Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika
Utara 179.000 jiwa,dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara
Asia Tenggara yaitu Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000
kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000
kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup dan Malaysia 39 per 100.000
kelahiran hidup (WHO, 2014). Angka kematian ibu di Indonesia masih jauh lebih tinggi
dari pada negara Asia Tenggara lainnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya kelompok
kehamilan berisiko.

Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera
setelah persalinan (SKRT 2001), yaitu karena perdarahan (28%), eklamsia (24%), dan
infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain karena kurang energi
kronis (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). Kejadian anemia
pada ibu hamil ini akan meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan
ibu yang tidak anemia. Riskesdas 2010 melaporkan bahwa pemeriksaan kehamilan oleh
tenaga kesehatan sudah lebih baik, yaitu 84%. Akan tetapi masih ada 2,8% tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan, dan 3,2% masih memeriksakan kehamilan ke dukun. Selain itu
diketahui akses (K1) adalah 92,8% ibu hamil mengikuti pelayanan antenatal, akan tetapi
hanya 61,3% selama kehamilan memeriksakan kehamilan minimal 4 kali (K4). Sedangkan
di sumatera barat, Angka kematian cukup tinggi terutama di Padang, Padang Pariaman dan
Solok dari 17 Kabupaten di Sumatra Barat. Ini jauh dari target MDGs pada 2015 mencapai
102 per 100.000 kelahiran hidup.

TUJUAN
Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami tentang menajemen Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok.
Mengetahui dan memahami tentang program atau upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok.
Mengetahui tentang pelayanan umum dan penatalaksanaan kasus masalah kesehatan masyarakat.

Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan wanita tentang faktor
resiko penyakit pada kehamilan.
Untuk mengetahui frekuensi kunjungan ibu hamil dan melakukan pemeriksaan selama kehamilan.
Untuk mengetahui penyebab rendahnya cakupan resiko tinggi pada kehamilan.

MANFAAT
Merupakan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat dibangku
kuliah khususnya mata kuliah kesehatan masyarakat, serta mengembangkan wawasan dan
pengalaman penulis tentang faktor resiko kehamilan resiko tinggi.
Bagi puskesmas
Manfaat bagi puskesmas Tanjung Paku Kota Solok yaitu untuk menjadi bahan
pertimbangan bagi instansi kesehatan yang terkait dalam menentukan rencana kerja
selanjutnya terutama bagi program kesehatan ibu dan anak puskesmas Tanjung Paku Kota
Solok.

RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam pembahasan masalah ini adalah mengenai
gambaran manajemen program pencegahan dan pemberantasan
penyakit (P2P) tentang rendahnya cakupan kehamilan resiko tinggi
yg ditangani di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Paku Kota
Solok Tahun 2014. Dengan populasi semua ibu hamil resiko tinggi
yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Paku Kota
Solok tahun 2014.

KEHAMILAN
Kehamilan adalah sejak dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir (Sarwono, 2009 : 89).
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai
3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008; 89).
Proses kehamilanmerupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri
dari Ovulasi (pelepasan ovum), terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi
konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus,
pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
(Manuaba, 2010 : 75-82)

KEHAMILAN RESIKO TINGGI


Kehamilan Risiko Tinggi adalah
salah satu kehamilan dimana
kesehatan ibu atau janin dalam
bahaya akibat gangguan kehamilan
yang kebetulan. (Irene M. Bobak,
add all, 1998).
kehamilan risiko tinggi adalah
beberapa situasi dan kondisi serta
keadaan umum seorang selama masa
kehamilan, persalinan, nifas akan
memberikan
ancaman
pada
kesehatan jiwa ibu maupun janin
yang
dikandungnya.
(Rustam,
1998).

Kehamilan risiko tinggi adalah


kehamilan yang menyebabkan
terjadinya bahaya dan
komplikasi yang lebih besar
terhadap ibu maupun janin yang
dikandungnya selama
kehamilan, persalinan ataupun
nifas bila dibandingkan dengan
kehamilan, persalinan dan nifas
normal (Manuaba,2008).

MACAM-MACAM KEHAMILAN RESIKO TINGGI

Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya suatu keadaan gawat-darurat
yang tidak diinginkan pada masa mendatang, seperti kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak nyamanan, atau
ketidak puasan (5K) pada ibu dan bayi.
Ukuran risiko dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut SKOR. Digunakan angka bulat di bawah 10, sebagai
angka dasar 2, 4 dan 8 pada tiap faktor untuk membedakan risiko yang rendah, risiko menengah, risiko tinggi.
Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi tiga kelompok:
Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2

Kehamilan tanpa masalah / faktor risiko, fisiologis dan kemungkinan besar diikuti oleh persalinan normal
dengan pertolongan bidan atau dokter umum dengan ibu dan bayi hidup sehat.
Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10

Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya yang memberi
dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun janinnya, memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat.
Memerlukan penanganan khusus oleh tenaga dokter terlatih atau dokter ahli kebidanan dan kandungan.
Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor 12
Kehamilan dengan faktor risiko:
Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi jiwa ibu dan atau banyinya,
membutuhkan di rujuk tepat waktu dan tindakan segera untuk penanganan adekuat dalam upaya menyelamatkan
nyawa ibu dan bayinya.
Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, tingkat risiko kegawatannya meningkat, yang membutuhkan pertolongan
persalinan di rumah sakit oleh dokter Spesialis. (Poedji Rochjati, 2003).

FAKTOR RESIKO

Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 30 tahun, multigravida umur lebih dari 35 tahun.
Anak lebih dari 4.
Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun
Kurang energy kronis atau (KEK) dengan LILA kurang dari 23,5 cm / penambahan berat badan kurang dari 9 kg
selama masa kehamilan.
Anemia dengan HB kurang dari 11 gram %
Tinggi badan kurang dari 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang.

Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau kehamilan sebelum ini.


Sedang / pernah menderita penyakit kronis antara TB, Kelainan jantung, ginjal, hati, kelainan
endokrin (diabetes mellitus), sistemik, lupus eritematous, tumor dan keganasan.
Riwayat kehamilan buruk, keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, molahidatidosa,
ketuban pecah dini, bayi dengan cacat kongenital.
Riwayat persalinan dengan komplikasi persalinan dengan seksio sesaria (SC) ekstraksi vacum /
forcep.
Riwayat nifas dengan komplikasi perdarahan pasca persalinan, infeksi masa nifas.
Riwayat keluarga menderita kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kongenital.
Kelainan jumlah janin, kehamilan ganda, janin dempet.
Kelainan besar janin, pertumbuhan janin terhambat, janin besar.
Kelainan letak dan posisi janin, lintang / obliq, sunsang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu

PENCEGAHAN

Semua ibu hamil diharapkan mendapatkan perawatan kehamilan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini factor risiko
maka pada semua ibu hamil perlu dilakukan skrining antenatal. Untuk itu periksa ibu hamil paling sedikit dilakukan 4
kali selama kehamilan:
Satu kali pada triwulan pertama (sebelum 14 minggu)
Satu kali pada triwulan kedua (antara 14 28 minggu)
Dua kali pada triwulan ketiga (antara minggu 28 36 dan sesudah minggu ke 36)
Jadwal kunjungan ulang :
Kunjungan I (16 minggu) dilakukan untuk :
Penapisan dan pengobatan anemia
Perencanaan persalinan
Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk :

Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya


Penapisan preeklampsia, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan,
MAP
Mengulang perencanaan persalinan
Kunjungan IV 36 minggu sampai lahir
Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
Memantapkan rencana persalinan
Mengenali tanda tanda persalinan

Standar minimal asuhan antenatal care


(10 T),
Timbang berat dan ukur
tinggi badan
Tentukan tekanan darah
Tentukan status gizi
(ukur LILA)
Tentukan tinggi fundus
uteri
Tentukan presentasi
janin dan DJJ

Tentukan status imunisasi


Tablet zat besi (FE) minimal
90 tablet selama kehamilan
Tes laboratorium (rutin dan
khusus)
Tata laksana kasus
Temu wicara (konseling)
termasuk perencanaan
persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K) serta KB
pasca persalinan.

HASIL KEGIATAN

Puskesmas tanjung paku merupakan slah


satu puskesmas yang ada dikota
solok.berdiri pada tahun 1983 dengan luas
tanah 1050 M2, merupakan puskesmas
rawat jalan. Puskesmas tanjung paku
terletak diwilayah kerja kecamatan
tanjung harapan dengan batas batas
wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa
Aripan Kabupaten Solok.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kel.
Simpang Rumbio
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa
Saok Laweh Kabupaten Solok
Sebelah Barat berbatasan dengan
Keluarahan VI Suku.

Jarak anatara puskesmas tanjung paku dengan ibukota propinsi Sumatra barat 65 km,
denganluas wilayaah kerja 22,64 km yang terbagi atas 4 (empat ) kelurahan, yaitu :
Kelurahan Koto Panjang
Kelurahan Pasar Pandan Air Mati (PPA)
Kelurahan Tanjung Paku
Kelurahan Kampung Jawa

Kondisi Demografis dan Kependudukan

Puskesmas Tanjung Paku berpenduduk 18.756 jiwa dengan 4.323


KK, dengan jumlah penduduk perkelurahan sebagai berikut :
1. Koto panjang terdiri dari 439 kepala keluarga
2. Ppa terdiri dari1.186 kepala keluarga
3. Tanjung paku 1.196 kepala keluarga
4. Kampung jawa 1.508 kepala keluarga

Visi, Misi, Moto Dan Strategi


Puskesmas Tanjung Paku
Visi :

Terwujudnya Pelayanan
Prima Menuju
Masyarakat Mandiri
untuk Hidup Sehat

Misi :
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat
untuk ber PHBS
Meningkatkan kemitraan dengan Stake
Holder bidang kesehatan
Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
Meningkatkan sumber daya manusia (SDM)
bidang kesehatan
Memantapkan manajemen Puskesmas dan
sistem informasi
Menggerakkan pembangunan berwawasan
kesehatan di wilayah kerja
Memelihara dan meningkatkan upaya
kesehatan perorangan (UKP) dan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) beserta
kesehatan lingkungan.

Motto
Pelayanan kami pengabdian terbaik
Strategi Pencapaian Program
Meningkatkan kualitas pelayanan gizi di Puskesmas Tanjung
Paku
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan lintas program
dan lintas sektor
Memberikan konsultasi gizi di Puskesmas dan di Posyandu untuk
meningkatkan status gizi masyarakat
Menjaring semua anak gizi kurang (sangat kurang), balita bawah
garis merah (BGM) serta ibu hamil KEK agar masalah gizi di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku dapat tertanggulangi

UPAYA KESEHATAN WAJIB

Promosi kesehatan
A. Kegiatan yang dilakukan :
Penyuluhan di posyandu
Penyuluhan ke sekolah
Penyuluhan Keliling
Pembinaan kelurahan model PHBS
KTR
Pelaksanaan kegiatan Kelurahan
Siaga

Kesehatan Lingkungan
Kegiatan yang dilakukan :
Inspeksi sanitasi dasar
Rumah sehat
Pemeriksaan TTU dan TPM
STBM
Pembinaan dan pengawasan kwalitas air
Penyuluhan hygiene sanitasi ke sekolah
Membuka klinik sanitasi setiap jam kerja
Penyuluhan kawasan sehat

Kesehatan Ibu dan Anak serta KB


Kegiatan yang dilakukan pada program
ini :
Program Kesehatan Ibu
Kelas ibu hamil
Pelayanan ANC
Kunjungan bumil resti
Kunjungan nifas
Pemantauan stiker P4K/ANC berkwalitas
Otopsi verbal
Pembinaan BPS
Pembinaan GSI

Program Kesehatan Anak


Kunjungan Neonatus
Pelaksanaan MTBS/MTBM
DDTK
Kelas Ibu Balita
Kunjungan rumah balita bermasalah
LBI

Program Keluarga Berencana


Pelaksanaan KIE/penyuluhan
Pelayanan KB
Penanganan komplikasi ringan

Perbaikan Gizi Masyarakat


Kegiatan yang dilakukan :
Penimbangan massal dan pemberian vitamin A
(bulan Februari dan Agustus)
Pengukuran status gizi murid TK/PAUD
Pengukuran status gizi siswa SD, SLTP dan SLTA
Pemantauan status gizi sekolah yang mendapat
PMT-AS
Pendistribusian Obat cacing dan Vit A
Kunjungan rumah balita gizi kurang dan buruk
serta bumi KEK
Pemberian PMT pemulihan
Pemantauan posyandu

Pelaksanaan TFC
Pendataan Kadarzi
Pengambilan sampel garam
rumah tangga dan pemeriksaan
gondok anak SD untuk survey
GAKY
Kelas ASI Eksklusif
Kelas MP-ASI
Kelas gizi
Pemberian tablet besi ibu hamil
dan pemberian vitamin A ibu
nifas
Pemantauan pertumbuhan balita
GERNASDARZI

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Kegiatan yang dilakukan :
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
TBC

Penyuluhan TB pada pemuda dan


masyarakat lainnya
Penjaringan suspek dan penemuan
penderita TB BTA positif
Penyuluhan TB pada penderita dan
pasien yang diduga TB
Survey dan pemetaan wilayah TB
Pelacakan kasus kontak
Pelaksanaan PMO
Pemantauan gizi penderita TB

Pencegahan dan Pemberantasan DBD


Penyuluhan penyakit, pencegahan, dan
pemberantasan DBD

kepada masyarakat.
Pemantauan jentik oleh kader Jumantik
Pemberian bubuk abate pada masyarakat
yang dimonitoring oleh

petugas Surveilans puskesmas.


Melakukan penyelidikan epidemiologi
(PE) pada kasus positif

DBD
Melakukan Fogging pada kasus yang
dianggap perlu

Penemuan dan Penanggulangan Kasus ISPA dan Pneumonia


Melakukan penyuluhan ISPA dan Pneumonia pada pasien yang

tersangka pneumonia.
Pencatatan dan pelaporan kasus ISPA dan Pneumonia yang

berkunjung ke puskesmas
Melakukan kunjungan rumah pada pasien tersangka Pneumonia
Melakukan rujukan kasus pada Pneumonia sedang-berat
Penemuan dan Penanggulangan Diare
Penyuluhan tentang diare dan cara penanggulangan diare di

rumah sebelum dan sesudah dibawa ke pelayanan kesehatan

kepada tokoh masyarakat dan kader posyandu.


Penemuan dan penatalaksanaan kasus diare.
Melakukan rujukan kasus pada diare dengan dehidrasi sedang
berat.
Melakukan penyelidikan epidemiologi pada kasus diare

berdampak KLB.

Program Penyakit Tidak Menular (PPTM)


Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus yang tergolong
penyakit tidak menular di poli.
Melakukan pemeriksaan dan pembinaan calon jemaah haji.
Melakukan sosialisasi tentang deteksi dini penyakit kanker
leher rahim dan kanker payudara kepada masyarakat.
Melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dan
kanker payudara wanita yang sudah pernah berhubungan seksual
terutama yang berumur 30 tahun sampai dengan 50 tahun.
Melakukan konseling pra IVA dan pra krioterapi.
Melakukan tindakan krioterapi pada pasien IVA positif yang
kandidat krio.
Melakukan rujukan kasus tumor atau benjolan payudara.
Melakukan rujukan kasus curiga kanker leher rahim atau kasus IVA positif lesi luas (bukan
kandidat krio).
Melakukan pembinaan kegiatan Posbindu di kelurahan .

Program Imunisasi
Melakukan pemberian imunisasi dasar di puskesmas dan
diposyandu.
Melakukan sosialisasi dan pemberian boster imunisasi .
Melakukan swepping pada sasaran yang tidak datang ke
posyandu dan dievaluasi tiap triwulan.
Melakukan Bias Campak pada anak kelas 1 SD tiap tahun.
Melakukan Bias DT/TT pada anak SD kelas 1 sampai dengan
kelas 3 tiap tahun.
Melakukan TT WUS di SMA dan posyandu tiap tahun

Pengobatan
Program pengobatan yang dilaksanakan di puskesmas adalah program
pengobatan tingkat pertama atau program pengobatan dasar yang mengacu
kepada standar pengobatan rasional di puskesmas. Obat-obatan yang
digunakan di dalam pengobatan dasar di puskesmas ini harus mengacu
pada obat-obat standar yang terdapat di dalam Formularium Nasional
(Fornas).

PROGRAM PENGEMBANGAN (INOVASI)


Program Perkesmas
Kegiatan yang dilakukan :
Melakukan mapping KK resti yang akan dikunjungi.
Melakukan kunjungan rumah KK resti
Melakukan asuhan keperawatan pada keluarga.

Program UKS dan PKPR


Kegiatan yang dilakukan adalah :
Skrining murid kelas 1 SD/SLTP/SLTA
Pembinaan Sekolah Sehat
Pelatihan Dokter Kecil (kader kesehatan sekolah)
Pelatihan kader PKPR atau KKR (Kader Kesehatan Remaja)
Penyuluhan dan konsulatasi bagi remaja
Peyuluhan dan konsultasi ke sekolah

Program Kesehatan Jiwa dan Lansia


Kegiatan yang dilakukan adalah :
Penemuan dini dan penanganan kasus jiwa.
Rujukan kasus jiwa.
Pelayanan lansia di dalam dan di luar gedung.
Pembinaan kelompok lansia.
Deteksi kesehatan lansia
Penyuluhan kesehatan jiwa dan lansia
Pembinaan senam lansia

Anda mungkin juga menyukai