Pemisahan Dan Pemurnian
Pemisahan Dan Pemurnian
Waktu Praktikum
Tempat Praktikum
campurannya.
B.
LANDASAN TEORI
Campuran dapat dipisahkan dengan menggunakan berbagai macam metode. Metodemetode tersebut, yaitu pengayakkan, penyaringan, sentrifugasi, evaporasi, pemisahan
campuran dengan menggunakan magnet, sublimasi, destilasi, corong pisah, dan kromatografi.
Metode dekntir digunakan untuk memisahkan campuran yang penyusunnya berupa cairan
dan padatan. Dalam hal ini, ukuran padatan cukup besar sehingga mengendap di bagian
bawah cairan. Dekantir dilakukan dengan menuang cairan ke wadah lain secara hati-hati
supaya padatan terpisah dari campuran. Untuk mempermudah proses dekantir, dapat
digunakan pengaduk pada saat menuang cairan. Dengan demikian, cairan tidak mengalir
keluar wadah dan dapat terpisah dari padatan dengan baik. Namun, metode ini tidak dapat
memisahkan cairan dan padatan secara sempurna. Hal ini disebabkan kadang-kadang masih
ada cairan yang tersisa dalam wadah semula. Bisa juga terjadi, sebagian padatan ikut masuk
ke dalam wadah baru (Mikarjudin, 2007: 195).
Seperti halnya dekantir, proses penyaringan juga digunakan untuk memisahkan
campuran yang zat penyusunnya cairan dan padatan. Bedanya, ukuran padatan cukup kecil
sehingga tidak mengendap di dasar cairan, tetapi tersebar pada cairan. Jika campuran jenis ini
dipisahkan dengan dekantir, maka padatan dan cairan tidak terpisah dengan baik. Untuk itu
dilakukan penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan menuang campuran ke atas kertas
saring dari sebuah corong gelas. Kertas saring akan menahan padatan yang lebih besar dari
pada ukuran lubang saring. Padatan yang tertinggal pada kertas saring ini disebut residu.
Sementara zat dengan ukuran partikel lebih kecil dari ukuran lubang saring akan lolos
melalui kertas saring. Zat yang dapat melewati kertas saring ini disebut filtrate (Lutfi, 2007:
51).
Pengupan dan kristalisasi merupakan metode pemisahan campuran berdasarkan titik
didihnya. Titik didih setiap zat berbeda satu dengan yang lain. Adanya perbedaan titik didih
1. Tiga sendok bubuk kapur dimasukkan ke dalam gelas kimia yang sebelumnya telah diisi
dengan
reaksi, larutan ini kemudian disentrifuge dan dipisahkan larutan dari endapannya dengan cara
dekantasi. Selanjutnya 20 ml larutan sisa dimasukkan ke dalam gelas kimia dan difiltrasi
dengan menggunakan kertas saring sehingga terbentuk filtrat. Warna sentrat dan filtrat
kemudian dibandingkan.
2. Garam dapur (NaCl) yang kotor dilarutkan dengan aquades secukupnya hingga larut.
Kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring sehingga didapat filtratnya. Filtrat itu
kemudian diuapkan sampai kering. Setelah dirasakan cukup, pemanasan dihentikan dan
dibiarkan semua larutan menguap. Garam dapur (NaCl) sebelum dan sesudah proses
dibandingkan.
3. Satu gram tembaga (II) sulfat dilarutkan ke dalam
20 ml aquades. Kemudian
ditambahkan batu didih yang berfungsi untuk mengurangi letupan saat pemanasan dan
mempercepat penyebaran panas. Kemudian larutan ini dipanaskan agar menguap kemudian
didiamkan hingga dingin. Perubahan-perubahan yang terjadi kemudian dicatat.
4. Kurang lebih tiga butir iodium (I) dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml
aquades kemudian dikocok dan diperhatikan warna larutan. Kemudian ke dalam larutan ini
ditambahkan tiga tetes kloroform (CHCl3) dan diperhatikan perubahan warna dan apa saja
yang terjadi pada larutan tersebut.
5. Lima ml aquades dicampurkan denga 15 ml etanol 96%. Sebelumnya, satu set alat destilasi
telah dirangkai terlebih dahulu. Kemudian larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu alas
bundar dan dimulailah proses destilasi hingga diperoleh lagi destilatnya.
E. HASIL PENGAMATAN
No
1.
Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan
3 sendok bubuk kapur lalu diaduk. warnanya menjadi bening tetapi masih
Sebagaian isi (5 mL) dituangkan keruh.
dibandingkan.
Proses rekristalisasi : 1 gram tembaga
bubuk.
Warna butiran iodium : hitam.
Aquades + iodium : iodium tidak larut.
Aquades + iodium + CHCl3: larutan
berwarna bening kekuningan dan ioduim
melebur, terjadi gumpalan gel/gumpalan
raksa, masih ada serpihan iodium.
Terdapat gelembung.
Setelah suhunya cukup tinggi terdapat
dengan
5mL
F. ANALISIS DATA
1. Gambar alat destilasi
terjadi pengembunan.
Labu erlenmeyer berfungsi sebagai wadah penampung hasil destilasi.
Selang masuk sebagai tempat aliran air yang masuk pada permukaan kondensor.
Selang keluar berfungsi sebagai tempat aliran air yang keluar.
Pipa konektor berfungsi sebagai penghubung antara kondensor dengan wadah penampung
(labu erlenmeyer).
Termometer untuk mengukur suhu.
Pemanas berfungsi untuk memanaskan larutan.
2. Perhitungan
Diketahui:
Volume etanol awal
= 15 ml
Volume aquades
= 5 ml
% etanol
= 96%
Volume destilat
= 7,5 ml
Volume etanol murni = Volume etanol awal x % etanol
= 15 ml x 96%
= 14,4 ml
Volume campuran
= Volume etanol + Volume aquades
= 15 ml + 5 ml
= 20 ml
=
=
= 72 %
=
=
= 52%
G. PEMBAHASAN
Proses pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara-cara
ini dapat dilakukan dengan cara sentrifugasi, filtrasi, ekstraksi, kristalisasi, destilasi, dan lainlain.
Pada percobaan pertama, bubuk kapur (CaCO3) dicampurkan ke dalam aquades
sehingga menghasilkan larutan yang berwarna putih keruh. Hal ini disebabkan karena bubuk
kapur (CaCO3) berdifusi (tersebar merata) ke semua molekul aquades. Kemudian 5 ml larutan
CaCO3 ini disentrifugasi selama
dan endapannya. Kemudian hasil sentrifugasi ini didekantasi sehingga kita peroleh
sentratnya. Sisa dari larutan sebelumnya difiltrasi untuk mengambil filtratnya. Ketika sentrat
dan filtrat dibandingkan, terlihat bahwa sentrat terlihat lebih keruh dari pada filtrat. Hal ini
disebabkan karena proses dekantasi tidak dapat memisahkan cairan dan padatan secara
sempurna sehingga terkadang padatan ikut masuk ke dalam wadah baru. Sedangkan pada
proses filtrasi dengan menggunakan kertas saring, kertas saring akan menahan padtan yang
lebih besar dari pada ukuran lubang saring. Sehingga ketika dibandingkan sentrat lebih keruh
dari pada filtrat karena mungkin sebagian padatan pada proses dekantasi ikut tertung pada
wadah yang baru.
Pada percobaan kedua, garam dapur (NaCl) yang kotor yang telah dilarutkan dan
difiltrasi diuapkan dengan cara pemanasan sehingga terbentuk garam dapur yang lebih bersih
dari pada sebelum diproses. Hal ini diakibatkan karena larutan garam dapur telah mengalami
proses filtrasi dan garam dapur yang sudah dilarutkan dapat terbentuk garam dapur padatan
kembali karena terjadi penguapan. Sehingga hal inilah yang menyebabkan larutan NaCl
mengkristal dan terbentuk NaCl padatan yang lebih bersih dari sebelumnya.
Pada percobaan ketiga, CuSO4 yang dilarutkan dengan aquades memiliki warna
biru. Kemudian larutan tersebut dipanaskan yang sebelumnya telah ditambahkan batu didih.
Batu didih ini berfungsi untuk mengurangi terjadinya letupan dan menyebarkan panas.
Penguapan dengan cara pemanasan ini akan menghasilkan padatan kembali. Warna larutan
setelah proses menjadi sedikit pudar karena konsentrasinya sudah berkurang.
Pada percobaan keempat, butiran iodium yang dicampurkan dengan 5 ml aquades
mula-mula berwarna kuning bening disebabkan karena iodium berdifusi pada aquades. Akan
tetapi butiran iodium ini tidak larut dalam aquades karena aquades bersifat polar sedangkan
iodium bersifat nonpolar. Sehingga kedua zat tidak dapat larut. Setelah ditambahkan tiga tetes
kloroform (CHCl3) warna yang dihasilkan tetap dan larutan kloroform larut bersama butiran
iodium dan mengendap dibagian bawah dengan warna ungu pekat. Hal ini karena adanya
perbedaan massa jenis CHCl3 lebih besar sehingga CHCl3 mengendap dibagian bawah.
Pada percobaan terakhir, campuran antara 15 ml etanol 96% dan 5 ml aquades
didestilasi. Proses pemanasan ini menghasilkan uap dan uap tersebut dialirkan ke wadah
untuk mengambil hasil dari destilasi. Uap yang dihasilkan pada pemanasan tersebut dialirkan
menuju pipa konektor yang telah dikombinasikan dengan kondensor. Kondensor ini berfugsi
untuk mengubah fase gas menjadi fase cair (pengembunan) sehingga diperoleh kembali
etanol dari proses destilasi. Hal ini dikarenakan perbedaan titik didih antara etanol dan
aquades.
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu, dekantasi, filtrasi, kristalisasi, destilasi dan lain-lain.
Proses dekantasi dan filtrasi mempunyai warna yang sedikit berbeda kekeruhannya. Karena
pada proses dekantasi bisa saja endapan ikut masuk ke wadah baru.
Didapatkan etanol murni denga volume 7,5 ml karena perbedaan titik didih aquades dan
etanol.
2. Saran
Hasil pengamatan harus diketahui oleh setiap praktikan dan harus terjalin kerjasama yang
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Lutfi. 2007. IPA Kimia. Jakarta: erlangga.
Mikarjudin. 2007. IPA TERPADU. Jakrta: ESIS.
Partana, Crys Fajar. 2008. KIMIA I. Bogor: Quadra.
Rahayu, Nurhayati. 2011. KIMIA. Jakarta: Gagas Media.
Vlack, Lawrence H. Van. 2004. Elemen-Elemen Ilmu dan Rekayasa Material. Edisi ke-6. Jakrta:
Erlangga.