Disusun Oleh:
Tri Sefti Puspita Dewi
NPM : 100801159
Abstrak
Penelitian aplikasi ekstrak kulit manggis dalam bentuk losion bertujuan untuk
melihat aktivitas antioksidan ekstrak kulit manggis setelah diformulasikan dengan
bahan-bahan komponen losion lain, yang diantaranya substitusi setil alkohol oleh
karaginan sebagai pengemulsi, penstabil dan pengental. Serangkaian pengujian
yang dilakukan meliputi penentuan aktivitas antioksidan ekstak kulit manggis
murni dengan persentase inhibisi DPPH, penentuan aktivitas antioksidan losion
ekstrak kulit manggis dengan konsentrasi 10%, 15% dan 20% dengan persentase
inhibisi DPPH, uji sediaan losion yang meliputi uji total mikrobia, uji pH, uji
viskositas, uji homogenitas, uji daya sebar, uji iritasi pada hewan coba dan terakhir
uji persentase kelembaban pada probandus. Ketiga formulasi losion memberikan
persen inhibisi yang besar terhadap DPPH dengan kisaran 72,994% - 94, 306%.
Derajat keasaman losion berkisar antara 7,34 7,698. Berdasarkan pengolahan data
pengujian dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test
(DMRT), ada beda nyata pada perlakuan konsentrasi ekstrak kulit manggis dalam
losion terhadap aktivitas antioksidan, derajat keasaman, sedangkan pada uji daya
sebar losion formula I ada beda nyata terhadap losion formula II dan III. Uji iritasi
pada hewan coba menunjukkan losion formula III memberikan indeks iritasi paling
kecil dibanding formula losion I, II dan kontrol. Uji kelembaban pada probandus
dilanjutkan untuk losion formula III dengan hasil yang sama antara probandus pria
dan wanita yaitu menunjukkan beda nyata antara persen kelembaban menit ke-0
terhadap persen kelembaban menit ke-5, menit ke-10 dan menit ke-15.
Kata kunci : Ekstrak Manggis, Losion, Karaginan, Marmut
Abstract
Research about the application of extraction of the mangosteen in lotion have
purpose to refer to antioxidant activity after formulated with other ingredients like
setyl alcohol substitution with karaginan as emulsion, stabilizator and fiscotiator. A
series experiment of determination of pure extract antioxidant activity with DPPH
inhibition percentage, determination of extraction of the mangosteen lotion
antioxidant activity with 15% and 20% with DPPH inhibition percentage,
experiment of lotion willingness include microbes, pH, viscositation, homogeny,
spread, irritation to animal, and moisturize percentage experiment from probandus.
The third lotion formulation give a large inhibition percentage to DPPH with range
72,994% - 94,306%. Acid lotion degree range from 7,34 7,698. Based on data
processing with ANOVA and continue with Duncan Multiple Range Test (DMRT),
there are really difference of mangosteen extract concentrate in lotion toward
antioxcydant activity, and acid degree. In the other hand, spread experiment 1st
formula have a difference with 2nd and 3rd formula. Irritation experiment to the
animal showed that 3rd lotion formula give the smallest irritation index than 1st,
2nd and control lotion formula. Moisturize experiment continued for the 3rd lotion
formula with same result between man and woman probandus which showed the
dan pengemulsi, namun ada bahan alami lain yang dapat digunakan untuk
menggantikan fungsi setil alkohol yaitu karaginan.
Metode Penelitian
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain serbuk kulit buah
manggis diperoleh dari Bina Agro Mandiri Yogyakarta, aquades, larutan fisiologis,
tepung karaginan, metanol teknis, metanol Pro Analysis, asam stearat, minyak
mineral (parafin cair), gliserin, triethanolamin (TEA), minyak tulip, asam benzoat,
larutan DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), medium Plate Count Agar (PCA),
sedangkan untuk hewan uji yang digunakan adalah marmut jenis American Short
Hair berumur 5 bulan.
Tahapan penelitian
1.
dengan pelarut perbandingan 1:4. Serbuk kulit manggis direndam pelarut metanol :
air sebanyak 6000 ml (9:1) selama 24 jam. Maserat yang didapat kemudian
ditampung dan dilakukan remaserasi dengan merendam serbuk kulit buah manggis
tadi dalam 4500 ml selama 24 jam. Akan didapatkan maserat untuk kemudian
ditampung dan dilakukan remaserasi kembali dengan merendam serbuk kulit buah
manggis menggunakan dalam 1500ml pelarut metanol : air (9:1). Maserat yang
dihasilkan ditampung kembali.
Ekstrak cair yang didapat dari hasil maserasi kemudian dikentalkan dengan
menggunakan rotari evaporator pada suhu 50C dengan kecepatan 50 rpm. Ekstrak
kental yang diperoleh ditimbang dan dilakukan perhitungan rendemen.
% =
2.
100%
formulasi dengan variasi konsentrasi ekstrak. Setil alkohol dalam formulasi ini
diganti karaginan sebanyak 1% (Tabel 1).
Tabel 1. Formulasi bahan penyusun dan konsentrasi yang digunakan dalam losion
(Nussinovitch, 1997)
Bahan
Formula I (%)
Formula II (%) Formula III (%)
Ekstrak kulit
10
15
20
manggis
Asam stearat
2.5
2.5
2.5
Karaginan
1
1
1
Parafin cair
7
7
7
Glicerin
5
5
5
Triethanolamin
1
1
1
Asam benzoat
0.2
0.2
0.2
Parfum
q.s
q.s
q.s
Aquadest
ad 100
ad 100
ad 100
Keterangan: q.s = quantum statis (secukupnya)
Bahan-bahan yang termasuk fase minyak antara lain asam stearat dan parafin
cair dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Karaginan yang digunakan terlebih dahulu
dilarutkan ke dalam beberapa bagian air sebelum dicampurkan ke dalam fase air.
Bahan-bahan yang termasuk fase air seperti ekstrak kulit manggis, gliserin, TEA,
larutan karaginan dan sisa air dicampurkan.Sediaan 1 dan 2 dipanaskan dan diaduk
pada suhu 50oC selama 10 15 menit secara terpisah hingga homogen. Sediaan
yang telah homogen tersebut dicampur dan diaduk dengan pengaduk. Proses
pencampuran kedua sediaan yang berbeda tersebut dilakukan pada suhu 50oC.
Proses pengadukan dilakukan hingga kedua sediaan homogen dan mencapai suhu
40oC (sediaan 3). Pengawet (asam benzoat) dan parfum (minyak tulip) dimasukkan
ke dalam sediaan 3 pada suhu 35oC kemudian dilakukan pengadukan satu menit.
3.
Evaluasi sediaan
1. Pembuatan Medium Plate Count Agar Medium PCA ditimbang 5,875 gram
dilarutkan dalam 250 ml aquades di dalam erlenmeyer. Medium dipanaskan
Indeks iritasi
eritema 24 jam + eritema 72 jam + edema 24 jam + edema 72 jam
=
4
Hasil perhitungan akan menunjukkan indeks iritasi yang dihasilkan
losion terhadap kulit, yang mana skor tersebut akan dikelompokkan menjadi :
skor 0,00 = tidak mengiritasi; skor 0,04 0,99 = sedikit mengiritasi; skor 1,00
2,99 = iritasi ringan; skor 3,00 5,99 = iritasi sedang dan skor 6,00 8,00 =
iritasi berat.
5.
Tingkat Homogenitas
Homogen
Homogen
Homogen
Data menunjukkan viskositas losion formula III lebih kental dari formula
losion lainnya, sedangkan untuk homogenitas, semua losion masuk dalam kategori
homogen. Hal ini juga sama dengan penelitian Ika dan Didik (2013) dimana losion
ekstrak lidah buaya 4% lebih tinggi viskositasnya dibanding losion esktrak lidah
buaya 2%. Menurut Schmitt (1996), viskositas merupakan parameter penting dalam
produk emulsi, khususnya losion karena viskositas berkaitan dengan stabilitas
emulsi. Viskositas menunjukkan kekentalan suatu bahan. Viskositas yang baik akan
mempunyai nilai yang tinggi karena semakin tinggi viskositas suatu bahan maka
pergerakan partikel akan cenderung makin sulit sehingga bahan akan semakin
stabil.
5. Daya Sebar Losion
Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 6, menunjukkan losion formula I
memiliki daya sebar paling besar yaitu 3,1200 cm, diikut losion formula II sebesar
2,6080 cm dan losion formulai II sebesar 2,4960 cm.
Tabel 6. Diameter daya sebar losion ekstrak kulit manggis
Losion Ekstrak Kulit Manggis
Diameter Daya Sebar (cm)
Formula I
3,1200a
Formula II
2,6080b
Formula III
2,4960b
Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak beda nyata pada tingkat kepercayaan 95%
Losion formula I memiliki kandungan ekstrak kulit manggis terkecil yaitu
10% yang mempengaruhi tingkat viskositas atau kekentalan losion. Semakin kecil
konsentasi ekstrak kulit manggis dalam losion maka konsistensi losion juga
semakin encer (viskositasnya kecil). Hal ini mengakibatkan daya sebar losion juga
semakin luas. Berbeda dengan losion formula II dan formula III yang konsentrasi
ekstrak kulit manggisnya lebih banyak yaitu 15% dan 20%, viskositasnya juga akan
semakin tinggi sehingga daya sebar semakin kecil.
Maka dari ketiga losion ini, yang memberikan efek daya sebar yang baik
adalah losion formula I. Losion yang dapat menyebar pada kulit secara lebih luas
dengan cepat pula memberikan efek terapinya dengan asumsi bahwa semakin luas
daya sebar suatu formula losion maka dengan cepat melepaskan efek terapi yang
diingikan di kulit. Daya sebar yang baik dapat menjamin pelepasan bahan obat yang
memuaskan (Voight, 1989).
6. Pengujian iritasi pada hewan coba
Data perbandingan indeks iritasi pada hewan coba (marmut) pada Tabel 7
menunjukkan bahwa losion formula III memiliki indeks iritasi yang paling kecil,
diikuti losion formula I, kontrol dan losion formula II
Tabel 7. Indeks iritasi losion ekstrak kulit manggis pada hewan coba
Losion Ekstrak Kulit Manggis
Indeks Iritasi
Formula I
0,3
Formula II
0,65
Formula III
0,15
Kontrol
0,55
Hasil uji iritasi losion ekstrak kulit manggis yang dilakukan Nova (2012)
dengan konsentrasi ekstrak yang sama menunjukkan losion formula I memiliki
indeks iritasi sebesar 0,25; formula II sebesar 0,38; formula III sebesar 0,63 dan
kontrol sebesar 0,00. Bedasarkan data tersebut menunjukkan pada penelitian Nova
(2012) losion kontrol paling aman digunakan daripada losion ekstrak kulit manggis,
namun secara keseluruhan losion masih bisa diaplikasikan pada kulit manusia
karena masih dalam cakupan sedikit mengiritasi dengan rentang skor 0,04 0,99.
losion dengan kualitas yang baik karena memiliki pH, tingkat viskositas dan indeks
iritasi yang lebih baik dibanding formulasi losion I dan II.
SARAN
Penelitian ini merupakan penelitian dasar tentang manfaat ekstrak kulit
manggis untuk diterapkan dalam sediaan topikal yang mana dalam hal ini adalah
losion. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pengujian mekanisme antioksidan
losion ekstrak kulit manggis pada permukaan kulit manusia serta variasi aroma dari
bahan alami untuk menambah kualitas losion.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada keluarga tercinta, sahabat serta temanteman FTb atas bimbingan, dukungan dan bantuannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2011. Metode Analisis Kosmetika. Jakarta
Ika, Y. A., Didik, S. 2013. Pemanfaatan Limbah Biji Alpukat (Persea amerixcana)
Yang Dikombinasikan Dengan Ekstrak Lidah Buaya Sebagai Losion Tabir
Surya. Jurnal Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhamadiyah,
Purwokerto.
Marinova, G. dan Batchvarov, V. 2011. Evaluation of Methods for Determination
of the Free Radical Scavenging Activity by DPPH. Bulgarian Journal of
Agricultural Science 17(1):11-24.
Miryanti, A., Lanny, S., Kurniawan B., dan Stephen I. 2011. Ekstraksi Antioksidan
Dari Kulit Buah Manggis. Skripsi. Bandung, Universitas Katolik
Parahyangan.
Nova, G. D. 2012. Formulasi Ekstrak Metanol Kulit Manggis (Garcinia
mangostana L) Pada Uji Iritasi Primer. Skripsi. Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Nussinovitch, A. 1997. Hydrocolloid Aplications. Blackie Academic and
Professional, London.