Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan didalam hidup seseorang merupakan hal yang penting, namun banyak
orang masih belum menyadari bahwa begitu pentingnya kesehatan didalam
kehidupannya. Masyarakat memiliki hak didalam memperoleh pelayanan kesehatan hal
ini berdasarkan undang-undang dasar 1945 yang tercantum didalam pasal 28 ayat I.
Untuk itu diperlukan suatu tindakan yang harus diambil dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Tindakan yang perlu bagi masyarakat adalah salah satunya
dengan promosi kesehatan.
Promosi kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat harus memiliki
prinsip, metode, media juga strategi dan akan diintervensikan ketika dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada masyarkat.Sehingga promosi kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat dapat dimengerti masyarakat dan ditampilkan dalam bentuk perubahan
perilaku masyarakat yang lebih baik dalam prilaku kesehatan.
Mengingat tugas kita sebgaai tim medis adalah salah satunya memperkanalkan
bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat maka didalam makalah ini kami akan
membahas tentang Promosi Kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujun Umum
Agar mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami tentang prinsip,
strategi, dan penerapan promosi kesehatan pada masyarakat menengah atas
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dan mahasiswi mampu menjelaskan tentang:
a. Prinsip prinsip promosi kesehatan
b. Strategi promosi kesehatan
c. Promosi kesehatn pada masyarakat kalangan atas.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip Promosi Kesehatan
1. Pengertian Promosi Kesehatan
WHO berdasarkan piagam Ottawa (1986) dalam Heri.D.J. Maulana (2009)
hal. 19, mendefinisikan promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan
individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya
berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri.
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk
meningkatkan control dan peningkatan kesehatannya. WHO menekankan bahwa
promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu
meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis
filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri (Maulana,2009).
2. Tujuan Promosi Kesehatan.
Green,1991 dalam Maulana,2009,tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga
tingkatan yaitu:
a. Tujuan Program
2

Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa
yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status
kesehatan. Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya
mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah promosi
kesehatan berjalan lima tahun.
b. Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan.
Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka
kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan
berjalan tiga tahun.
c. Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah
kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan,
sikap, tindakan, contohnya: pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di
tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan.
3. Sasaran Promosi Kesehatan.
Sasaran promosi kesehatan yang dilakukan oleh perawat adalah individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Agar promosi kesehatan dapat lebih tepat
sasaran, maka sasaran tersebut perlu dikenali lebih rinci, dan jelas melalui
pengelompokkan sasaran promosi kesehatan, meliputi:
a. Sasaran primer, yaitu mereka yang diharapkan dapat menerima perilaku baru.
b. Sasaran sekunder, yaitu mereka yang mempengaruhi sasaran primer.
c. Sasaran tersier, yaitu mereka yang berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan
seperti para pengambil keputusan atau penyandang dana.
4. Jenis-Jenis Kegiatan Promosi Kesehatan
Ewlest & simnet (1994) dalam Heri.D.J. Maulana (2009) hal. 26,
mengidentifikasi tujuan area kegiatan promosi kesehatan yaitu:
a. Progam Pendidikan Kesehatan

Program pendidikan kesehatan adalah kesempatan yang direncanakan


untuk belajar tentang kesehatan, dan melakukan perubahan-perubahan secara
sukarela dalam tingkah laku.
b. Pelayanan Kesehatan Preventif
Winslow (1920) dalam Level & Clark (1958) dalam Heri.D.J. Maulana
(2009) hal. 27, mengungkapkan 3 tahap pencegahan yang dikenal dengan teori
five levels of prevention, yaitu:
1) Pencegahan Primer
Dilakukan saat individu belum menderita sakit, meliputi:
a) Promosi Kesehatan (health promotion)
Kegiatan pada tahap ini ditujukan untuk meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap masalah kesehatan.
b) Perlindungan Khusus (specific protection)
Berupa upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan
penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, dan peningkatan
keterampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik, dan
penanggulangan stress.
2) Pencegahan Skunder
a) Diagnosis dini dan pengobatan segera.
b) Pembatasan kecacatan
3) Pencegahan Tersier
Pada tahap ini upaya yang dilakukan adalah mencegah agar cacat yang
diderita tidak menjadi hambatan sehingga indiviu yang menderita dapat
berfungsi optimal secara fisik, mental, dan sosial.
c. Kegiatan Berbasis Masyarakat
Promosi kesehatan menggunakan pendekatan dari bawah, bekerja
dengan dan untuk penduduk, dengan melibatkan masyarakat dalam kesadaran
kesehatan.
d. Pengembangan Organisasi

Pengembangan organisasi berhubungan dengan pengembangan dan


pelalaksanaan kebijakan dalam oranisasi-organisasi yang berupaya meningkatkan
kesehatan para staf dan pelanggan.
e. Kebijakan Publik Yang Sehat
Upaya ini melibatkan badan resmi atau sukarela, kelompok profesional,
dan masyarakat umum yang bekerja sama mengembangkan perubahan-perubahan
dalam situasi dan kondisi kehidupan.
f. Tindakan Kesehatan Berwawasan Lingkungan.
Upaya yang dilakukan adalah menjadikan lingkungan fisik penunjang
kesehatan, baik di rumah, tempat kerja, atau tempat-tempat umum.
g. Kegiatan ekonomi yang bersifat peraturan
Kegiatan politik dan edukasional ini ditunjukan pada politisi untuk
kebijaksanaan dan perencana yang melibatkan upaya lobi dan implementasi
perubahan perubahan legestalatif.seperti peratuaran pemberian lebel makanan
halal mendorang pratik etik yang sukarela.
Jenis kesehatan promosi kesehatan meliputi:
a. Pemberdayaan masyarakat
b. Pemgembangan kemitraan
c. Upaya advokasi
d. Pembinaan suasana
e. Pemgembangan SDM
f. Pemgembangan IPTEK
g. Pengembangan media dan sarana
h. Pengembangan infrastruktur
5. Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan
Prinsip promosi kesehatan menurut WHO pada Ottawa Charter for health
promotion (1986) mengemukakan ada tujuh prinsip pada promosi kesehatan, antara
lain :

a. Empowerment ( pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan seseorang


untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan tindakkan yang
mempengaruhi kesehatan mereka.
b. Partisipative ( partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif dalam
pengambilan keputusan.
c. Holistic ( menyeluruh ) yaitu memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhi
kesehatan dan interaksi dari dimensi-dimensi tersebut.
d. Equitable ( kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil yang di
dapat oleh klien.
e. Intersectoral ( antar sektor ) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instasi terkait
lainnya atau organisasi.
f. Sustainable ( berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan promosi
kesehatan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
g. Multi Strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti program
kebijakkan.
Sedangkan menurut Michael,dkk,2009 Prinsip-prinsip promosi kesehatan
antara lain sebagai berikut:
a.

Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias program


intervensi dan turut terlibat dalam program tersebut.

b.

Pihak pekerja pada semua tingkat ini pengorganisasian harus terlibat dalam
perencanaan dan implementasi intervensi.

c.

Fokus intervensi harus berdasarkan pada factor risiko yang dapat didefinisikan
serta dimodifikasi dan merupakan prioritas bagi pekerja.

d.

Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pekerja.

e.

Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam mengorganisasikan dan


mengimplementasikan intervensi.

f.

Evaluasi harus dilakukan juga.

g.

Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi maupun


intervensi promosi kesehatan yang intensif dengan berorientasi pada perorangan
dan kelompok.

h.

Intervensi harus bersifat kontinue serta didasarkan pada prinsipprinsippemberdayaan dan atau model yang berorientasi pada masyarakat dengan
menggunakan lebih dari satu metode.

B. Strategi dalam Promosi Kesehatan


Strategi promosi kesehatan berdasarkan (Piagam Ottawa 1986) ialah sebagai
berikut :
1. Kebijakan berwawasan kebijakan
Strategi promosi kesehatan yang mana ditujukan kepada para penentu
kebijakan agar mengeluarkan kebijakan dan ketentuan yang menguntungkan
bahkan dapat merugikan kesehatan, sehingga dalam menentukan keputusan
diperhatikan dampaknya bagi kesehatan masyarakat.
2. Lingkungan yang mendukung
Strategi ini dikelola oleh para pengelola tempat umum, termasuk
pemerintah kota. Dimana mereka dapat menyediakan sarana dan prasarana bagi
masyarakat dalam meningkatkan kesehatnnya, sehingga nantinya akan tercipta
lingkungan yang sehat untuk mendukung prilaku sehat masyarakat
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan
Realisasi dari reorintasi pelayanan kesehatan ini adalah para
penyelenggara kesehatan baik pemerintah maupun swasta harus dilibatkan dalam
memberdayakan masyarakat agar dapat berperan bukan hanya sebagai penerima
pelayan kesehatan namun dapat menjadi menjadi penyelenggara pelayanan
kesehatan.
4. Keterampilan Individu
Strategi ini mewujudkan adanya keterampilan individu-individu dalam
meningkatkan dan memelihara kesehatanya. Langkah awal untuk strategi ini
adalah pemberian pemahaman tentang penyakit dalam bentuk metode atau teknik
kepada individual bukan dalam bentuk massa
5. Gerakan Masyarakat
Adanya gerakan dari masyarakat itu sendiri dalam meningkatkan dan
memelihara kesehatannya. Hal ini akan tampak dari prilaku masyarakat untuk
7

memelihara dan meningkatkan kesehatannya tanpa harus ada kegiatan namun


akan tampak dari prilaku menuju sehat.
Berdasarkan rumusan yang dibuat oleh WHO (1994), strategi promosi kesehatan
secara global dibagi menjadi tiga yang akan dibentuk dalam intervensi, yaitu :
1. Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan dimana untuk meyakinkan orang lain agar orang
lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan.
Pendekatan advokasi ialah sasaran kepada para pembuat keputusan atau penentu
keputusan sesuai sektornya. Intinya adalah strategi advokasi kesehatan merupakan
pendekatam yang dilakukan dengan pimpinan atau pejabat dengan tujuan
mengembangkan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan Kegiatan
advokasi ini ada dalam bentuk formal dan informal. Advokasi dalam bentuk
formal misalnya : penyajian presentasi, seminar, atau suatu usulan yang dilakukan
oleh para pejabat terkait. Advokasi informal misalnya : Suatu kegiatan untuk
meminta dana, atau dukungan dalam bentuk kebijakan kepada para pejabat yang
relevan dengan kebijakan yang diusulkan. Intervensi yang dapat dilakukan secara
perseorangan kepada pejabat ialah dengan : lobi, dialog, negosiasi dan debat.
Sehingga diharapkan mendapatkan hasil adanya tindakan yang nyata, kepedulian,
serta pemahaman atau kesadaran dari pejabat sehingga terjadi kelanjutan kegiatan.
2. Dukungan sosial ( Social Support )
Dukungan sosial adalah suatu strategi yang digunakan untuk mencari
dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat. Dimana tujuannya dengan
menggunakan tokoh masyarakat sebagai jembatan antara sektor kesehatan atau
pengembang kesehatan dengan masyarakat. Intervensi keperawatan yang
diberikan dalam stretegi dukungan sosial ialah : pelatihan bagi para tokoh
masyarakat, lokakarya, bimbingan bagi para tokoh masyarakat, sehingga hasil
yang diharapkan adalah adanya peningkatan jumlah para tokoh masyarakat yang
berperan aktif dalam pelayanan kesehatan, jumlah individu dan keluarga dimana
meningkat pengetahuannya tentang kesehatan, adanya pemanfaatan fasilitas
kesehatan yang ada misalnya posyandu.
8

3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)


Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang langsung kepada
masyarakat. Pemberdayaan ini bertujuan untuk mewujudkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat itu
sendiri. Intervensi keperawatan dalam pemberdayaan masyarakat adalah dengan
kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dapat berupa : penyuluhan kesehatan,
posyandu, pos obat desa, dan lain sebagainya. Hasil yang diharapkan adalah
sumber daya manusia yang berperan dalam peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan.

C. MASYARAKAT

1. Pengertian Masyarakat
Masyarakat (society) diartikan sebagai sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian
besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok
tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab,
musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubunganhubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang
interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat
digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur.

Adapun pengertian masyarakat menurut para ahli adalah :


a. Selo Soemardjan, Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.
9

b. Max Weber, Masyarakat sebagai suatu struktur atau aksi yang pada
pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan
pada warganya.
c. Emile Durkheim, Masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individuindividu yang merupakan anggota-anggotanya.
d. Karl Marx, Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan
organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.

2. Ciri-Ciri Masyarakat
Ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya sebagai berikut:
a. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
b. Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul
sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
antarmanusia.
c. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
d. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan
yang lainnya.

3. Unsur Masyarakat
a) Golongan Sosial

10

a. Timbulnya Golongan Sosial


Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan
sendirinya sebagai hasil proses pertumbuhan masyarakat. Faktor
penyebabnya antara lain: kemampuan/kepandaian, umur, jenis kelamin,
sifat keaslian, keanggotaan masyarakat dan lain-lain. Faktor penentu
dari setiap masyarakat berbeda-beda, misalnya pada masyarakat berburu
faktor penentunya adalah kepandaian berburu.
b. Pengertian Golongan Sosial
Pitirim A. Sorokin menggunakan istilah pelapisan sosial yaitu
pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas
secara bertingkat/hierarkhis. Perwujudannya dikenal dengan adanya kelas
sosial tinggi (upper class) contohnya: pejabat, penguasa, danpengusaha;
kelas sosial menengah (midle class) contohnya: dosen, pegawai negeri,
pengusaha kecil dan menengah; kelas sosial rendah (lower class)
contohnya: buruh, petani, dan pedagang kecil.

c. Dasar-Dasar Pembentukan Golongan Sosial


Menurut Soerjono Soekanto, kriteria yang dipergunakan sebagai
ukuran dalam menggolongkan masyarakat ke dalam
golongan sosial/pelapisan sosial adalah:
1) Ukuran Kekayaan
2) Unsur kekuasaan atau wewenang
3) Ukuran Ilmu Pengetahuan
4) Unsur kehormatan (keturunan)
11

d. Karakteristik Golongan Sosial


Beberapa karakteristik golongan sosial/pelapisan sosial yang
terjadi di dalam suatu masyarakat adalah :
1) Adanya perbedaan status dan peranan
2) Adanya pola interaksi yang berbeda
3) Adanya distribusi hak dan kewajiban
4) Adanya penggolongan yang melibatkan kelompok
5) Adanya prestise dan penghargaan
6) Adanya penggoongan yang bersifat universal
e. Pembagian Golongan dalam Masyarakat
Berdasarkan karakteristik golongan sosial di atas, maka terdapat
beberapa pembagian golongan sosial sebagai berikut :
1) Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Pertanian (Agraris),
di dasarkan pada hak dan pola kepemilikan tanah, terbagi
menjadi:

Golongan Atas : para pemilik tanah pertanian dan


pekarang untuk rumah tinggal (penduduk inti).

Golongan Menengah: para pemilik tanah pekarangan


dan rumah tapi tidak memiliki tanah pertanian (kuli
gendul).

Golongan Bawah : orang yang tidak memiliki rumah


atau pekarangan (inding ngisor).
12

2) Sistem Golongan Sosial pada Masyarakat Feodal, di dasarkan


pada hubungan kekerabatan dengan raja/kepala pemerintahan,
terbagi menjadi:

Golongan Atas : kaum kerabat raja atau bangsawan.

Golongan Menegah : rakyat biasa (kawula).

3) Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Industri, meliputi :

Golongan teratas terdiri para pengusaha besar atau


pemilik modal, direktur, komisaris.

Golongan menengah atau madya terdiri dari tenaga ahli


dan karyawan.

Golongan bawah seperti buruh kasar, pekerja setengah


terampil, pekerja sektor informal (pembantu).

f. Sifat Sistem Penggolongan Sosial


Klasifikasi dari sifat sistem penggolongan sosial, meliputi :
1) Sistem lapisan tertutup: sistem yang tidak memungkinkan
seseorang pindah ke golongan/lapisan sosial lain..
2) 2)Sistem lapisan terbuka: sistem yang memungkinkan seseorang
pindah / naik ke golongan sosial atasnya.
3) 3)Sistem campuran: sistem kombinasi antara terbuka dan tertutup.
g. Fungsi Golongan Sosial
Golongan sosial memiliki fungsi-fungsi berikut ini:

13

1) Distribusi hak istimewa yang obyektif seperti penghasilan,


kekayaan.
2) 2)Sistem pertanggaan pada strata/tingkat yang diciptakan
masyarakat menyangkut prestise dan penghargaan.
3) 3)Penentu simbol status/kedudukan seperti cara berpakaian,
tingkah laku.
4) 4)Alat solidaritas di antara individu/kelompok yang menduduki
sistem sosial yang sama dalam masyarakat.
D. PROMOSI KESEHATAN MASYARAKAT MENENGAH ATAS
Kelas sosial atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarki antara insan
manusia dalam masyarakat atau budaya. Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki
jenis-jenis kategori golongan sosial. Berdasarkan klasifikasi dapat kita temukan beberapa
pembagian kelas.
Masyarakat kelas atas merupakan kelompok dengan jumlah terkecil dalam
masyarakat, di mana keadaan prekonomiannya mapan dan mendukung dengan status
sosial yang berkelas dan terkadang menuntut hidup yang glamor.
1. Tingkat Hidup Sehat Masyarakat Menengah Atas
Ketika memperhatikan pengertian dari masyarakat kelangan atas yaitu
masyarakat yang terdiri dari pengusaha, bangsawan, tuan tanah, yang keadaan
ekonominya sudah tentu mendukung gaya hidup.
Sehingga dari 10 indikator PHBS kemungkinan besar di dalam masyarakat
kalangan atas sudah mampu memenuhi beberapa indikator, di antaranya:
a. Persalinan oleh tenaga kesehatan

14

Kami mengatakan indkator ini sudah terpenuhi, karena kasus


kematian ibu bersalin yang disebabkan oleh lambatnya atau tanpa
pertolongan medis.
Berdasarkan data SDKI (Survei Demografi dan kesehatan
Indonesia) tahun 2012 rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat
mencapai 359 per 100rb kelahiran.
Hal ini secara tidak langsung disebabkan oleh minimnya
tingkat pendidikan dan faktor sosial ekonomi. Masyarakat dengan
kondisi prekonomian rendah dengan pengetahuan yang kurang secara
tidak langsung menambah jumlah AKI.
b. Menimbang balita setiap bulan
Kami mengatakan hal ini terpenuhi karena sekali lagi dengan
kondisi keuangan yang dimiliki sangat mendukung tumbuh kembang
bayi, mulai dari asupan nutris, peberian pendidikan dan pemenuhan
kebutuhan dasar yang penting.
Berdasarkan hasil survei SDKI 2003 jumlah angka kematian
bayi 35 per 1000 kelahiran.
Di mana penyebab tak langsung adalah karena kondisi geografi
serta keadaan sarana dan prasarana yang kurang siap.
c. Penggunaan air bersih, mencuci tangan, dan jamban sehat, serta
pemberantasan jentik nyamuk
Menurut kami hal ini sudah terpenuhi atau sebagian besar telah
dipraktikkan pada masyarakat kelas atas, hal ini juga disebabkan
karena keadaan ekonomi yang mendukung tersedianya fasilitas BAK
dan BAB yang berstandar. Selain itu pemberantasan jentik nyamuk
juga sebagian besar telah terpenuhi hal ini juga karena sebagian besar
sudah terpenuhi hal ini karena kasus DBD merupakan kasus yang
15

sebagiann besar terjadi pada kondisi rumah yang tidak terawat dan
lingkungan yang kumuh.
Namun terdapat juga indikator PHBS yang masih belum terpenuhi, di antaranya:
1. Memberi bayi ASI ekslusif
2. Makan sayur dan buah setiap hari.
3. Malakukan aktifitas fisik setiap hari.
4. Tidak merokok dalam rumah.
Berikut akan dijelaskan alasan tidak terpenuhinya dan bagaimana cara pemenuhannya:
1. Memberi bayi ASI ekslusif
Keadaan ekonomi yang mendukung dan sosial budaya pada masyarakat ini
membuat kurangnya perhatian akan pemberian ASI karena lebih banyak ibu yang
memilih memberi anaknya susu formula di bandingkan ASI. Hal ini karena:

Kepercayaan bahwa susu formua memiliki kandungan nutrisi yang lebih

lengkap dibanding ASI ekslusif.


Aktifitas sehari-hari yang sibuk, seperti pada wanita karier yang menuntut jam

kerja banyak sehingga terkadang keluarga dibelakangkan.


Keadaan ekonomi mapan yang lebih memilih menyewa pengasuh bayi untuk
merawat bayinya.

Faktor sosial, seperti munculnya ketidak inginan menyusui anak di depan umum.
a. Keunggulan ASI:

Mangndung zat gizi sesuai kebutuhan bayi.

Mengandung zat kekebalan tubuh.

Melindungi bayi dari alergi.

Aman dan terjamin kebersihannya.


16

Membantu memperbaiki refleks menghisap.

b. Pemberian ASI ekslusif bagi ibu yang bekerja:

Beri ASI sebelum berangkat bekerja.

Selama bekerja bayi masih dapat diberi ASI dengan cara ASI
diperah sebelum berangkat kerja dan ditampung di gelas yang
bersih dan tertutup.

Setelah pulang kerja bayi disusui seperti biasa.

c. Cara menyimpan ASI di rumah:

ASI disimpan di tempat sejuk tahan 6-8 jam.

ASI disimpan dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam.

ASI yang disimpan di lemari es akan tahan 3 kali 24 jam.

ASI yang disimpan di freezer akan tahan selama 2 minggu.

2. Konsumsi Sayur Dan Buah Setiap Hari


Pola cara makan di pengaruhi dengan gaya hidup, seiring perkembangan
zaman juga didukung perkembangan kuliner yang beraneka macam seperti
makanan cepat saji hingga akhirnya muncu juga makanan yang disebut junk
food.
Junk food kerap dikenal sebagai makanan yang tidak sehat (sampah).
Junk food mengandung jumah lemak yang besar, rendah serat, banyak garam,
gula lemak, kalori tinggi, dan zat aditif.
Menurut WHO berikut adalah makanan yang masuk kategori junk food:
Gorengan,makanan kalengan, Asinan, dagig yang diproses (ham, sosis), makanan
daging berlemak dan jeroan.

17

Makan sayur dan buah dianjurkan dikomsumsi minimal 3 porsi buah dan 2
porsi sayur hal ini penting karena:

Vitamin dan mineral berfungsi mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan


tubuh. Sedangkan makanan berserat berfungsi memelihara usus, dan dapat
mencegah penyakit DM, melancarkan BAB, menurunkan BB, membantu
proses detoksifikasi,.

3. Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari:


Umumnya pekerjaan yang dimiliki oleh masyarakat kelas atas sebagian
besar adalah jabatan tinggi yang lebih menuntut pemikiran dibandingkan
kekuatan otot, sehingga hampir sebagian besar waktu yang dihabiskan adalah
duduk sambil bekerja.
Sehingga ketika aktifitas ini terus dilakukan dalam kurun waktu yang
lama, tanpa dibarengi dengan olah raga yang teratur dan konsumsi makanan sehat,
maka dapat menurunkan produktifitas kerja, badan letih, keshatan berkurang,
hingga memengaruhi psikologis, dan akhirnya menimbulkan stress.
Aktifitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar.
Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 manit/hari.
Aktifitas ini bisa berupa jalan kaki, bercocok tanam, mencuci atau membersihkan
rumah. Bisa pula berupa olah raga, yaitu push up, lari, berenang, bermain, angkat
beban.

4. Tidak Merokok dalam Rumah:


prevelensi jumlah perokok di Indonesia menunjukkan peningkatan selama
kurun waktu 1980 hingga 2012.
18

Sebanyak 52jt orang merokok di indonesia hal ini berdasarkan penelitian


terbaru dari Institute for Healt Metrics & evaluation (IHME) di Universitas of
Washington.
Pada tahun 2012. Sebanyak 57% pria di Indonesia masuk perokok
aktif,sedangkan 3,6% wanita.
Perokok dapat dibedakan menjadi 2 yaitu aktif dan pasif. Dengan bahaya:
menyebabkan kerontokan rambut, gangguan mata, kehilangan pendengaran,
stroke, jantung, dan masih banyak lagi yang lain.
Sehingga melalui promosi kesehatan diharapkan mampu untuk
mengurangi jumlah penikamat rokok, sebelum rokok menikmati tubuh
pengkonsumsinya.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masyarakat kalangan atas adalah masyarakat yang sebagian besar diduduki oleh
para bangsawan atau pengusaha besar, di mana pola hidup sehat dalam masyarakat
kalangan atas ini didukung oleh keadaan ekonomi yang mapan sehingga tidak jarang
beberapa indikator dari PHBS tidak terpenuhi hal ini disebabkan karena, cara sosialisasi
yang berbeda dan pandangan berbeda. Sehingga dalam memberikan promosi kesehatan
bukan hanya selalu difokuskan pada masyarakat awam tetapi juga pada masyarakat yang
berada.

19

DAFTAR PUSTAKA
Bahan ajar Ayubi Dian( 2010 ).Konsep Promosi Kesehatan. Departemen Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku FKM UI.
Efendi, F & Makhfudli.( 2009 ). Keperawataan kesehatan Komunitas teoti dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta; Salemba Medika
Evans, dkk.( 2011 ). Health Promotion and Public Health for Nursing Students. Exeter Great
Britain; Learning Matters Ltd.
http://www.scribd.com/doc/40462631/Makalah-Strategi-Promosi-Kesehatan-Jadi didownload
pada tanggal 03 November 2012
Maulana, Herry.( 2007 ). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, Soekidjo.( 2003 ). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta.
http://dmp-dans.blogspot.co.id/2012/11/promosi-kesehatan.html
https://www.facebook.com/notes/r-eka-nur-prasetya/pengertian-unsur-dan-kriteriamasyarakat/10153142989365550

20

Anda mungkin juga menyukai