1 of 5
http://pelitaonline.com/opinions/agama-pasar-vs-konsumsi-ramah-ling...
TERPOPULER
Gerakan Nusantara Menulis Dari Cendol
Wisatawan Gunung Tangkuban Perahu, cs Diminta Tetap Waspada
Anak Menteri Bermobil Mewah Nabrak Mobil Butut, Dua Tewas
PT KAI Gusur Pedagang Kecil, Pukuli Mahasiswa
Terhina Film Cinta Tapi Beda, Mahasiswa Minang Protes
PelitaOnline.com
Minggu, 6 Januari 2013 | 24 Safar 1434
OPINI & WAWANCARA
Agama Pasar Vs Konsumsi Ramah Lingkungan
Oleh : Dr. Fachruddin Mangunjaya
JADWAL SHALAT Subuh 04:29 WIB | Dzuhur 11:58 WIB | Ashar 15:25 WIB | Maghrib 18:12 WIB |
Isya 19:24 WIB
Judul
Lokasi
Tanggal
Konten
Beranda Politik Ekonomi & Bisnis Nusantara & Mancanegara Dunia Islam Militer & Hankam Hukum &
HAM Pendidikan & Iptek HARIAN PELITA PROPERTI METROPOLITAN OTOMOTIF LIFESTYLE
OLAH RAGA SEPAK BOLA Surat Pembaca
06/01/2013 21:09
2 of 5
http://pelitaonline.com/opinions/agama-pasar-vs-konsumsi-ramah-ling...
Gelombang konsumerisme dan hedonisme, tampaknya telah menjadi gaya hidup masyarakatkhususnya
di kota metropolitan--dan di seluruh perkotaan di dunia. Hampir setiap sore hari, apalagi menjelang akhir
minggukhusunya di Jakarta-- anda sudah dipastikan akan kesulitan mendapatkan tempat parkir di
seluruh pusat perbelanjaan (mall). Padahal luas lapangan parkir, sudah dibuat sedemikian rupa,
bertingkat-tingkat, bahkan luas lapangan parkir dibuat melebihi luas sebuah kampung.
Para pengunjung adalah mereka yang berada di kelas menengah. Ada pula kelas menengah atas yang
digaduh dalam kegiatan perkampungan super blok selain mall, juga apartemen, sekolah dan tempat
rekreasi terpadu --dengan luas 65 hektar, sama dengan sepersepuluh luas Kelurahan Kelapa Gading,
Jakarta. Di kawasan itulah manusia bercengkrama dengan benda-benda penuh dengan produk yang
menarik. Berputar-putar dengan hiburan, gemerlap dan mewah dengan kegiatan yang diadakan tidak
habis-habisnya, bercengkrama, makan, menikmati dan berbelanja. Etalase dipenuhi barang indah dan
molek, mengagumkan, sehingga kerap terpanjat pula doa, kapan-kapan, jika tak terbeli sekarang, maka
nanti semoga bisa memiliki benda tersebut.
Fenomena inilah yang disebut oleh Paul Knitter (2010) Agama Pasar, sebuah agama sindirian kalau
tidak mau disebut agama baru yang telah merasuk gaya hidup dan tidak disadari oleh banyak orang.
Inilah agama konsumerisme. Manusia mempraktikkan imannya, meraih keselamatan dan berupaya sekuat
tenaga untuk menguasai materi dengan melakukan tindakan konsumtif di kuil-kuil, gereja dan masjid
yang tak lain adalah pusat-pusat perbelanjaan. Disitulah dilakukan liturgi, sebahyang dan ibadah
sehari-hari, tak hanya pada hari Minggu, Sabtu, atau Jumat saja, namun setiap hari.
Praktik inilah, menurut Knitter, merupakan penjelmaan bentuk dari ekonomi neoliberal, dimana Pausnya
adalah Friedrich von Hayak, dan Ayatollahnya adalah Milton Friedman, sedangkan para ulama dan
pendeta mereka adalah para ekonom (kebanyakan berpendidikan di Barat). Misionaris atau pendawah
dan ustadz mereka adalah iklan-iklan komersial yang memenuhi televisi, siaran radio, billboard atau
baliho yang memenuhi sudut di jalan dan lansekap perkotaan kita.
Sedangkan pesantren atau perguruan mereka adalah universitas-universitas di Amerika dan dan tribunya
adalah World Trade Organization (WTO). Jangan lupa pula, salah satu rukun rukun iman yang diusung
adalah: Pasar bebas adalah Penguasa dan Tuhanmu, dan kamu tidak punya dewa-dewa sebelumnya. Dia
pun mempunyai kaidah berkesan satire, Diluar pasar bebas, dosa tidak diampuni. Dan mereka yang
didalamnya adalah pengikut. Inilah agama yang benar, sedangkan diluar itu maka harus diawasi bahkan
06/01/2013 21:09
3 of 5
http://pelitaonline.com/opinions/agama-pasar-vs-konsumsi-ramah-ling...
harus disingkirkan.
Dampak dari keadaan ini, maka tingkat konsumsi semakin tinggi, permintaan pasar menggelembung. Jika
terjadi kelangkaan, karena berbasis pada sumber daya alam yang terbatas, maka hukum pasar berlaku:
kelangkaan akan terjadi dan seketika permintaan melonjak, maka harga barang semakin meninggi. Anda
harus berupaya lebih keras untuk menjangkau kemahalan yang terjadi. Pengaruh yang demikian besar atas
agama pasar ini, sangat terasa sehingga mempercepat pengurasan terhadap sumber daya alam dimana
semua budaya dan produksi berasal. Energi yang berbasis fosil yang tidak terperbarukan, misalnya terus
kita perlukan untuk memacu produksi dan mendukung gaya hidup seperti ini. Ironinya bahkan pemerintah
sampai akhir tahun 2012 harus mengeluarkan subsidi dimana sumbernya berasal dari pajak rakyat
sebanyak Rp216,8 triliun untuk bahan bakar minyak (BBM), karena harga BBM gagal dinaikkan pada
April lalu.
Konsumsi yang Ramah Lingkungan
Di kota-kota besar tidak ada yang akan mampu menghentikan gelombang kegiatan agama pasar ini,
kecuali ritual agama resmi yang mempunyai alternatif dan mampu membendung melarutnya manusia
pada pemujaan pada dewa materi tersebut. Sufisme atau tasawuf, misalnya memberikan jalan untuk
manusia bersifat zuhud tidak berlebihan dan mampu menahan diri. Puasa dalam makna yang luas dalam
Islam seharusnya dapat dianggap sebagai ajaran agama yang dapat menyeimbangkan ajaran agama pasar
ini maka makna puasa perlu secara luas di artikulasikan bukan saja menahan diri dari pola makan dan
minum, tetapi sikap rakus dan tamak terhadap harta dan berujung pada pengurasan suber daya alam.
Krisis lingkungan yang terjadi sekarang ini adalah merupakan dampak terjadinya konsumerisme yang
massif dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu timbul disiplin ilmu dan aksi yang disebut konsumsi yang
ramah lingkungan atau konsumsi yang berkelanjutan (sustainable consumption). Skema tersebut timbul
dalam upaya membatasi gaya hidup yang tidak perlu dan berlebih lebihan dengan memanfaatkan sumber
daya alam seminimal mungkin.
Dari segi dampak pada lingkungan, menahan diri dari sifat konsumerisme yang berlebihan juga akan
berkontribusi atas upaya penanggulangan dampak gaya penebalan pencemaran gas-gas rumah kaca di
atmosfer bumi, kita perlu meminimalisis emisi karbon individual kita. Minimal, kita bisa meminimalkan
jejak karbon dan membatasi gaya hidup, sebab hampir semua kegiatan manusia adalah sangat bergantung
dengan keberadaan energi yang berujung pada pembuangan (emisi) gas-gas rumah kaca (GRK) yang
mencemari atmosfer.
Jadi dalam upaya mencegah kerusakan, berperilaku ramah lingkungan yang dapat berarti menahan diri
dari berbuat kerusakan dan dapat membawa pada keseimbangan kehidupan di planet bumi. Alangkah
baiknya jika gaya hidup ramah lingkungan terus diimplementasikan dalam kehidupan yang berkelanjutan.
Misalnya saja, berdasarkan hitungan Institute for Essential Service Reform (IESR, 2011) rata-rata
perkapita emisi penduduk Indonesia adalah 4.2 metrik ton CO2 ekuivalen/tahun, jika mampu dikurangi
5kg saja perhari, maka akan dikurangi 1,5 metrik ton CO2 ekuivalen/pertahun. Jika demikian, maka
ratusan juta umat Islam di Indonesia akan membuat perubahan signifikan berkontribusi mencegah
terjadinya pemanasan global.
***
Penulis adalah Dosen Fakultas Biologi Universitas Nasional (UNAS), Jakarta. Climate Leader, The
Climate Reality Project (TCRP).
Dibaca 109 kali
06/01/2013 21:09
4 of 5
http://pelitaonline.com/opinions/agama-pasar-vs-konsumsi-ramah-ling...
Tinggalkan komentar....
Add a comment...
Comment using...
Parid Ridwanuddin
"Di kota-kota besar tidak ada yang akan mampu menghentikan gelombang kegiatan agama pasar
ini, kecuali ritual agama resmi yang mempunyai alternatif dan mampu membendung melarutnya
manusia pada pemujaan pada dewa materi tersebut. Sufisme atau tasawuf, misalnya memberikan
jalan untuk manusia bersifat zuhud tidak berlebihan dan mampu menahan diri. Puasa dalam makna
yang luas dalam Islam seharusnya dapat dianggap sebagai ajaran agama yang dapat
menyeimbangkan ajaran agama pasar ini maka makna puasa perlu secara luas di artikulasikan
bukan saja menahan diri dari pola makan dan minum, tetapi sikap rakus dan tamak terhadap harta
dan berujung pada pengurasan suber daya alam."
Reply
06/01/2013 21:09
5 of 5
http://pelitaonline.com/opinions/agama-pasar-vs-konsumsi-ramah-ling...
komunitas agama yang berbeda, dan berfungsi sebagai ruang yang aman bagi perjumpaan
antaragama.
Rabu, 19 Desember 2012 Kesamaan Soekarno, Sudirman dan Soeharto dalam Membela Bangsa
Para pejuang itu pemikiran dan perkataannya tidak pernah berubah berhadapan dengan siapa pun.
Namun mereka biasanya menerapkan cara yang berbeda dalam menerapkan mengoprasinalisasikan
taktik dan strateginya di lapangan. Kesamaan pemikiran dan perinsip perjuangan mereka menjadi
inspirasi penting dalam hari bela negara ini.
Senin, 17 Desember 2012 Muslim Latin rajut identitas baru di Amerika
Orang-orang Latin tengah membentuk suatu Islam yang secara kultural relevan.
Rabu, 12 Desember 2012 Terjadinya Kiamat Menurut Islam
Tetapi yang jelas, hari kiamat tidak ada satu pun makhluk di dunia dan alam semesta termasuk para
malaikat yang mengetahuinya. Sebab yang mengetahui hanyalah Khalik, Allah SWT sebagai
pencipta seluruh alam semesta.
Selasa, 11 Desember 2012 Hiduplah Indonesia Raya
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Pancasila janganlah sekedar dihapal tetapi dipahami isinya
dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab
Minggu, 9 Desember 2012 Hari Anti Korupsi Sedunia: Antara Idealita dan Realita
Selamat merayakan hari anti-korupsi, Minggu, 9 Desember 2012 selamat menjalankan kehidupan
yang bersih. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa membimbing perjalanan
bangsa kita ke arah yang benar, menjadi negara yang besar dan tidak ada lagi tindakan korupsi yang
akan merobohkan negeri ini dalam jurang kehanjuran . Selamat mendemo para koruptor,
bongkarrrrrrrrr..!!!.
Senin, 26 November 2012 Kemana arah Politik Urang Sunda ?
Rabu, 14 November 2012 Spirit Hijrah Dalam Bisnis Syariah
Menurut sejarah, banyak upaya yang dilakukan Nabi Muhammad Saw dalam dunia bisnis dan
ekonomi, termasuk memberikan motivasi kepada umat untuk mengembangkan bisnis dan
perdagangan
Rabu, 31 Oktober 2012 New York Terpuruk, Ekonomi Dunia Bakal Rontok
Bila ekonomi Amerika rontok, maka otomatis menjalar kepada negara-negara lain, yang selama ini
menanamkan uangnya di sana New York.
PelitaOnline.com
PELITA ONLINE 2013. All Right Reserved
Tentang PelitaOnline.com Kontak Kami Karir Privacy Policy Terms & Use
06/01/2013 21:09