Anda di halaman 1dari 1

Perkembangan dan pertumbuhan gigi geligi seringkali mengalami gangguan erupsi, b

aik pada gigi anterior maupun posterior. Frekuensi gangguan erupsi terbanyak pad
a gigi molar ketiga baik di rahang atas maupun di rahang bawah diikuti gigi kani
nus rahang atas. Gigi dengan gangguan letak salah benih akan menyebabkan kelaina
n pada erupsinya, baik berupa erupsi di luar lengkung yang benar atau bahkan ter
kadi impaksi. Gigi dinyatakan impaksi apabila setelah mengalami pembentukan aka
r sempurna, gigi mengalami kegagalan erupsi ke bidang oklusal.2
Berdasarkan teori filogenik, gigi impaksi terjadi karena proses evolusi mengecil
nya ukuran rahang sebagai akibat dari perubahan perilaku dan pola makan pada man
usia. Beberapa faktor yang diduga juga menyebabkan impaksi antara lain perubahan
patologis gigi, kista, hiperplasi jaringan atau infeksi lokal.2
Adanya komplikasi yang diakibatkan gigi impaksi maka perlu dilakukan tindakan pe
ncabutan. Pencabutan dianjurkan jika ditemukan akibat yang merusak atau kemungki
nan terjadinya kerusakan pada struktur sekitarnya dan jika gigi benar-benar tida
k berfungsi. Upaya mengeluarkan gigi impaksi terutama pada molar ketiga rahang b
awah dilakukan dengan tindakan pembedahan yang disebut sebagai odontektomi. Odon
tektomi sebaikya dilakukan pada saat pasien masih mudayaitu pada usia 25-26 tahu
n sebagai tindakan profilaktik atau pencegahan terhadap terjadinya patologi.
Komplikasi post odontektomi yang paling sering terjadi adalah edema disertai den
gan trismus. Komplikasi lainnya berupa edema, trismus dan paraesthesi. Edema seb
agai akibat trauma setempat seperti odontektomi terjadi sebagai tanda proses rad
ang dengan disertai kemerahan dan rasa sakit. Edema dapat melibatkan jaringan di
dalam rongga mulut dan melibatkan otot-otot pipi dan sekitarnya yang mengakibat
kan pembengkakan pipi.9 Edema merupakan reaksi normal jaringan dari cedera pada
setiap pencabutan dan pembedahan gigi

Anda mungkin juga menyukai