PENDAHULUAN
Infeksi jaringan tulang disebut sebagai osteomielitis, dan dapat timbul akut
atau kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun
manifestasi local yang berjalan dengan cepat. Pada anak-anak infeksi tulang
seringkali timbul sebagai komplikasi dari infeksi pada tempat-tempat lain seperti
infeksi faring (faringitis), telinga (otitis media) dan kulit (impetigo). Bakterinya
(Staphylococcus aureus, Streptococcus, Haemophylus influenzae) berpindah
melalui aliran darah menuju metafisis tulang didekat lempeng pertumbuhan
dimana darah mengalir ke dalam sinusoid.
Akibat perkembangbiakan bakteri dan nekrosis jaringan, maka tempat
peradangan yang terbatas ini akan terasa nyeri dan nyeri tekan. Perlu sekali
mendiagnosis osteomielitis ini sedini mungkin, terutama pada anak-anak,
sehingga pengobatan dengan antibiotika dapat dimulai, dan perawatan
pembedahan yang sesuai dapat dilakukan dengan pencegahan penyebaran infeksi
yang masih terlokalisasi dan untuk mencegah jangan sampai seluruh tulang
mengalami kerusakan yang dapat menimbulkan kelumpuhan. Diagnosis yang
salah pada anak-anak yang menderita osteomilitis dapat mengakibatkan
keterlambatan dalam memberikan pengobatan yang memadai.
Pada orang dewasa, osteomilitis juga dapat awali oleh bakteri dalam aliran
darah, namun biasanya akibat kontaminasi jaringan saat cedera atau operasi.
Osteomielitis kronik adalah akibat dari osteomielitis akut yang tidak ditangani
dengan baik. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, osteomielitis sangan
resisten terhadap pengobatan dengan antibiotika. Infeksi tulang sangat sulit untuk
ditangani, bahkan tindakan drainase dan debridement, serta pemberian antibiotika
yang tepat masih tidak cukup untuk menghilangkan penyakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi Tulang
1.1 Tulang dalam garis besarnya dibagi atas: 1
Tulang panjang
Yang termasuk tulang panjang misalnya femur, tibia, fibula, ulna dan
humerus. Ujung tulang panjang dinamakan epifisis. Plat epifisis
memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan
longitudinal pada anak-anak. Pada orang dewasa mengalami kalsifikasi.
Ujung tulang panjang ditutupi oleh kartilago artikular pada sendisendinya. Sedangkan, daearah batas disebut diafisis dan daerah yang
berdekatan dengan garis epifisis disebut metafisis. Daerah ini merupakan
suatu daerah yang sangat sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit,
oleh karena daerah ini merupakan daerah metabolic yang aktif dan banyak
mengandung pembuluh darah. Kerusakan
Tulang pendek
Contoh dari tulang pendek antara lain tulang vetebra dan tulang-tulang
karpal
Tulang pipih
Yang termaasuk tulang pipih antara lain tulang iga, tulang scapula dan
tulang pelvis.
Tulang terdiri atas daerah yang kompak pada bagian luar yang
disebut korteks dan bagian dalam yang bersifat spongiosa berbentuk trabekula
dan diluarnya dilapisi oleh periosteum. Periosteum pada anak lebih tebal dari
orang dewasa, yang memungkinkan penyembuhan tulang pada anak lebih
cepat dibandingkan orang dewasa. 1
.
Gambar 1. Tulang Panjang
2. Pembagian Sel Tulang
Tulang tersusun atas sel, matriks protein, dan deposit mineral. Selselnya terdiri atas tiga jenis dasarosteoblas, osteosit, dan osteoklas. 1,2
2.1. Osteoblast
Osteoblas merupakan salah satu jenis sel hasil diferensiasi sel
mesenkim yang sangat penting dalam proses osteogenesis atau osifikasi.
Sebagai sel, osteoblas dapat memproduksi sunstansi organik intraseluler atau
matriks, dimana kalsifikasi terjadi di kemidian hari. Tulang baru dibentuk oleh
osteoblast yang membentuk osteoid dan mineral pada matriks tulang bila
proses ini selesai osteoblast menjadi osteosit dan terperangkap dalam matriks
tulang yg mengandung mineral.1,2
2.2. Osteosit
Berfungsi memelihara kontent mineral dan elemen organik tulang.2
2.3. Osteoclast
Sel yang bersifat multinukleus, tidak ditutupi oleh permukaan tulang
dengan sifat dan fungsi resorpsi serta mengeluarkan tulang. 1,2
Matriks tulang menyimpan kalsium, posfor, magnesium, dan fluor. Tulang
mengandung 99% dari seluruh kalsium tubuh dan 90% dari seluruh fosfor tubuh.
Unit dasar dari kortek tulang disebut sistem haversian. Yg terdiri dari saluran
haversian (yang berisi pembuluh darah, saraf dan lymphatik), lacuna (berisi
osteosit), lamella, canaliculi (saluran kecil yang menghubungakan lacuna dan
saluran haversian). 1,2
Bagian luar tulang diselimuti oleh membran fibrus padat yang dinamakan
periosteum. Periosteum memberi nutrisi pada tulang dan memungkinkannya
tumbuh selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum
mengandung syaraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang paling dekat
dengan tulang mengandung osteoblas yang merupakan sel pembentuk tulang. 1,2
Endosteum adalah membran vasculer tipis yang menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Osteoklas
melarutkan tulang untuk memelihara rongga sum-sum terletak dekat endosteum
dan dalam lakuna howship. 2
Sumsum tulang merupakan jaringan vasculer dalam rongga sumsum
tulang panjang dan dalam tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di
dalam sternum vertebra dan rusuk pada tulang dewasa, bertanggung jawab pada
produksi sel darah merah dan putih. Pada orang dewasa, tulang panjang terisi oleh
sumsum lemak kuning. 1,2
Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai 5
fungsi utama, yaitu: 1
1. Membentuk rangka badan
2. Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot
3. Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan
alat-alat dalam, seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung, dan
paru-paru.
4. Sebagai tempat deposit kalsium, fosfor, magnesium dan garam.
5. Sebagai organ yang berfugsi sebagai jaringan hemopoetik untuk
memproduksi sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan trombosit.
3. Osteomielitis
3.1. Definisi
Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat
disebabkan oleh bakteri, virus, atau proses spesifik (M. tuberkulosa, jamur ).
Menurut perjalanan waktunya, osteomielitis dikategorikan atas akut, sub-akut,
atau kronik dengan pembagian pada tiap tipe berdasarkan onset penyakit
(timbulnya infeksi). Osteomielitis akut berkembang dalam dua minggu setelah
onset penyakit, sedangkan osteomielitis sub-akut dalam dua minggu sampai
tiga bulan dan osteomielitis kronik setelah lebih dari tiga bulan. 3,4
3.2. Epidemiologi
Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II, tetapi dapat pula
ditemukan pada bayi dan neonatus. Insiden di amerika 1 dari 5000 anak, dan 1
dari 1000 pada neonatal. Pada keseluruhan insiden terbanyak pada negara
berkembang. Osteomielitis pada anak-anak sering bersifat akut dan menyebar
secara hematogen, sedangkan osteomielitis pada orang dewasa merupakan
infeksi subakut atau kronik yang berkembang secara sekunder dari fraktur
terbuka dan meliputi jaringan lunak. 5,6
Kejadian pada anak laki-laki lebih sering dibandingkan dengan anak
perempuan dengan perbandingan 4:1. Lokasi yang tersering ialah tulangtulang panjang, misalnya femur, tibia, humerus, radius, ulna dan fibula.
Namun tibia menjadi lokasi tersering untuk osteomielitis post trauma karena
pada tibia hanya terdapat sedikit pembuluh darah. 5,6
Faktor-faktor pasien seperti perubahan pertahanan netrofil, imunitas
humoral, dan imunitas selular dapat meningkatkan resiko osteomielitis. 6
3.3. Klasifikasi
Osteomielitis merupakan penyakit yang kompleks, sehingga sistem
klasifikasi yang bervariasi telah dikembangkan disamping kategori umum
yaitu akut, sub-akut, dan kronik. System klasifikasi Waldvogel membagi
osteomielitis dalam kategori hematogenous, contiguous and chronic,
sedangkan klasifikasi yang lebih baru menurut sistem klasifikasi Cierny-
Mader berdasarkan status dari proses penyakit, bukan etiologi, kronisitas, atau
factor lainnya sehingga istilah akut dan kronik tidak dipergunakan pada
system Cierny-Mader. Derajat pada system ini bersifat dinamik dan dapat
berubah-ubah sesuai sesuai kondisi medik pasien, keberhasilan terapi
antibiotic dan pengobatan lainnya. 7,8
Hematogenous osteomyelitis
Anatomic type
Stage 1: medullary osteomyelitis
Stage 2: superficial osteomyelitis
Stage 3: localized osteomyelitis
Stage 4: diffuse osteomyelitis
Physiologic class
A host: healthy
B host:
Bs: systemic compromise
Bl: local compromise
Bls: local and systemic compromise
C host: treatment worse than the
disease
Factors affecting immune
surveillance, metabolism and local
vascularity
- Systemic factors (Bs): malnutrition,
renal or hepatic failure, diabetes
mellitus, chronic hypoxia, immune
disease, extremes of age,
immunosuppression or immune
deficiency
- Local factors (Bl): chronic
lymphedema, venous stasis, major
vessel compromise, arteritis, extensive
scarring, radiation fibrosis, small-vessel
disease, neuropathy, tobacco abuse
D.
Lesi tipe IV merupakan lesi yang sama dengan lesi metafisis, yang
didefinisikan sebagai bagian dari tulang yang rata atau ireguler yang dibatasi
oleh kartilago (pertumbuhan lempeng apofisis, kartilago artikuler, atau
fibrokartilago), seperti vertebra, pelvis, dan tulang-tulang pendek seperti
tulang tarsal dan klavikula (Nixon, 1978).
-
infeksi dan menentukan diperlukan atau tidaknya pembedahan, namun kategori ini
tidak dapat digunakan pada keadaan tertentu (infeksi pada sendi prostetik,
material yang di implantasi, atau pada tulang-tulang kecil dan osteomielitis
vertebra). 7,8
spesifik
dengan
usia
yang
diisolasi
pasien
atau
dari
osteomielitis
keadaan-keadaan
seringkali
tertentu
yang
Organism
Comments
Staphylococcus aureus
Coagulase-negative staphylococci or
Propionibacterium species
Foreign-bodyassociated infection
Enterobacteriaceae species or
Pseudomonas aeruginosa
Bartonella henselae
Immunocompromised patients
Mycobacterium tuberculosis
10
S. aureus
Streptococcus pyogenes
Haemophilus influenzae
Adults (>16 years)
Staphylococcus epidermidis
S. aureus
Pseudomonas aeruginosa
Serratia marcescens
E. coli
Adapted with permission from Dirschl DR, Almekinders LC. Osteomyelitis.
Common causes and treatment recommendations. Drugs 1993;45:29-43.
3.6. Patogenesis
3.6.1 Osteomielitis primer
Osteomyelitis primer disebabkan penyebaran secara hematogen dari fokus
lain. Osteomyelitis primer disebabkan oleh implantasi mikroorganisme secara
langsung ke dalam tulang dan biasanya terbatas pada tempat tersebut. Fraktur
terbuka (compound fracture), luka tembus (terutama disebabkan oleh senjata api),
dan operasi bedah pada tulang merupakan kausa-kausa tersering. Terapi operatif
biasanya perlu dilakukan, terapi dengan obat antimikroba hanya sebagai pembantu
saja. 6
3.6.1.1. Osteomielitis akut
Osteomielitis hematogenous akut
Penyebaran osteomielitis dapat terjadi melalui dua cara yaitu: 3
1.
2.
Penyebaran umum
melalui sirkulasi darah berupa bakterimia dan septikemia
melalui embolus infeksi yang menyebabkan infeksi mltifokal pada
daerah-daerah lain
Penyebaran lokal
subperiosteal abses, akibat penerobosan abses melalui periost
selulitis akibat abses subperiosteal menembus sampai di bawah
kulit
11
umur, daya tahan penderita, lokasi infeksi, serta virulensi kuman. Infeksi terjadi
melalui aliran darah dari fokus tempat lain dari tubuh pada fase bakterimia dan
dapat menimbulkan septikemia. Embolus infeksi kemudian masuk ke dalam juxta
epifisis pada daerah metafisis tulang panjang. Proses selanjutnya terjadi hiperemi
dan udem di daerah metafisis disertai pembentukan pus di tulang panjang.
Terbentuknya pus dalam tulang di mana jaringan ulang tidak dapat berekspansi
akan menyebabkan tekanan dlam tulang bertambah, peninggian tekanan dalam
tulang mengakibatkan terganggunya sirkulasi dan timbul trombosis pada
pembuluh darah tulang yang akhirnya menyebabkan nekrosis tulang. Di samping
proses yang disebutkan di atas, pembentukan tulang baru yang ekstendsif terjadi
pada bagian dalam periostem sepanjang diafisis (terutama pada anak-anak)
sehingga terbentuk lingkungan tulang seperti peti mayat yang disebut involukrum
12
dengan jaringan sekuestrum di dalamnya. Proses ini terlihat jelas pada akhir
minggu kedua. Apabila pus menembus tulang, maka terjadi pengaliran pus atau
(discharge) dari involukrum keluar melalui lubang yang disebut kloaka atau
melalui sinus pada jaringan lunak dan kulit. 3
Direct or contigous inoculation osteomyelitis
Direct or contigous inoculation osteomyelitis disebabkan kontak langsung
antara jaringan tulang dengan bakteri, biasa terjadi karena trauma terbuka dan
tindakan pembedahan. Manisfestasinya terlokalisasi dan lebih jelas dari pada
hematogenous osteomyelitis.6
Osteomyelitis sering menyertai penyakit lain seperti diabetes melitus,
anemia sel sabit, AIDS, penggunaan obat-obatan intra vena, alkoholisme,
penggunaan steroid yang berkepanjangan, imunosupresan dan penyakit sendi
yang kronik. Pemakaian prostetik adalah salah satu faktor resiko, begitu juga
dengan pembedahan ortopedi dan fraktur terbuka.6
3.6.1.2. Osteomyelitis subakut
Osteomyelitis subakut adalah bentuk lain dari osteomyelitis, dan abses
Brodie adalah salah satu tipe yang paling umum dari osteomyelitis subakut. Abses
ini biasanya ditemukan dalam spongiosa tulang dekat ujung tulang. Bentuk abses
ini biasanya bulat atau lonjong dengan pinggiran skleroti, kadang-kadang terlihat
sekuester. Abses tetap terlokalisasi dan kavitas dapat secara bertahap terisi
jaringan granulasi. Abses Brodie juga dapat ditemukan pada osteomielitis kronik.
8,9
Osteomyelitis
subakut
terjadi
lebih
banyak
pada
tulang-tulang
dibandingkan dengan tipe akut, dan itu terjadi pada bermacam-macam daerah
diantara tulang-tulang yang terinfeksi. Ekstremitas bawah terinfeksi lebih banyak
dibandingkan ekstremitas atas. Tibia terinfeksi lebih sering dibandingkan femur.3,8
Osteomyelitis subakut mungkin hanya terjadi pada epifisis, yang
merupakan kebalikan dari yang dipercaya bahwa infeksi tulang pertama tidak
terjadi di epifisis. Diafisis kadang-kadang terinfeksi, meskipun lebih sering pada
dewasa dibandingkan pada anak-anak; daerah yang paling sering terinfeksi adalah
metafisis. Daerah lain yang dilaporkan sebagai osteomielitis subakut adalah
13
osteomyelitis
kronik.
Organisme
yang
biasa
berperan
adalah
sekunder
(perkontinuitatum/hematogen
akut)
yang
disebabkan penyebaran kuman dari sekitarnya, seperti bisul dan luka; melalui
aliran darah. Kadang-kadang, osteomielitis sekunder dapat disebabkan oleh
perluasan infeksi secara langsung dari jaringan lunak di dekatnya atau dari
arthritis septic pada sendi yang berdekatan.
Infeksi di jaringan lunak kaki atau tangan, terutama di jari kaki atau jari
tangan dapat menjalar ke dalam tulang dan menyebabkan osteomielitis.
14
15
untuk
mengkonfirmasi
terdapatnya
osteomielitis,
setelah
itu
16
Radiografi
Dalam osteomielitis pada ekstremitas, foto radiografi polos dan scintigrafi
tulang adalah alat pemeriksaan utama. Bukti radiograf dari osteomielitis tidak
akan muncul sampai kira-kira dua minggu setelah onset dari infeksi.4,9
Kuman biasanya bersarang dlam spongiosa metafisis dan membentuk pus
sehingga timbul abses. Pus menjalar ke arah diafisis dan korteks, mengangkat
periost dan kadang-kadang menembusnya. Pus meluas di daerah periost dan pada
tempat-tempat tertentu membentuk fokus skunder. Nekrosis tulang yang timbul
dapat luas dan terbentuk sekuester. Periost yang terangkat oleh pus kemudian akan
membentuk tulang di bawahnya, yang dikenal sebagai reaksi periosteal. Juga di
dalam tulang itu sendiri dibentuk tulang baru, baik pada trabekula dan korteks,
sehingga tulang terlihat lebih opak dan dikenal sebagai sklerosis. Tulang yang
17
dibentuk di bawah periost ini membentuk bungkus bagi tulang yang lama dan
disebut involukrum. Involukrum ini pada berbagai tempat terdapat lubang tempat
pus keluar, yang disebut kloaka. 9
Seringkali reaksi periosteal yang terlihat lebih dahulu, baru kemudian
terlihat daerah-daerah yang berdensitas lebih rendah pada tulang yang
menunjukkan adanya dekstruksi tulang, dan disebut rarefikasi. 9
Pada osteomielitis kronik tulang akan menjadi tebal dan sklerotik dengan
gambaran hilangnya batas antara korteks dan medula. Dalam tulang yang
terinfeksi akan terdapat sekuestra dan area destruksi. Kadang-kadang suatu abses,
dikenal dengan brodies abscess akan terlihat sebagai daerah lusen yang
dikelilingi area sklerotik. 3,9
Scintigrafi tulang
Untuk pencitraan nuclir, Technetium Tc-99m metilen difosfonat adalah agen
pilihan utama. Sensitivitas pemeriksaan ini terbatas pada minggu pertama dan
sama sekali tidak spesifik. 4
MRI (Magnetic resonance imaging)
Magnetic resonance imaging (MRI) sangat
membantu dalam mendeteksi osteomielitis. MRI
lebih
unggul
jika
dibandingkan
dengan
18
timbulnya
gejala.
USG
dapat
19
1984;12(2):75-9.
3.9. Diagnosa Banding
Diagnosis banding pada masa akut adalah demam reumatik dan selulitis.
Pada demam reumatik, nyeri cenderung berpindah dari satu sendi ke sendi
lainnya. Bisa terdapat carditis, nodul-nodul rematik, atau erythema marginatum.
Pada selulitis, terdapat kemerahan superfisial yang melebar, terjadi limfangitis.
Arthritis supuratif akut dibedakan dari osteomielitis hematogen akut berdasarkan
adanya nyeri yang difus , dan semua pergerakan sendi terbatas karena adanya
spasme otot. 6
Pada Gauchers Disease. Pseudo-osteitis dapat timbul dengan manifestasi
klinis yang sangat mirip dengan osteomielitis. Diagnosis ditegakkan terutama
dengan adanya pambesaran hati dan lien. 6
Gambaran Radiologik osteomielitis dapat menyerupai gambaran penyakitpenyakit lain pada tulang, diantaranya yang terpenting adalah tumor ganas primer
tulang. Destruksi tulang, reaksi periosteal, pembentukan tulang baru, dan
pembengkakan jaringan lunak, dijumpai juga pada osteosarkoma dan Ewing
sarkoma.9
Osteosarkoma, seperti halnya osteomielitis, biasanya mengenai metafisis
tulang panjang sehingga pada stadium dini sangat sukar dibedakan dengan
osteomielitis. Pada stadium yang lebih lanjut, kemungkinan untuk membedakan
lebih besar karena pada osteosarkoma biasanya ditemukan pembentukan tulang
yang lebih banyak serta adanya infiltrasi tumor yang disertai penulangan
patologik ke dalam jaringan lunak. Juga pada osteosarkoma ditemukan segitiga
Codman. 9
Pada tulang panjang, Ewing Sarkoma biasanya mengenai diafisis; tampak
destruksi tulang yang bersifat infiltratif, reaksi periosteal yang kadang-kadang
menyerupai kulit bawang yang berlapis-lapis dan massa jaringan lunak yang
besar. 9
3. 10. Penatalaksanaan
3. 10. 1 Osteomielitis akut
20
Adanya abses.
b.
c.
Adanya sekuester.
d.
21
b.
c.
d.
dikarenakan penyakit ini paling banyak menyerang kelompok usia anak. Operasi
diindikasikan dalam pengobatan pada orang dewasa. 8
3. 10. 3 Osteomielitis kronik
Pengobatan Osteomielitis Kronik: : 3
1. Pemberian antibiotik
Osteomielitis kronis tidak dapat diobati dengan antibiotik semata-mata
Pemberian antibiotik ditujukan untuk:
Mengontrol eksaserbasi
2. Tindakan operatif
Tindakan operatif dilakukan bila fase eksaserbasi akut telah reda setelah
pemberian dan pemayungan antibiotik yang adekuat.
Operasi yang dilakukan bertujuan:
22
Pemberian
antibiotik
yang
tidak
sesuai
dengan
mikroorganisme penyebab
b.
c.
d.
Timbulnya resistensi
e.
f.
Antibiotik antagonis
g.
h.
Kesalahan diagnostik
Organism
Antibiotic(s) of first
choice
Alternative
antibiotics
Staphylococcus aureus
or coagulase-negative
(methicillin-sensitive)
staphylococci
Nafcillin (Unipen), 2 g
IV every 6 hours, or
clindamycin phosphate
(Cleocin Phosphate),
900 mg IV every 8
hours
First-generation
cephalosporin
vancomycin
(Vancocin)
S.
aureus
or
coagulase-negative
Vancomycin, 1 g IV
every 12 hours
Teicoplanin
(Targocid),*
or
23
(methicillin-resistant)
staphylococci
trimethoprimsulfamethoxazole
(Bactrim, Septra) or
minocycline (Minocin)
plus rifampin (Rifadin)
Various streptococci
(groups A and B bhemolytic organisms
or penicillin-sensitive
Streptococcus
pneumoniae)
Penicillin G, 4 million
units IV every 6 hours
Clindamycin,
erythromycin,
vancomycin
or
ceftriaxone (Rocephin)
Intermediate
penicillin-resistant S.
pneumoniae
Cefotaxime (Claforan),
1 g IV every 6 hours,
or ceftriaxone, 2 g IV
once daily
Erythromycin
clindamycin
Penicillin-resistant S.
pneumoniae
Vancomycin, 1 g IV
every 12 hours
Levofloxacin
(Levaquin)
Enterococcus species
Ampicillin, 1 g IV
every
6
hours,
orvancomycin, 1 g IV
every 12 hours
Ampicillin-sulbactam
(Unasyn)
Enteric gram-negative
rods
Fluoroquinolone (e.g.,
ciprofloxacin [Cipro],
750 mg orally every 12
hours)
Third-generation
cephalosporin
Serratia species
Pseudomonas
aeruginosa
Ceftazidime (Fortaz),
2 g IV every 8 hours
(with
an
aminoglycoside given
IV once daily or in
multiple doses for at
least the first 2 weeks)
Imipenem (Primaxin
I.V.),
piperacillintazobactam (Zosyn) or
cefepime (Maxipime;
given
with
an
aminoglycoside)
Clindamycin, 600 mg
IV or orally every 6
For
gram-negative
anaerobes: amoxicillin-
Anaerobes
or
or
24
hours
clavulanate
(Augmentin)
or
metronidazole (Flagyl)
Amoxicillinclavulanate, 875 mg
and
125
mg,
respectively,
orally
every 12 hours
Imipenem
IV = intravenous.
*--Currently available only in Europe.
Adapted with permission from Lew DP, Waldvogel FA. Osteomyelitis. N Engl J
Med 1997;336:999-1007, and Mader JT, Shirtliff ME, Bergquist SC, Calhoun J.
Antimicrobial treatment of chronic osteomyelitis. Clin Orthop 1999;(360):46-65.
3. 11. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada osteomielitis hematogen akut adalah: 3,4
Septikemia
Dengan makin tersedianya obat-obatan antibiotik yang memadai, kematian
akibat septikemia pada saat ini jarang ditemukan.
Artritis Supuratif
Artritis Supuratif dapat terjadai pada bayi muda karena lempeng epifisis
bayi (yang bertindak sebagai barier) belum berfungsi dengan baik.
Komplikasi
intra-kapsuler
(misalnya
pada
sendi
Gangguan Pertumbuhan
25
Pada anak yang lebih besar akan terjadi hiperemi pada daerah metafisis
yang
ini tulang
pemanjangan tulang
Osteomielitis Kronik
Apabila diagnosis dan terapi yang tepat tidak dilakukan, maka
osteomielitis akut akan berlanjut menjadi osteomielitis kronik
Fraktur Patologis
Ankilosis
3. 12. Prognosis
Angka mortalitas pada osteomielitis akut yang diobati adalah kira-kira 1
%, tetapi morbiditas tetap tinggi. Bila terapi efektif dimulai dalam waktu 48 jam
setelah timbulnya gejala, kesembuhan yang cepat dapat diharapkan pada kira-kira
2/3 kasus. Kronisitas dan kambuhnya infeksi mungkin terjadi bila terapinya
terlambat. 6
Empat faktor penting yang menentukan keefektifan terapi antimikroba
dalam terapi osteomielitis hematogenous akut, sehingga akan mempengaruhi
prognosis adalah :6
1. Interval waktu diantara onset penyakit dan permulaan terapi.
Terapi yang dimulai dalam 3 hari pertama adalah yang paling ideal karena
pada tahap ini area lokal dari osteomielitis masih belum menjadi iskemi.
Dengan pengobatan dini, organisme penyebab akan lebih sensitif terhadap obat
yang dipilih dan dapat mengontrol infeksi sehingga osteolisis, nekrosis tulang
dan pembentukan tulang baru akan dihambat. Dengan keadaan seperti ini maka
perubahan gambaran radiologik tidak akan muncul kemudian pengobatan
dalam tiga sampai tujuh hari akan mengurangi infeksi baik sistemik maupun
lokal, namun terlalu lambat untuk mencegah kerusakan tulang. Pengobatan
yang dimulai setelah satu minggu infeksi hanya dapat mengontrol septikemia
dan menyelamatkan jiwa, tetapi memiliki efek yang kecil dalam mencegah
26
27
BAB III
KESIMPULAN
Osteomielitis dalah infeksi pada tulang yang biasanya lebih disebabkan
oleh kuman, termasuk mikrobakteria, tetapi teradan juga disebabkan oleh jamur,
dan mikroorganisme yang tersering menyebabkan oseomielitis ini adalah kuman
Staphylococcus aureus. Mikroorganisme tersebut dapat menginfeksi tulang
melalui beberapa cara diantaranya melalui aliran darah (bloodstream) dimana
membawa infeksi dari bagian tubuh lain kedalam tulang, Invasi langsung yang
biasanya terjadi pada fraktur terbuka, ataupun infeksi yang lokasinya erdekatan
dengan tulang dan jaringan lunak.
Osteomielitis umunya terjadi pada anak-anak dan orang tua, tetapi semua
lapisan usia pun dapat mempunyai resiko yang sama terjangkit penyakit ini.
Osteomielitis juga dapat tampak pada pemasangan plate pada pembedahan
ortophedi seperti pada operasi fraktur.
Gejala klinik pada osteomielitis berupa demam dalam beberapa hari, nyeri
ditempat yang terinfeksi. Area yang mengelilingi tulang dapat terihat luka, hangat,
dan membengkak dan bila digerakkan terasa sakit. Penderita dapat kehilangan
berat badan dan tampak lelah.
Osteomielitis
disembuhkan secara sempurna. Penyakit ini menetap lama dan sangat sulit sekali
untuk dibasmi. Terkadang osteomielitis tidak terdeteksi dalam beberapa lama.
Umumnya osteomielitis kronis menyebabkan nyeri tulang, infeksi berulang pada
soft tissue disekitarnya, dan tak henti-hentinya mengeluarkan nanah melalui kulit.
Pengobatan pada anak-anak dan dewasa yang infeksinya berkembang
melalui aliran darah, antibiotik merupakan salah satu pengobatan yang terefektif.
Jika bakteri yang menginfeksi tidaklah dapat diidentifikasi, antibiotic spectrum
luas dapatlah digunakan. Tergantung beratnya penyakit, lama pengobatannya pun
bervariasi. Tetapi jika sudah terbentuk abses. Pembedahan dapatlah diperlukan
untuk mengeluarkan abses tersebut..
28
osteomielitis kronis dan abses tulang dapat sembuh dalam beberapa bulan hingga
beberapa tahun belakangan.
Beberapa orang yang hendak diberikan penanaman metal pada tulang,
seharusnya diberikan tindakan preventif antibiotic sebelum pembedahan,
termasuk pembedahan gigi, karena orang tersebut dapat beresiko terkena infeksi
bakteri yang ada pada mulut dan bagian lain daripada tubuh.
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Rasjad C. Struktur dan fungsi Tulang. Dalam Pengantar Ilmu Bedah
Ortopedi. Edisi 3. Penerbit Yarsif Watampone. Jakarta.2007. Hal 6-11
2. Anatomi Tulang. www.HealthForAll.com . Last update March 2009
3. Rasjad C., Infeksi dan Inflamasi. Dalam Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi.
Edisi 3. Penerbit Yarsif Watampone. Jakarta. 2007. Hal 132- 41.
4. Jong W., Sjamsuhidayat R. 2005. Infeksi Muskuloskeletal. In Buku Ajar
Ilmu Bedah. Edisi kedua. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal
903 910.
5. Siregar P. Osteomielitis. Dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian
Bedah Staff Pengajar FK UI. Binarupa Aksara. Jakarta. 1995. Hal 472 74
6. King R., Johnson D. Osteomyelitis. www.emedicine.com. Last updated:
Nov 4, 2008
7. Lew, Daniel P., Waldvogel, Francis A. 1997. Osteomyelitis. The New
England Journal of Medicine.
8. Khoshhal K., Letts R. M. Subacute Osteomyelitis (Brodie Abscess).
www.emedicine.com. Last updated: Jul 18, 2008.
9. Rasad S., Kartoleksono S, Ekayuda I. Infeksi Tulang dan Sendi. Radiologi
Diagnostik. Bagian Radilogi FKUI. Jakarta. 1995. Hal: 62-72.
30