DEVI ASTRIANI
161502032
Penerapan sistem akuntansi pemerintahan dari suatu negara akan sangat
bergantung kepada peraturan perundang-undangan yang beraku pada negara yang
bersangkutan. Ciri-ciri terpenting atau persyaratan dari sistem akuntansi
pemerintah (menurut United Nations / PBB dalam bukunya A Manual forgoverment
accounting, dikutip dari buku akuntansi pemerintahan yang disusun oleh Sonny
Loho dan Sugyanto), antara lain disebutkan bahwa:
1. Sistem akuntansi pemerintah harus dirancang sesuai dengan konstitusi dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada suatu Negara.
2. Sistem akuntansi pemerintah harus dapat menyediakan informasi yang
akuntabel dan auditable (artinya dapat dipertanggungjawabkan dan diaudit).
3. Sistem akuntansi pemerintah harus menyediakan informasi keuangan yang
diperlukan untuk penyusunan rencana / program dan evaluasi plaksanaan
secara fisik dan keuangan.
Sistem akuntasi pemerintah pusat adalah sistem akuntansi yang mengolah
semua transaksi keuangan, asset, kewjiban, dan ekuitas dana pemerintah pusat,
yang menghasilkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang tepat waktu
dengan mutu yang dapat diandalkan, baik yang diperlukan oleh badan-badan diluar
pemerintah pusat seperti DPR, maupun oleh berbagai tingkan manajemen oleh
pemeritahan pusat.
AKUNTANSI PEMERINTAHAN BARU
Perkembangan akuntansi pemerintahan di Indonesia sangat lamban untuk
merespon tututan perkembangan jaman. Akuntansi pemerintahan di Indonesia juga
belum berperan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja birokrasi pemerintah
dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Pada periode lama,
output yang dihasilkan oleh akuntansi pemerintahan Indonesia sering tidak akurat,
terlambat dan tidak informaif, sehingga tidak dapat diandalkan dalam pengambilan
keputusan. Malah, segala kekurangan yang ada dalam akuntansi pemerintahan
pada periode tersebut sering menjadi ladang yang subur untuk tumbuhnya praktekpratek KKN.
Namun demikian, pada dasawarsa terakhir yang berkulminasi dengan
diundangkannya tiga paket keuangan Negara, terdapat dorongan yang sangat kuat
untuk memperbaharui akuntansi pemerintahan di Indonesia. Beberapa fakor
penting yang menjadi pendorong tumbuh pesatnya perkembangan akuntansi
pemerintahan di Indonesia akhir-akhir ini antara lain adalah:
1 | Akuntansi Pemerintahan
2 | Akuntansi Pemerintahan
Perhatian dari sektor swasta mungkin tidak terlalu siknifikan karena akuntansi
pemerintahan tidak terlalu dampak secara langsung atas kegiatan dari sektor
swasta. Namun, penggunaan teknologi dan pangembangan sistem informasi
berbasis akuntansi akan mendorong sebagian pelaku bisnis si sektor swasta
untuk ikut menekuninya.
7. Akademisi
Akademisi terutama di sektor akuntansi menaruh perhatian yang cukup besat
atas perkembangan pengetahuan di bidang akuntansi pemerintahan. Perhatian
ini sangat erat kaitannya dengan penyiapan SDM yang menguasai kemampuan
di bidang akuntansi pemerintahan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
operasional dan manajer akuntansi di pemerintahan. Beberapa anggota komite
standar akuntansi pemerintahan saat ini berasal dari perguruan tinggi. Di
samping itu, jurusan akuntansi pada perguruan tinggi sudah lama memberikan
kepada Mahasiswa S1 mata kuliah akuntansi pemerintahan. Beberapa
perguruan tinggi sudah mulai menawarkan spesialisasi akuntansi sektor publik
pada program magister akuntansinya.
8. Dunia Internasional (Lender dan Investor)
World Bank, ADB, dan JBIC, merupakan lembaga internasional (leader), yang
ikut berkepentingan untuk berkembangnya akuntansi sektor publik yang baik di
Indonesia. Perkembangan akuntansi tadi diharapkan dapat meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas dari proyek pembangunan yang di danai oleh
lembaga tersebut. Lembaga ini, baik langsung maupun secara tidak langsung,
ikut berperan ikut mendorong terwujudnya standar akuntansi pemerintahan
yang menopang perubahan akuntansi pemerintahan di Indonesia.
9. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
UU No. 17 tahun 2003 dan UU No. 15 tahun 2004 menyebutkan bahwa
pertanggungjawaban pelaksanaan APBM dan APBD diperiksa oleh BPK. Untuk
dapat memberikan opininya, BPK memerlukan suatu standar akuntansi
pemerintahan yang diterima secara umum. Perhatian BPK terhadap
pengembangan akuntansi pemerintahan sangat besar antara lain di tandai
dengan partisipasi dari lembaga ini dalam pembahasan tiga paket UU dengan
DPR, keikutsertaan BPK dalam berbagai workshop dan seminar tentang
akuntansi pemerintahan, dan dibentuknya tim teknis yang di bentuk pleh ketua
BPK untuk mendiskusikan aspek peknis standar akuntansi pemerintahan dengan
komite kerja komite standar akuntansi pemerintahan. Selain itu, pasal 32 (2) UU
No. 17 tahun 2003 mengamanatkan bahwa standar akuntansi pemerintahan
ditetapkan dengan peraturan pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat
pertimbangan dari BPK. Untuk penyusunan draf standar akuntansi
pemerintahan yang saat ini sedang dalam proses penetapan peraturan
3 | Akuntansi Pemerintahan
4 | Akuntansi Pemerintahan
standar dan prinsip telah dilakukan seiring dengan penyusunan sistem akuntansi
dan pementukan pusat akuntansi juga telah terselenggara dengan diresmikannya
Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN) pada Departemen Keuangan RI
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 35/1992 tanggal 7 juli 1992. Untuk
mengembangkan usaha yang telah ada, maka dikeluarkan Keputusan Menteri
Keuangan RI Nomor 295/KMK.012.2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pembukuan
dan Pelaporan Keuangan pada Departemen/Lembaga dan diimplementasikan tahun
2001.
Penjualan untuk mereformasi akuntansi keperintahan sebenarnya sudah
dimualai oleh Departemen Keuangan di sekkitar tahun 1975-1980 dengan rencana
sebuah studi modernisasi sistem akuntansi pemerintah. Pada saat itu, sistem
administrasi pemerintahan masih dilakukan secara manual dan sistem
komputerisasi masih utopia. Perhitungan Anggaran Negara (PAN) yang merupakan
pertanggung jawaban keuangan pemerintah kepada DPR pad waktu itu disajikan
berdasarkan sumbangan PAN dari Deparemen/Lembaga yang disusun secara
manual dan single entry, sehingga penyampaian laporan PAN oleh pemerintah
kepada DPR dilaksanakan dalam waktu 2-3 tahun. Studi modernisasi akuntansi
pemerintah baru terlaksana pada tahun 1982, tetapi Term of Reference (TOR) yang
disetujui dan dibiayai Bank Dunia baru terbatas pada pengembangan sistem
pembukuan berpasangan secar manual.
Desain pengembangan Sistem Akuntansi Pusat dan Sistem Akuntansi Instansi
selesai pada bulan Mei 1986 dengan mengusulkan disusunnya bagian perkiraan
standard dan standar akuntansi pemerintahan serta pembentukan unit eselon I di
lingkungan Departemen Keuangan yang memegang fungsi akuntansi dan
pelaporan. Sistem yang di usulkan dan disetujui Departemen Keuangan pada saat
adalah menyusun alokasi anggaran, proses penerimaan dan pengeluaran melaui
kantor pelayanan perbendaharaan Negara (KPPN), pembuktian bukti jurnal dan
daftar transaksi sebagai dasar pembukuan dalam buku besar secara manual.
Pada 1987/1988 mulai dilakukan simulasi sistem manual tersebut pada
departemen pekerjaan umum, social, perdagangan dan pada wilayah Jakarta,
Medan, dan Surabaya. Pada saat bersamaan, timbul pemikiran pengguaan
komputer untuk proses akuntansi dan pada tahun 1989 usulan pengembangan
sistem akuntansi pemerintah berbasis komputer disetujui Departemen Keuangan
dan Bank Dunia dalam bentuk Proyek pengembangan sistem akuntansi pemerintah
tahap 1, tetapi sistem fungsional masih berdasar pada disain manual sebelumnya,
belum sampai proses yang menyeluruh yang dapat menghasilkan laporan
keuangan.
Pada tahun 1992, pembentukan Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN)
yang mempunyai fungsi sebagai central accounting office, yang bukan sekedar
membuku namun memerlukan adanya setandar akuntansi pemerintahan dan
6 | Akuntansi Pemerintahan
Pusat. Pertimbangan peraturan ini dikelurkan bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal
7 ayat (2) huruf o Undang undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang
menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Negara sehingga perlu
menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat.
Penerapan Sistem Akuntanasi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah untuk unit-unit
organisasi pemerintah pusat yang keuangan dikelola langsung oleh pemerintah
pusat, seperti lembaga tertinggi Negara (MPR), lembaga tinggi Negara (DPR, DPA,
MA), departemen atau lembaga nondepartemen. Sedangkan SAPP tidak diterapkan
untuk pemerintah daerah, BUMN/BUMD, bank pemerintah, dan lembaga keuangan
milik pemeintah.
Terdapat tujuan ciri-ciri Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat yaitu:
1. Sistem yang terpadu
Dalam penyusunan sistem digunakan pendekatan bahwa keseluruhan
Pemerintah Pusat merupakan kesatuan akuntansi dan ekonomi unggal dengan
Presiden sebagai pengelola utama dan DPR sebagai badan yang bertugas
menelaah dan mengevaluasi pelaksanaannya. Dengan dasasr kesatuan tunggal,
maka sistem akuntansi dan pelaporan keuangan dikembangkan dengan yang
terpadu, yang terdiri dari berbagai subsistem. Subsistem-subsistem ini masingmasing merupakan bagian yang integral adri sistem yang menyeluruh.
2. Akuntansi Anggaran dan Akuntansi Dana
Undang-undang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (UU-APBN)
digunakan sebagai landasan operasional keuangan tahunan Pemerintah Pusat
dan dengan disahkannya UU-APBN maka pelaksanaan telah dapat dilaksanakan.
Untuk itu diperlukan akuntansi yang membukukan anggaran serta realisasinya,
dengan demkian pertanggungjawaban dapat cepat dan tepat serta mudah
dalam pengawasannya.
Akuntansi Dana yang dilaksanakan adalah Dana Umum sebagai Dana Tunggal
ini merupakan tempat dimana Pendapatan dan Belanja Pemerintah
dipertanggungjawabkan laporan dan menemukan selisih pembukuan yang
terjadi.
3. Sistem Tata Buku Berpasangan
Sistem Akuntansi Pemerintah ini menggunakan sistem tata buku berpasngan
(double entry bookeping) untuk mengatasi kelemahan sistem tata buku tunggal.
Dengan tata buku berpasangan antara lain akan lebih mudah menyusun laporan
dan menemukan selisih pembukuan yang terjadi.
10 | A k u n t a n s i P e m e r i n t a h a n
11 | A k u n t a n s i P e m e r i n t a h a n
16 | A k u n t a n s i P e m e r i n t a h a n