SINUSITIS KRONIS
OLEH :
KELOMPOK 8 REGULER
1. Baiq Novi Satriani M
2. Putry Aprilla
3. Indar Indriana
4. Nursafa Soleman
5. Nur Fajrianti Amin
6. Hastri Adhe Randhany
7. Ajeng Dwi Riani
8. Maghfirah Ramadhani P
9. Nurfajrin Saputri
10.Ira Mukarramah
11.Noratu Sendana
12.Muh. Rahmatullah S
13.Dea Rizky Izzania
14.Ryan Rich Frans
C11113122
C11113323
C11113344
C11113367
C11113517
C11113539
C11113566
C11113030
C11113065
C11113099
C11113313
C11113358
C11113530
C11113577
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
FISIOLOGI HIDUNG
Fungsi fisiologi hidung dan sinus paranasal adalah
a. Fungsi respirasi
Udara masuk kehidung menuju system respirasi melalui nares anterior, lalu naik
keatas setinggi konka media dan kemudian turun kebawah kearah nasofaring.Partikel
debu, virus, bakteri akan disaring di hidung oleh rambut pada vestibulum nasi, silia dan
palut lendir. Debu dan bakteri yang melekat pada palut lendir dan partikel-partikel
besarakan dikeluarkan dengan reflex bersin.
b. Fungsi penghidu
Hidung bekerja sebagai indra penghidu dan pengecap dengan adanya mukosa
olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum.
c. Fungsifonetik
Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan
menyanyi.Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang, sehingga terdengar
suara sengau.
d. Fungsi nasal
Mukosa hidung merupakan reseptor reflex yang berhubungan dengan saluran
cerna, kardiovaskuler dan pernapasan. Iritasi mukosa hidung akan menyebabkan reflex
bersin dan nafas berhenti. Rangsang bau tertentu akan menyebabkan sekresi kelenjar liur,
lambung dan pancreas.
Definisi
Sinuaitis kronis adalah inflamasi mukosa hidung dan sinus paranasal yang dapat ditegakkan
berdasarkan riwayat gejala yang diderita sudah lebih dari 12 minggu
Etiologi SINUSITIS
ISPA akibat virus
Rhinitis
Kelainan anatomi deviasi septum/hipertrofi concha
Obstruksi Kompleks Ostio-Meatal
Infeksi tonsil atau gigi
Kelainan imunologik
Diskinesia silia Sindrom Kartagener
Faktor lain Lingkungan berpolusi, udara dingin & kering, kebiasaan merokok
Patogenesis
PATOFISIOLOGI GEJALA
Post nasal drip, lendir yang berasal dari kelompok sinuss pot bergabung di
recessus sphenoethmoidalis dan dialirkan ke nasofaring di posterior-superior
muara tuba eustachi
Nyeri kepala, akibat kongesti dan udema di ostium sinus dan sekitarnya.
Biasanya unilateral dan meluas ke sekitarnya
Hiposmia, terjadi kongesti nasal dalam waktu lama (sumbatan pada fisura
olfactorius di concha media) sehingga ventilasi meatus superior terganggu
Kongesti nasal, proses inflamasi pada mukosa nasal mediator inflamasi
berperan dalam eksudasi dan vasodilatasi edema mukosa nasal
Mukus berbau, adanya aktivitas metabolise bakteri anaerob -> menghasilkan
zat-zat asam, gas,dsb -> mukus berbau
Gejala Sinusitis Kronik
Mayor:
obstruksi nasal
hiposmia/anosmia
Minor:
sakit kepala
demam
batuk
Minor:
sakit kepala
demam
batuk
2.Frontal
3.Osteomyelitis
4.Kelainan Paru
Prognosis
Baik jika penatalaksanannya dilakukan secara baik
DIAGNOSIS BANDING
Rhinitis Alergi
Yaitu suatu proses inflamasi dari mukosa hidung yang diperantari oleh
imunoglobulin E setelah terpapar alergen
Rhinitis non Alergi
Yaitu suatu peradangan pada selaput lendir hidung tanpa latar belakang alergi.
Disfungsi concha