BAB I
RAGAM BAHASA INDONESIA
facebook.com/IMM.Telkom/
@IMMTelkom
085729293690
RAGAM
BAHASA
INDONESIA
Tempat
Dialek Jakarta
Dialek Manado
dsb.
Penutur
Golongan cendekiawan
Golongan bukan cendekiawan
Sarana
Ragam lisan
Ragam tulisan
Bidang
penggunaan
Ragam ilmu
Ragam surat kabar
dsb.
Suasana
penggunaan
Senin 9 November 2015
Ragam resmi
Ragam santai
1. Baku
Ragam bahasa ilmu harus mengikuti kaidah-kaidah
bahasa baku, yaitu dalam ragam tulis menggunakan
ejaan yang baku, yakni EYD, dan dalam ragam lisan
menggunakan ucapan yang baku, menggunakan katakata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah
dibakukan.
Contoh:
Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga ahli, dan
lain sebagainya, maka proyek pembangunan sarana
telekomunikasi di Indonesia bagian timur kita terpaksa
serahkan kepada pengusaha asing. (tidak baku)
Perbaikan:
Karena kekurangan modal, tenaga, dan lain-lain, maka
proyek pembangunan sarana telekomunikasi di Indonesia
timur terpaksa kita serahkan kepada pengusaha asing.
(baku)
Senin 9 November 2015
2. Denotatif
Kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah
bermakna lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna
ganda.
Contoh:
Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum
memperoleh penerangan yang memadai. (tidak lugas)
Maksud kalimat di atas tidak jelas karena kata
penerangan mengandung makna ganda, yaitu
informasi atau listrik.
Senin 9 November 2015
Perbaikan:
Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum
memperoleh informasi yang memadai.
Atau:
Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum
memperoleh listrik yang memadai.
10
Perbaikan:
Sebaiknya letak kampus tidak berdekatan dengan
tempat-tempat yang ramai supaya kegiatan belajar tidak
terganggu. (efisien)
4.Kohesif
Agar tercipta hubungan gramatik antara unsur-unsur,
baik dalam kalimat maupun dalam alinea, dan juga
hubungan antara alinea yang satu dengan alinea yang
lainnya bersifat padu maka digunakan alat-alat
penghubung, seperti kata-kata penunjuk, dan kata- kata
penghubung.
Senin 9 November 2015
11
5. Koheren
Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea
mendukung satu makna atau ide pokok.
6. Mengutamakan Kalimat Pasif
Contoh:
Penulis melakukan penelitian ini di laboratorium.
Perbaikan:
Penelitian ini dilakukan di laboratorium.
12
7. Konsisten
Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam
penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan juga
penggunaan kata ganti diri.
8. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa
Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
13
Contoh:
Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi juga
akan menguap. (tidak logis)
Perbaikan:
Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi bensin
itu akan menguap.
9. Efektif
Ide yang diungkapkan sesuai dengan ide yang
dimaksudkan baik oleh penutur atau oleh penulis,
maupun oleh penyimak atau pembaca.
Senin 9 November 2015
14
10.Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat
diukur secara pasti.
Contoh:
Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang yang
cukup dalam.
Perbaikan:
Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang dengan
kedalaman satu meter.
Senin 9 November 2015
15
16
1. Hiperkorek
Hiperkorek adalah kesalahan berbahasa karena
membetulkan bentuk yang sudah benar sehingga
menjadi salah.
Contoh:
utang
(betul) menjadi
(hiperkorek)
hutang
insaf
(betul) menjadi
(hiperkorek)
insyaf
pihak
(betul) menjadi
(hiperkorek)
fihak
17
2. Pleonasme
Pleonasme adalah kesalahan berbahasa karena
kelebihan dalam pemakaian kata yang sebenarnya
tidak diperlukan.
Pleonasme ada tiga macam
a. Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam satu
kelompok kata
zaman dahulu
(benar)
dahulu kala
(benar)
zaman dahulu kala (pleonasme)
Senin 9 November 2015
18
(benar)
para ibu
(benar)
tolong-menolong
(benar)
saling menolong
(benar)
19
21
menyampingkan
(benar)
mengenyampingkan
(kontaminasi)
22
(benar)
(benar)
(kontaminasi)
Berulang-ulang
Berkali-kali
Berulang kali
(benar)
(benar)
(kontaminasi)
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Contoh:
Baju yang mana baru saya beli, telah sobek.
(tidak baku)
Baju yang baru saya beli, telah sobek. (baku)
33
34
SUPPORTED BY
Regulasi Telekomunikasi
Herlan Soemaxono