Anda di halaman 1dari 16

Perancangan Sistem Pengadaan (Procurement) berbasis OpenERP dengan

metode Soft System Methodology


EVINIA CANDRASARI, Universitas Telkom

Abstrak
Enterprise system atau disebut juga Enterprise resource planning merupakan
teknologi informasi bisnis yang sangat penting saat ini. Sistem ERP sebagai sistem
berbasis komputer untuk proses suatu proses transaksi atau proses bisnis organisasi
atau perusahaan dan fasilitas terintegrasi dan perencanaan yang real time, produksi,
dan tanggapan atau reaksi pelanggan (OLeary 2000).Sistem ERP ini sudah banyak
diterapkan di beberapa perusahaan demi menigkatkan kinerja proses bisnis mereka.
Berbagai jenis perusahaan telah menerapkan sistem ERP ini. Salah satunya dalam
perusahaan sub kontraktor. Perusahaan jenis ini merupakan perusahaan yang
melakukan suatu projek dibawah naungan pihak perusahaan lainnya, dengan
melakukan projek sesuai dengan bagiannya. Proses bisnis pada bagian logistic di
perusahaan jasa subkontraktor ini dinilai unik dan perlu untuk diteliti dan dibuat
rancangan sistem ERP nya. Dimulai dari bagian procurement , produksi, hingga sales
distribution saling terintegrasi sehingga perlu dibuatnya sistem ERP . Pada survey
paper ini akan dibahas terkait sistem ERP khususnya di bagian produksi dan logistic
menyangkut proses pengadaannya (procurement) dengan menggunakan software
open source ERP yaitu OpenERP.
Kata kunci : ERP, Procurement, Sub Kontraktor, OpenERP

1. Pendahuluan
Pada saat ini, berbagai perusahaan baik menengah maupun keatas yang bergerak
dibidang manufaktur maupun jasa saling berkompetisi dalam meningkatkan kinerja
dan mencapai keuntungan semaksimal mungkin.Hal tersebut menuntut perusahaan
untuk menjadi yang terbaik dan terdepan dalam memberikan pelayanan terhadap
customer. Banyak perusahaan yang kemudian menerapkan Enterprise resource
planning (ERP)dalam mengelola sumber daya yang digunakan dalam proses bisnis
perusahaan Untuk memperluas pangsa pasar, maka UKM membutuhkan suatu system
terintegrasi yang mampu mengotomasikan proses bisnis UKM. Karena berdasarkan
data UKM di Indonesia telah berkontribusi dengan PDB nasional sebesar 55.56%

pada tahun 2008.Kurangnya pemahaman mengenai kebutuhan UKM terhadap system


ERP, maka dibutuhkan suatu riset ERP dengan membuat peta jangka panjang.
Terdapat beberapa software ERP yang telah dikenal di berbagai kalangan pebisnis,
diantaranya SAP, OpenERP, Microsoft Dynamics. Salah satu software ERP ada yang
bersifat opensource,yakni OpenERP yang mudah didapatkan dan diakses. Namun
tidak semua software ERP tersebut dapat dikostumisasi sesuai dengan kebutuhan
bisnis yang ada pada suatu perusahaan. Beberapa perusahaan perlu untuk merubah
sebagian proses bisnisnya agar dapat diimplementasikan ke dalam software ERP yang
ingin digunakan. Tingkat fleksibilitas Open ERP yang tinggi mampu menjangkau
seluruh jenis perusahaan dan dapat diaplikasikan pada bidang, sektor,maupun skala
apapun.
Dengan adanya supply material dari beberapa vendor, tidak sedikit timbul beberapa
permasalahan seperti penyampaian komunikasi mengenai data material tools yang
diorder tidak berjalan dengan efisien. Perusahaan perlu mengambil keuntungan dari
teknologi informasi yang semakin berkembang saat ini. Roberto (2007) melaporkan
bahwa tingkatan ERP mencapai pertumbuhan hingga 7% dan akan selalu tumbuh
secara kontinu hingga tahun 2011. Sistem ERP menghasilkan banyak mnafaat ketika
diimplememntasikan secara incremental, investasi menunjukkan positif dalam
setahun ketika teknologi berperan dalam proses bisnis perusahaan (Sone,2008). Fan
et, al dalam Yusuf, et al. (2006) menyatakan, ERP merupakan fungsi sistemaplikasi
software yang dapat membantu organisasi dalam mengendalikan bisnis yanglebih
baik karena dapat mengurangi tingkat stok dan inventori, meningkatkan
perputaranstok, mengurangi cycle time order, meningkatkan produktivitas,
komunikasi lebih baikserta berdampak pada peningkatan benefit (profit)
perusahaan.Sedangkan Leon (2005) menyatakan bahwa, ERP mempunyai
keuntungandengan pengurangan lead-time, pengiriman tepat waktu, pengurangan
dalam waktusiklus, kepuasan pelanggan yang lebih baik, kinerja pemasok yang lebih
baik, peningkatanfleksibilitas, pengurangan dalam biaya-biaya kualitas, penggunaan
sumber daya yanglebih baik, peningkatan akurasi informasi. Selain keuntungan dari
sistem ERP, terdpat juga kelemahan - kelemahan dari ERP adalah sebagai
berikut(Jogiyanto, 2003):
a.Implementasi ERP sangat sulit karena penerapannya yang terintegrasi dan
organisasiharus merubah cara mereka berbisnis. Kesulitan penerapan ERP
ditambah denganadanya resistance to change dari personil yang terkena
imbasnya akibat perubahanproses dari bisnis.
b.Biaya implementasi ERP yang sangat mahal.

c.Organisasi hanya memikirkan manfaat yang besar dari penerapan ERP tetapi
tidak mempersiapkan personilnya untuk berubah.
Dalam penelitian ini, akan difokuskan dalam bidang logistik untuk dibuat suatu
sistem ERP dengan menggunakan software ERP OpenSource, yaitu OpenERP.
Dalam bidang logistic terdapat 3 bagian diantaranya pengadaan (procurement),
penyimpanan (warehouse), dan Sales Distribution. Dari penelitian yang
dilaksanakan, diambil salah satu bagian logistic tersebut yaitu bagian pengadaan (
procurement) yang akan dibuat sistem ERP nya. Software yang digunakan tentunya
akan dikostumisasi sesuai dengan kebutuhan proses bisnis yang ada di perusahaan.
2. Enterprise resource planning (ERP)
Enterprise system atau disebut juga enterprise resource planning merupakan
teknologi informasi bisnis yang sangat penting saat ini. ERP merupakan
perkembangan dari material resource planning (MRP) dan terintegrasi dengan sistem
meliputi payroll, general ledger, dan billing. Keuntungan dari ERP menurut (
Davenport 2000; Elarbi 2001) diantaranya : koordinasi proses dan informasi,
mengurangi biaya pengeluaran, dan menghemat siklus waktu dan mengembangkan
layanan terhadap kebutuhan pelanggan. Sistem ERP sebagai sistem berbasis
computer untuk proses suatu proses transaksi atau proses bisnis organnisasi atau
perusahaan dan fasilitas terintegrasi dan perencanaan yang real time, produksi, dan
tanggapan atau reaksi pelanggan (OLeary 2000).

Gambar Konsep dasar ERP (falahah,(2007))

Pada gambar ini, dapat dijelaskan konsep ERP dalam gambar dapat dijelaskan
bagaimana integrasi dari setiap bagian pada perusahaan dari back-office, dan frontoffice dimana pada back-office terdapat bagian keuangan, manufaktur dan
pengelolaan inventori yang berhubungan dengan supplier yang terintegrasi dan
memiliki pusat basis data. Pada front-office terdapat bagian bagian yang
berhubungan dengan customersjuga terintegrasi dan memiliki pusat basis data. Dalam
pengelolaan SDM dan corporate reporting yang semua datanya terpusat pada satu
basis data pusat. Dengan terpusatnya data data setiap bagian memungkinkan setiap
bagian mengintegrasikan datanya kepada bagian lain.
Sebagai Enterprise, keseluruhan organisasi dianggap sebagai sebuah system dan
masing-masing dari bagian-bagian atau divisinya merupkana subsistem. Informasi
tentang semua aspek organisasi merupakan hal yang penting. Oleh sebab itu,
penyimpanan informasi tersebut akan lebih baik jika dipusat dan dapat diakses oleh
divisi lain sehingga ketika dibutuhkan informasi tersebut, suatu divisi dapat
memperoleh informasi tersebut dengan mudah. Dengan begitu, terdapat keterbukaan
antara divisi divisi yang lainya,terhadap apa yang dikerjakan, mengapa hal tersebut
dikerjakan, siapa yang mengerjakan, berapa dan apa saja sumber daya yang
digunakan dan siapa yang bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan. Dengan
pengefektifan sumber daya tersebut, organisasi atau perusahaan dapat mencapai
tujuan yang diinginkan.
Sistem informasi ERP menjadi salah satu solusi untuk membantu UKM dalam
menyederhanakan, mengintegrasikan, dan mengotomatisasi proses bisnisnya.
SoftwareERPmendukungoperasi
yang
efisien
dariproses
bisnisdengan
mengintegrasikantugas-tugasyang berhubungan denganpenjualan, pemasaran,
logistik, akuntansi, danlain-lain di seluruhbisnis.
Para peneliti melakukan analisis mengenai ERP dan terdapat 6 kategori yang mereka
adopsi diantaranya :
1. Implementasi ERP
2. Optimisasi ERP
3. Manajemen melalui ERP
4. Software ERP
5. ERP untuk Supply Chain Management
6. Studi kasus
Implementasi system ERP merupakan kebutuhan utama dalam suatu projek pada
sumber daya yang signifikan. Implementasi ERP memiliki siklus hidup yang dimulai
pada keputusan perusahaan. Pembelajaran mengenai ERP sangat baik untuk
diimplementasikan dan sangat menjanjikan bagi masa yang akan datang. Semakin
kedepan, di beberapa universitas telah di sponsori oleh vendor ERP agar

pendidikanmengenai ERP dalam di implementasikan. ERP berkembang dan


diterapkan di berbagai perusahaan terutama dalam
menganalisis bagaimana
perusahaan menggunakan ERP di era globalisasi, bagaiaman mengatasi adanya
perubahan yang terjadi, metodologi apa yang akan digunakan, dan sebagainya.
Menurut Brazel, 2005 ERP adalah sisem informasi yang terintegrasi yang
dapat memuat arus informasi antara subdivisi yang berbeda dan departemen
fungsional. Informasi tersebut dapat membantu pihak terkait dalam memahami
operasi didalamnya dan ERP mampu mengurangi asimetri informasi.Implementasi
ERP dan kebijakan perusahaan memiliki hubungan yang signifikan. Untuk
mengalisishubungan tersebut, dapat memilih 3 variable yang menunjukkan kebijakan
perusahaan meliputi :
- Percentage of independent board directors
- The concentration of stock share
- The type of corporate ownership
Hipotesis pengembangan yang didapatkan :
H1: suatu persentase rendah dari independent directors yang akan dibandingkan
terhadap perusahaan yang tidak menerapkan system ERP.
H2 : Didalam perusahaan yang mengimplementasikan ERP, konsentrasi terhadap
ownership akan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan
system ERP.
H3 : State-owned perusahaan akan lebih termotivasi dalam mengimplementasikan
ERP,dibandingkan nonstate-owned perusahaan.
Keuntungan dari ERP menurut ( Davenport 2000; Elarbi 2001) diantaranya :
koordinasi proses dan informasi, mengurangi biaya pengeluaran, dan menghemat
siklus waktu dan mengembangkan layanan terhadap kebutuhan pelanggan. Sistem
ERP sebagai sistem berbasis computer untuk proses suatu proses transaksi atau
proses bisnis organnisasi atau perusahaan dan fasilitas terintegrasi dan perencsnaan
yang real time, produksi, dan tanggapan atau reaksi pelanggan (OLeary 2000). ERP
mampu menggabungkan semua sistem dari beberapa divisi atau departemen secara
bersamaan mnjadi program software terintegrasi dalam suatu database sehingga
berbagai macam departemen dapat dengan mudah membagi atau saling bertukar
informasi dan komunikasi. Alasan utama perusahaan memilih untuk menerapkan
sistem ERP menurut Koch, 2002 yaitu :
-

Dapat melakukan integrasi informasi dalam segi keuangan.

Dapat melakukan integrasi informasi pesanan pelanggan (customer order).


Memberikan standard dan meningkatkan kecepatan dalam proses manufaktur
Mengurangi inventory sehingga menjadi lebih efisien.
Memberikan standar infomasi dalam segi sumber daya manusia.
Menurut Davenport tahun 2002 mengatakan bahawa ERP adalah suatu
keuntungan berbasis teknologi yang mengintegrasikan informasi yang bersifat
krusial, meliputi keuangan, sumber daya manusia, supply chain, dan hubungan
pelanggan. Wallace dan Kremzer (2001) menjelaskan ERP perkembangan dari MRP
II yang bertransformasi proses manufacturing dengan berfokus dengan keseimbangan
kebutuhan dan supply, mengembangkan supply chain untuk pelanggan dan suppliers,
dan operasional perusahaan meiputi sales, marketing, manufacturing, operation,
logistic, purchasing, finance, new product development, dan human resources.
3. OpenERP
OpenERP adalah suatu software atau aplikasi ERP bersifat opensource dengan modul
yang lengkap mulai dari sales, CRM, manajemen proyek, manajemen warehourse,
manufacturing, manajemen financial, dan sumber daya manusia (Vosse;, Els Van &
Pinckaers, abien, (2012)). Modul purchase management yang terdapat pada OpenERP
mengintegrasikan Purchase Order (PO) dan supplier invoice dengan sistem yang
berhubungn dengan sistem pengadaan salahsatunya dengan warehouse management
dan sales & distribution. Dengan adanya integrasi tersebut , maka proses bisnis di
bagian logistic dapat saling membantu dalam pembuatan reporting yang real
time.Penggunaan Open ERP ditujukan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki
ambisi dan keinginan untuk meningkatkan performance dalam bidang
manajemen.Sistem manajemen ini dapat membantu dan mempermudah segala hal
yang berkaitan dengan manajemen. Open ERP tidak membatasi jenis, kategori dan
skalabilitas perusahaan-perusahaan yang akan menggunakannya karena Open ERP
dapat diaplikasikan baik pada bidang, sektor, maupun skala apapun.Kelebihankelebihan yang dimiliki oleh Open ERP yaitu :
1) Akses informasi yang dapat dipercaya
2) Menghindari redundansi dari pemasukan data dan operasi
3) Mengurangi waktu jeda waktu penampilan informasi dan laporan
4) Pengurangan biaya, penghematan waktu, dan peningkatan kontrol dengan
analisis skalaenterprise
5) Modul CRM (Customer Relationship Management) dan EDI

Gambar Tampilan OpenERP Versi 6.1


Saat ini,OpenERP telah tersedia dalam 18 bahasa dan memiliki partner serta
kontributor dari seluruh dunia. Lebih dari 800 developer telah berpartisipasi dalam
proyek pengembangan sistem OpenERP. OpenERP dikembangkan dengan bahasa
pemrograman Python memisahkan komponen server dan klien yang semuanya
mengadopsi lisensi bebas GPL. Versi terakhir OpenERP v7saat ini yang dirilispada
22Desember 2012, danakan dikeluarkan lagi OpenERP 8.0pada tahun 2014 Quartal
2.Pada saat ini OpenERP namanya berubah menjadi Odoo, dan masih sesuai dengan
harapan standar sistem ERP,dengan memberikan modul tambahan di luar cakupan
sistem ERP biasa dengan menggunakan arsitektur cloud computing, untuk
mengaksesnya bisalangsung kehttps://www.odoo.com/.
Modul purchase management pada OpenERP mengintegrasikan Purchase Order
(PO) dan supplier invoice dengan sistem sistem yang berkaitan dengan proses
pengadaan, yang diantaranya adalah sistem penjurnalan pada akutansi dan pencatatan
aset tetap. Dengan demikian staff manajemen aset dan akuntan akan dibantu dalam
pencatatan asset dan penjurnalan juga pembayaran, sehingga laporan akan sesuai
dengan kondisi sebenarnya.
4. Soft System Methodolgy (SSM)
Soft System Methodolgy (SSM) adalah suatu metode atau strategi pembangunan dan
pengembangan sistem yang berfokus pada pemecahan masalah berdasarkan minat
atau tujuan peneliti. Soft System Methodolgy (SSM) memandang suatu masalah
merupakan satu kesatuan yang memiliki cabang masalah yang berbeda. SSM (Soft

System Methodology) membagi ke dalam 2 desain, desain dunia nyata dan desain
sistem yang akan dibangun. (checkland, P & Scholes J. (1991)).
Tahapan-tahapan pada SSM adalah sebagai berikut :

Gambar Soft systems methodology(Checkland, (1991))


1. Tahapan pertama
Problem situation considered problematic
Pada tahapan pertama, hal yang dilakukan adalah eksplorasi pada objek yang
dituju.Pada tahapan pertama ini, tidak mendefeniskan masalah yang ada, namun
mendalami area yang ingin menjadi fokus tujuan.Pada tahap ini, sewenang-wenang
menjadi starting point.Kumpulkan data sebanyak-banyaknya, baik secara kuantitatif,
kualitatif, dengan metode apapun survey, observasi, pengukuran.
2. Tahapan kedua
Problem situation expressed
Problem yang menjadi acuan dan ketertarikan mulai dinyatakan pada tahap
kedua.Pada tahapan kedua ini, Checkland menggambarkan masalah tersebut dengan
gambar.Ada beberapa bagian yang perlu ada pada penggambaran berikut.

Structures
Process
Climate
People
Issues expressed by people

Conflicts

3. Tahapan ketiga
Root Definition
Pada tahap ini beralih dari real world menuju ke system thingking about real
world.Tahapan berikut ini dimana semuanya berkembang.Hal tersebut dijelaskan
oleh Checkland tahapan root definition dan merupakan bagian yang unik dan
paling menantang di metodologi ini.
Hal pertama yang dilakukan untuk mengerti konsep dari sudut pandang yang
berbeda adalah dengan menggambarkan hal tersebut ke dalam suatu
gambar.Checkland menyebutnya sebagai holons sudut pandang masuk akal yang
relevan dan dapat menjelaskan kegiatan pada dunia nyata.Setiap holonmenyediakan
dasar nilai untuk mengevaluasi situasi.
Pada kenyataannya, tidak semua sudut pandang yang diambil akan benar-benar
sesuai dengan dunia nyata. Namun, Checkland menjelaskan tidak menjadi masalah,
selama sudut yang diambil masih masuk akal dan valid.Dasar dari SSM adalah untuk
mencoba menyebutkan semua sudut pandang yang sebenarnya rumit dalam satu
kesatuan dan perlu usaha keras untuk mengerti sudut pandang.Kejelasan dapat diraih
dengan menyebutkan sudut pandang kunci secara terpisah, mengerti maksud
perusahaan atau sistem, dan kemudian menggunakan hal yang dimengerti untuk
mencari mereintegrasi sudut pandang tersebut ke dalam kesimpulan-kesimpulan yang
evaluative dan saran untuk aksi berikutnya.
Pada tahap ini, Checklands menciptakan suatu istilah untuk membantu dalam
membangun dan menstrukturan sudut pandang yang berbeda ke dalam suatu istilah
yang dikenal dengan nama CATWOE.
Customers siapa (atau apa) yang diuntungkan dari transformasi

Actors yang menfasilitasi transformasi tersebut untuk pelanggan

Transformation dari awal hingga selesai

Weltanschauung atau pandangan dunia, apa yang membuat transformasi


tersebut memiliki nilai

Owner kepada siapa sistem dipertanggung jawabkan

Environment yang mempengaruhi tapi tidak mengontrol sistem

Dalam membangun CATWOE yang paling penting adalah menggunakan alur


dari transformasi.Hal yang dapat dilakukan dalam menyusun CATWOE adalah
dengan susunan berikut.

1. Transformation
2. Weltanschauung
3. Customer
4. Actors
5. Owners
6. Environment
4. Tahap keempat
Developing The Model
Dengan menggunakan root definition maka langkah berikutny adalah
menggambarkan model konseptual menggunakan ketentuan sistem.
Banyak cara untuk melakukan hal ini, namun Checkland merekomendasikan sebagai
berikut.
1. Gunakan kata kerja pada aktivitas yang diperlukan unutk membuat Transformasi
awal.
2. Pilih aktivitas yang dapat dilakukan secara bersamaan (tidak saling bergantungan).
3.Hubungkan aktivitas satu dengan yang lainnya, dan aktivitas yang saling
bergantung dihubungkan pertama; hingga semua aktivitas sudah tersebut.
4. Tunjukan semua aktivitas yang saling bergantung
5. Atur kembali untuk menghindari garis yang overlapping. Tambahkan nilai kepada
setiap aktivitas dan masukan semua aspek lingkungan yang diidentifikasi dalam
CATWOE.
6. Terakhir, cek apakah model yang dibuat mendemonstrasikan hal ini.
a. Memiliki tujuan dan maksud
b. Aktivitas mempunyai nilai
c. Komponen yang juga merupakan bagian dari sistem
d. Adanya sebuah pilihan yang mengambil alih proses
e. Komponen saling berinteraksi
f. Sebuah lingkungan (dengan dimana lingkungan tersebut berinterkasi dengan sistem
ataupun tidak).

g. Sebuah batasan antara sistem dan lingkungan (bisa tertutup ataupun terbuka).
h. Sumber daya
i. Terdapat kelanjutan.
5. Tahapan kelima
Compare Model and Real World. Gain Insight.
Checkland menyarankan 4 langkah dalam membandingkan Model yang dibuat dan
kenyataan pada dunia nyata.
1. Diskusi yang tidak terstruktur
2. Tanya jawab model yang terstruktur dengan menggunakan pendekatan matrix
3. Modelling yang dinamis atau secara scenario
4. Mencoba untuk memodelkan dunia nyata dengan menggunakan struktur yang sama
dengan model konseputual.
Pada matriks yang dibuat, haruslah mengandung pertanyaan berikut.
Apakah benar adanya pada dunia nyata?

Bagaimana proses tersebut berjalan?

Bagiamana performa tersebut diidentifikasi dan diukur?

Apakah proses tersebut ada untungnya?

6. Tahap keenam
Develop desirable and feasible interventions
Pada titik ini, metodologi biasanya berhenti secara berurutan dan kembali secara
terus menurut mengacu kepada 5 tahapan sebelumnya untuk mendapatkan hasil yang
paling maksimal. Setelah pembandingan dan pembuatan model dengan dunia nyata
maka akan ada campur tangan yang akan mempengaruhi aktivitas sebelumnya. Pada
tahapan ini, campur tangan tersebut dikembangkan hingga pada titik yang sesuai dan
layak. Checkland menyarankan ada beberapa cara untuk melakukan hal tesebut.
1. Buat lagi model dengan menggunakan CATWOE/BATWOVE yang berbeda,
sudut pandang yang berbeda, skala yang berbeda.
2. Lakukan analasis untuk sistem yang berbeda
3. Analisis owner. Siapa yang secara fundamental mempunyai kewenangan untuk
menjalankan suatu aktivitas?

4. Analisis sistem sosial. Bagaimana bermacam-macam peran, norma, dan nilai yang
dianut merepresentasikan pada dunia nyata dan hubunggannya dengan model
konseptual.
5. Analisis political. Bagaimana kewenangan menyatakan dalam situasi yang sedang
dipelajari.
7. Tahap ketujuh
Action to improve the situation
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dari SSM.Tahap ini merupakan aplikasi
dari model yang dibuat ke dalam dunia nyata, apakah terdapat perbedaan atau
tidak?Perlukah kembali mengacu kepada tahapan sebelumnya atau tidak?Hingga
menjadi siklus yang penuh.
5. Sistem Pengadaan ( Procurement )
Pengadaan barang dan jasa merupakan suatu kegiatan pengadaan dalam hal untuk
mendapatkan barang dan jasa.Tahap-tahap dalam pengadaan barang dan jasa dengan
prakualifikasi yang tertera (Keppres No 54, 2010). Dalam PerPres RI no.54 Tahun
2010 mengenai Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian Pertama Pasal 1 ayat 1 :
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan
Barang/Jasa
adalah
kegiatan
untuk
memperoleh
Barang/Jasa
oleh
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang
prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh
kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.
-Purchase Order
Purchaseorder adalah permintaan barang untuk diadakan yang di kirim kepada
supplier yang berisi :
a. Nama produk yang dipesan
b. Jumlah produk yang dibutuhkan Supplier Invoice
- Supplier Invoice
Supplier invoice adalah merupakan sebuah faktur juga dapat dijadikan sebuah bukti
transaksi yang berisikan :
a. Nama produk
b. Jumlah produk
c. Harga per satuan

d. Harga total
e. Diskon produk
- BPMN (Business Process Modelling Notation)
Business Process Modelling Notation adalah sekelompok notasi atau alat yang
disediakan oleh perusahaan business process management yang menyediakan sebuah
gambaran proses bisnis yang sederhana namun menyeluruh dan mampu memodelkan
segala aspek yang ada pada proses bisnis.( Wallace, Thomas F & Kremzar, Michael
H. (2001)).

Gambar Simple Task Flow Diagram (Bruce Silver, BPMN(2009))

Daftar Pustaka

Bob Williams. 2005. Soft systems. The Kellog Foundation. Dari


checkland, P & Scholes J. (1991) soft systems methodology in action.
Chung, Boo Young.2007. An analysis of Success and Failure factors for
ERP Systems in Engineering and Constraction Firms.
Moon, Young. 2007. Enterprise resource planning (ERP):Aeview of The
Literature.243-245.
Kotiadis, K. 2007. Using Soft System Methodolgy to Determine The
Simulation Study Objectives. 215222.
Bhargava, Prriyanka. 2007. Real Time Production Scheduling in ERP
Systems Using A simulation Based Approach.
Perdana, Aditya & dkk, Desember 2014, "perancangan OpenERP Modul
human resource department pada perum perhutani unit III Jawa Barat dan
Banten dengan Metode Rapid Application Development".
Profil Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan. [Internet], Bandung.
Available from:< http://rsudalihsan.jabarprov.go.id/visi_RSUD.html>
[Accessed 10th December 2014]
Pardede, Monica Nathania. 2014. Penerapan enterprise resource planning
(ERP) modul compensation berbasis Microsoft dynamics ax 2012
menggunakan metode sure step pada universitas telkom . Tesis tidak
diterbitkan. Bandung: universitas telkom. Halaman 12 paragraf
Vossel, Els Van&Pinckaers, Fabien. 2012. OpenERP for accounting and
financial managemen release 1.0 . New York: OpenERP.
Bob Williams. 2005. Soft systems. The Kellog Foundation. Dari
checkland, P & Scholes J. (1991) soft systems methodology in action.
Wallace, Thomas F & Kremzar, Michael H. 2001. ERP: Making It
Happen. Canada: John Wiley&Sons, Inc.
IBM. 1970. Data Processing Techniques. New York: Technical
Publications Departement.
Provinsi Jawa Barat.Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual Di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 2014.Bandung:
Weygandt, Kieso, Kimmel. 2005. Accounting Principle 7th Edition.
Canada: Von Hoffman.
Mabert, V. A., Soni, A., M. A. Venkataramanan. 2000. Enterprise
resource planning survey of U.S. manufacturing firms. Production and
Inventory Management Journal, 41:2, 52-58.

Bradford, M. and J. Florin. 2003. Examining the role of innovation


diffusion factors on the implementation success of enterprise resource
planning systems. International Journal of Accounting Information
Systems, 4, 205-225.
Haines, M. N. and D. L. Goodhue. 2003. Implementation partner
involvement and knowledge transfer in the context of ERP
implementations. International Journal of Human-Computer Interaction,
16:1,51-56.
Krumbholz, M., Galliers, J., Coulianos, N. and N. A. M. Maiden. 2000.
Implementing enterprise resource planning packages in different corporate
and national cultures. Journal of Information Technology, 15:4, 267-279.
DeLone, W. H. and E. R. McLean. 2003. The DeLone and McLean model
of information systems success: A ten-year update. Journal of
Management Information Systems, 19:4, 9-30.
Dhindsa, N. J. (2013). Comparative Study of Open ERP and its
Technologies. International Journal of Computer Applications , 0975
8887.

Anda mungkin juga menyukai