Anda di halaman 1dari 23

Bab II-Landasan Teori

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Pengertian Baja
Baja merupakan logam paduan antara besi dan karbon dimana
kadar karbonnya kurang dari 2%. Sedangkan untuk yang kadar karbonnya
antara 2% sampai dengan 6,67% disebut dengan besi cor.
Sifat-sifat mekanik baja sangat erat hubungannya dengan struktur
mikronya. Sifat suatu baja dapat diubah dengan mengubah struktur
mikronya melalui proses perlakuan panas, seperti quenching, annealing dan
tempering. Dalam proses pembuatan baja akan terdapat unsur-unsur lain
selain karbon yang akan tertinggal di dalam baja seperti mangan (Mn),
silikon (Silikon), kromium (Cr), vanadium (V), dan unsur lainnya. Dalam
hal aplikasi, baja sering digunakan sebagai bahan baku untuk alat-alat
perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan
rumah tangga, dan lain-lain.
2.1.1

Klasifikasi Baja
Baja dapat diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimianya

seperti kadar karbon dan paduan yang digunakan. Berikut merupakan


klasifikasi baja berdasarkan komposisi kimianya.
1.

Baja karbon
Baja karbon adalah baja yang sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kadar karbonnya. Oleh karena itu, pada umumnya sebagian besar baja
hanya mengandung karbon dengan sedikit unsur paduan lainnya.
Berdasarkan kandungan karbon, baja karbon dibagi menjadi tiga
macam yaitu:
a.

Baja Karbon Rendah (Low Carbon Steel)


Baja karbon rendah adalah baja yang mengandung kadar
karbon kurang dari 0,25% C. Baja karbon rendah merupakan baja
yang paling murah diproduksi diantara semua karbon, mudah dilas,
serta

keuletan

dan

ketangguhannya

sangat

tinggi

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

tetapi
5

Bab II-Landasan Teori


kekerasannya

rendah

dan

tahan

aus.

Sehingga

pada

penggunaannya, baja jenis ini dapat digunakan sebagai bahan baku


untuk pembuatan komponen bodi mobil, struktur bangunan, pipa
gedung, jembatan, pagar, dan lain-lain.
b.

Baja karbon sedang (Medium Carbon Steel)


Baja karbon sedang adalah baja yang mengandung kadar
karbon 0,25% C-0,5% C. Baja karbon rendah sedang memiliki
kelebihan jika dibandingkan dengan baja karbon rendah yaitu
kekerasannya lebih tinggi daripada baja karbon rendah, kekuatan
tarik dan batas regang yang tinggi, tidak mudah dibentuk oleh
mesin, lebih sulit dilakukan untuk pengelasan, dan dapat
dikeraskan (diquenching) dengan baik. Baja karbon sedang banyak
digunakan untuk poros, rel kereta api, roda gigi, pegas, baut,
komponen mesin yang membutuhkan kekuatan tinggi, dan lainlain.

c.

Baja karbon tinggi (High Carbon Steel)


Baja karbon tinggi adalah baja yang mengandung kadar
karbon 0,5% C-1,7% C. Memiliki tahan panas yang tinggi,
kekerasan tinggi, namun keuletannya lebih rendah. baja karbon
tinggi mempunyai kekutan tarik paling tinggi dan banyak
digunakan untuk material tools. Salah satu aplikasi dari baja ini
adalah dalam pembuatan kawat baja dan kabel baja. Berdasarkan
jumlah karbon yang terkandung di dalam baja maka baja karbon ini
banyak digunakan dalam pembuatan pegas dan alat-alat perkakas
seperti palu, gergaji atau pahat potong. Selain itu, baja jenis ini
banyak digunakan untuk keperluan industri lain seperti pembuatan
kikir, pisau cukur, mata gergaji, dan sebagainya.

2.

Baja paduan
Baja paduan adalah baja yang sifatnya dipengaruhi oleh kadar
karbon dan unsur-unsur paduan yang ditambahkan. Sebagai contoh
paduan baja dengan Cr, Ni, Mn, Mo, V, dan W yang berguna untuk

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

Bab II-Landasan Teori


memperoleh sifat-sifat baja yang dikehendaki seperti sifat kekuatan,
kekerasan, dan keuletannya
Berdasarkan kadar paduannya baja paduan dibagi menjadi tiga
macam yaitu:
a.

Baja paduan rendah (low alloy steel)


Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen
paduannya kurang dari 2,5% wt.

b.

Baja paduan sedang (medium alloy steel)


Baja paduan sedang merupakan baja paduan yang elemen
paduannya 2,5%-10% wt.

c.

Baja paduan tinggi (high alloy steel)


Baja paduan tinggi merupakan baja paduan yang elemen
paduannya lebih dari 10% wt.
Pada umumnya baja paduan mempunyai sifat yang unggul

dibandingkan dengan baja karbon biasa diantaranya. Keuletan yang


tinggi tanpa pengurangan kekuatan tarik.

2.1.1

1.

Tahan terhadap korosi dan keausan.

2.

Tahan terhadap perubahan suhu.

3.

Memiliki butiran yang halus.

Pengaruh Unsur Paduan Dalam Baja


Unsur campuran adalah unsur yang sangat penting dalam

pembuatan baja, jumlah persentase dan bentuknya membawa pengaruh yang


amat besar terhadap sifatnya. Pengaruh unsur paduan dalam baja adalah
sebagai berikut:
1.

Unsur Karbon (C)


Karbon merupakan unsur terpenting yang dapat meningkatkan
kekerasan dan kekuatan baja. Kandungan karbon di dalam baja sekitar
0,1%-1,7%, sedangkan unsur lainnya dibatasi sesuai dengan kegunaan
baja. Unsur paduan yang bercampur di dalam lapisan baja adalah untuk
membuat baja bereaksi terhadap pengerjaan panas dan menghasilkan

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

Bab II-Landasan Teori


sifat-sifat yang khusus. Karbon dalam baja dapat meningkatkan kekuatan
dan kekerasan tetapi jika berlebihan akan menurunkan ketangguhan.
2.

Unsur Mangan (Mn)


Semua baja mengandung mangan karena sangat dibutuhkan
dalam proses pembuatan baja. Kandungan mangan kurang lebih 0,6%
tidak mempengaruhi sifat baja, dengan kata lain magan tidak
memberikan pengaruh besar pada struktur baja dalam jumlah yang
rendah. Penambahan unsur mangan dalam baja dapat menaikkan
kekuatan tarik tanpa mengurangi atau sedikit mengurangi regangan,
sehingga baja dengan penambahan mangan memiliki sifat kuat dan ulet.

3.

Unsur Silikon (Si)


Silikon merupakan unsur paduan yang ada pada setiap baja
dengan kandungan lebih dari 0,4% yang mempunyai pengaruh untuk
menaikkan tegangan tarik dan menurunkan laju pendinginan kritis .
Silikon

dalam

baja

dapat meningkatkan

kekuatan,

kekerasan,

kekenyalan, ketahanan aus, mampu alir, ketahanan terhadap panas dan


4.

karat.
Unsur Nikel (Ni)
Nikel mempunyai pengaruh yang sama seperti mangan, yaitu
memperbaiki kekuatan tarik dan menaikkan sifat ulet, tahan panas, jika
pada baja paduan terdapat unsur nikel sekitar 25% maka baja dapat
tahan terhadap korosi. Unsur nikel yang bertindak sebagai tahan karat
(korosi) disebabkan nikel bertindak sebagai lapisan penghalang yang
melindungi permukaan baja.

5.

Unsur Kromium (Cr)


Penambahan kromium pada baja menghasilkan sturktur yang
lebih halus dan membuat sifat baja dikeraskan lebih baik karena
kromium dan karbon dapat membentuk karbida. Kromium dapat
menambah kekuatan tarik dan berguna juga dalam membentuk lapisan
pasif untuk melindungi baja dari korosi serta tahan terhadap suhu
tinggi. Biasanya digunakan untuk bahan poros dan roda gigi.

6.

Unsur Sulfur (S)

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

Bab II-Landasan Teori


Saat

ditambahkan

dalam

jumlah

kecil

sulfur

dapat

memperbaiki mampu mesin tapi tidak menyebabkan hot shortness. Hot


shortness merupakan fenomena getas pada kondisi suhu tinggi yang
disebabkan oleh sulfur.
7.

Unsur Posfor (P)


Unsur posfor biasanya ditambakan dengan sulfur (S) untuk
memperbaiki mampu mesin di baja paduan rendah. Dengan
penambahan sedikit unsur fosfor dapat membantu meningkatkan
kekuatan dan ketahanan korosi. Penambahan posfor juga dapat
meningkatkan kerentanan terhadap crack saat pengelasan.

8.

Unsur Molibdenum (Mo)


Penambahan molibdenum akan memperbaiki baja karbon
menjadi dapat meningkatkan ketangguhan, tahan terhadap temperatur
tinggi dan tahan terhadap keausan.

9.

Unsur Wolfram (W)


Penambahan unsur ini memberikan pengaruh yang sama
seperti penambahan molibdenum dan biasanya juga dicampur dengan
unsur Ni dan Cr.

10.

Unsur Vanadium (V)


Penambahan unsur ini akan memperbaiki struktur kristal baja
menjadi halus dan tahan aus terlebih bila dicampur dengan kromium.
Baja paduan ini banyak digunakan untuk membuat roda gigi, batang
penggerak, dan sebagainya.

11.

Unsur Tembaga (Cu)


Dapat meningkatkan ketahanan baja terhadap atmosfir (tahan
korosi),

meingkatkan

kekuatan

dengan

sedikit

mengorbankan

keuletannya.
12.

Unsur Titanium (Ti)


Dapat

meningkatkan

kemampuan

untuk

diperkeras,

mengeoksidasi baja.
13.

Unsur Timah (Sn)

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

Bab II-Landasan Teori


Dapat meningkatkan kemampuan untuk diproses permesinan.
14.

Unsur Aluminium (Al)


Dapat

meningkatkan

ketahanan

baja

terhadap

korosi

penghantar listrik dan panas yang baik.


15.

Unsur Timbal (Pb)


Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan
menggunakan pisau atau tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.
Tahan terhadap korosi atau karat, sehingga logam timbal sering
digunakan sebagai coating

Titik lebur rendah, hanya 327,5 oC.

Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logamlogam biasa.


16.

Unsur Niobium (Nb)


Memberikan ukuran butir yang terbaik, dan meningkatkan
kekuatan, serta ketangguhan terhadap beban impak dan kemampuan
untuk diperkeras.

17.

Unsur Zirkonium (Zr)


Mengontrol

bentuk

dari

inklusi

dan

meningkatkan

ketangguhan pada baja karbon rendah, serta meng-deoksidasi baja.


18.

Unsur Zink (Zn)


Unsur seng sangat kuat dan dapat dibentuk dengan
menggunakan panas. Dapat menghasilkan permukaan produk yang
halus. Biaya rendah dan hanya sejumlah kecil seng digunakan dalam
campuran paduan. Ketika seng digunakan dalam paduan, ia membawa
kekuatan tambahan untuk campuran. Hal ini juga membuat logam tahan
creep atau mampu mempertahankan kekuatannya di bawah beban yang
berat sementara di suhu tinggi. Hal ini juga meningkatkan kemampuan
paduan untuk menjadi tahan terhadap getaran dan kebisingan.

2.2

Diagram Fasa Besi Karbon (Fe-C)

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

10

Bab II-Landasan Teori


Fasa didefinisikan sebagai bagian dari bahan yang memiliki
struktur atau komposisi tersendiri. Diagram fasa Fe-C atau biasa disebut
diagram kesetimbangan besi karbon merupakan diagram yang menjadi
parameter untuk mengetahui segala jenis fasa yang terjadi di dalam baja
dengan segala perlakuannya. Diagram fasa berfungsi untuk memprediksi
fasa-fasa yang terbentuk pada berbagai kondisi temperatur seiring dengan
pertambahan kadar karbon. Pada diagram fasa Fe-C seperti terlihat pada
gambar 2.1 muncul larutan padat (, , ) atau disebut besi delta ().
austenite (), dan ferrite ().
Ferrite mempuyai struktur kristal BCC (Body Centered Cubic) dan
austenit mempunyai struktur kristal FCC (Face Centered Cubic) sedangkan
besi mempunyai struktur kristal FCC pada suhu tinggi.

Gambar 2.1 Diagram Fasa Besi Karbon (Fe-C). (Callister, Materials


Science and Engineering an Introduction 6th edition).
Pada diagram fasa yang ditunjukkan pada gambar diatas, Besi
murni selama pemanasan menunjukan perubahan struktur Kristal sebelum
Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

11

Bab II-Landasan Teori


meleleh. Pada temperatur ruangan, disebut ferrit atau besi yang
merupakan

struktur

Kristal

BCC.

Ferit

menunjukan

transformasi

polymorphic menuju austenit FCC, atau besi pada temperatur 912 oC


(1674oF). Disini austenit menuju 1394oC, yang mana temperatur austenit
FCC kembali ke fasa BCC yang diketahui sebagai ferit, yang mana pada
akhirnya meleleh pada temperatur 1538oC (2800oF). semua perubahan ini
ditunjukan sepanjang garis sumbu vertikal sebelah kiri pada diagram fasa.
Pada garis sumbu komposisi seperti pada gambar 2.1 yang terdiri
6,7% C, pada konsentrasi ini kadar campuran besi karbida atau sementit
(Fe3C) terbentuk yang mana ditunjukkan oleh garis vertikal dalam diagram
fasa. Sehingga, sistem dari besi karbon akan dibagi kedalam dua bagian
yaitu bagian yang banyak kandungan besi yang ditunjukan pada gambar 2.1
dan yang lainnya tidak ditunjukkan pada komposisi 6,70 100% C (grafit
murni). Pada akhirnya, semua baja dan besi cor mempunyai komposisi
karbon kurang dari 6,70% C, yang mana kita dapat menyimpulkan hanya
terdapat di dalam sistem besi karbida.
Karbon merupakan Interstisi yang tidak murni didalam besi dan
terbentuk dalam keadaan larut padat yang mana merupakan dan ferit dan
selalu diikuti dengan austenit, yang diindikasikan , dan merupakan
daerah fasa tunggal seperti terlihat pada gambar 2.1. Pada BCC ferit,
hanya memiliki konsentrasi kecil dari karbon yang larut, maksimum
kelarutan 0,022% pada temperatur 727oC (1341oF).
Austenit, atau fasa besi ketika logam terdiri hanya unsur karbon,
dalam kondisi tidak stabil yaitu dibawah 727oC (1341oF) sebagaimana yang
diindikasikan dalam gambar 2.1, dimana maksimum kelarutan karbon pada
austenit adalah 2,14% selama 1147oC (2097oF). ferit sebenarnya sama
dengan ferit, terkecuali jarak dari temperatur diatas garis sumbu tersebut.
Pembentukan sementit (Fe3C) terjadi ketika batas kelarutan dari
karbon pada ferit melebihi dibawah 727oC (1341oF) (untuk daerah
komposisi tanpa fasa + Fe3C) seperti yang ditunjukan pada gambar 2.1.
Secara sifat mekanik, cementite sangatlah keras dan getas.

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

12

Bab II-Landasan Teori


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam diagram fasa
Fe-C yaitu perubahan fasa ferrite atau besi alpha (), austenit atau besi
gamma (), cementite atau karbida besi, pearlite, dan martensite akan
diuraikan dibawah ini:
1.

Ferrite atau besi alpha ()


Ferrite merupakan modifikasi struktur besi murni pada suhu
ruang, dimana ferrite menjadi lunak dan ulet karena ferrite memiliki
struktur BCC (Body Centered Cubic), maka ruang antar atom-atomnya
adalah kecil dan padat sehingga atom karbon yang dapat tertampung
hanya sedikit sekali.

2.

Austenite atau besi gamma ()


Austenite merupakan modifikasi struktur besi murni dengan
struktur FCC (Face Centered Cubic) yang memiliki jarak atom lebih
besar dibandingkan dengan ferrite. Meskipun demikian, rongga-rongga
pada sturktur FCC hampir tidak dapat menampung atom karbon dan
penyisipan atom karbon akan mengakibatkan tegangan dalam struktur
sehingga tidak semua rongga dapat terisi, dengan kata lain daya
larutnya menjadi terbatas.

3.

Karbida besi atau Cementite


Karbida besi adalah paduan besi karbon, dimana pada kondisi
ini karbon melebihi batas larutan sehingga membentuk fasa kedua atau
karbida besi yang memiliki komposisi Fe 3C. Karbida pada ferrite akan
meningkatkan kekerasan pada baja. Sifat dasar cementite adalah sangat
keras.

4.

Pearlite
Pearlite merupakan campuran antara ferrite dengan karbida
(cementite). Laju pendinginan yang lambat dapat menghasilkan pearlite
kasar dengan sifat kekerasan dan ketangguhan yang rendah. Sedangkan
bila laju pendinginan cepat dapat menghasilkan pearlite halus yang
bersifat kasar dan lebih tangguh. Pearlite memiliki bentuk seperti pelatpelat yang disusun bergantian antara cementite dan ferrite. Pada baja

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

13

Bab II-Landasan Teori


hypoeutectoid, struktur mikro terdiri dari daerah-daerah pearlite yang
dikelilingi oleh ferrite.
5.

Martensite
Martensite adalah suatu fasa yang terjadi karena pendinginan
yang sangat cepat sekali dan terjadi pada suhu dibawah eutectoid tetapi
masih diatas suhu ruang karena struktur austenite FCC tidak stabil
sehingga akan berubah menjadi struktur BTC (Body Centered
Tetragonal) secara serentak. Pada reaksi ini tidak terjadi difusi tetapi
terjadi pergeseran. Semua atom bergerak secara serentak dan perubahan
ini langsung dengan sangat cepat dimana semua atom yang tinggal tetap
berada pada larutan padat karena terperangkap dalam kisi sehingga
sukar menjadi slip, maka martensite akan menjadi kuat dan keras tetapi
sifat getas dan rapuh menjadi tinggi. Martensite terjadi bila austenite
didinginkan dengan cepat sekali (celup) hingga suhu dibawah
pembentukan bainite. Martensite terbentuk karena transformasi tanpa
difusi sehingga atom-atom karbon seluruhnya terperangkap dalam
larutan super jenuh. Keadaan ini yang menimbulkan distorsi pada
struktur kristal martensite dan membentuk BCT. Tingkat distorsi yang
terjadi sangat bergantung pada kadar karbon sebab martensite
merupakan fasa yang sangat keras namun getas. Kekerasan yang
meningkat ini sangat penting karena dapat diciptakan baja yang keras,
tahan gesekan, dan deformasi. Martensite sebagai fasa yang metastabil
mengandung karbon sebagai larutan padat dalam struktur pemusatan
ruang tidak merubah diagram fasa Fe-Fe3C. Pada suhu dibawah suhu
eutectoid dalam waktu yang cukup lama, larutan karbon yang lewat
jenuh ini terus berubah menjadi bentuk ferit dan karbida yang lebih
stabil. Proses ini dikenal dengan nama tempering.
M (martensit)

+ karbida (martensit temper)

Mikro struktur ( + karbida) yang terjadi tidak berbentuk lamel


seperti perlit. Martensit temper ini lebih tangguh sehingga banyak
digunakan.

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

14

Bab II-Landasan Teori

2.2.1 Perubahan Struktur Mikro pada Paduan Besi Karbon


Beberapa macam struktur mikro yang dihasilkan pada paduan baja
beserta hubungannya dalam diagram fasa besi karbon ditunjukkan dengan
adanya perubahan struktur mikro yang dipengaruhi oleh kandungan karbon
dan perlakuan panas. Sebagai contoh paduan dari komposisi eutectoid
(0.76% C) ketika mengalami pendinginan dari temperatur 800oC diikuti
dengan fasa , yang dimulai pada titik a seperi pada gambar 2.2, dan terus
turun pada garis vertikal xx. Pada awalnya paduan ini tersusun atas fasa
austenit yang memiliki kandungan 0.76% C dan struktur mikro seperti
ditunjukkan pada gambar 2.2. Ketika paduan ini mengalami pendinginan,
disini tidak terjadi perubahan hingga temperatur. eutectoid tercapai (727oC).

Gambar
2.2 Skematis
yang
menunjukkan
struktur
mikro untuk
paduan
besi karbon
dengan
komposisi
eutectoid (0.76% C) diatas dan dibawah temperatur eutectoid.
(Callister, Materials Science and Engineering an Introduction 6th edition)
2.3

Perlakuan Panas (Heat Treatment)


Perlakuan panas adalah proses pemanasan logam dan paduannya
dalam keadan padat, dengan mengatur laju pendinginan untuk mengubah

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

15

Bab II-Landasan Teori


sifat-sifat suatu material terutama sifat mekaniknya sesuai yang dinginkan
dalam batas kemampuan logam tersebut. Perubahan sifat tersebut terjadi
karena ada perubahan struktur mikro selama proses pemanasan dan
pendinginan, dimana sifat logam atau paduan sangat dipengaruhi oleh
struktur mikronya.
Pada proses perlakuan panas terdapat beberapa faktor yang sangat
menentukan antara lain :
a. Temperatur pemanasan
b. Waktu penahanan pada temperatur yang telah di tentukan
c. Kecepatan atau laju pendinginan
Tujuan dari perlakuan panas adalah untuk mendapatkan sifat-sifat
mekanik yang lebih baik dan sesuai dengan yang diinginkan seperti
meningkatkan kekuatan dan kekerasan, mengurangi tegangan, melunakkan,
megembalikan

pada

kondisi

normal

akibat

pengaruh

pengerjaan

sebelumnya, dan menghaluskan butir kristal yang akan berpengaruh


terhadap keuletan bahan, perlakuan panas pada baja yaitu annealing,
hardening, quenching, dan tempering.
2.3.1 Annealing
Annealing adalah proses perlakuan panas yang sering dilakukan
terhadap logam atau paduan, dengan tujuan melunakkan logam untuk
meningkatkan

ketangguhan,

meningkatkan

mampu

mesin,

dan

menghaluskan ukuran butir. Tahapan dari proses annealing ini dimulai


dengan memanaskan logam atau paduan sampai suhu tertentu dan
mempertahankannya untuk beberapa waktu. Pada suhu tersebut selanjutnya
didinginkan perlahan-lahan. Berdasarkan tujuannya, annealing dibagi
menjadi:
1.

Full annealing
Full annealing merupakan proses perlakuan panas untuk
menghasilkan perlit yang kasar tetapi lunak dengan pemansan sampai
austenisasi kemudian didinginkan, dan memperbaiki ukuran butir. Pada
proses full annealing, biasanya dilakukan dengan memasukkan logam
sampai ke atas suhu kritis (untuk baja hypoeutectoid 25oC-50oC diatas

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

16

Bab II-Landasan Teori


garis A3 sedang untuk baja hypereutectoid 25oC-50oC diatas garis A1),
kemudian dilanjutkan dengan pendinginan yang cukup lambat di dalam
tungku sambil dijaga agar suhu dibagian luar dan dalam kira-kira sama.
2.

Normalizing
Normalizing adalah proses pemansan logam pada suhu austenit
dan didinginkan di udara terbuka. Adapun caranya dalah memanaskan
baja pada suhu diatas daerah kritis (untuk baja hypoeutectoid, 50 oC
diatas garis A3 sedang untuk baja hypereutectoid 50oC diatas garis Acm)
disusul dengan pendinginan di udara.
Normalizing biasa diterapkan pada baja karbon rendah dan
baja paduan untuk menghilangkan pengaruh pengerjaan bahan
sebelumnya, memperbaiki dan menghaluskan struktur butiran serta
membentuk struktur mikro agar terbentuk butiran halus dan seragam,
sehingga pengaruh dari pengerjaan dingin atau panas dapat dihilangkan.

2.3.2

Hardening
Proses pengerasan (hardening) adalah proses perlakuan panas yang

dilakukan untuk menghasilkan suatu benda kerja yang keras. Proses ini
dilakukan dengan cara menaikkan suhu baja sekitar 770oC sampai dengan
830oC, selanjutnya ditahan beberapa saat kemudian didinginkan secara
mendadak dengan mencelupkan ke dalam air, oli, atau media pendingin
lainnya. Faktor penting yang dapat mempengaruhi proses hardening
terhadap kekerasan baja yaitu oksidasi oksigen udara. Selain berpengaruh
terhadap besi, oksigen udara berpengaruh terhadap karbon yang terikat
sebagai sementit atau larut dalam austenit. Oleh karena itu, pada benda kerja
dapat berbentuk lapisan oksidasi selama proses hardening. Pencegahan
kontak dengan udara selama pemanasan atau hardening dapat dilakukan
dengan jalan menambah suhu yang tinggi karena bahan yang terdapat dalam
baja akan bertambah kuat terhadap oksigen. jadi, semakin tinggi suhu
semakain mudah untuk melindungi besi terhadap oksidasi.
Bila bentuk benda tidak teratur, benda harus dipanaskan perlahanlahan agar tidak mengalami distorsi atau retak. Makin besar potongan

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

17

Bab II-Landasan Teori


benda, makin lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh hasil
pemanasan yang merata. Pada perlakuan panas ini, panas merambat dari luar
ke dalam dengan kecepatan tertentu. Bila pemanasan terlalu cepat, bagian
luar akan jauh lebh panas dari bagian sehingga dapat diperoleh struktur yang
tidak merata. Benda dengan ukuran yang lebih besar pada umumnya
menghasilkan permukaan yang kurang keras meskipun kondisi perlakuan
panas tetap sama. Hal ini sebabkan oleh terbatasnya panas yang merambat
dipermukaan. Oleh karena itu, kekerasan dibagian dalam akan lebih rendah
daripada bagian luar.
2.3.3 Quenching
Quenching adalah proses perpindahan panas atau pendinginan
dengan sangat cepat dari fasa austenit pada umumnya dari suhu diantara
815oC-870oC untuk material baja. Pada baja karbon rendah tidak terjadi fasa
martensite, sedangkan untuk baja karbon sedang dan baja paduan
kemungkinan untuk terjadinya fasa martensite sangat besar. Media
pendingin yang umum digunakan adalah air, oli, air asin, dan udara. Metoda
quenching adalah sebagi berikut.
1.

Quench langsung (direct quench)


Quench langsung dilakukan dengan media pendingin air atau
oli, dimana benda kerja ditahan pada suhu pengerasannya untuk jangka
waktu tertentu.

2. Time Quench
Time quench dilakukan pada baja-baja yang memiliki mampu
keras yang rendah yang memerlukan quenching ke dalam air atau pada
baja-baja yang memiliki mampu keras yang tinggi ukuran benda
kerjanya besar.
3. Quench yang ditunda (delay quench)
Proses delay quench dilakukan sesuai dengan nama metodenya
yaitu benda kerja yang sudah dipanaskan dan dikeluarkan dari tungku
pada suhu pengerasannya dibiarkan saat sebelum diquench. Cara ini

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

18

Bab II-Landasan Teori


dilakukan agar proses quench terjadi pada suhu benda kerja yang lebih
rendah sehingga memperkecil kemungkinan timbulnya distorsi.
4.

Die quench
Die quench dilakukan dengan menggunakan media yang
mampu menyerap panas. Selama proses quench benda kerja dapat
dipress sehingga secara mekanik kemungkinan distorsi dapat diperkecil.

2.3.4 Tempering
Tempering adalah proses memanaskan baja yang sudah dikeraskan
dengan suhu yang cukup rendah, diikuti dengan pendinginan secara
perlahan-lahan. Pada dasarnya, baja yang telah dikeraskan bersifat getas dan
tidak cocok untuk digunakan. Melalui tempering kekerasan dan kegetasan
dapat diturunkan sampai memenuhi persyaratan. Kekerasan dan kekuatan
tarik akan turun, sedang keuletan dan ketangguhan akan meningkat.
Pada saat tempering, karbon dapat melepaskan dari martensit
sehingga keuletan dari baja naik, akan tetapi kekuatan tarik dan kekerasan
menurun. Hal ini menyatakan sifat-sifat mekanik baja yang telah dicelup
dan ditemper dapat dengan cara mengubah suhu tempering.
Berdasarkan tujuannya proses tempering dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.

Tempering pada suhu rendah (150oC-300oC)


Tempering ini hanya untuk mengurangi tegangan sisa dan kerapuhan
dari baja, biasanya untuk alat-alat potong, mata bor, dan sebagainya.

b.

Tempering pada suhu menengah (300oC-550oC)


Tempering pada suhu menengah bertujuan untuk manambah keuletan
dan kekerasannya sedikit berkurang. Proses ini digunakan pada alat-alat
kerja yang mengalami beban berat, misalnya palu, pahat, dan pegas.

c.

Tempering pada suhu tinggi (550oC-650oC)


Tempering pada suhu tinggi bertujuan untuk memberikan daya keuletan
yang besar dan sekaligus kekerasannya menjadi agak rendah pada roda
gigi, poros, batang penggerak, dan sebagainya.

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

19

Bab II-Landasan Teori

2.4

Faktor Yang Perlu Diperhatikan Sewaktu Heat Treatment


2.4.1

Rate of Heating (laju Pemanasan)


Jika laju pemanasan terlalu cepat maka perkakas akan retak. jika

sebuah produk yang akan dilakukan proses perlakuan panas mempunyai


ketebalan yang berbeda, maka akan terjadi perbedaan laju pemanasan antara
daerah tipis dan tebal, untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan preheating. Preheating dilakukan dibawah garis transformasi A1,
jika material kecil dan simetris maka preheating dapat dihilangkan.
2.4.2

Holding Time at Temperature


Waktu penahanan pada temperatur hardening tergantung dari

karbida yang larut. Jumlah karbida berbeda untuk beberapa tipe baja dan
waktu penahanan tergantung pada grade dari baja tersebut.
Baja karbon dan baja paduan rendah mengandung karbida yang
mudah larut sehingga membutuhkan waktu penahanan yang sedikit setelah
temperatur hardening tercapai. Waktu penahann biasanya setelah temperatur
hardening tercapai. Waktu penahanan biasanya 5-15 menit. Baja paduan
sedang membutuhkan waktu penahanan 15-25 menit.
Baja paduan rendah tool steels membutuhkan waktu 0,5 menit per
milimeter tebal. Waktu minimum dan maksimum yang dibutuhkan 5 menit
dan 1 jam. High alloy chrome membutuhkan waktu yang lama dari semua
baja perkakas dan waktu pemanasan tergantung pada temperatur hardening.
Waktu penahanan yang sedikit dan terlalu lama akan menghasilkan
kekerasan yang rendah. Waktu yang paling aman adalah 1 jam per inci tebal.
2.4.3

Media Pendinginan
Tujuan utama dari proses pengerasan adalah agar diperoleh struktur

martensit yang keras, sekurang-kurangnya dipermukaan baja. Hal ini hanya


dapat dicapai jika menggunakan medium yang efektif sehingga baja
didinginkan pada suatu laju yang dapat mencegah terbentuknya struktur

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

20

Bab II-Landasan Teori


yang lebih lunak seperti perlit dan bainit. Media pendingin yang digunakan
untuk mendinginkan baja bermacam-macam. Berbagai pendingin yang
digunakan dalam proses perlakuan panas anatara lain:
a.

Air (Water)
Medium air tidak akan cocok sebagai media pendinginan yang
efesien jika temperaturnya diatas 3000C. Biasanya ke dalam air tersebut
dilarutkan garam dapur sebagai usaha mempercepat turunnya suhu
benda kerja dan mengakibatkan bahan menjadi keras.

b.

Oli (oil)
Oli digunakan sebagai fluida pendingin dalam perlakuan panas
sebab dapat memberikan lapisan karbon pada kulit (permukaan)nbenda
kerja yang diolah. Oli digunakan sebagai media pendingin bertujuan
untuk mendapatkan struktur martensit, semakin banyak unsur karbon
maka struktur martensit yang terbentuk juga akan semakin banyak
karena martensit terbentuk dari fasa austenit yang didinginkan secara
cepat.

c.

Udara (Air)
Pendinginan udara dilakuakn untuk perlakuan panas yang
membutuhkan pendinginan lambat. Untuk keperluan tersebut udara
yang disirkulasikan ke dalam ruangan pendingin dibuat dengan
kecepatan yang rendah. Udara sebagai pendingin akan memberikan
kesempatan kepada logam untuk membentuk kristal-kristal dan
kemungkinan mengikat unsur-unsur lain dari udara.

d.

Garam (Salt)
Garam dipakai sebagai bahan pendingin karena memiliki sifat
mendinginkan yang teratur dan cepat. Bahan yang didinginkan di dalam
cairan garam akan mengakibatkan ikatannya menjadi lebih keras.

2.5

Kendaraan Alat Berat (Excavator 320D)


Alat berat di dalam suatu proyek bangunan maupun proyek
tambang memiliki peran yang sangat penting dalam hal keberlangsungan
proyek tersebut. Tidak mungkin sekali manusia dapat mengangkat batuan

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

21

Bab II-Landasan Teori


berton-ton, dan berbagai hal lainnya tanpa bantuan alat berat. Kita tidak
memerlukan alat berat ketika melakukan pekerjaan bangunan yang berskala
kecil, misalnya pembuatan saluran pembuangan di depan rumah, dan
penggalian pondasi rumah tinggal. Karena dengan tenaga manusia pun
pekerjaan tersebut dapat dilakukan, namun ketika proyek tersebut sudah
berskala besar kita sangat membutuhkan alat berat untuk mempercepat
pekerjaan pembangunan. Salah satunya adalah kendaraan alat berat
excavator.
Excavator adalah kendaraan alat berat (heavy duty equipment)
yang dilengkapi dengan attachment untuk melakukan pekerjaan. Dimana
bentuk dan konstruksinya dari peralatan tambahan disesuaikan dengan
tujuan penggunaan dilapangan yang bersangkutan.
Attachment adalah peralatan tambahan yang terpasang pada
kendaraan alat berat excavator, yaitu bucket dan bucket tip. Adapun fungsi
lain dari alat berat excavator adalah sebagai berikut:
1.

Melakukan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh tenaga


manusia secara langsung, dalam batas waktu tertentu, dengan
volume dan mobilitas yang tinggi.

2.

Mendukung pekerjaan yang dilakukan oleh manusia, agar lebih


produktif.

3.

Pendukung pekerjaan proyek pertambangan.

4.

Pendukung pekerjaaan proyek bangunan.

5.

Menggusur, memindahkan, meratakan tanah dan batuan.


Kelebihan lain dari excavator adalah dapat berputar sebanyak 360o,

sehingga dapat memudahkan dalam beroperasi. Ditinjau dari segi sistem


penggeraknya alat berat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.

Sistem penggerak track


Sistem penggerak track adalah sistem penggerak yang
menggunkan track shoe atau sepatu rantai. yang paling banyak
diterapkan pada konstruksi alat berat dibandingkan dengan Sistem
Penggerak wheel.

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

22

Bab II-Landasan Teori


Sistem Penggerak track adalah jenis yang paling banyak
diterapkan pada konstruksi alat berat dibandingkan dengan sistem
penggerak wheel. Untuk memilih yang tepat diantara keduanya, hal ini
tergantung dari kondisi, lokasi dan jenis pekerjaan yang akan dilakukan,
karena masing-masing memiliki keunggulan dan keterbatasan.

TrackShoe
Gambar 2.3 Sistem Penggerak Track
Keunggulan dan kekurangan dari sistem penggerak track
adalah sebagai berikut:
a.

b.

Keunggulan
-

Kemungkinan slip sangat kecil.

Dapat bekerja pada permukaan tanah yang lunak.

Kekurangan
-

Merusak permukaan jalan apabila dikendarai di atas jalan


beraspal. Oleh sebab itu dibutuhkan alat pengangkut khusus
untuk mentransportasikannya.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan lebih mahal.

2. Sistem penggerak wheel


Sistem penggerak wheel adalah sistem penggerak yang
menggunakan roda atau ban berupa karet. Keunggulan dan kekurangan
dari sistem penggerak wheel adalah sebagai berikut:
1.

Keunggulan
-

Dapat digunakan dipermukaan jalan yang beraspal.

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

23

Bab II-Landasan Teori


2.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan yang relatif murah.

Kekurangan
-

Kemungkinan slip sangat besar.

Tidak dapat bekerja dipermukaan yang lunak.

Ban Karet

Gambar 2.4 Sistem Penggerak Wheel


2.5.1 Nama-Nama Komponen Excavator

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

24

Bab II-Landasan Teori


Gambar 2.5 Excavator dan Nama-Nama Komponen
Keterangan dari komponen-komponen excavator di atas adalah
sebagai berikut:
1.

Counter weight adalah sebagai pemberat atau penyeimbang untuk


excavator itu sendiri.

2.

Engine hood adalah sebagai penutup atau pelindung engine dari hujan,
debu, batu, dan lain-lain.

3.

Engine group adalah komponen penggerak utama excavator.

4.

Fuel tank adalah tempat penyimpanan bahan bakar.

5.

Cabin adalah sebagai tempat operator mengoperasikan unit tersebut.

6.

Boom adalah komponen yang menyalurkan tenaga dari boom cylinder


untuk mnggerakkan stick, serta sebagai dudukan dari stick cylinder.

7.

stick cylinder adalah komponen yang menggerakkan bucket.

8.

Stick adalah sebagai tempat dudukan dari stcik cylinder dan bucket.

9.

Bucket cylinder adalah sebagai rumah dari rod dan komponen yang
membantu menggerakkan bucket.

10. link adalah komponen penyambung dari stick cylinder ke bucket.


11. Rod adalah komponen yang menggerakkan bucket tip.
12. Bucket adalah sebagai tempat hasil dari material yang digali.
13. Boom cylinder adalah komponen yang menggerakkan boom.
14. Idler adalah komponen penyangga dari track assembly dan penyearah
gerak dari track assembly.
15. Track assembly adalah komponen yang mengalami kontak langsung
dengan permukaan tanah sehingga dapat berjalan di atas permukaan
tersebut.
16. Final drive adalah komponen dari power train sebagai penggerak akhir
yaitu menuju track assembly.
17. Hydraulic tank adalah sebagai tempat penyimpanan hydraulic oil.
18. Bucket tip adalah komponen yang mengalami kontak langsung untuk
menggali atau menggeruk material.

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

25

Bab II-Landasan Teori


Pengertian dari kalimat 320D yaitu untuk angka 320 menyatakan
ukuran besar kecilnya unit sedangkan untuk huruf "D" menyatakan tipe atau
seri terbaru dari unit tersebut.
2.5.2 Jenis-Jenis Bucket Tip
Bucket tip terdiri dari bermacam jenis, yaitu:
1. Long tip
- Bagus untuk sebagian besar pekerjaan.
- Memiliki kekuatan yang baik.
- Tahan aus.
Gambar 2.6 Long Tip
2. Heavy duty long tip
- Lebih tahan aus dari long tip dan
lebih kuat.
- digunakan pada unit yang besar
dalam
pengangkutan dan
Gambar
2.7pekerjaan
Heavy Duty
penggalian.
Long Tip
3. Sharp tip
- Digunakan dimana penetrasi menjadi
perhatian utama.
- Digunakan

pada

material

yang

kurang menyebabkan aus.


- Kurang tahan terhadap benturan.

Gambar 2.8 Sharp Tip

4. Wide tip
- Digunakan untuk membersihkan lantai.
- Kurang tahan terhadap benturan.
- Tahan

terhadap

material

yang

menyebabkan aus.

Gambar 2.9 Wide Tip

5. Heavy duty abrasion tip


- Digunakan pada unit yang besar
ketika bekerja dengan pasir, kerikil,
dan batu.

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

26

Bab II-Landasan Teori


Gambar 2.10 Heavy Duty
Abrasion Tip

Karakterisasi Material Bucket Tip Pada Excavator (Caterpillar 320D)

27

Anda mungkin juga menyukai