Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN MEMASUKKAN PASIEN KE ICU

Selalu ada aturan dan cara apabila anda ingin melakukan sesuatu dengan cara yang
benar. Demikian juga apabila anda sebagai dokter tentunya, ingin memasukkan pasien
ke ICU.
Menentukan pasien yang memang tepat dan layak masuk ICU adalah hal utama.
Pesannya adalah anda tidak boleh memasukkan pasien yang salah atau tidak tepat ke
ICU. Bukan saja karena orang / pasien yang keliru tidak akan mendapatkan manfaat
dari pelayanan ICU tetapi juga terlebih membahayakan bagi dirinya karena anda telah
memperhadapkannya dengan resiko yang lebih buruk. Resiko itu diantaranya adalah
infeksi nosokomial. Resiko yang lain adalah resiko ekonomi yaitu biaya mahal.
Bagaimana menentukan pasien bahwa benar memerlukan ICU? Cobalah anda kembali
mencermati definisi operasional ICU
1. Pasien dalam keadaan sakit berat, mengalami kegagalan atau kekacauan fungsi
organ penting sehingga terancam keselamatan jiwanya.
2. Di perhitungkan akan mendapatkan kemanfaatan dari terapi supportif yang
akan diberikan atau dengan kata lain memerlukan metode khas ICU: bantuan
ventilasi, terapi titrasi, terapi resusitasi dll
3. Memerlukan monitoring intensive serta diprediksi mendapatkan keuntungan
dari kegiatan monitoring intensive yang dilakukan
Jadi Tenaga kesehatan (dokter DPJP, Dokter UGD, Perawat) harus terlebih dahulu
melakukan pemeriksaan fisik dengan atau tanpa pemeriksaan penunjang dilanjutkan
melakukan analisis terhadap temuan klinis dan selanjutnya anda menyusun diagnosis
kerja
Tanda-tanda klinis terjadinya kegawatan atau kekacauan fungsi organ penting akan
mudah dilakukan sementara waktu tenaga kesehatan bisa bekerja di IGD dan orang
sakit datang memerlukan bantuannya. Bagaimana dengan pasien yang telah dirawat,
kadangkala tenaga kesehatan tidak akan pernah menaruh curiga tentang kondisi
pasien, kalau tidak melakukan pemeriksaan dengan lebih teliti dan kalau tidak
melakukan monitoring pasien. Jadi aktifitas monitoring adalah penting untuk dapat
menemukan kemungkinan terjadinya perkembangan kearah perburukan fungsi organ
penting pasien.
Pemeriksaan klinis bagaimanapun harus dilakukan secara sistematis dan menyeluruh,
tetapi titik hanya pada pemeriksaan klinis pada pelayanan emergency dan critical care
saja, tetapi secara lebih mendalam ditujukan kepada pemeriksaan pada
1. Sistema saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan
2. Metabolisme umum
3. Keseimbangan asam basa dan elektrolit

Diagnosis yang disusun dan ditegakkan merupakan tonggak penting untuk


memutuskan apakah pasien perlu selanjutnya dirawat di ICU atau tidak. Diagnosis
menentukan ada atau tidak adanya peluang dan keuntungan pasien dari perawatan di
ICU. Pasien yang memiliki problem (diagnosis) yang terlalu berat maka ia tidak akan
banyak mendapatkan keuntungan dari perawatan ICU To sick to benefit sebaliknya
mungkin diagnosis dan masalah yang ditemukan pada pasien tidak terlalu buruk,
pasien seperti inipun tak banyak mendapatkan keuntungan dari pelayanan ICU To
good to benefit. Jadi peluang ICU dapat disampaikan disini hanya untuk kondisi
tertentu yang bukan termasuk keduanya diatas.

Diagnosis utama berhubungan dengan pelayanan ICU adalah diagnosis yang


didasarkan kepada temuan klinis terutama pada kasus :
1.
Ancaman gagal fungsi SSP atau sudah terjadi gagal fungsi SSP
2.
Ancaman gagal fungsi kardiovaskuler atau sudah terjadi gagal fungsi
krdiovaskuler
3.
Ancaman gagal fungsi pernafasan atau sudah terjadi gagal fungsi
pernafasan
Telaah lanjut dan beratnya perjalanan penyakit yang dialami pasien perlu anda
pertimbangkan. Pasien yang mengalami gagal fungsi organ penting pada stadium
akhir suatu penyakit karsinoma, kegagalan fungsi organ penting yang disertai
kerusakan luas / menyeluruh cortex cerebri atau dibuktikan adanya mati batang otak,
cardiomyopathy luas dan permanen, gagal ginjal berat dan kronis, sangat mungkin
tidak akan banyak mendapatkan manfaat dari pelayanan ICU.
Faktor usia menjadi tantangan tersendiri pada pelayanan ICU, Sebagaimana kita
ketahui bahwa secara umum kita bisa mengatakan bahwa semakin lanjut usia maka
semakin besar resiko orang mengalami kemunduran sampai kegagalan fungsi organ
tubuh. Kerusakan beberapa system organ tubuh meningkatkan comorbiditas yang
merupakan problem besar pada usia lanjut.
ICU harus memiliki panduan Indikasi masuk ICU setiap dokter yang ingin merawat
pasien ke ICU apakah dokter IGD, dokter Jaga ruang, dokter poliklinik atau dokter
spesialis perlu mempertimbangkan ketentuan yang dituangkan dalam Indikasi masuk
ICU. Termasuk mempertimbangkan kemungkinan adanya Indikasi Kontra Masuk
ICU
Indikasi kontra masuk ICU antara lain: mati batang otak, stadium akhir perjalanan
suatu penyakit, atau pasien / keluarga menolak.
Apabila dokter berkesimpulan pasien harus dilakukan pelayanan di ruang ICU maka
harus melakukan penjelasan kepada pasien atau keluarga pasien, untuk mendapatkan
persetujuan. Pasien berhak tahu apa terjadi pada dirinya. Demikian juga pasien atau
keluarga berhak mengetahui apa yang akan anda lakukan terhadap pasien anda.
Apakah keuntungan dengan perawatan ICU, apakah resikonya apabila tidak
dilakukan. Apakah terdapat upaya alternative lain yang mungkin bisa
dilakukan. Apabila pasien / keluarga menolak anda tentu tidak dapat melanjutkan
rencana memasukkan pasien ke ICU.
Sebelum mengirimkan pasien ke ruang ICU, harus dipertimbangkan apakah pasien
dalam kondisi tidak stabil misalnya pasien dalam keadaan syok, apnea,hypoventilasi,
hypoksemia berat dll, maka terlebih dahulu memperbaikinya.
Dampingi dan antarkan pasien masuk ke ICU bersama anggota tim transfer pasien
yang anda pimpin.
Serah terimakan pasien kepada dokter yang bertugas di ICU, berikan keterangan dan
temuan penting yang anda ketahui.

Anda mungkin juga menyukai