Anda di halaman 1dari 16

Catherina

Antioksidan

Chandra

406117058

BAB I
PENDAHULUAN
Kerusakan sel disebabkan oleh radikal bebas dipercaya berperan penting dalam
proses penuaan dan perjalanan suatu penyakit. Antioksidan adalah lini pertama dalam
pertahanan tubuh melawan kerusakan radikal bebas, dan menjaga kesehatan secara
optimum. Kebutuhan antioksidan menjadi meningkat dengan peningkatan keterpajanan
dari radikal bebas. Polusi, rokok, obat-obatan, penyakit, stres, dan bahkan olahraga dapat
meningkatkan pajanan radikal bebas. Banyak ahli percaya bahwa kebutuhan makanan
untuk antioksidan spesifik mungkin inadekuat dan kadang-kadang membutuhkan lebih
banyak makanan yang mengandung antioksidan. 1
Radikal bebas merupakan molekul reaktif yang memiliki elektron tak berpasangan.
Berbagai jenis radikal bebas memiliki potensi untuk berinteraksi terhadap molekul biologis
dalam tubuh, seperti protein, lipid, dan DNA, dan mencetuskan reaksi yang dapat merusak
serta menyebabkan kematian sel. Berbagai evidens yang ada hingga saat ini telah
menunjukkan bahwa pajanan radikal bebas terlibat dalam etiologi berbagai penyakit
termasuk penyakit vaskuler. 2,3
Radikal bebas berasal dari dalam (endogen) maupun luar tubuh (eksogen). Reactive
Oxygen Species (ROS), radikal bebas endogen, terbentuk saat proses metabolisme aerobik.
Dan reaksi sekunder transisi logam seperti copper dan besi; sedangkan radikal bebas
eksogen dapat berasal dari asap rokok, polusi, sinar ultraviolet, dan lain lain. 2,3,6
Kerusakan akibat pajanan radikal bebas diminimalkan dengan antioksidan. Di
dalam tubuh, sistem pertahanan antioksidan kompleks bekerja meminimalkan dampak
pajanan radikal bebas endogen dan eksogen berlebih. Antioksidan endogen seperti
suproxide dismutase, catalase, dan glutathion peroxidase menghambat oksidasi komponen
seluler dengan secara langsung menangkap ROS dan reactive nitrogen species,
memetabolisme peroksidase lipid menjadi substansi non-radikal, dan dengan reaksi
chelation ion logam untuk mencegah terbentuknya oksidan. Antioksidan eksogen seperti
vitamin C, E, carotenoid, dan polyphenol juga bekerja menangkap radikal bebas. 2,3

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasanan Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 4 maret 6 April 2013
Page 1

Catherina
Antioksidan

Chandra

406117058

Pada kondisi stres fisik, infeksi, pajanan berlebih radikal bebas, kapasitas
antioksidan menjadi tidak memadai untuk menangkal radikal bebas. Kapasitas antioksidan
tubuh juga makin menurun sejalan dengan pertambahan usia. Kondisi pajanan radikal
bebas melebihi kapasitas antioksidan tubuh disebut dengan stres oksidatif. Stres oksidatif
telah diketahui berperan terhadap timbulnya berbagai penyakit inflamasi atau degeneratif
seperti Alzheimer, Parkinson, aterosklerosis,artritis reumatoid, kanker, dan proses penuaan
dini. 2,3
Pada kondisi stres oksidatif, tambahan asupan antioksidan akan bermanfaat. Salah
satu contoh antioksidan eksogen adalah astaxanthin, suatu carotenoid, yang terutama
banyak terdapat pada organisme laut. Astaxanthin merupakan antioksidan poten dengan
kekuatan antioksidan 100 kali lipat lebih kuat dibandingkan a-tocopherol dan 40 kali lipat
lebih kuat dibandingkan dengan -carotene. Namun tidak seperti carotenoid lain,
astaxanthin tidak menunjukkan sifat prooksidan. Berbagai penelitian menunjukkan efek
protektif astaxanthin terhadap peroksidase lipid yang diinduksi radikal bebas di dalam
larutan organik,liposom, mikrosom hati dan membran sel. 2,3

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasanan Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 4 maret 6 April 2013
Page 2

Catherina
Antioksidan

Chandra

406117058

BAB II
ANTIOKSIDAN
II.1. Definisi antioksidan 3,4
Antioksidan adalah zat yang dapat melindungi sel-sel terhadap efek radikal
bebas. Radikal bebas adalah molekul yang diproduksi ketika makanan
dimetabolisme

tubuh,

atau

dengan

paparan

lingkungan

seperti

asap

tembakau dan radiasi. Radikal bebas dapat merusak sel-sel, dan mungkin
memainkan peran dalam penyakit jantung, kanker dan penyakit lainnya.
II.2. Klasifikasi antioksidan 3
Berdasarkan sumber perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu
antioksidan alami merupakan antioksidan hasil ekstraksi bahan alami dan
antioksidan buatan (sintetik) merupakan antioksidan yang diperoleh dari hasil
sintesa reaksi kimia.
II.3. Oksidan 4
Oksidan dapat mengganggu integritas sel karena dapat bereaksi dengan
komponen-komponen sel yang penting untuk mempertahankan kehidupan sel, baik
komponen struktural (misalnya molekul-molekul penyusun membran) maupun
komponen-komponen fungsional (misalnya enzim-enzim dan DNA). Oksidan yang
dapat me-rusak sel berasal dari berbagai sumber, yaitu :
a. yang berasal dari tubuh sendiri, yaitu senyawa-senyawa yang sebenarnya
berasal dari proses-proses biologik normal (fisiologis), namun oleh suatu
sebab terdapat dalam jumlah besar
b

b. yang berasal dari proses-proses peradangan.


c. yang berasal dari luar tubuh, seperti misalnya obat-obatan dan senyawa
pencemar (polutant)

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasanan Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 4 maret 6 April 2013
Page 3

Catherina
Antioksidan

Chandra

406117058

d. yang berasal dari akibat radiasi


II.4. Oksidan dan Radikal bebas 4
Dalam kepustakaan kedokteran pengertian oksidan dan radikal bebas (free
radicals) sering dibaurkan karena keduanya memiliki sifat-sifat yang mirip.
Aktivitas kedua jenis senyawa ini sering menghasilkan akibat yang sama walaupun
prosesnya berbeda. Sebagai contoh perhatikan dampak H2O2 (hidrogen peroksida)
dan radikal bebas OH (radikal hidroksil) terhadap glutation (GSH) :
a. H2O2 :
GSH + H2O2

GSSG + 2H2O

b.OH :
GSH +

OH

H2O + GS (radikal glutation)

GS + GS

GSSG

Walaupun ada kemiripan dalam sifat-sifatnya namun dipandang dari sudut


ilmu kimia, keduanya harus dibedakan. Oksidan, dalam pengertian ilmu kimia,
adalah senyawa penerima elektron, (electron acceptor), yaitu senyawa-senyawa
yang dapat menarik elektron. Sebaliknya, dalam pengertian ilmu kimia, radikal
bebas adalah atom atau molekul (kumpulan atom) yang memiliki elektron yang tak
berpasangan (unpaired electron). Sebagai contoh marilah kita perhatikan molekul
air (H2O).
Radikal bebas memiliki dua sifat, yaitu :
1. Reaktivitas tinggi, karena kecenderungan menarik elektron.
2. Dapat mengubah suatu molekul menjadi suatu radikal
Sifat

radikal

bebas

yang

mirip

dengan

oksidan

terletak

pada

kecenderungannya untuk menarik elektron.Jadi sama halnya dengan oksidan,


radikal bebas adalah penerima elektron. Itulah sebabnya dalam kepustakaan
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasanan Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 4 maret 6 April 2013
Page 4

Catherina
Antioksidan

Chandra

406117058

kedokteran, radikal bebas digolongkan dalam oksidan. Namun perlu diingat bahwa
radikal bebas adalah oksidan tetapi tidak setiap oksidan adalah radikal bebas.
II.5. Reactive oxygen species (ROS) 3,5
Reactive oxygen species (ROS) adalah istilah yang meliputi semua yang
sangat reaktif, mengandung molekul oksigen, termasuk radikal bebas. Jenis ROS
termasuk radikal hidroksil, hipoklorit, dan berbagai lipid peroksida. Semua mampu
bereaksi dengan membran lipid, asam nukleat, protein dan enzim, dan molekul
kecil lainnya, yang mengakibatkan kerusakan sel.
ROS dihasilkan oleh sejumlah jalur. Sebagian besar oksidan diproduksi
oleh sel terjadi sebagai:

Suatu konsekuensi dari metabolisme aerobik normal: sekitar 90% dari oksigen

yang digunakan oleh sel dikonsumsi oleh sistem transpor elektron mitokondria.
Ledakan oksidatif dari fagosit (sel darah putih) sebagai bagian dari mekanisme
dimana bakteri dan virus dibunuh, dan protein asing (antigen) yang

didenaturasi.
Metabolisme xenobiotik, yaitu, detoksifikasi zat beracun. Akibatnya, hal-hal
seperti olahraga berat, yang mempercepat metabolisme selular, peradangan
kronis, infeksi, dan penyakit lainnya, paparan alergen dan paparan obat atau
racun seperti asap rokok,polusi, pestisida, insektisida dan semua dapat
berkontribusi terhadap peningkatan beban oksidan tubuh.

II.6. Dampak negatif senyawa oksigen reaktif 4,6


Senyawa-senyawa oksigen reaktif semuanya merupakan oksidan yang kuat,
walaupun derajad kekuatannya berbeda-beda. Dampak negatif tersebut timbul
karena reaktifitasnya

sehingga dapat merusak komponen-komponen sel yang

penting untuk mempertahankan integritas dan kehidupan sel.


Diantara senyawa-senyawa oksigen reaktif, radikal hidroksil merupakan
senyawa yang paling berbahaya karena reaktifitasnya sangat tinggi. Radikal
hidroksil dapat merusak tiga jenis senyawa yang penting untuk mempertahankan
integritas sel, yaitu :
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasanan Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 4 maret 6 April 2013
Page 5

Catherina
Antioksidan

Chandra

406117058

1. asam lemak, khususnya asam lemak tak jenuh yang merupakan komponen

penting fosfolipid penyusun membran sel.


2. DNA, yang merupakan perangkat genetik sel.
3. Protein yang memegang berbagai peran penting seperti enzim, reseptor,

antibodi dan pembentuk matriks serta sitoskeleton.


II.6.1. Dampak negatif terhadap membran sel 4
Komponen

terpenting membran sel adalah fosfolipid, glikolipid dan

kolesterol. Dua komponen pertama mengandung asam lemak tak jenuh. Justru
asam lemak tak jenuh ini (asam-asam linoleat, linolenat dan arakidonat) sangat
rawan terhadap serangan-serangan radikal, terutama radikal hidroksil. Radikal
hidroksil dapat menimbulkan reaksi rantai yang dikenal dengan nama peroksidasi
lipid
LH

OH

Asam lemak.
L

H2O

Radikal lipid
O2

LOO
Radikal peroksilipid

LOO

RH

LOOH

dan seterusnya.
Akibat akhir dari rantai reaksi ini adalah terputusnya rantai asam lemak
menjadi berbagai senyawa yang bersifat toksis terhadap sel, antara lain berbagai
macam aldehida, seperti malondialdehida, 9-hidroksi-nonenal serta bermacammacam hidrokarbon seperti etana (C2H6) dan pentana (C5H12).
Dapat pula terjadi ikatan silang (cross-linking) antara dua rantai asam
lemak atau antara asam lemak dan rantai peptida (protein) yang timbul karena
reaksi dua radikal :
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasanan Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 4 maret 6 April 2013
Page 6

Catherina
Antioksidan

Chandra

R1 + R2

406117058

R1R2

Semuanya itu menyebabkan kerusakan kerusakan parah membran sel


sehingga membahayakan kehidupan sel.
II.6.2. Dampak negatif terhadap DNA 4
Radikal bebas dapat menimbulkan berbagai perubahan pada DNA yang
antara lain .berupa : hidroksilasi basa timin dan sitosin, pembukaan inti purin dan
pirimidin serta terputusnya rantai fosfodiester DNA.
Bila kerusakan tak terlalu parah, maka masih bisa diperbaiki oleh sistem
perbaikan DNA (DNA repair system ). Namun apabila kerusakan terlalu parah,
misalnya rantai DNA terputus-putus diberbagai tempat, maka kerusakan tersebut
tak dapat diperbaiki dan replikasi sel akan terganggu.. Susahnya, perbaikan DNA
ini sering justru menimbulkan mutasi, karena dalam memperbaiki DNA tersebut
sistem perbaikan DNA cenderung membuat kesalahan (error prone ), dan apabila
mutasi ini mengenai gen-gen tertentu yang disebut onkogen, maka mutasi tersebut
dapat menimbulkan kanker.

II.7. Perlindungan Antioksidan 1


Untuk melindungi sel-sel dan sistem organ tubuh terhadap reaktif spesies
oksigen, manusia telah berevolusi dan sistem perlindungan antioksidan yang
kompleks. Ini melibatkan berbagai komponen, baik endogen dan eksogen, yang
berfungsi secara interaktif dan sinergis untuk menetralisir radikal bebas.
Komponen ini termasuk:

Nutrisi yang diturunkan antioksidan seperti asam askorbat (vitamin C), tokoferol
dan tokotrienol (vitamin E), karotenoid, dan senyawa dengan berat molekul rendah
seperti glutathione dan lipoic acid.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasanan Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 4 maret 6 April 2013
Page 7

Catherina
Antioksidan

Chandra

406117058

Enzim antioksidan, misalnya, superoksida dismutase, glutation peroksidase, dan

glutation reduktase, yang mengkatalisasi reaksi radikal bebas.


Logam pengikat protein, seperti ferritin, laktoferin, albumin, dan seruloplasmin
yang menyerap besi bebas dan ion tembaga yang mampu mengkatalisis reaksi

oksidatif.
Sejumlah besar antioxidant phytonutrients lainnya hadir dalam berbagai makanan
nabati.
Berbagai ROS dan Neutralizing antioxidants 1
ROS
Hydroxyl radical
Superoxide radical
Hydrogen peroxide

Neutralizing antioxidants
vitamin C, glutathione,flavonoids, lipoic acid
vitamin C, glutathione,flavonoids, SOD
vitamin C, glutathione, beta carotene, vitamin E, CoQ10,

Lipid peroxides

flavonoids, lipoic acid


beta carotene, vitamin E, ubiquinone, flavonoids,
glutathione peroxidase

II.8. Mekanisme antioksidan dalam menghambat oksidasi 4


Antioksidan dapat menghambat atau memperlambat oksidasi melalui dua cara yaitu:
1. Melalui penangkapan radikal bebas (free radical scavenging). Antioksidan jenis

ini disebut sebagai antioksidan primer. Termasuk dalam jenis ini adalah vitamin
E (a-tokoferol) dan flavonoid.
2. Tanpa melibatkan penangkapan radikal bebas. Antioksidan ini disebut dengan

antioksidan sekunder yang mekanisme pengikatannya melalui pengikatan


logam, menangkap oksigen; mengubah hidroperoksida menjadi spesies non
radikal, menyerap sinar ultraviolet dan mendeaktivasi oksigen singlet .

II.9. Diet antioksidan 1

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasanan Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 4 maret 6 April 2013
Page 8

Catherina
Antioksidan

Chandra

406117058

Vitamin C, vitamin E, dan beta karoten adalah salah satu yang paling
dipelajari secara luas dalam diet antioksidan. Vitamin C dianggap paling penting
antioksidan yang larut dalam air dalam cairan ekstraselular, mampu menetralkan
ROS dalam fase aqueous sebelum lipid peroksidasi dimulai. Vitamin E,
antioksidan utama yang larut lipid, adalah antioksidan rantai pemecah paling
efektif dalam membran sel dimana melindungi membran asam lemak dari lipid
peroksidasi. Vitamin C telah dikutip mampu meregenerasi vitamin E. Beta karoten
dan karotenoid lainnya juga diyakini bisa memberikan perlindungan antioksidan
kepada jaringan kaya lipid.
Penelitian menunjukkan beta karoten dapat bekerja secara sinergis dengan
vitamin E. Pola makan yang sangat rendah lemak secara negatif dapat
mempengaruhi penyerapan beta karoten dan vitamin E, serta nutrisi lainnya yang
larut dalam lemak. Buah-buahan dan sayuran adalah sumber utama dari vitamin C
dan karotenoid, sementara biji-bijian adalah sumber utama vitamin E.

II.10. Phytonutrients 1
Sejumlah bahan diet antioksidan lainnya ada di luar vitamin yang
disebutkan

sebelumnya. Banyak tanaman yang dari zat diturunkan, secara

kolektif disebut " phytonutrients," atau "phytochemical," yang semakin dikenal


untuk aktivitas antioksidan. Senyawa fenolik seperti flavonoid pada tanaman:
sekitar 3.000 zat flavonoid telah dijelaskan.
Pada tanaman, flavonoid berfungsi sebagai pelindung terhadap berbagai
tekanan stres lingkungan, sementara pada manusia, flavonoid berfungsi sebagai
"pengubah respon biologis." Flavonoid telah terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi, anti-alergi, anti-virus, anti-penuaan, dan anti-karsinogenik.
Efek terapi flavonoid yang luas dapat diperbesar dengan sifat antioksidannya. Selain efek antioksidan, senyawa flavonoid dapat memberikan perlindungan
terhadap penyakit jantung melalui penghambatan aktivitas siklooksigenase dan
lipoksigenase dalam trombosit dan makrofag.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasanan Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 4 maret 6 April 2013
Page 9

Catherina
Antioksidan

Chandra

406117058

Cara terbaik untuk memastikan asupan phytonutrients adekuat diet kaya


dalam berbagai macam buah-buahan segar dan sayuran. Suplemen phytonutrients
juga sekarang banyak tersedia.
II.11. Antioksidan eksogen 1
Selain makanan antioksidan, tubuh bergantung pada beberapa mekanisme
pertahanan endogen untuk membantu melindungi terhadap radikal bebas yang
superoksida dismutase (SOD) memetabolisme oxidative toxic intermediates dan
memerlukan micronutrient cofactors seperti selenium, zat besi, tembaga, seng, dan
mangan untuk aktivitas katalisis optimal. Telah disarankan bahwa asupan mineral
inadekuat dapat membahayakan efektivitas dari mekanisme pertahanan
antioksidan. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi dan penyerapan mineral
penting ini mungkin menurun dengan penuaan.
Glutathione, antioksidan yang larut dalam air yang penting, yang
disintesis dari asam amino glisin, glutamat, dan sistein. Glutathione langsung
memadamkan ROS seperti lipid peroksida, dan juga berperan utama dalam
metabolisme xenobiotik. Paparan hati untuk zat xenobiotik menginduksi reaksi
oksidatif melalui upregulation of detoxification enzymes, yaitu, cytochrome P-450
mixed-function oxidase. Ketika seorang individu terpapar xenobiotik dosis tinggi,
glutathione lebih digunakan untuk konjugasi (kunci dalam proses detoksifikasi
tubuh) sehingga kurang tersedia sebagai antioksidan. Penelitian menunjukkan
bahwa vitamin C dan glutathione bekerja secara interaktif untuk menghentikan
radikal bebas dan bahwa mereka memiliki sparing effect pada satu sama lain.
Lipoic acid, antioksidan endogen lain yang penting, dikategorikan sebagai "
thiol " atau biothiol," adalah molekul yang mengandung sulfur yang dikenal
keterlibatannya dalam reaksi yang mengkatalisis dekarboksilasi oksidatif alphaketoacid,

seperti

piruvat

dan

alphaketoglutarate,

dalam

siklus

Krebs.

Lipoic acid dan bentuk tereduksinya, dihydrolipoic acid (DHLA), mampu


menghentikan radikal bebas dalam lipid dan air sehingga disebut "antioksidan
universal." Lipoic acid juga dapat memberikan efek antioksidan dengan berikatan
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasanan Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 4 maret 6 April 2013
Page 10

Catherina
Antioksidan

Chandra

406117058

dengan pro-oksidan logam. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa Lipoic acid
memiliki sparing effect dengan antioksidan lain. Penelitian pada hewan telah
menunjukkan suplemen lipoic acid melawan gejala defisiensi vitamin E atau
vitamin C.
II.12. Stres oksidatif 1
Sistem pertahanan antioksidan manusia, tidak selalu adekuat. Stres osidatif
diciptakan untuk mewakili pergeseran keseimbangan ke arah pro-oksidan dalam
pro-oxidant/antioxidant yang dapat terjadi sebagai akibat dari peningkatan
metabolisme oksidatif. Peningkatan stres oksidatif pada tingkat sel dapat terjadi
sebagai akibat dari banyak faktor, termasuk paparan alkohol, obat-obatan, trauma,
dingin, infeksi, pola makan yang buruk, racun, radiasi, atau aktivitas fisik yang
berat. Perlindungan terhadap semua proses tergantung pada kecukupan antioksidan
berbagai zat yang berasal baik secara langsung atau tidak langsung dari diet.
Akibatnya, asupan nutrisi dengan antioksidan inadekuat menimbulkan stres
oksidatif.

II.13. Stres oksidatif dan penyakit manusia 1


Kerusakan oksidatif pada DNA, protein, dan makromolekul lainnya terlibat
dalam patogenesis berbagai penyakit, terutama penyakit jantung dan kanker. Studi
epidemiologi serta uji intervensi klinis menunjukkan bahwa antioksidan dapat
memainkan peran penting dalam mencegah atau memperlambat penyakit jantung
dan beberapa bentuk kanker.
II.13.1. Penyakit jantung 1
Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di Amerika Serikat.
Sekarang diperkirakan bahwa satu dari tiga orang Amerika akhirnya akan
meninggal akibat penyakit ini. Sementara beberapa faktor, seperti tingkat kolesterol
tinggi, hipertensi, merokok, dan diabetes, diyakini menimbulkan aterosklerosis,
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasanan Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 4 maret 6 April 2013
Page 11

Catherina
Antioksidan

Chandra

semakin

banyak

bukti

yang

menunjukkan

406117058

langkah

penting

dalam

perkembangannya adalah oksidasi low-density lipoprotein (LDL) dalam dinding


arteri. Teori ini didukung oleh penelitian epidemiologi yang menghubungkan
rendahnya asupan diet antioksidan dengan peningkatan frekuensi penyakit jantung.
Selain itu, hubungan terbalik antara penyakit jantung dan tingkat antioksidan
plasma telah dilaporkan.
Antioksidan telah terbukti mencegah oksidasi LDL in vitro dan
menghambat perkembangan aterosklerosis pada percobaan dengan hewan.
Beberapa penelitian pada manusia menemukan suplemen vitamin E meningkatkan
kadar vitamin E di LDL, meningkatkan ketahanan oksidasi LDL, dan menurunkan
tingkat oksidasi LDL.
Dalam sebuah penelitian retrospektif baru-baru ini, Stampfer, et al.
menemukan bahwa perawat yang mengkonsumsi vitamin E lebih tinggi dari yang
biasa memiliki insiden 41% lebih rendah terkena penyakit jantung daripada
perawat yang mengkonsumsi vitamin E dosis rendah dari diet dan suplemen. Telah
diperkirakan bahwa diet peningkatan antioksidan vitamin dapat mengurangi risiko
penyakit jantung sebesar 20-30%.

II.13.2. Kanker 1
Kanker adalah penyebab utama kedua kematian di Amerika Serikat.
Bukti epidemiologi secara konsisten berhubungan antara asupan antioksidan yang
rendah atau antioksidan dalam darah rendah dengan peningkatan risiko kanker.
Kenyataannya, diet rendah buah dan sayuran melipat-gandakan risiko
sebagian besar jenis kanker. Oksidan mampu merangsang pembelahan sel, yang
merupakan faktor penting dalam mutagenesis. Ketika sebuah sel dengan DNA
untai yang rusak terbagi, metabolisme sel dan duplikasi menjadi tidak teratur.
Dengan demikian, mutasi dapat muncul yang pada gilirannya merupakan faktor
penting dalam karsinogenesis. Dipercayai bahwa antioksidan memberikan efek

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasanan Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 4 maret 6 April 2013
Page 12

Catherina
Antioksidan

Chandra

406117058

perlindungan dengan mengurangan kerusakan oksidatif pada DNA dan dengan


mengurangi peningkatan pembelahan sel abnormal.
Merokok dan peradangan kronis, dua penyebab utama kanker, memiliki
komponen radikal bebas yang kuat dalam mekanisme aksinya. Beberapa penelitian
telah menunjukkan bahwa orang yang merokok cenderung memiliki antioksidan
rendah dibandingkan bukan perokok dan peningkatan resiko kanker dan penyakit
jantung. Lebih dari 100 penelitian telah melaporkan bahwa penurunan risiko
kanker dikaitkan dengan diet tinggi vitamin C.
Seperti disebutkan sebelumnya,sejumlah buah-buahan dan sayuran
termasuk dalam diet tampaknya memiliki dampak yang signifikan terhadap risiko
kanker. Meskipun aktivitas antioksidan yang diyakini bertanggung jawab untuk
banyak perlindungan terhadap tumorgenesis, kegiatan antikanker tambahan telah
diamati dari beberapa tanaman yang diturunkan zat. Sulfur mengndung
phytochemical, seperti alil sulfida ditemukan di keluarga allium (bawang putih,
bawang, daun bawang), dan isothyocyanates dan sulphoraphane (kubis, brokoli,
dan kembang kol) telah ditunjukkan menghambat berbagai langkah-langkah dalam
perkembangan tumor pada hewan dan studi in vitro. Indoles, juga ditemukan dalam
sayuran, dan terpene, konstituen alami minyak jeruk, juga dapat menjadi
pelindung.

II.13.3. Gangguan pulmonal 1


Karena luas permukaan yang besar, saluran pernapasan adalah target utama
serangan radikal bebas, belum lagi fakta bahwa polusi udara merupakan sumber
utama ROS. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa radikal bebas mungkin terlibat
dalam perkembangan gangguan paru seperti asma. Kerusakan sel yang disebabkan
oleh radikal bebas dianggap ikut bertanggung jawab untuk peradangan bronkial
karakteristik

dari

penyakit

ini. Telah

dikemukakan

bahwa

peningkatan

asupan antioksidan dapat membantu mengurangi stres oksidan dan membantu

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasanan Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 4 maret 6 April 2013
Page 13

Catherina
Antioksidan

Chandra

406117058

untuk mencegah atau meminimalkan timbulnya gejala asma. Vitamin C, vitamin


E, dan suplemen beta karoten berhubungan dengan peningkatan fungsi paru.
Beberapa bukti menunjukkan glutathione, atau mungkin N-asetil sistein,
yang merupakan prekursor glutation, dapat membantu dalam melindungi terhadap
kerusakan paru juga.
Patologi lainnya yang mungkin melibatkan radikal bebas meliputi gangguan
saraf dan katarak. Jaringan saraf mungkin sangat rentan terhadap kerusakan
oksidatif karena menerima oksigen secara disproporsional dan memiliki
konsentrasi tinggi polyunsaturated fatty acid yang sangat rentan terhadap oksidasi.
Pembentukan katarak diyakini melibatkan kerusakan pada protein lensa oleh
radikal bebas, yang menyebabkan lensa kehilangan transparansinya. Beberapa
bukti menunjukkan bahwa perkembangan katarak mungkin diperlambat dengan
rutin konsumsi suplemen antioksidan,

khususnya vitamin E, vitamin C, dan

karotenoid. Diperkirakan bahwa jika pengembangan katarak tertunda oleh 10 tahun


sebagai akibat dari peningkatan perlindungan antioksidan, jumlah operasi katarak
dilakukan di AS akan turun lebih dari setengah.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasanan Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 4 maret 6 April 2013
Page 14

Catherina
Antioksidan

Chandra

406117058

BAB III
KESIMPULAN
Antioksidan adalah lini pertama dalam pertahanan tubuh melawan kerusakan
radikal bebas, dan menjaga kesehatan secara optimum. Kebutuhan antioksidan menjadi
meningkat dengan peningkatan keterpajanan dari radikal bebas.
Radikal bebas merupakan molekul reaktif yang memiliki elektron tak berpasangan.
Berbagai jenis radikal bebas memiliki potensi untuk berinteraksi terhadap molekul biologis
dalam tubuh, seperti protein, lipid, dan DNA, dan mencetuskan reaksi yang dapat merusak
serta menyebabkan kematian sel. Radikal bebas berasal dari dalam (endogen) maupun luar
tubuh (eksogen). Reactive Oxygen Species (ROS), radikal bebas endogen, terbentuk saat
proses metabolisme aerobik. Dan reaksi sekunder transisi logam seperti copper dan besi;
sedangkan radikal bebas eksogen dapat berasal dari asap rokok, polusi, sinar ultraviolet,
dan lain lain. Untuk melindungi sel-sel dan sistem organ tubuh terhadap reaktif spesies
oksigen, manusia telah berevolusi dan sistem perlindungan antioksidan yang kompleks.
Antioksidan dapat menghambat atau memperlambat oksidasi melalui dua cara
yaitu: melalui penangkapan radikal bebas (free radical scavenging) dan tanpa melibatkan
penangkapan radikal bebas, yang mekanisme pengikatannya melalui pengikatan logam.
Sistem pertahanan antioksidan manusia, tidak selalu adekuat. Stres osidatif
diciptakan untuk mewakili pergeseran keseimbangan ke arah pro-oksidan dalam
prooxidant/antioxidant yang dapat terjadi sebagai akibat dari peningkatan metabolisme
oksidatif.
Kerusakan oksidatif pada DNA, protein, dan makromolekul lainnya terlibat dalam
patogenesis berbagai penyakit, terutama penyakit jantung dan kanker. Studi epidemiologi
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasanan Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 4 maret 6 April 2013
Page 15

Catherina
Antioksidan

Chandra

406117058

serta uji intervensi klinis menunjukkan bahwa antioksidan dapat memainkan peran penting
dalam mencegah atau memperlambat penyakit jantung dan beberapa bentuk kanker.

DAFTAR PUSTAKA

1. Percival M. Clinical nutrition insights ; Antioxidants. 2010. 10/98.


2. Duthie GG, Bellizzi MC. Effects of antioxidants on vascular health. Br. Med.
Bull.1999;55(3):568-77.
3. Menvielle-Bourg FJ. Superoxide dismutas (SOD), a powerful antioxidant, is now
available orally. Phytothrapie.2005;3:1-4.
4. Medline Plus. Antioxidants [update 2013 February 201 ; cited 2013 March 14].
Available from: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/antioxidants.html
5. Cochrane, G.C. (1991) : Cellular Injury by Oxidants. Am.J.Med. 91 : suppl. 3C,
paper 3C-24S
6. Halliwell, B. (1991) : Reactive Oxygen Species in Living System : Source,
Biochemistry and Role in Human Diseases. Am.J.Med. suppl. 3C, paper 3C-14S.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasanan Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 4 maret 6 April 2013
Page 16

Anda mungkin juga menyukai