Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

PSORIASIS VULGARIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Program Pendidikan Profesi
Kedokteraan Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Di Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Tegal
Pembimbing :

dr. Dody Suhartono, Sp. KK, MH

Disusun oleh:
Nama : Ayu Nabila K. Pradana
Nim : 030.10.046

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RSUD KARDINAH TEGAL
PERIODE 19 OKTOBER 21 NOVEMBER 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
NOVEMBER 2015

LAPORAN KASUS

PSORIASIS VULGARIS
Pembimbing : dr. Dody Suhartono, Sp.KK, MH
Oleh : Ayu Nabila Kusuma Pradana (030.10.046)

I.

PENDAHULUAN
Psoriasis adalah penyakit kulit autoimun yang besifat kronik dan residif,

ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama


yang kasar, berlapis-lapis dan transparan, disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz,
dan Kobner. Kelainan kulit ini merupakan bagaian dari penyakit kulit
Dermatosis Eritroskuamosa yaitu penyakit kulit yang terutama ditandai dengan
adanya eritama dan skuama yang meliputi psoriasis, parapsoriasis, pitiriasis
rosea, dermatitis seboroik, lupus erimatosus, dan dermatofitosis.1
Psoriasis merupakan suatu penyakit kulit kronik residif yang sering
dijumpai dan penting di negara-negara barat dan sebagian di Asia. Jenis psoriasis
vulgaris merupakan bentuk yang paling lazim ditemukan, kira-kira 90% dari
seluruh penderita psoriasis. Penyakit ini dapat mengenai seluruh kelompok umur
dan tidak ada perbedaan pada laki-laki dan wanita. Penyebab psoriasis sendiri
belum diketahui secara pasti. Terdapat banyak faktor yang berperan dalam
timbulnya penyakit ini, terutama faktor genetik dan imunologik, serta interaksi
dengan faktor lingkungan sebagai pencetus.2,3
Prevalensi psoriasis sangat bervariasi pada berbagai populasi, antara 0,111,8%. Di Poliklinik Divisi Dermatologi Anak Departemen Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, pada tahun 2003 sampai
dengan 2007 terdapat 56 (0,6%) kasus baru psoriasis berusia kurang dari 15
tahun dari 8970 kunjungan baru. Data dari beberapa rumah sakit di Indonesia
tahun 2003- 2006 terdapat 96 (0,4%) kasus baru psoriasis dari 22.070 kunjungan
baru golongan usia yang sama. Winta RD dkk. melaporkan di RSUP Dr. Kariadi
terdapat 198 kasus (0,97%) psoriasis selama rentang waktu 5 tahun (2003-2007).
Sedangkan pada tahun 2007-2011 dilaporkan oleh Indranila dkk terdapat 210
kasus psoriasis (1.4%) dari 14.618 penderita di tempat yang sama dengan jenis
psoriasis vulgaris yang paling dominan. Penyakit psoriasis merupakan penyakit
kronik residif sehingga berdampak pada kualitas hidup penderita hingga
menyebabkan penderita merasa depresi bahkan bunuh diri.4
Variasi klinis pada psoriasis ini adalah lesi sangat khas, sering disebut
dengan plak karena terdapat peninggian pada kulit yang berwarna merah dan
berbatas tegas. Diatas plak tersebut terdapat skuama yang berlapis-lapis, kasar

dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Besar kelainan bervariasi
mulai dari lentikular, numular atau plakat, dan dapat berkonfluensi. Tempat
prediksi pada scalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian
ekstensor terutama siku serta lutut dan daerah lumbosakral.5
Diagnosis psoriasis vulgaris didasarkan gambaran klinis, dan pemeriksaan
yang khas pada psoriasis diantaranya fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner
(isomorfik), psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan pada kuku yang disebut
pitting nail atau nail pit berupa lekukan lekukan miliar.
Penatalaksaan secara umum perlu diberikan pengobatan sistemik seperti
Kortikosteroid, obat sitostatik, levodopa, DDS, Etretinat dan Siklosporin.
Pengobatan topikal biasa diberikan preparat tar, kortikosteroid topikal, ditranol,
pengobatan dengan penyinaran, calcipotriol, tazaroten, dan emolien.1,2
II.

KASUS
Seorang wanita berusia 25 tahun, pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah

tangga, menikah, beragama Islam, datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin


RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 23 Oktober 2015 pukul 11.45 WIB dengan
keluhan utama bercak-bercak kehitaman yang bersisik dan terasa gatal pada
punggung, dada, dan perut.
A. Anamnesis Khusus
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 23 Oktober 2015,
pukul 11.45 WIB di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Kardinah Tegal.
Pasien mengeluh timbul bercak-bercak kecoklatan yang bersisik dan terasa
gatal pada punggung, dada, dan perut sejak 3 tahun yang lalu. Bercak-bercak
tersebut awalnya berwarna kemerahan dan terasa gatal. Keluhan bercak-bercak
dan gatal dirasakan hilang timbul dan terkadang muncul di bagian kaki dan
tangan juga. Bercak kecoklatan tampak bersisik dan apabila digaruk oleh pasien,
tampak bagian yang digaruk menjadi terkelupas. Keluhan gatal dirasakan
semakin parah saat berkeringat. Pasien mengaku sering menggaruk daerah yang
gatal, terkadang sampai luka. Pasien mengaku baru pertama kali ini ke dokter
untuk mengatasi keluhannya. Sebelumnya pasien berobat ke mantri dan diberi
salep anti jamur atau beli obat sendiri ke apotek, namun tidak terdapat
perubahan.
Pasien menyangkal adanya demam, nyeri menelan, batuk, pilek, ataupun
cairan berbau yang keluar dari hidung. Tidak terdapat gigi berlubang. Tidak
terdapat nyeri telinga, maupun keluar cairan dari telinga. Tidak terdapat nyeri,
kemerahan, maupun kelainan pada sendi tangan. Tidak terdapat kuku berlubang,
kerusakan kuku, perubahan warna, maupun kuku yang terlepas. Pasien

menyangkal adanya gatal dan putih-putih pada rambut. Tidak ada anggota
keluarga yang tinggal satu rumah yang memiliki keluhan seperti pasien.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit darah tinggi, kencing manis dan
asma. Pasien tidak mempunyai alergi obat. Pasien memiliki riwayat alergi
makanan seperti ikan, telur, dan udang. Tidak ada riwayat darah tinggi dan
kencing manis pada keluarga pasien. Ayah pasien memiliki riwayat asma.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis

Keadaan Umum

: Baik, tampak sakit ringan

Kesadaran

: Compos Mentis

Tanda Vital

Tekanan darah

: 120/80 mmHG

Nadi

: 88x/menit

Suhu

: 36,8o C

Pernafasan

: 18x/menit

Berat badan

: 55 kg

Tinggi

: 158 cm

Status gizi

: Baik (BMI = 22,03)

Kepala

: Bentuk normocephali

Kulit kepala

: Kelainan kulit (-)

Mata

: Konjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Hidung

: Tidak ada septum deviasi, sekret (-)

Mulut

: Bibir sianosis (-), karies gigi (-), geographic

tongue (-), tonsil T1-T1 tenang, faring tidak hiperemis


-

Telinga

: Normotia, serumen -/-

Leher

: Tidak terdapat pembesaran KGB dan tiroid

Thorax

Inspeksi

: Bentuk simetris, gerak napak simetris

Palpasi

: Vokal fremitus sama kuat kanan dan kiri

Perkusi

: Sonor di semua lapang paru

Auskultasi

: Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-,

bunyi jantung I-II reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen

Inspeksi

: Datar

Palpasi

: Supel, hepar & lien tidak teraba, nyeri tekan(-)

Perkusi

: Timpani

Auskultasi

: Bising usus (+)

Ekstremitas
-

Superior

: Oedem (-), deformitas (-), kelainan sendi (-),

kelainan kulit (-), kelainan kuku : pitting nail (-), onikolisis (-),
diskolorasi (-)
-

Inferior

: Oedem (-), deformitas (-), kelainan sendi (-),

kelainan kulit (-), kelainan kuku : pitting nail (-), onikolisis (-),
diskolorasi (-)
2. Status Dermatologikus

Distrbusi

: Regional

Ad Regio

: Dada, perut, punggung

Lesi

: Multiple, discrete, sebagian konfluens, bentuk

irreguler, ukuran lentikular sampai numular, berbatas tegas, menimbul


dari permukaan kulit, kering

Efloresensi

Makula

hiperpigmentasi,

eritema,

plak,

skuama

Gambar 1. Regio dada

Gambar 2. Regio perut

Gambar 3. Regio punggung


C. Pemeriksaan Khusus
1. Pemeriksaan fenomena tetesan lilin (+) berupa skuama berwarna putih
pada goresan (seperti lilin yang di gores)
2. Pemeriksaan Auspitz sign tidak dilakukan
3. Pemeriksaan fenomen Kobner tidak dilakukan

D. Resume
Seorang wanita datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Kardinah
Tegal pada tanggal 23 Oktober 2015 pukul 11.45 WIB dengan keluhan utama
bercak-bercak kehitaman yang bersisik dan terasa gatal pada punggung, dada,
dan perut. Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis.
Pasien mengeluh timbul bercak-bercak kecoklatan yang bersisik dan terasa
gatal pada punggung, dada, dan perut sejak 3 tahun yang lalu. Bercak-bercak
tersebut awalnya berwarna kemerahan dan terasa gatal. Keluhan bercak-bercak
dan gatal dirasakan hilang timbul dan terkadang muncul di bagian kaki dan
tangan juga. Bercak kecoklatan tampak bersisik dan apabila digaruk oleh pasien,
tampak bagian yang digaruk menjadi terkelupas. Keluhan gatal dirasakan
semakin parah saat berkeringat. Pasien mengaku sering menggaruk daerah yang
gatal, terkadang sampai luka. Pasien mengaku baru pertama kali ini ke dokter
untuk mengatasi keluhannya. Sebelumnya pasien berobat ke mantri dan diberi
salep anti jamur atau beli obat sendiri ke apotek, namun tidak terdapat
perubahan. Tidak ada anggota keluarga yang tinggal satu rumah yang memiliki
keluhan seperti pasien.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal.
Status dermatologikus didapatkan distrbusi regional pada regio dada, perut, dan
punggung. Lesinya multiple, discrete, sebagian konfluens, bentuk irreguler,
ukuran lentikular sampai numular, berbatas tegas, menimbul dari permukaan
kulit dan kering. Efloresensinya makula hiperpigmentasi, eritema, plak, dan
skuama

E. Diagnosis Banding
1. Psoriasis vulgaris
2. Pitiriasis rosea
F. Diagnosis Kerja
Psoriasis vulgaris
G. Usulan Pemeriksaan
1. Pemeriksaan histopatologi Hasil yang diharapkan adanya parakeratosis
dan akantosis pada stratum spinosum, infiltrasi leukosit (abses Munro),
papilomatosis, dan vasodilatasi di subepidermis.
H. Penatalaksanaan
1. Umum

Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit yang diderita


serta pengobatannya

Memotivasi pasien untuk rutin kontrol

Memberikan edukasi kepada pasien agar tidak menggaruk kulit yang


terasa gatal

2. Khusus

Sistemik
-

Anti histamine

: Cetirizine HCl 1x10 mg

Topikal
-

Keratolitik

: Asam salisilat 3% krim

Kortikosteroid

: Betamethasone propionate 0,05% krim

Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad functionam

: ad bonam

Quo ad sanationam

: dubia ad bonam

Quo ad cosmeticum : dubia ad bonam

I. Prognosis

III.

PEMBAHASAN
Psoriasis Vulgaris merupakan penyakit autoimun, bersifat kronik dan

residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan


skuama kasar, berlapis-lapis dan transparan; disertai dengan fenomenon tetesan
lilin, Auspitz, dan Kobner.1,2 Pada pasien ini didapatkan dari anamnesis yaitu
terdapat bercak-bercak kecoklatan yang bersisik dan terasa gatal pada punggung,
dada, dan perut sejak 3 tahun yang lalu dan keluhan dirasakan hilang timbul, jadi
kemungkinan penyakit pasien ini bersifat residif. Dari hasil pemeriksaan
fenomena tetesan lilin dengan menggoreskan penggaris pada lesi primer lalu
tampak skuama putih seperti lilin yang digores,

pemeriksaan Auspitz dan

pemeriksan Kobner tidak dilakukan.


Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.
Fenomena tetesan lilin dan Auspitz dianggap khas, sedangkan fenomena Kobner
tidak khas, hanya kira kira 47 % yang positif dan didapatkan pula penyakit lain,
misalnya liken planus dan veruka plana juvenils.
Psoriasis mengenai 2,5% dari populasi dunia, di mana 20-30% menderita
psoriasis sedang sampai berat. Rentang umur terbanyak antara 25-35 tahun, 70%-

90% pasien menderita psoriasis sebelum usia 40 tahun, sedangkan 10% pada
masa anak-anak. Faktor-faktor lain yang diduga menimbulkan penyakit ini antara
lain genetik, imunologik, dan beberapa faktor pencetus lainnya seperti stres
psikik, infeksi lokal, truma, gangguan metabolik, obat, juga alkohol dan
merokok.2,3,4 Pada kasus ini usia Ny. K 25 tahun, termasuk dalam rentang usia
insiden tertinggi. Dalam keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang
sama seperti yang dialami oleh pasien, berdasarkan teori faktor genetik dan
imunologik turut berperan dalam etipatogenesis psoriasis. Bila orang tua tidak
menderita psoriasis risiko menderita 12%, sedangkan jika salah satu menderita
psoriasis resiko mencapai 34 39%. Defek genetik pada psoriasis dapat
diekspresikan pada salah satu dari tiga jenis sel yaitu limfosit T, sel penyaji
antigen (dermal) atau keratinosit.
Pasien mengaku pernah berobat ke mantri dan diberi obat antijamur lalu
kemudian pasien sering membeli obat sendiri ke apotek, tapi keluhan tidak juga
berkurang, hal ini terjadi karena etiologi penyakit psoriasis bukanlah jamur.
Penderita psoriasis vulgaris mengeluh adanya bercak kemerahan yang
menonjol pada kulit dengan pinggiran merah, tertutup dengan sisik keperakan,
dengan ukuran yang bervariasi, makin melebar, bisa pecah dan menimbulkan
nyeri, bisa juga timbul gatal-gatal. 3 Pada stadium penyembuhannya sering eritema
yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di pingir.2,6 Skuama berlapis-lapis,
kasar dan berwarna putih seperti mika (mica-like scale), serta transparan. Plak
eritematous yang tebal menandakan adanya hiperkeratosis, parakeratosis,
akantosis, pelebaran pembuluh darah dan inflamasi.2,6 Besar kelainan bervariasi
dari milier, lentikular, numular, sampai plakat, dan berkonfluensi. Pada kasus ini
didapatkan dari pemeriksaan ditemukan makula dan plak eritematosa multiple
dengan ukuran lentikular sampai numular disertai dengan skuama yang berlapis
lapis (psoriaformis) jadi pada kasus ini sesuai.
Tempat predileksi pada ekstremitas bagian ekstensor terutama (siku, lutut,
lumbosakral), daerah intertigo (lipat paha, perineum, aksila), skalp, perbatasan
skalp dengan muka, telapak kaki dan tangan, tungkai atas dan bawah, umbilikus,
serta kuku.1,2 Pada pasien ini hanya terdapat di dada, perut dan punggung,
terkadang muncul pada tangan dan kaki juga sesuai dengan tempat predileksi
psoriasis.

Gambar 4. Daerah Predileksi Psoriasis vulgaris2


Penilaian luasnya area yang terkena dengan derajat keparahan eritema,
desquamasi dan indurasi dapat dilakukan dengan menggunakan Skor Psoriasis Area
Severity Index (PASI). Untuk perhitungan PASI, empat area utama yang di nilai
adalah kepala, badan, extremitas atas dan ekstremitas bawah. Psoriasis Area and
Severity Index, terdiri atas 4 bagian ( P / Presentase ) 6:
1.
2.
3.
4.

Kaki ( 40% = 0. 4 )
Badan ( 30% = 0.3 )
Lengan ( 20% = 0.2 )
Kepala ( 10% = 0.1 )

AREA :
Setiap Area tubuh, dihitung persentasi daerah yg terkena , skor 0 6
Persentase Cakupan Area yang Terkena = Skor / Nilai ( A )

0%=0
< 10 % = 1
10 29 % = 2
30 % 49 % = 3
50 % 69 % = 4
70 % 89 % = 5
90 % 100 % = 6

Jadi Ny. K yang terkena :


1. Badan terkena sekitar 30-49% skor pada badan adalah : 3

KEPARAHAN Dihitung berdasar 3 parameter :


Eritema ( E )
Scaling ( S )
Indurasi ( I )

10

Setiap parameter ini dihitung berdasarkan tingkat keparahan


Non = 0 Ringan = 1 Sedang = 2 Berat = 3 Amat Berat = 4
Total PASI di hitung dari penjumlahan :
1. Badan : (E.badan+S.badan+I.badan) x A.body x 0.3
= (1+2+0) x 3 x (0,3) = 2,7
PENILAIAN PASI
-

PASI< 7
= Ringan
PASI 7 12 = Sedang
PASI > 12
= Berat
Jadi total PASI pada Ny. K adalah 2,7 ringan
Penilaian beradasarkan PASI bersifat subjektif, karena tidak ada standar

pengukuran yg pasti, jenis plaque atau eritema bisa berubah, sehingga sulit
menginterpretasikannya.
Pasien mengaku merasa gatal dan mengaruk sampai mengakibatkan
terkelupas. Gatal dalam psoriasis ini adalah sifatnya kronik, mekanisme yang
mendasari berbagai jenis pruritus kronis yang kompleks.6
Diagnosa banding pada kasus ini yaitu psoariasis vulgaris adalah tinea
coporis, ptiriasis rosea, liken simplek kronis, parapsoriasis.

Tinea Coporis
Tinea coporis adalah infeksi dermatofita superfisial yang ditandai oleh baik lesi
inflamsi maupun non inflamasi pada glabrous skin ( kulit tubuh yang tidak
berambut) seperti muka, leher, badan, lengan, tungkai dan gluteal. Kelainan klinis
merupakan lesi bulat atau lonjong, terpisah satu dengan yang lain, berbatas tegas
terdiri atas eritema, skuama, kadangkadang dengan vesikel dan papul di tepi,
dapat pula terlihat sebagai lesi dengan pinggir yang polisiklik. Daerah tengahnya
biasanya lebih tenang, kadangkadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan.
Pada permulaan penderita merasa sangat gatal, akan tetapi kelainan yang menahun
tidak menimbulkan keluhan pada penderita. Pemeriksaan sediaan langsung KOH
diperoleh positif.2 Pada kasus ini tempat predileksi dari tinea coporis sama dengan
psoriasis, pada psoriasis didapatkan plak eritema dengan skuama yang tebal, kasar
dan berlapislapis sedangkan pada tinea coporis hanya terdapat eritema dengan
skuama yang halus untuk menyikirkan diagnosis banding dilakukan pada psoriasis
fenomena tetesan lilin, auspitz, kobner sedangkan untuk tinea coporis di lakukan

pemeriksan dengan KOH 10%.


Ptiriasis rosea
Ptiriasis rosea adalah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, dimulai
dengan sebuah lesi insial berbentuk eritema dan skuama halus, kemudian disusul
oleh lesi lesi yang lebih kecil dibadan, lengan dan paha atas dan dilipatan kulit
biasanya sembuh dalam waktu 3 8 minggu. Tempat predileksi pada daerah yang

11

tertutup seperti daerah dada, punggung, lengan atas dan paha. Penderita mengeluh
kan gatal ringan dan lesi nya umumnya eritema yang berbentuk oval dan anular
dengan skuama halus dipinggir, gambaran yang khas yang membedkan dengan
psoriasis vulgaris adalah lesi yang tersusun sejajar dengan kosta, sehingga
menyerupai pohon cemara terbalik.2,3 pada kasus ini ruam nya sama eritema
dengan skuama yang halus dan bisa tebal jika sering terjadi gesekan atau tekanan,
tempat predileksi nya hampir sama dengan psoriasis vulgaris, hanya yang
mebedakan nya adalah pada psoriasis skuama yang berlapis lapis dan tedapat
fenomena tetesan lilin dan auspitz dan kobner sedang kan pada ptriasis rosea ruam
nya skuama nya halus dan biasanya menyerupai seperti pohon cemara terbalik dan

terdapat papul papul milier.2


Liken Simplek Kronis
Liken Simplek kronis atau juga dikenal dengan Neurodermatitis sirkumkripta
merupakan suatu peradangan kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit
tebal dan garis kulit tampak menonjol (likenifisikasi) menyerupai kulit batang
kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai
rangsangan pruritogenik. Keluhan dan gejala dapat muncul dalam waktu hitungan
minggu sampai bertahun-tahun. Keluhan utama yang dirasakan pasien dapat
berupa gatal dan seringkali bersifat paroxismal. Untuk membedakan dengan
psoriasis vulgaris biasanya dari lesiny tunggal pada awalnya berupa plak
eritematosa, sedikit edematosa, lambat laun edema dan eritema menghilang, bagan
tengah berskuama dan menebal, terdapat likenifikasi dan ekskoriasi, sekitarnya
hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas.3

Parapsoriasis
Parapsoriasis merupakan penyakit kulit yang blum diketahui penyebabnya, tempat
predikleksi nya badan, lengan atas dan paha, tidak terdapat pada kulit kepala,
muka dan tangan. Biasanya pasien mengeluhkan eritema dan skuama dapat
hemoragik sedangkan pada pasien psoriasis didapatkan skuama yang berlapis
lapis dan tebal, kadang kadang berkonfluensi dan umumnya simetrik.1,2
Penatalaksanaan dari psoriasis vulgaris secara primer adalah menghindari

pasien dari kebiasaan menggaruk dan menggosok secara terus-menerus. Ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti memotong kuku pasien, memberikan
antipruritus, glukokortikoid topical atau intralesional, obat sitostatik, levodopa, DDS,
Etretinat, Siklosporin, dan pemberian obat topikal seperti preparat tar, kortikosteroid,
ditranol, pengobatan dengan penyinaran, calcipotriol, tazaroten, emolien.1,2

12

DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A. Dermatosis Eritroskuamosa. Dalam: Djuanda A, et al, editor. Ilmu
Penyakit

Kulit

dan

Kelamin.

Edisi

6.

Jakarta:

Balai

Penerbit

FKUI;2010.p.189-203

13

2. Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Fitzpatrick Color Atlas and Synopsis of
Clinical

Dermatology.

7th

edition.

New

York:McGraw-Hill

Education;2013.p.287-321
3. Mirmirani P, Rogers M. Fitzpatrick Dermatology In General Medicine. 8th
edition. McGraw-Hill Medical Publishing Division, New York. 2012.p.197231
4. Sinaga D. Pengaruh Stres Psikologis Terhadap Pasien Psoriasis. J WIDYA
2013;1(2);129-34
5. Cantika AS. Hubungan Derajat Keparahan Psoriasis Vulgaris Terhadap
Kualitas Hidup Penderita. JMMM 2012;1(2);1-12
6. Budiastuti A. Korelasi Kadar TNF- dan Skor Psoriasis Area and Severity
Index (PASI) pada Pasien Psoriasis. M Med Indones 2011;45(2);123-37

14

Anda mungkin juga menyukai