Anda di halaman 1dari 24

PERAN ORANG TUA DALAM KELUARGA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan II

Disusun oleh Kelompok 1:


M. Ismail Al Bukhari
Rifqi Komara
M. Shiddiq
Robiatul Adawiyah

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2013/2014

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia
dan rahmat-Nya kepada kami, hingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah dengan tema Pendidikan Orang Tua Dalam
Keluarga. Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi salah
satu mata kuliah Ilmu Pendidikan II.
Kami

menyadari,

bahwa

makalah

ini

tidak

dapat

diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.


Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada semua pihak yang
memberikan

kontribusi

dan

dukungan

dalam

penyusunan

makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, tak ada yang sempurna di
dunia ini. Demikian pula dengan makalah
sangatlah

kami

harapkan

dan

dapat

ini. Kritik dan saran


disampaikan

secara

langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah ini menjadi


tambahan

khazanah

pengetahuan

membacanya.

bagi

siapa

pun

yang

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................i
DAFTAR ISI....................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................1
C. Tujuan Penulisan......................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga........................................2
B. Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak dari Usia Dini hingga
Dewasa.........................................................................................3
C. Fungsi Keluarga Dalam Pembentukan Kepribadian dan
Mendidik Anak di Rumah..............................................................3
D. Fungsi Keluarga Dalam Pembentukan Kepribadian dan
Mendidik Anak di Sekolah............................................................4
E. Pendidikan Dan Peranan Keluarga Bagi Pendidikan...............10
F.

Keluarga dan Pendidikan Keluarga........................................10

BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tanggung
jawab
pendidikan
diselenggarakan
dengan
kewajiban mendidik, secara umum mendidik ialah membantu
anak didik didalam perkembangan dari daya-dayanya dan di
dalam penetapan nilai-nilai bantuan atau bimbingan itu dilakukan
dalam pergaulan antara pendidik dan anak didik dalam situasi
pendidikan yang terdapat dalam lingkungan rumah tangga,
sekolah maupun masyarakat, akan tetapi proses pendidikan
dalam hal ini mengutarakan pendidikan keluarga terutama orang
tua, ibu dan ayah yang menjadi amat berpengaruh terhadap
pendidikan anak-anaknya. Sehingga seorang anak mampu
mempunyai potensi dan proaktif dalam pandangan hidup sesuai
dengan keagamaan.
B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka yang


menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah;
1. Apasih peran orang tua dalam keluarga?
2. Kenapa orang tua punya andil besar dalam keluarga?
3. Bagaimana orang tua berperan dalam hal pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas


mata kuliah Ilmu pendidikan II dibawah bimbingan Ibu Hidayah
Baisa M.Pd., dengan adanya makalah ini juga penulis berharap
moga makalah ini bermanfaat bagi teman-teman seprofesi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga
Kedua orang tua memiliki tugas dihadapan anaknya
dimana mereka harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya.
Anak pada awal masa kehidupannya memiliki kebutuhankebutuhan yang harus dipenuhinya. Dengan dipenuhinya
kebutuhan-kebutuhan
mereka
maka
orang
tua
akan
menghasilkan anak yang riang dan gembira. Untuk mewujudkan
kepribadian pada anak, konsekuensinya kedua orang tua harus
memiliki
keyakinan
terhadap
nilai-nilai
kemanusiaankemanusiaan dalam Al-Quran, begitu juga kedua orang tua
harus memiliki pengetahuan berkaitan dengan masalah psikologi
dan tahapan perubahan dan pertumbuhan manusia. Dengan
demikian kedua orang tua dalam menghadapi anaknya baik
dalam berpikir atau menghukumi mereka, akan bersikap sesuai
dengan yang telah ditentukan Al-Quran.
Keluarga bahagia merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi perkembangan emosi para anggotanya (terutama
anak), kebahagiaan ini diperoleh apabila keluarga dapat
memerankan fungsinya secara baik. Fungsi dasar keluarga
adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan
mengembangkan hubungan yang baik diantara anggota
keluarga.
Secara psikososiologis keluarga berfungsi sebagai :
1. Memberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya
2. Sumber pemenuhan kebutuhan,baik fisik maupun psikis
3. Sumber kasih sayang dan penerimaan
4. Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar
menjadi anggota masyarakat yang baik
5. Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara
sosial dianggap tepat

6. Pembentukan anak dalam memecahkan masalah yang


dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap
kehidupan
7.
Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik,
verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk menyesuaikan diri
8. Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk
mencapai prestasi, baik disekolah maupun dimasyarakat
10. Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi
11. Sumber persahabatan atau teman bermain bagi anak sampai
cukup usia untuk
mendapatkan teman diluar rumah.
Dan yang paling penting adalah bahwa ayah dan ibu
adalah satu-satunya teladan yang pertama bagi anak-anaknya
dalam pembentukan kepribadian, begitu juga anak secara tidak
sadar mereka akan terpengaruh, maka kedua orang tua disini
berperan sebagai teladan bagi mereka baik teladan pada tataran
teoritis maupun praktis. Ayah dan ibu sebelum mereka
mengajarkan nilai-nilai agama dan akhlak serta emosional
kepada
anak-anaknya,
pertama
mereka
sendiri
harus
mengamalkannya terlebih dahulu.
B. Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak dari Usia
Dini hingga Dewasa
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakarat, dan pemerintah. Sehingga orang tua
tidak boleh menganggap bahwa pendidikan anak hanyalah
tanggung jawab sekolah.
Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk
membina kepribadiannya agar sesuai dengan norma-norma atau
aturan didalam masyarakat. Setiap orang dewasa didalam
masyarakat dapat menjadi pendidik, sebab pendidik merupakan
suatu perbuatan sosial yang mendasar untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak didik menjadi manusia yang mampu berpikir
dewasa dan bijak. Orang tua sebagai lingkungan pertama dan
dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan yang
tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan.
Sehingga orang tua berperan sebagai pendidik bagi anakanaknya. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang

paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak didalam


keluarga. Menurut Hasbullah dalam tulisannya tentang dasardasar ilmu pendidikan (1997) bahwa keluarga sebagai lembaga
pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu: fungsi dalam
perkembangan, kepribadian anak dan mendidik anak dirumah.
C. Fungsi Keluarga Dalam Pembentukan Kepribadian
dan Mendidik Anak di Rumah
1. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
2. Menjamin kehidupan emosional anak
3. Menanamkan dasar pendidikan moral anak
4. Memberikan dasar pendidikan sosial
5. Meletakan dasar-dasar pendidikan agama
6. Bertanggung jawab
keberhasilan anak

dalam memotivasi dan mendorong

7. Memberikan kesempatan belajar dengan mengenalkan


berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi
kehidupan kelak sehingga ia mampu menjadi manusia dewasa
yang mandiri.
8. Menjaga kesehatan anak sehingga ia dapat dengan nyaman
menjalankan proses belajar yang utuh.
9. Memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat dengan
memberikan pendidikan agama sesuai ketentuan Allah Swt,
sebagai tujuan akhir manusia.
D. Fungsi Keluarga Dalam Pembentukan Kepribadian
dan Mendidik Anak di Sekolah
1. Orang tua bekerjasama dengan sekolah
2. Sikap anak terhadap sekolah sangat di pengaruhi oleh sikap
orang tua terhadap sekolah, sehingga sangat dibutuhkan
kepercayaan orang tua terhadap sekolah yang menggantikan
tugasnya selama di ruang sekolah.

3. Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya, yaitu


dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan
menghargai segala usahanya.
4. Orang tua menunjukkan kerjasama dalam menyerahkan cara
belajar di rumah, membuat pekerjaan rumah dan memotivasi
dan membimbimbing anak dalam belajar.
5. Orang tua bekerjasama dengan guru untuk mengatasi
kesulitan belajar anak
6. Orang tua bersama anak mempersiapkan jenjang pendidikan
yang akan dimasuki dan mendampingi selama menjalani proses
belajar di lembaga pendidikan.
Untuk dapat menjalankan fungsi tersebut secara maksimal,
orang tua harus memiliki kualitas diri yang memadai, sehingga
anak-anak akan berkembang sesuai dengan harapan. Artinya
orang tua harus memahami hakikat dan peran mereka sebagai
orang tua dalam membesarkan anak, membekali diri dengan
ilmu tentang pola pengasuhan yang tepat, pengetahuan tentang
pendidikan yang dijalani anak, dan ilmu tentang perkembangan
anak, sehingga tidak salah dalam menerapkan suatu bentuk pola
pendidikan terutama dalam pembentukan kepribadian anak yang
sesuai
dengan
tujuan
pendidikan
itu
sendiri
untuk
mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendampingan orang tua dalam pendidikan anak diwujudkan


dalam suatu cara-cara orang tua mendidik anak. Cara orang tua
mendidik anak inilah yang disebut sebagai pola asuh. Setiap
orang tua berusaha menggunakan cara yang paling baik
menurut mereka dalam mendidik anak. Untuk mencari pola yang

terbaik maka hendaklah orang tua mempersiapkan diri dengan


beragam pengetahuan untuk menemukan pola asuh yang tepat
dalam mendidik anak.mengadopsi pemikiran, etika, hukum,
ekonomi, dan budaya barat yang terkategori jahiliyah dalam
pandangan

Islam.

kemudahan

untuk

Sains
dapat

dan

teknologi

benar-benar

adalah

alat

menjalani

dan

hidup,

sedangkan peradaban dan budaya serta syariah Islam adalah


satu-satunya jalan hidup yang benar yang harus ditempuh oleh
siapapun yang ingin selamat, baik dengan sains dan teknologi
maupun tidak.

Macam-macam pola asuh:


1. POLA ASUH OTORITATIVE (OTORITER)

Cenderung tidak memikirkan apa yang terjadi di kemudian


hari, fokus lebih pada masa kini.

Untuk kemudahan orang tua dalam pengasuhan.

Menilai dan menuntut anak untuk mematuhi standar


mutlak yang ditentukan sepihak oleh orang tua.

Efek pola asuh otoriter terhadap perilaku belajar anak:

Anak menjadi tidak percaya diri, kurang spontan ragu-ragu


dan pasif, serta memiliki masalah konsentrasi dalam
belajar.

Ia menjalankan tugas-tugasnya lebih disebabkan oleh takut


hukuman.

Di sekolah memiliki kecenderungan berperilaku antisosial,


agresif, impulsive dan perilaku mal adatif lainnya.

Anak perempuan cenderung menjadi dependen

2. POLA ASUH PERMISIVE (PEMANJAAN)


Segala sesuatu terpusat pada kepentingan anak, dan orang tua
atau pengasuh tidak berani menegur, takut anak menangis dan
khawatir anak kecewa.
Efek pola asuh permisif terhadap perilaku belajar anak:

Anak memang menjadi tampak responsif dalam belajar,


namun tampak kurang matang (manja), impulsive dan
mementingkan diri sendiri, kurang percaya diri (cengeng)
dan mudah menyerah dalam menghadapi hambatan atau
kesulitan dalam tugas-tugasnya.

Tidak jarang perilakunya disekolah menjadi agresif.

3. POLA ASUH INDULGENT (PENELANTARAN)

Menelantarkan secara psikis.

Kurang memperhatikan perkembangan psikis anak.

Anak dibiarkan berkembang sendiri.

Orang tua lebih memprioritaskan kepentingannya sendiri


karena kesibukan.

Efek pola asuh indulgent terhadap perilaku belajar anak:

Anak dengan pola asuh ini paling potensial telibat dalam


kenakalan remaja seperti penggunaan narkoba, merokok
diusia dini dan tindak kriminal lainnya.

Impulsive dan agresif serta kurang mampu berkonsentrasi


pada suatu aktivitas atau kegiatan.

Anak memiliki daya tahan terhadap frustrasi rendah.

4. POLA ASUH AUTORITATIF (DEMOKRATIS)

Menerima anak sepenuh hati, memiliki wawasan kehidupan


masa depan yang dipengaruhi oleh tinakan-tidakan
masa kini.
7

Memprioritaskan kepentingan anak, tapi tidak ragu-ragu


mengendalikan anak.

Membimbing anak kearah kemandirian, menghargai anak


yang memiliki emosi dan pikirannya sendiri.

Efek pola asuh autoritatif terhadap perilaku belajar anak.

Anak lebih mandiri, tegas terhadap diri sendiri dan memiliki


kemampuan introspeksi serta pengendalian diri.

Mudah bekerjasama dengan orang lain dan kooperatif


terhadapo aturan.

Lebih percaya diri akan kemampannya menyelesaikan


tugas-tugas.

Mantap, merasa aman dan menyukai serta semangat


dalam tugas-tugas belajar.

Memiliki keterampilan sosial


menyelesaikan permasalahan.

Tampak lebih kreatif dan memiliki motivasi berprestasi.

yang

baik

dan

trampil

Menyepakati pola asuh yang paling efektif dalam keluarga adalah


penting, karena pola asuh pada tahun-tahun awal kehidupan
seseorang akan melandasi kepribadiannya dimasa datang.
Perilaku dewasa dan ciri kepribadian dipengaruhi oleh berbagai
peristiwa yang terjadi selama tahun-tahun awal kehidupan,
artinya antara masa anak dan dewasa memiliki hubungan
berkesinambungan.
Dengan mengetahui bagaimana pengalaman membentuk
seorang individu, akan menjadikan kita lebih bijaksana dalam
membesarkan anak-anak kita. Banyak masalah yang dihadapi
disekolah (agresi, ketidakramahan, negativistik, dan beragam
gangguan kesulitan belajar) mungkin dapat dihindari bila kita
lebih memahami perilaku anak dan sikap orang tua
mempengaruhi anak-anaknya, serta bagaimana menanganinya
pada usia dini.
Sebagai orang tua perlu mengetahui tugas-tugas perkembangan
anak pada tiap usianya, untuk mempermudah penerapan pola

pendidikan
dan
mengetahiu
perkembangan anak .

kebutuhan

optimalisasi

Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul


pada saat atau suatu periode tertentu yang jika berhasil
akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa kearah
keberhasilan dalam melaksanakan tugas berikutnya, tetapi
kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan
kesulitasn dalam menjalankan tugas-tugas berikutnya
(Hurlock, 1991)

Perkembangan manusia dikelompokan menjadi, Masa


prenatal, Masa bayi, Masa kanak-kanak, Masa puber, Masa
remaja, Masa dewasa.

Tugas perkembangan yang menitik beratkan pada


pendidikan yaitu diusia kanak-kanak, puber dan remaja.

Setiap tahap perkembangan memilki tugas belajarnya


sendiri, mulai dari tugas belajar untuk perkembangan
motorik, intelektual, sosial, emosi dan kreativitas.

Setiap tahap perkembangan anak ada tugas-tugas yang


harus dilewati dan ada
kebutuhan yang harus
dipenuhi, sehingga orang tua dapat lebih realistis dalam
menerapkan suatu pengajaran dan lebih memahaminya .

Tugas-tugas perkembangan sepanjang


menurut Havighust (Hurlock, 1994):

rentang

kehidupan

Masa bayi dan awal masa kanak-kanak:

Belajar memakan makanan padat

Belajar berjalan

Belajar berbicara

Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh

Mempelajari perbedaan jenis kelamin dan tata caranya

Mempersiapkan diri untuk belajar membaca

Belajar membedakan benar


mengembangkan hati nurani.

dan

salah,

dan

mulai

Akhir masa kanak-kanak:

Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk


permainan-permainan yang umum.

Membangun sikap yang sehat mengenai


sebagai mahluk yang sedang tumbuh.

Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya.

Mulai mengembangkan peron sosial pria dan wanita yang


tepat.

Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk


membaca, menulis dan berhitung.

Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan


untuk hidup sehari-hari.

Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata


tingkatan nilai.

Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan


lembaga-lembaga

Mencapai kebebasan pribadi.

diri

sendiri

Masa Remaja:

Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan


teman sebaya baik pria maupun wanita

Mencapai peran sosial pria dan wanita

Menerima keadaan fisik dan menggunakan tubuhnya


secara efektif

Mengharapkan dan
bertanggung jawab

Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang


dewasa lainnya

Mempersiapkan karir ekonomi

mencapai

perilaku

social

yang

10

Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

Memperoleh peringkat nilai dan etis sebagai pegangan


untuk berperilaku mengembnagkan ideology

Awal Masa Dewasa:

Mulai bekerja

Memilih pasangan

Belajar hidup dengan tunangan

Mulai membina keluarga

Mengasuh anak

Mengelola rumah tangga

Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara

Mencari kelompok sosial yang menyenangkan.

Masa Usia Pertengahan:

Mencapai tanggung jawab social dan dewasa sebagai


warga Negara.

Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang


dewasa dan bertanggung jawab dan bahagia

Mengembangkan
kegiatan-kegiatan
sengang untuk orang dewasa

mengisi

waktu

Menghubungkan
sebagai individu

pasangan

hidup

Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini

Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan


dalam karir pekerjaan

Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua.

diri

sendiri

dengan

11

Masa Tua:

Menyesuaikan diri dengan menurunnya kesehatan dan


kekuatan fisik

Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya


icome (penghasilan) keluarga

Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusianya

Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan

Menyesuaikan diri dengan peran sosial yang luwes.

Sedangkan tugas perkembangan anak-anak pada usia sekolah


(Wiwit W, Jash, & Metta R, 2003):

Belajar keterampilan fisik untuk bermain

Sikap yang sehat untuk diri sendiri

Belajar bergaul

Memainkan peran jenis kelamin yang sesuai

Keterampilan dasar

Konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

Mengembangkan hati nurani, nilai moral dan nilai sosial

Mencapai kebebasan social dan kemandirian pribadi

Mengembangkan
lembaga sosial.

sikap-sikap

terhadap

kelompok

dan

E. Pendidikan Dan Peranan Keluarga Bagi Pendidikan


Hakekat pendidikan adalah alamiyah dialami setiap
manusia, yang bermula dari sejak embrio lahir, hidup hingga
maut. Dalam proses perjalanan kehidupannya, manusia akan
selalu berada dan ditandai oleh interaksi dengan lingkungan fisik
dan lingkungan sosial. Interaksi itulah yang mampu menjadikan
manusia sebagai dirinya (it self), oleh karenanya bias dikatakan
kodrat manusia adalah dibentuk oleh lingkungan, terutama
12

lingkungan sosialnya sebagai ciri dasar bahwa manusia hidup


karena ada manusia lainnya.
Lingkungan hidup sosial manusia, terdiri dari lingkungan
keluarga dan diluar keluarga. keluarga sebagai pintu pertama
dan utama yang dilalui individu manusia merupakan sarana awal
dan pokok dalam membentuk kepribadian individu, sebab dari
keluargalah seseorang itu melangkah keluar. Didalam keluarga
seseorang dapat hidup bersama dengan sekelompok orang
secara akrab. Dan salah satu fungsi keluarga adalah merawat
dan melatih anak atau menjaga dan mendidik anak-anak. Jadi
peranan keluarga sebagai lingkungan sosial pertama,memiliki
signifikansi dengan kepribadian anak. Oleh karena itu, Jhon Locke
menyebut bahwa setiap individu memiliki temperamen yang
khas, namun ini akan ditentukan atau dipengaruhi oleh
lingkungan. Maka dengan demikian, anak harus belajar sejak dini
(Invancy), karena hanya dengan melalui pendidikan dini, anak
menjadi arif dan lebih bijak dalam konteks itu,bagaimana
peranan keluarga dalam pembentukan kepribadian anak.
F. Keluarga dan Pendidikan Keluarga
Hampir semua masyarakat, keluarga adalah pusat yang
paling penting dalam kehidupan seorang individu, dari
keluargalah seseorang itu melamgkah keluar dan kepada
keluarga pula seseorang itu akan kembali (Roucek dan
Warren,1994:126). Didalam keluargalah seseorang hidup
bersama dengan sekelompok orang secara akrab. Keluarga
merupakan community primer yang paling penting,yang
mencerminkan sifat komunikasi tatap muka,keakraban dan
kekekalan . (Mansur 1992:19)

G. Definisi keluarga
Definisi keluarga telah banyak dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya: Keluarga secara etimologi terdiri dari perkataan
kawula dan warga yang berarti kawula adalah abdi dan
warga adalah anggota. Artinya Kumpulan individu yang memiliki
rasa pengabdian tanpa pamrih demi kepentingan seluruh
individu yang bernaung didalamnya. (Ki Hadjar Dewantara)

13

Keluarga adalah suatu kelompok sosial yang ditandai oleh


tempat tinggal bersama, kerjasama ekonomi, dan reproduksi.
(Murdock,1994:197)
Keluarga adalah sekelompok orang yang dipersatukan oleh
pertalian kekeluargaan, perkawinan, atau adopsi yang disetujui
secara sosial, yang umumnya sesuai dengan peranan-peranan
sosial yang telah dirumuskan dengan baik. (Rertrand,1993:127)
Keluarga adalah kelompok inti yang paling penting
dengannya
seseorang
berhubungan.
(Roucek
Warren,1994:127)

dan
dan

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dipersatukan melalui


perkawinan atau ikatan darah yang biasanya secara bersama
menempati
tempat
tinggal
yang
sama.
(Nye
dan
Bernado,1993:16)
Dari Definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
unsur-unsur pokok yang terkandung dalam penertian
keluarga adalah:
1. Hubungan keluarga dimulai dengan perkawinan atau dengan
penetapan pertalian kekeluargaan.
2. Hubungan keluarga berada dalam batas-batas persetujuan
masyarakat.
3. Anggota keluarga dipersatukan oleh pertalian perkawinan
darah dan adopsi sesuai dengan adat istiadat yang berlaku.
4. Anggota keluarga secara khas hidup secara bersama pada
suatu tempat tinggal yang sama.
5. Interaksi dan koperasi dalam keluarga berpola pada normanorma, peranan-peranan dan posisi-posisi status yang ditetapkan
oleh masyarakat.
6. Identifikasi peranan dan status dari anggota keluarga
dilakukan melalui suatu system tatanan yang dikaitkan dengan
cara berfikir kekeluargaan dan.
7.dalam keluarga terjadi repruduksi.
Dari simpulan arti tersebut dapat dirumuskan bahwa:

14

- Secara literal keluarga adalah merupakan unit sosial terkecil


yang terdiri dari suami, istri dan anak.
- Secara normatif keluarga adalah kumpulan beberapa orang
yang karena terikat oleh suatu ikatan perkawinan.
Konsep pendidikan: pengertian pendidikan secara umum
dan universal pendidikan memiliki beragam definisi
beberapa universalitas definisi itu antara lain sebagai
berikut:
- Pendidikan adalah pengaruh yang dilaksanakan oleh orang
dewasa atas generasi yang belum matang untuk kehidupan
sosial (Emile Durkheim dalam Muhammad said,1995:73)
- Pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan
kemampuan sikap,dan bentuk-bentuk prilaku lainnya didalam
masyarakat dimana yang bersangkutan hidup (Dictionary of
Education dalam PPIPT,1992:17).
- Pendidikan adalah proses timbal balik dari tiap pribadi manusia
dalam penyesuaian dirinya dengan alam,teman dan alam
semesta (Bruacher,1992:37).
- Pendidikan adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi
tua
untuk
mengalihkan
pengetahuannya,pengalamannya,kecakapannya
serta
keterampilannya kepada ke generasi muda sebagai usaha
penyiapannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik
jasmaniah maupun rokhaniyah (Soegarda Poerbakawatja dan
harapan,1992:257).
Konsep pendidikan umat islam didefinisikan sebagai
konsep Tarbiyah. Istilah yang cenderung digunakan (AlNabawi,1996:20).Walaupun kata pendidikan bias juga
berasal dari kata yang memiliki arti tadib, talim.
Menurut pakar pendidikan islam,kata tarbiyah sangat
lazim digunakan, kata tarbiyah berakar tiga yaitu:
1. Rabaa-yarbuu yang berarti bertambah dan berkembang.
2. Rabiya-yarbaa yang dibandingkan dengan khafiya-yakhfa
berarti tumbuh dan berkembang.

15

3. Rabba-yarubbu yang dibandingkan dengan madda-yamuddu


dan
berarti
memperbaiki,mengurus
kepentingan,mengatur,menjaga dan memperhatikan.
Abdurahman an-nahlawi menyimpulkan bahwa:
1. Pendidikan merupakan
sasaran, dan target.

kegiatan

yang

memiliki

tujuan,

2. Pendidikan yang sejati dan mutlak adalah Allah, karena ia


pencipta fitrah, pemberi bakat, pembuat berbagai sunnah
perkembangan, peningkatan dan interaksi fitrah.
3. Pendidikan menuntut terwujudnya program berjenjang dalam
membawa anak dari suatu perkembangan-perkembangan lain.
4. Peran seorang pendidik harus sesuai dengan tujuan allah
menciptakannya, pendidik harus mampu mengikuti syariat
agama islam.
Jadi
konsep
pendidikan
islam
adalah
membawa
pemahaman terhadap konsep syariat agama islam, sebab
Agama harus menjadi akar pendidikan dalam arti
keseluruhan tabiat manusia harus mencerminkan tabiat
beragama oleh karena itu pendidikan dalam kontek
konsep terbiyah berarti:
1. Memelihara fitrah anak.
2. Menumbuhkan seluruh bakat dan kesiapan.
3. Mengarahkan fitrah dan seluruh bakat agar menjadi baik dan
sempurna serta.
4. Mertahap dalam prosesnya pendidikan dalam perspektif
konsep talim dan tadib yang mengandung makna.

16

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keluarga sebagai suatu sistem sosial merupakan faktor
determinan pertama dan utama dalam membentuk kepribadian
anak, sehingga akan menentukan nilai kebermaknaannya dalam
konteks kehidupan masyarakat .
2. Pendidikan keluarga memberikan pengaruh kuat terhadap
pembentukan potensi watak dan kepribadian, terutama dalam
masa-masa anak berumur dibawah 5tahun, sehingga diatas
pondasi itulah mengendap sifat-sifat kepribadian anak yang
diperoleh melalui proses inkulturasi dan sosialisasi dilingkungan
rumah dan luar rumah.
3. Tindakan pendidikan keluarga dipengaruhi oleh sikap-sikap
para pendidik terhadap kurikulum keluarga terhadap hakekat
dan perkembangan anak dan terhadap konsep pendidikan
keluarga.
4. Suasana fisik dan psikologi dalam keluarga mempengaruhi
secara kuat terhadap proses inkulturasi,internalisasi anak yang
pada gilirannya akan menentukan pula terhadap pembentukan
dan perkembangan kepribadian anak.
5. Perkembangan kepribadian anak akan dipengaruhi oleh faktor
pendidikan dalam keluarga, lingkungan sosial, lingkungan
kultural, disamping oleh lingkungan geografik dan warisan
biologik.

17

6. Pendidikan keluarga merupakan faktor determinan pertama


dan utama dalam mengefektifkan pelaksanaan tugas-tugas
perkembangan yang harus dipelajari anak (sifat fitriyah dan
proses aktualisasinya).
7. Keluarga sebagai lembaga pendidikan dan wahana sosial anak,
sepatutnya ia menjadi alat pembentukan ketaqwaan kepada
Allah SWT, dan alat sosialisasi, oleh karenanya harus meliputi
keyakinan agama ,nilai norma, nilai moral, nilai budaya,
keterampilan kerumah tanggaan.

18

DAFTAR PUSTAKA
Antony D. Smith, The Concept of social Change: A crtique of
fundamentalist
theory of social change:London,
Routledge & Kegan paul..1973.
An Nahlawi Abdurrahman. Pendidikan Islam: dirumah, sekolah
dan
Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press. 1996.
Ahmad, Abu. Sosiologi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.
1991.Anshari,
Endang Syaefuddin. Ilmu Filsafat dan Agama. Surabaya: Budaya
Ilmu. 1987..
Aly, Hery Noer. Ilmu pendidikan, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
1999.
Adiwikarta, Sudarja. Sosiologi pendidikan: Isyu dan Hipotesis
tentang
Pendidikan Dalam Keluarga, Jakarta: Ditjen Dikti. 1994.
Abdullah, Syamsuddin. Agama dan Masyarakat, Pendekatan
Sosilogi Agama.
Jakarta: Logos Wacana Ilmu.1997.
Al-Quran dan Terjemahnya. Defartemen Agama Republik
Indonesia. Jakarta:
1992

17

Anda mungkin juga menyukai