II. Tegangan Bahan Kayu
II. Tegangan Bahan Kayu
TEGANGAN
TEGANGAN BAHAN
BAHAN KAYU
KAYU
II.
1. Definisi.
Tegangan atau kekuatan :
kemampuan bahan untuk mendukung gaya luar atau beban yg
berusaha merubah ukuran dan bentuk bahan (deformasi).
Jika tegangan yg bekerja kecil, maka deformasi yg terjadi juga kecil.
Puncak garis kesebandingan antara kenaikan tegangan dg regangan
disebut batas sebanding. Di luar batas sebanding regangan akan
meningkat lebih besar dibanding tegangan.
Jika tegangan yg didukung melebihi
gaya dukung serat maka serat-serat
akan putus (keruntuhan).
Fleksibilitas :
Kemampuan benda untuk merubah bentuk dan kembali pada
bentuk semula.
Kekakuan :
Kemampuan benda untuk menahan perubahan bentuk.
Modulus Elastisitas :
Nilai yg mengukur hub antara tegangan dg regangan pada
batas sebanding.
Makin besar nilai Mod Elastisitas : kayu lebih kaku dan sebaliknya.
Keuletan :
Kemampuan kayu utk menyerap sejumlah tenaga yg rel besar
atau tahan thd kejutan2 atau tegangan2 yg berulang yg
melampaui batas sebanding serta mengakibatkan perubahan
bentuk yg permanen dan kerusakan sebagian.
Kekerasan :
Kemampuan kayu utk menahan gaya yg membuat takik atau
lekukan atau kikisan (abrasi).
2. Metode Pengujian.
Ada 2 alt utk menentukan kekuatan kayu :
1.
Pengujian Lapangan
2.
Pengujian Laboratorium
Pengujian Lapangan
Keuntungan
Kerugian
- Kondisi mirip
-Waktu lama
dg penggunaan -Faktor luar sulit
dikendalikan
-Penyebaran
variabel mebuat
biaya meningkat
Pengujian Laboratorium
Keuntungan
- Menghasilkan
data yg cepat
Kerugian
- Hanya
menirukan saja
Grading machine
Prinsip: pengujian lentur statik.
Dari data beban dan lendutan
diperoleh nilai Mod El Lentur (MOE).
Tegangan lain juga dpt diperoleh
berdasar pers empirik dari nilai MOE.
Penggolongan kelas kuat pada
kandungan air stdr 15% menurut SNI5 (2002) dpt dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai kuat acuan (MPa) berdasar pemilahan secara masinal pada kadar air
15%
Dimana:
Ew : Mod Elastisitas Lentur
Fb
: Kuat Lentur
Ft
Fc
Fv
: Kuat geser
Nilai
NilaiEEww(MPa)
(MPa)dpt
dptdiperkirakan
diperkirakandg
dgpers.
pers.
0,7
EEw ==16.500G
0,7
16.500G
w
Dengan
DenganGG: :BJ
BJkayu
kayupada
padak.a
k.a15%
15%
Jika nilai G yg diket bukan pada k.a 15 % tapi pd k.a m% (m <30), maka
prosedur utk menentukan BJ pd k.a 15% (SNI-5,2002; ASTM D2395-02) sbb:
1. Menghit k.a (m%);
Wd
Wd
x100%
Wg
Vg
Gb
1.0001 m / 100
Gm
1 0,265aGm
, dengan a
Gb
1 0,133Gb
30 m
30
Contoh :
Dari hasil pengukuran berat basah dan berat kering sampel
kayu dg ukuran spt Gambar berturut-turut adalah 1,6 gr dan
1,3 gr, maka BJ pd k.a 15% adalah;
1. K.a sampel :
2. Nilai kerapatan :
1,6.10 3 kg
800 kg/m 3
6 3
2.10 m
3. BJ pd ka m% :
Gm
4. BJ dasar :
800
0,65
1.0001 23 / 100
30 23
0,233 ,
30
5. BJ pd k.a 15% :
Gb
0,65
0,625
1 0,265 x0,233x0,65
0,625
0,68
1 0,133x0,625
Pengaruh temperatur
Kayu tergolong material yg mudah terbakar (combustible material).
Angka penyebaran panas/thermal conductivity kayu relatif kecil dan
kandungan air, maka dibutuhkan waktu yang lama agar api dpt
membakar bag dlm kayu (Malhotra, 1982).
Gbr berikut menunjukkan
penurunan kekuatan beberapa
macam
material akibat
peningkatan temperatur (Kubler,
1980). Str kayu
yg mengalami
peningkatan temperatur akan
mengalami
penurunan kekuatan,
tapi tdk secara linier melainkan
cenderung berbentuk lengkung.
Hal ini disebabkan adanya arang
sbg pelindung kayu bag dalam
shg str terhindar dari keruntuhan
seketika (brittle collapse).
2.
Pengaruh waktu
Kekuatan kayu merupakan fungsi waktu (time dependent). Contoh
peristiwa rangkak (creep) pada rak buku.
Pengujian kekuatan kayu di Laboratorium biasanya dg beban jangka
pendek ( 5 mnt). Kekuatan yg dihasilkan dg beban jangka pendek ini
lebih tinggi dari hasil beban jangka panjang.
Beban yg dpt didukung kayu hingga 10 th ad beban yg menyebabkan
tegangan sebesar 60% dr tegangan yg diperoleh dari pengujian selama
5-10 mnt (Hoyle, 1978). Perilaku ini harus diperhitungkan dlm analisis
dan perenc konstr kayu.