Oleh Kelompok HG IV :
Dea Nanda Arshani M.
Dwi Wahyuni
Entin Prakartini
Mei Riayu
Muhammad Dwi Anggara
Nur Ikhwan
PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN EKSTENSI
UNIVERSITAS INDONESIA
KLP. A_2014
OUTLINE
: 08 Oktober 2015
NO. REGISTER
: 20151008
I. IDENTITAS
Nama
: Ny. P
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 85 tahun
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Janda
Pendidikan Terakhir
: Sarjana
Pekerjaan Terakhir
Alamat
4. Pola Eliminasi
a. BAB : Frekuensi BAB 1 x/ hari, konsistensi lembek, warna
kuning kecokelatan, bau khas, tidak ada darah. Tidak ada
masalah dalam pola eliminasi BAB.
b. BAK : Frekuensi BAK 4-5 x/ hari, konsistensi cair, warna kuning
jernih, bau amoniak. Tidak ada masalah dalam pola BAK.
5. Kebersihan Diri : Klien melakukan aktivitas perawatan diri, seperti
makan, minum, mandi 2 x/ hari, toileting, berpakaian, dan berhias
secara mandiri. Klien tampak bersih dan rapi. Tidak ada masalah
kebersihan diri.
B. PSIKOLOGIS
Keadaan Emosi : Tidak ditemukan adanya tanda-tanda stres.
Emosi klien stabil dan mekanisme koping klien adaptif.
C. SOSIAL
1. Dukungan Keluarga : Anak klien mengunjungi klien 1
x/ tahun dan menghubungi klien melalui telepon yang
ada di panti 1x/ bulan. Hubungan klien dan anaknya
tampak harmonis.
2. Hubungan Antar Penghuni : Hubungan klien antar
penghuni panti baik, klien berbaur hanya saja klien
tidak dapat merespons pertanyaan dengan tepat saat
diajak bicara karena klien sudah mengalami
penurunan kognitif.
3. Hubungan dengan Orang Lain : Klien kooperatif
dengan perawat dan petugas lain yang ada di panti.
D. SPIRITUAL/ KULTURAL
1. Pelaksanaan Ibadah : Klien masih melaksanakan solat 5
waktu sesuai kepercayaannya dan mengikuti pengajian
yang ada di panti setiap hari Jumat.
2. Keyakinan tentang Kesehatan : Klien mengatakan bila
penyakit yang saat ini ia rasakan karena dirinya sudah tua.
E. AKTIVITAS SEHARI-HARI : Klien aktif mengikuti aktivitas
yang ada di panti.
F. REKREASI : Klien mengisi waktu luang dengan menonton
TV, merajut, dan berjalan di taman panti.
G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital :
a. Keadaan Umum : Klien tampak lemah.
b. Kesadaran : Composmentis.
c. Suhu : 38,6C.
d. Nadi : 88 x/ menit.
e. Pernapasan : 25 x/ menit.
f. Tekanan Darah : 150/90 mmHg.
g. Tinggi Badan : 157 cm.
h. Berat Badan : 54 kg.
2. Review of System
a. Kepala
1) Rambut : Warna putih merata (uban), rambut tipis karena
rontok, rambut tampak bersih.
2) Mata : Bentuk simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, tidak ada strabismus, penglihatan kabur, tidak ada
peradangan, tidak ada katarak, klien menggunakan kacamata.
3) Hidung : Bentuk simetris, tampak bersih, tidak ada sekresi,
tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada cyanosis, tidak
ada polip, tidak ada peradangan, tidak ada gangguan
penciuman.
4) Telinga : Bentuk simetris, tampak bersih, tidak ada sekresi,
tidak ada peradangan. Fungsi pendengaran dalam batas
normal.
5) Mulut : Lidah dan mulut simetris, tampak bersih, mukosa
lembab, tidak ada peradangan/ stomatitis, gigi ompong, tidak
ada radang gusi, tidak ada kesulitan mengunyah/ menelan.
Klien menggunakan gigi palsu, tidak ada tonsilitis. Fungsi
pengecapan dalam batas normal.
C. TERAPI MEDIS
Data
Etiologi
Diagnosa
Keperawatan
1.
DS :
- Klien mengeluh batuk
tetapi
sulit
mengeluarkan dahak.
- Klien mengatakan
memiliki
riwayat
bronchitis 7 tahun yang
lalu.
- Klien mengatakan
batuk sudah 1 minggu.
- Klien mengatakan
sering batuk terutama di
malam hari
dengan
adanya
rasa
gatal
ditenggorokan.
Bronchitis
kronik,
obstruksi akibat
peningkatan
produksi
sputum
dan
penurunan
refleks
batuk
(batuk
tidak
efektif).
Domain 11 : Safety/
protection.
Class 2 : Physical
injury.
(0031)
Ineffective
airway
clearance
(ketidakefektifan
bersihan
jalan
napas).
No.
Data
DO :
- RR 25 x/ menit, irama
irregular.
- Tidak ada produksi sputum
(klien
tidak
dapat
mengeluarkan dahak).
- Klien batuk (+).
- Suara napas ronchi di
seluruh lapang paru.
- Stridor (+).
- Tactil vocal fremittus nonsimetris teraba berat pada
dada bagian kanan.
- Tidak ada penggunaan otot
bantu napas ataupun cuping
hidung.
- Nilai lab : leukosit 17.000
mm3; Hb 11 g/ dl, Hct 36%.
Etiologi
Diagnosa
Keperawatan
No.
2.
Data
Etiologi
Bronchitis
DS :
proses
Klien mengeluh demam kronik,
penyakit.
sejak 2 hari yang lalu.
DO :
- Suhu 38,6C.
- Nadi 88 x/ menit.
- Akral hangat.
- Nilai lab : leukosit
17.000 mm3; Hb 11 g/ dl;
Hct 36%.
Diagnosa
Keperawatan
Domain 11 : Safety/
protection.
Class 6 :
Thermoregulation.
(0007)
Hyperthermia
(hipertermi).
VIII. Perencanaan
Terlampir ^_^
B. Tujuan
1. Meningkatkan efisiensi pola pernapasan.
2. Membersihkan jalan napas.
3. Meningkatkan ventilasi.
4. Meningkatkan volume paru.
C. Indikasi
Klien dengan gangguan sistem pernapasan, misalnya PPOK (bronkhitis
kronis dan emfisema), asthma, TB paru, klien tirah baring lama, klien
dengan pemeriksaan sputum, dan klien dengan peningkatan
produksi sputum yang sulit dikeluarkan, klien pasca operasi.
D. Kontraindikasi
1. Tindakan drainase postural tidak dapat dilakukan pada pasien
dengan penyakit jantung, hipertensi, peningkatan tekanan
intrakranial, dispnea berat.
F. Pengkajian
1. Menilai rekam medis klien untuk pesanan tentang aktivitas
dan posisi pembatasan, toleransi fisioterapi, dan
perubahan posisi.
2. Menilai napas suara bilateral, mencatat tingkat dan
karakter.
3. Menilai saat asupan oral terakhir. Hindari memulai terapi
sampai 2 jam setelah makanan padat dan 1 jam setelah
cairan.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas.
2. Ketidakefektifan pola napas.
H. Prosedur Kerja :
1. Verifikasi kebutuhan pasien.
2. Konfirmasi ID klien. Bandingkan nama dengan nama pada klien
ID gelang menggunakan dua pengidentifikasi klien sesuai
dengan kebijakan fasilitas Anda. Jangan memulai pengobatan
jika klien tidak mengenakan ID gelang.
3. Memberikan privasi dan menjelaskan prosedur untuk klien.
4. Cuci tangan Anda, gunakan sarung tangan dan masker
mengikuti tindakan pencegahan standar.
5. Auskultasi paru klien dengan menggunakan stetoskop untuk
mengetahui letak sekret/ sputum.
6. Berikan klien minum air hangat.
7. Posisikan klien seperti yang diperintahkan. Pada penyakit
umum, drainase biasanya dimulai dengan lobus yang lebih
rendah, berlanjut dengan lobus tengah, dan diakhiri dengan
lobus atas. Pada penyakit lokal, drainase dimulai dengan lobus
yang terkena dampak dan kemudian mulai lobus lain untuk
menghindari penyebaran penyakit ke daerah-daerah tidak
terlibat.
J. Komplikasi
1. Selama drainase postural dalam posisi kepala di bawah,
tekanan pada diafragma oleh isi perut dapat mengganggu
perjalanan pernapasan dan menyebabkan hipoksia atau
hipotensi ortostatik. Posisi kepala di bawah juga dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, yang
menghalangi penggunaan FT dada pada klien dengan
gangguan neurologis akut.
2.
SUMBER :
Bulechek, M. Gloria & Butcher, K. Howard. (2008). Nursing Interventions
Classification (NIC). 5th edition. St. Louis : Mosby Elsevier.
Craven, Hirnle. (2014). Oxygenation Respiratory : Chest
Physiotherapy; article of nursing procedures and fundamental;
retrieved from
http://downloads.lww.com/wolterskluwer_vitalstream_com/sample-conten
diakses pada 10 Oktober 2015 pukul 11.00 WIB.
Moorhead, Sue & Johnson, Marion. (2008). Nursing Outcomes Classification
(NOC). 5Th edition. St. Louis : Mosby Elsevier.
NANDA International. (2014). Nursing diagnoses : definitions &
classification 2015-2017/ edited, T. Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru.
Oxford : Wiley Blackwell.