REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 215/PMK.05/2013
TENTANG
JURNAL AKUNTANSI PEMERINTAH PADA PEMERINTAH PUSAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
Mengingat
a.
b.
bahwa
dalam
rangka
penyelenggaraan
akuntansi
sesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat yang
berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dengan
mengacu
pada
Bagan
Akun
Standar
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 214/PMK.05/2013, perlu mengatur mengenai
penggunaan jurnal akuntansi pada Pemerintah Pusat;
c.
1.
2.
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan
Negara
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
3.
4.
5.
/PMK.05/2013
Pelaporan Keuangan
/PMK.05/2013
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-2MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERATURAN
MENTERI
KEUANGAN
TENTANG
AKUNTANSI PEMERINTAH PADA PEMERINTAH PUSAT.
JURNAL
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
Akuntansi
adalah
proses
identifikasi,
pencatatan
pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan
kejadian
keuangan,
penyajian
laporan,
serta
penginterpretasian atas hasilnya.
2.
Jurnal
Akuntansi
adalah
media
pencatatan
yang
menggunakan klasifikasi akun dalam Bagan Akun Standar
yang secara umum digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan pemerintah.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-39.
dimaksud
pada
Pasal 4
(1) Penyelenggaraan Akuntansi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (2) menggunakan Jurnal Akuntansi.
(2) Jurnal Akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dari Jurnal Standar dan Jurnal Detail.
Pasal 5
(1) Jurnal Standar dan Jurnal Detail sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2) digunakan untuk pencatatan dalam
Buku Besar Akrual dan Buku Besar Kas.
(2) Jurnal Standar dan Jurnal Detail untuk pencatatan dalam
Buku Besar Akrual sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menghasilkan laporan keuangan berupa:
a.
Laporan Operasional (LO);
b.
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); dan
c.
Neraca.
(3) Jurnal Standar dan Jurnal Detail untuk pencatatan dalam
Buku Besar Kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menghasilkan laporan keuangan berupa:
a.
Laporan Arus Kas (LAK);
b.
Laporan Realisasi Anggaran (LRA); dan
c.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP SAL).
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-4Pasal 6
(1) Jurnal Standar untuk pencatatan dalam Buku Besar Akrual
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) terdiri dari:
a.
Jurnal Standar anggaran;
b.
Jurnal Standar komitmen;
c.
Jurnal Standar saldo awal;
d.
Jurnal Standar realisasi;
e.
Jurnal Standar penyesuaian;
f.
Jurnal Standar pengembalian; dan
g.
Jurnal Standar penutup.
(2) Jurnal Standar untuk pencatatan dalam Buku Besar Kas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) terdiri dari.
a.
Jurnal Standar realisasi;
b.
Jurnal Standar pengembalian; dan
c.
Jurnal Standar penutup.
(3) Jurnal Standar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 7
(1) Jurnal Detail untuk pencatatan dalam Buku Besar Akrual
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) terdiri dari:
a.
Jurnal Detail anggaran;
b.
Jurnal Detail komitmen;
c.
Jurnal Detail saldo awal;
d.
Jurnal Detail realisasi;
e.
Jurnal Detail penyesuaian;
f.
Jurnal Detail pengembalian; dan
g.
Jurnal Detail penutup.
(2) Jurnal Detail untuk pencatatan dalam Buku Besar Kas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) terdiri dari:
a.
Jurnal Detail realisasi;
b.
Jurnal Detail pengembalian; dan
c.
Jurnal Detail penutup.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Jurnal Detail sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan.
Pasal 8
Penyelenggaraan Akuntansi dengan menggunakan Jurnal Standar
dan Jurnal Detail untuk pencatatan dalam Buku Besar Akrual
dan Buku Besar Kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1) dapat digunakan oleh Entitas Akuntansi dan Entitas
Pelaporan untuk menghasilkan laporan manajerial.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-5Pasal 9
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, dalam rangka
penyusunan laporan keuangan pada Pemerintah Pusat:
a.
b.
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 215/PMK.05/2013
TENTANG
JURNAL
AKUNTANSI
PEMERINTAH
PADA
PEMERINTAH PUSAT
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
JURNAL STANDAR
Jurnal Standar terdiri atas:
1. Jurnal Standar Anggaran;
2. Jurnal Standar Komitmen;
3. Jurnal Saldo Awal;
4. Jurnal Standar Realisasi;
5. Jurnal Standar Penyesuaian;
6. Jurnal Standar Pengembalian; dan
7. Jurnal Standar Penutup.
Berikut di bawah ini adalah penjelasan masing-masing Jurnal Standar.
1. Jurnal Standar Anggaran
Jurnal Standar Anggaran dilakukan pada saat diterbitkannya UU APBN atau UU APBNP dan DIPA. Jurnal Standar Anggaran terdiri dari Jurnal Standar APBN dan Jurnal
Standar DIPA.
Uraian
Kredit (K)
K
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-2-
Uraian
Kredit (K)
K
Estimasi Penerimaan
Dialokasikan
Pembiayaan
Dalam
Negeri
yang
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-3-
Uraian
Kredit (K)
D
Ekuitas
Uraian
Kredit (K)
D
Aset Lancar/Investasi
Lainnya
Jangka
Panjang/Aset
Tetap/Aset
Digunakan untuk mencatat saldo awal Aset yang mempunyai akun lawan
Kewajiban.
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Ekuitas
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-4-
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Ekuitas
Digunakan untuk mencatat saldo awal Kas pada Neraca Kas Umum Negara.
3. Jurnal Standar Komitmen
Jurnal Standar Komitmen dilakukan pada saat terjadinya komitmen pengeluaran
negara. Jurnal Standar Komitmen dicatat oleh setiap satuan kerja selaku entitas
akuntansi.
Jurnal Standar Komitmen terdiri dari Jurnal Standar Komitmen Belanja/Transfer dan
Jurnal Standar Komitmen Pengeluaran Pembiayaan.
Jurnal Standar Komitmen dicatat dalam Buku Besar Akrual.
Jurnal Standar Komitmen tidak digunakan dalam rangka penyusunan laporan
keuangan, melainkan untuk tujuan manajemen anggaran.
Uraian
Kredit (K)
D
Belanja/Transfer
Uraian
Uraian
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-5-
Uraian
Kredit (K)
D
Uraian
Kredit (K)
D
Aset Tetap
Uraian
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-6-
Uraian
Kredit (K)
D
Persediaan
Uraian
Kredit (K)
D
Pengeluaran Transito
Uraian
Kredit (K)
D
Pengeluaran Transito
Uraian
Kredit (K)
D
Beban
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-7-
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Uraian
Kredit (K)
D
Uraian
Kredit (K)
D
Uraian
Kredit (K)
D
Dalam
Negeri/Utang
Jangka
Uraian
Kredit (K)
D
Piutang Pendapatan
Pendapatan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-8-
Uraian
Kredit (K)
D
Piutang Pendapatan
Uraian
Kredit (K)
D
Pendapatan
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Uraian
Kredit (K)
D
Pendapatan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-9-
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Uraian
Kredit (K)
D
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Uraian
Kredit (K)
D
Belanja/Transfer
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-10-
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Uraian
Kredit (K)
D
Uraian
Kredit (K)
D
Uraian
Kredit (K)
D
Dalam
Negeri/Utang
Jangka
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-11-
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Uraian
Kredit (K)
D
Uraian
Kredit (K)
D
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-12-
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Uraian
Kredit (K)
D
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-13-
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Uraian
Kredit (K)
D
Uraian
Kredit (K)
D
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-14-
Uraian
Kredit (K)
D
Beban Persediaan
Persediaan
Penerimaan PFK
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Penerimaan FPK
Pengeluaran PFK
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Pengeluaran FPK
Kas
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-15-
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Penerimaan Transito
Pencatatan Penerimaan Transito atau penyetoran Uang Persediaan dalam
Buku Besar Akrual dicatat oleh satuan kerja.
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Pengeluaran Transito
Pencatatan Pengeluaran Transito atau penyediaan Uang Persediaan dalam
Buku Besar Akrual dicatat oleh satuan kerja.
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-16-
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Penerimaan Transito
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Penerimaan Transito
Pengeluaran Transito
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Pengeluaran Transito
Kas
Uraian
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-17-
Uraian
Kredit (K)
D
Uraian
Kredit (K)
D
Premium
Pendapatan Premium
Uraian
Kredit (K)
D
Beban Diskonto
Diskonto
Uraian
Kredit (K)
D
Beban Persediaan
Persediaan
Uraian
Kredit (K)
D
Beban Persediaan
Persediaan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-18-
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Persediaan
Beban Persediaan
Uraian
Kredit (K)
D
Beban
Digunakan untuk mencatat Beban dan Belanja yang Masih Harus Dibayar
pada tanggal pelaporan, seperti Beban Barang (layanan daya dan jasa)
dan Beban Bunga Pinjaman.
f. Jurnal Standar Belanja Dibayar di Muka
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Beban
Uraian
Kredit (K)
D
Beban
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-19-
Uraian
Kredit (K)
D
Pendapatan
Uraian
Kredit (K)
D
Pendapatan
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Pendapatan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-20-
(2).
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Pendapatan
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Pendapatan
Kas
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Pendapatan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-21-
(2).
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Uraian
Kredit (K)
D
Ekuitas
Kas
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Pendapatan
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Pendapatan
Kas
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-22-
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
SiLPA
Kas
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Beban
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Belanja/Transfer
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-23-
(2).
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Belanja/Transfer
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Pendapatan Lain-lain
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Uraian
Kredit (K)
D
Pendapatan Lain-lain
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-24-
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Pendapatan Lain-lain
Uraian
Kredit (K)
D
Dalam
Negeri/Utang
Jangka
Uraian
Kredit (K)
D
Jangka
Panjang
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-25-
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Penerimaan Pembiayaan
Uraian
Kredit (K)
D
Pengeluaran Pembiayaan
Uraian
Kredit (K)
D
Penerimaan Pembiayaan
Kas
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-26-
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Pengeluaran Pembiayaan
Uraian
Kredit (K)
D
Ekuitas
Dalam
Negeri/Utang
Jangka
Uraian
Kredit (K)
D
Ekuitas
Jangka
Panjang
Uraian
Kredit (K)
D
Ekuitas
Kas
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-27-
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
Ekuitas
Uraian
Kredit (K)
D
SiLPA
Kas
Uraian
Kredit (K)
D
Kas
SiLPA
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-28-
Uraian
Kredit (K)
D
Pendapatan
Surplus/Defisit-LO
Uraian
Kredit (K)
D
Pendapatan
Surplus/Defisit-LRA
Uraian
Kredit (K)
D
Surplus/Defisit-LO
Beban
Uraian
Kredit (K)
D
Surplus/Defisit-LO
Belanja/Transfer
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-29-
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D
Penerimaan Pembiayaan
SiLPA/SiKPA
Uraian
Kredit (K)
D
SiLPA
Pengeluaran Pembiayaan
Uraian
Kredit (K)
D
Surplus-LRA
SiLPA/SiKPA
Uraian
Kredit (K)
D
SiLPA/SiKPA
Defisit-LRA
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-30-
Uraian
Kredit (K)
D
Surplus LO
Ekuitas
Uraian
Kredit (K)
D
Ekuitas
Defisit LO
Uraian
Kredit (K)
D
Penerimaan PFK
Pengeluaran PFK
Utang PFK
Uraian
Kredit (K)
D
D/K
K
Penerimaan Transito
Uang Persediaan
Pengeluaran Transito
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
-31-
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D