Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Berdasarkan surat tugas No. 074/ 148/ DKLT/ RSJ/ 2014 dari RSJ
Sambang Lihum Banjarmasin telah dilaksanakan tugas pelayanan kesehatan jiwa
pada :
Hari / Tanggal : Sabtu / 9 Mei 2015
Waktu

: 09.30-14.30 WITA

Tempat

:S

Kegiatan ini dilaksanakan untuk melanjutkan perawatan pada:


Nama

: Tn. B

Umur

: 32 tahun

No RM

: 00. 69. xx

Ruang

: Mahoni Tenang Pria 2 dari Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum

Penanggung Jawab:
Nama

: Tn. R

Umur

: 40 tahun

Pekerjaan : Petani
Status

: Menikah

Alamat

No. Telp

: 085252660xxx

Layanan Kesehatan:
Puskesmas : Puskesmas Aluh-Aluh
Alamat

Kecamatan :
No. Telp

Adapun tujuan kunjungan rumah tersebut adalah :


1. Tujuan Umum
Keluarga mendapatkan edukasi tentang cara merawat anggota keluarga
dengan resiko perilaku kekerasan yang sedang dirawat di Rumah Sakit Jiwa
Sambang Lihum.
2. Tujuan Khusus
a. Memberitahukan informasi kepada keluarga tentang cara merawat
anggota keluarga dengan resiko perilaku kekerasan yang sedang dirawat
di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum.
b. Memvalidasi data dan melengkapi yang diperoleh dari Pasien dan data
sekunder mengenai:
1) Pasien
a) Alasan masuk atau dirawat di Rumah Sakit.
b) Kebiasaan Pasien
c) Faktor predisposisi dan presipitasi.
2) Keluarga
a) Genogram keluarga.
b) Alasan Pasien dirawat
c) Keadaan ekonomi
d) Keharmonisan keluarga
e) Orang yang terdekat dengan Pasien dalam keluarga
f) Support sistem dalam keluarga
g) Komunikasi dalam keluarga
h) Harapan keluarga terhadap Pasien
i) Pengetahuan keluarga tentang perawatan Kpasien.
j) Persiapan keluarga tentang kepulangan Pasien.
3) Lingkungan.
a) Fasilitas ibadah
b) Pendapat masyarakat tentang penyakit Pasien
c) Tempat pelayanan kesehatan terdekat.
d) Pemanfaatan keluarga dengan pelayanan kesehatan
c. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang perawatan pasien dengan resiko
perilaku kekerasan di rumah dikaitkan dengan 5 fungsi keluarga yaitu :
1) Keluarga dapat mengenal masalah yang menyebabkan pasien kambuh.
2) Keluarga dapat mengambil keputusan dalam melakukan perawatan
terhadap Pasien.
3) Keluarga dapat merawat Pasien dirumah.

4) Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang terapeutik dalam


merawat Pasien.
5) Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat untuk merawat kesehatan Pasien
d. Memberikan pendidikan kepada keluarga sesuai dengan masalah yang
ditemukan saat pengkajian.
e. Memotivasi keluarga untuk melanjutkan perawatan di rumah.
Kegiatannya yaitu :
Keluarga (ibu dan adik kandung pasien) menyambut dengan baik
kunjungan rumah yang dilakukan. Mahasiswa dan keluarga berbincang-bincang
mengenai pasien dan memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga mengenai
keadaan yang sedang terjadi pada pasien dan cara perawatannya. Hasil
selengkapnya laporan kunjungan rumah, tercantum di bawah ini :
A. Hasil validasi data pasien
1.

Alasan masuk atau dirawat di Rumah Sakit.


Pasien mengamuk, bicara kacau, melempar barang seperti membanting
pintu, menendang dinding, memecahkan piring.

2.

Kebiasaan Pasien.
Sebelum sakit pasien sehari-hari dapat bersosialisasi dengan orang
lain, bekerja sebagai petani. Kakak pasien mengatakan pasien tinggal
dengan istrinya. Setelah pasien menikah selama 3 bulan, pasien
menunjukan perilaku yang menyimpang, berbicara kacau, linglung, suka

3.

marah-marah tidak jelas, menendang dinding.


Faktor presipitasi.
Pada tanggal 11 april pada malam hari pasien mengamuk sampai
masuk rumah sakit, pasien mengeluarkan kata-kata tidak jelas, pasien
mengamuk tetapi tidak sampai menyakiti atau menyerang orang sekitar,
menurut penjelasan dari saudara laki-laki pasien, pasien tidak meminum
obat sejak 2 hari yang lalu dan tidak di ketahui sudah berapa lama
kebiasaan menyembunyikan obat itu dilakukan pasien.

4. Faktor Predisposisi.
Tahun 2011, pasien berperilaku menyimpang dengan kondisi linglung,
suka marah tidak jelas, membanting pintu, menendang dinding dan bicara
kacau setelah pasien menikah selama 3 bulan. Keluarga membawa pasien
ke Martapura dengan pengobatan alternatif. Selama itu pasien mengalami
perubahan. Setahun kemudian pasien kembali kambuh lagi dan keluarga
membawa pasien berobat ke Kapuas, karena tidak ada perubahan maka
keluarga membawa pasien ke rumah sakit jiwa Sambang Lihum. Sampai
sekarang pasien sudah 5 kali masuk RS jiwa Sambang Lihum karena
putus obat.

B. Hasil Pengkajian terhadap keluarga


1. Keluarga
a. Genogram keluarga.

Keterangan

:
: Laki- Laki

: Meninggal dunia

: Perempuan

: garis keturunan

:Tinggal serumah

: bercerai

: Pasien
b.

Pasien dirawat
Sebelum masuk Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum pasien
dirawat ibu. Pasien tinggal serumah dengan keluarganya. Keluarga
tetap memenuhi kebutuhan pokok pasien walaupun pasien sudah
tidak bekerja lagi.

c. Keadaan ekonomi
Pasien memiliki masalah ekonomi, stasus ekonomi keluarga
pasien adalah menengah ke bawah. Ibu pasien hanya beternak itik
dibantu oleh adiknya untuk meningkatkan penghasilan keluarga.
Pasien terkendala masalah ekonomi karena tidak bekerja dan
keluarga yang memenuhi kebutuhannya saat ini. Biaya perawatan di
rumah sakit pasien menggunakan BPJS.
d. Keharmonisan keluarga
Keluarga pasien berasal dari suku banjar, ayah pasien
berasal Kurau dan ibu pasien berasal dari Kalua. Setelah menikah,
pasien memutuskan untuk tinggal terpisah dari orangtua. Namun,
pasien kembali tinggal dirumah orang tuanya karena ditinggal sang
istri, istri dan mertua tidak menerima kondisi dari pasien. Selama
pasien di rawat di RSJ Sambang Lihum, pasien telah dikunjungi

adik kandung pasien satu kali di Ruang Pinus. Hubungan antara


sesama anggota keluarga cukup baik.
e. Orang yang terdekat dengan pasien dalam keluarga
Orang yang paling dekat dengan pasien adalah ibu dan adik
kandung pasien, pasien lebih sering berkomunikasi dengan ibunya
karena keluarga yang lain jauh dari rumah pasien.
f. Support sistem dalam keluarga
Support keluarga terhadap pasien baik dikarenakan keluarga
mengetahui cara membujuk pasien agar tenang dengan cara minum
obat secara teratur. Pada awalnya, keluarga mampu memberikan
obat secara teratur pada pasien namun lama kelamaan pasien tidak
mau lagi minum obat karena merasa bosan.
g. Komunikasi dalam keluarga
Komunikasi dalam keluarga cukup baik, pasien kadang
berbicara dengan kakanya jika kakaknya berkunjung ke rumah.
h. Harapan keluarga terhadap Pasien
Keluarga sangat mengharapkan agar pasien cepat sembuh
dan bisa bekerja serta bisa beraktivitas normal.
i. Pengetahuan keluarga tentang perawatan pasien.
Keluarga mengatakan tidak mengetahui penyebab pasien
sakit karena apa. Keluarga menceritakan bahwa pasien sebelumnya
pernah mengikuti kegiatan agama di pesantren, lalu pasien menikah.
Awalnya perilaku pasien saat menikah baik-baik saja tidak ada yang
aneh, namun selama pasien ikut kegiatan agama di pesantren dan
selama 3 bulan pernikahan pasien dengan istrinya, pasien mulai
berperilaku menyimpang dengan bicara kacau, suka marah,
membanting pintu, menendang dinding dan terlihat linglung.
Keluarga membawa pasien ke Martapura untuk menjalani
pengobatan alternatif. Selama 2 tahun pasien kembali kambuh,
karena sudah tidak bisa lagi dengan pengobatan alternatif, pasien
dibawa keluarga ke RSJ Sambang Lihum.
j. Persiapan keluarga tentang kepulangan Pasien.

Ketika kunjungan rumah, keluarga mengatakan siap untuk


merawat pasien kembali jika pasien sudah benar-benar dinyatakan
pulih dari penyakitnya dan mau minum obat.
2.

Lingkungan
a. Fasilitas ibadah
Sekitar tempat tinggal pasien tidak terdapat tempat ibadah. Ibu
pasien mengatakan sebelum dan setelah sakit pasien hanya
beribadah di rumah saja.
b. Pendapat masyarakat tentang penyakit Pasien
Menurut warga sekitar tempat tinggal pasien, pasien tidak
mengganggu kenyamanan masyarakat dan masyarakat setempat
memberikan respon positif dengan keadaan pasien saat ini.
c. Tempat pelayanan kesehatan terdekat
Terdapat Puskesmas Aluh-Aluh dengan menggunakan klotok
sekitar 45 menit dari rumah pasien. Wilayah kerja Puskesmas AluhAluh adalah Kelurahan Sungai Musang Kecamatan Aluh-Aluh
Kabupaten Banjar. Tidak terdapat Poliklinik Jiwa di Puskesmas,
jika ada pasien jiwa yang ingin berobat langsung dirujuk ke Rumah
Sakit. Terdapat 1 orang petugas yang bertanggung jawab untuk
melakukan program rujukan jika ada pasien gangguan jiwa yang
datang ke puskesmas. Puskesmas menyediakan beberapa obatobatan gangguan jiwa seperti CPZ saja.
d. Pemanfaatan keluarga dengan pelayanan kesehatan
Menurut penjelasan keluarga bahwa selama mengalami gangguan
jiwa pasien pernah di periksa ke puskesmas setempat dan keluarga
diminta langsung membawa pasien ke Rumah Sakit Jiwa Sambang
Lihum pada saat kondisi pasien tidak stabil dan berisiko
membahayakan orang lain.

C. Memberikan informasi tentang keadaan pasien.

Setelah 8 hari pasien di rawat di Ruang akut (Pinus) Rumah Sakit Jiwa
Sambang Lihum, kemudian pasien di pindahkan ke ruang tenang (Mahoni)
sudah dapat berinteraksi dengan baik, pasien mengatakan kalau ia sudah
mengontrol perilakunya dan sudah merasa tenang, sehingga atas persetujuan
perawat di ruangan pasien sudah dapat pindah ke ruang tenang. Di ruang
tenang, sudah dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok dan membantu di
ruangan seperti menyapu sehingga pasien mengharapkan untuk dapat di
jemput keluarga dan segera pulang.

D.

Melakukan Rencana Tindakan tentang Diagnosa Keperawatan.


Dx

Perencanaan

Tujuan
Keperawatan
Risiko
TUM: Keluarga dapat
Perilaku
menerima
dan
Kekerasan
merawat
anggota
keluarga
yang
mengalami gangguan
jiwa sesuai dengan
kondisi
pasien
berdasarkan asuhan
keluarga yang ada.
TUK:
1. Keluarga dapat
membina
hubungan saling
percaya dengan
perawat

Kriteria Hasil
1. Setelah 1 kali interaksi,
Keluarga menunjukkan
tanda-tanda percaya
kepada/terhadap perawat:
o Wajah cerah,
tersenyum
o Mau berkenalan
o Ada kontak mata
o Bersedia menceritakan
perasaan
o Bersedia
mengungkapkan
masalahnya

Intervensi
1. Bina hubungan saling
percaya dengan
menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik:
Beri salam saat
berinteraksi
Perkenalkan nama,
nama panggilan
perawat dan tujuan
perawat berkenalan
Tanyakan dan
panggil nama
kesukaan Keluarga
Tunjukkan sikap
jujur dan menepati
janji setiap kali
berinteraksi
Tanyakan perasaan
Keluarga dan
masalah yang
dihadapi Keluarga

Rasional
BHSP merupakan suatu
langkah awal dalam
interaksi dengan
Keluarga. Dengan BHSP
yang baik diharapkan
asuhan keperawatan yang
dijalankan akan mudah
terlaksana.

Buat kontrak
interaksi yang jelas
Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan
Keluarga
2. Pasien mendapat
dukungan
keluarga untuk
mengontrol
perilaku
kekerasan

2. Setelah 1x pertemuan
keluarga:
o Menjelaskan cara
merawat pasien
dengan perilaku
kekerasan
o Mengungkapkan rasa
puas dalam merawat
pasien

10

2.1. Diskusikan pentingnya


peran serta keluarga
sebagai pendukung
pasien untuk
mengatasi perilaku
kekerasan.
2.2. Diskusikan potensi
keluarga untuk
membantu pasien
mengatasi perilaku
kekerasan
2.3. Jelaskan pengertian,
penyebab, akibat dan
cara merawat pasien
perilaku kekerasan
yang dapat
dilaksanakan oleh
keluarga.
2.4. Peragakan cara
merawat pasien

Meningkatkan peran
serta keluarga dalam
membantu pasien
meningkatkan kesehatan

3. Keluarga dapat
mengawasi pasien
menggunakan obat
sesuai program
yang telah
ditetapkan

3.1 Keluarga pasien


menyebutkan:
o Manfaat minum obat
o Kerugian tidak
minum obat
o Nama obat
o Bentuk dan warna
obat
o Dosis yang diberikan
kepadanya
o Waktu pemakaian
o Cara pemakaian
o Efek yang dirasakan
3.2 Pasien menggunakan
obat sesuai program

11

(menangani PK )
2.5.Beri kesempatan
keluarga untuk
memperagakan ulang
2.6. Beri pujian kepada
keluarga setelah
peragaan
2.7. Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan
3.1. Jelaskan manfaat
menggunakan obat
secara teratur dan
kerugian jika tidak
menggunakan obat
3.2. Jelaskan kepada
keluarga:
Jenis obat (nama,
wanrna dan bentuk
obat)
Dosis yang tepat
untuk pasien
Waktu pemakaian
Cara pemakaian
Efek yang akan
dirasakan pasien
3.3. Anjurkan keluarga:

Menambah pengetahuan
pasien tentang obat dan
fungsinya

Mengawasi
pengunaan obat
tepat waktu
Lapor ke
perawat/dokter jika
mengalami efek
yang tidak biasa
Ajarkan memberi
pujian terhadap
kedisplinan pasien
menggunakan obat.

12

E. Melakukan Tindakan Keperawatan (Implementasi / Pelaksanaannya):


1.

Menganjurkan keluarga untuk menjenguk pasien minimal 2 minggu


sekali.

2.

Menjelaskan kepada keluarga yang harus dilakukan saat menjenguk


pasien
a.

Tanyakan keadaan dan perasaan pasien saat ini.

b.

Tanyakan kegiatan positif yang telah di lakukan

c.

Tanyakan apa keperluan pasien yang berhubungan pemenuhan


ADL

d.

seperti sabun mandi, sikat gigi, alat sisir, bedak dll.

Dan melakukan SP keluarga seperti berikut ;

SP I k
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2) Menjelaskan pengertian PK, tanda dan gejala, serta proses terjadinya
PK
3) menjelaskan cara merawat pasien dengan PK
SP II k
1) Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan PK
2) melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien PK
SP III k
1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum dan obat (discharge planning)
2) menjelaskan follow up pasien setelah pulang

13

F.

CATATAN PERKEMBANGAN

IMPLEMENTASI
Tanggal : 9 Mei 2015

EVALUASI
S:

Data

Keluarga mengatakan merasa senang

Pasien

: Tn. B

(Pasien dan Keluarga)

atas kunjungan yang dilakukan oleh

S:
Keluarga mengatakan siap menerima
pasien kembali ke rumah asalkan pasien
tidak mengamuk lagi dan mau minum
obat secara teratur.
Keluarga mengatakan mengerti tentang
penyebab, tanda dan gejala PK yakni
jika pasien tidak bisa tidur tidak minum
obat yang menyebabkan pasien gelisah,
tidak bisa tidur, dan pasien mengamuk.
Keluarga mengatakan belum
mengetahui cara merawat pasien.

mahasiswa
Keluarga mengatakan ingin pasien
benar-benar sembuh dan diharapkan
tidak kembali lagi ke RS
Keluarga mengerti:
- Pengertian, tanda dan gejala serta
proses terjadinya PK
- Cara merawat pasien dengan risiko PK
Keluarga bersedia untuk merawat
pasien
Keluarga bersedia untuk membuat
jadwal aktivitas di rumah untuk pasien.
Keluarga berencana untuk melakukan
kegiatan rumah seperti membersihkan

O:

rumah, mengurus itik.


Keluarga mengatakan kepada perawat

Keluarga terlihat bingung ketika


ditanyakan tentang pengertian PK,

untuk membantu memotivasi pasien

penyebab serta tanda dan gejalanya


Keluarga bertanya bagaiamana jika

untuk teratur minum obat agar tidak


terulang lagi kejadian putus obat.
Keluarga mengerti tentang tindakan

pasiennya tidak mau minum obat

yang harus dilakukan ketika pasien


Diagnosa Keperawatan :

menunjukkan tanda dan gejala ingin

Risiko perilaku kekerasan

melakukan PK
Keluarga mengatakan akan menerima
dengan senang hati jika mahasiswa bisa
kembali berkunjung ke rumah.

14

Tindakan Keperawatan:

O:

SP I k

Keluarga mampu menjawab pertanyaan

1. Mendiskusikan masalah yang

(Pasien dan Keluarga)

dari mahasiswa tentang pengertian PK,

dirasakan keluarga dalam merawat


pasien

penyebab serta tanda dan gejalanya


Keluarga kooperatif dan menunjukkan
sikap terbuka kepada mahasiswa

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan

(menjabarkan secara jelas keadaan yang

gejala PK yang dialami pasien

terjadi pada pasien)


Sikap keluarga bersahabat
Keluarga antusias mendengarkan

beserta proses terjadinya PK


3. Menjelaskan cara-cara merawat
pasien dengan PK

penjelasan yang diberikan oleh


mahasiswa

Rencana Tindak Lanjut :


Keluarga:

A:

SP II k

BHSP terjalin dengan baik


Keluarga mampu mendiskusikan

1. Melatih keluarga mempraktekkan


cara merawat pasien dengan PK
2. Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien PK
SP III k
1. Membantu keluarga membuat
jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum dan obat (discharge
planning)
2. menjelaskan follow up pasien
setelah pulang

masalah yang dirasakan dalam merawat


pasien
Keluarga mengerti:
- Pengertian PK, penyebab serta
tanda dan gejalanya
Keluarga bersedia untuk merawat
pasien jika pasien sudah pulang ke
rumah
P:
Keluarga:
SP II k
1. Melatih keluarga mempraktekkan
cara merawat pasien dengan PK
2. melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien
PK

15

SP III k
1. Membantu keluarga membuat
jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum dan obat (discharge
planning)
2. menjelaskan follow up pasien
setelah pulang

Mengetahui,
Pembimbing Lahan
Mahasiswa,

F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Mahasiswa sudah membuat proposal kegiatan kunjungan rumah
(home visite) sebelum pelaksanaan dan sudah berkonsultasi dengan
pembimbing.
b) Mahasiswa sudah membuat surat izin pelaksanaan kunjungan rumah
(home visite) 3 hari sebelum pelaksanaan, baik surat izin dari institusi
pendidikan dan Rumah Sakit serta surat tersebut telah selesai 1 hari
sebelum pelaksanaan kunjungan rumah
c) Mahasiswa tidak mengalami kesulitan untuk mencari alamat keluarga
pasien karena sebelumnya mahasiswa telah berkoordinasi dengan
Kelurahan setempat.
d) Mahasiswa mengalami kesulitan untuk menuju ke rumah keluarga
pasien karena akses jalan ke sana belum memadai harus
menggunakan kelotok.

16

2. Evaluasi Proses
a) Mahasiswa

melakukan

kunjungan

ke

rumah

pasien

setelah

berkunjung ke Puskesmas setempat, kantor Kelurahan, serta rumah


Ketua RT setempat dan telah

mendapatkan izin dari petugas

kesehatan di Puskesmas dan semua Perangkat Kelurahan yang


berwenang untuk melakukan kunjungan rumah (home visite) ke
rumah keluarga pasien. Mahasiswa diantarkan oleh Ketua RT
setempat untuk menuju ke rumah keluarga pasien.
b) Saat pelaksanaan kunjungan, Ketua RT memberikan informasi
tentang keadaan pasien.
c) Saat pelaksanaan kunjungan, mahasiswa diterima dengan baik oleh
kelurga yang tinggal serumah dengan pasien selama ini (Ibu)
d) Selama pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah (home visite)
keluarga pasien bersedia memberikan informasi yang diketahuinya
tentang pasien.
e) Mahasiswa juga menanyakan tentang pasien pada tetangga didekat
rumah pasien.
f) Mahasiswa memberikan penjelasan mengenai kondisi pasien di RSJ
Sambang Lihum saat ini.
g) Ibu dan adik pasien antusias dalam mendengarkan penjelasan tentang
kondisi pasien.
h) Pelaksanaan kunjungan rumah berlangsung selama 4 jam (11.0015.00 WITA).
3. Evaluasi Hasil
a) Keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh perawat
b) Keluarga bersedia menjelaskan kondisi pasien sebelum masuk RSJ
Sambang Lihum dan alasan pasien masuk RSJ Sambang Lihum.
c) Keluarga bersedia untuk merawat pasien

17

G.

Simpulan dan Saran


Simpulan
1. Keluarga peduli untuk ikut melakukan cara merawat pasien dengan
memberikan semangat dan pujian serta mencegah pasien melakukan
perilaku kekerasan.
2. Keluarga bersedia untuk mencari sumber masalah jika suatu saat
pasien mengalami hal yang sama dan tidak membiarkannya
menyendiri.
3. Keluarga bersedia untuk merawat pasien di rumah dengan cara tidak
membiarkan pasien tinggal sendirian di kamar.
4. Keluarga diminta dan diberi penkes pengertian dan cara perawatan
untuk siap menerima pasien di rumah.
5. Keluarga diberi penkes untuk menjadi PMO suatu saat jika pasien
dipulangkan dan melakukan pemeriksaan kembali secara rutin dengan
membawa pasien saat konsultasi.
Saran
Melihat banyaknya kasus kambuh kembali karena perawatan
keluarga yang kurang efektif dan mekanisme koping yang tepat untuk
digunakan, maka perawat perlu menekankan lagi upaya promotif, dalam hal
ini konseling pada keluarga-keluarga pasien baik pada saat kunjungan
keluarga ketika menjenguk atau pada saat keluarga pasien mengambil obat
di poliklinik, dengan membuat pojok konseling tentang pentingnya
Pengawasan Minum Obat

(PMO), Penyuluhan tentang pentingnya

Pengawasan Minum Obat dan penjelasan caracara menangani gangguan


jiwa berkaitan dengan dukungan keluarga. Serta peningkatan kerja pekerja
puskesmas dalam survei menjaring serta melakukan perawatan terhadap
warganya atau sebagai PMO pasien yang mengalami gangguan jiwa di
rumah. Perlunya dilakukan promosi kesehatan ditingkat Desa agar tidak

18

mengambil mekanisme koping yang tidak tepat seperti menggunakan obatobat terlarang dan meminum alkohol.

19

Anda mungkin juga menyukai