Gilang Bhaskara 10 2008 095
Gilang Bhaskara 10 2008 095
BLOK 7
SISTEM RESPIRASI I
DISUSUN OLEH :
GILANG BHASKARA
NIM : 10-2008-095
KELOMPOK B8
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
TAHUN 2008
KATA PENGANTAR
Setiap harinya manusia bernapas. Tanpa bernapas maka manusia ibarat tubuh tanpa
nyawa. Napas merupakan elemen kehidupan yang terpenting.
Organ yang digunakan dalam bernapas mencakup dr hidung hingga ke sistem pernapasan
yaitu paru-paru. Paru-paru merupakan organ vital dalam melakukan sistem respirasi. Tidak kalah
pentingnya adalah jantung dalam memompa darah.
Dalam makalah ini penulis mencantumkan hal-hal mengenai bagian-bagian sistem
pernapasan, proses kerja paru-paru, efek dekompresi sebagai pusat pembahasan berbasis kasus,
dan cara pemeriksaan fungsi paru.
Akhir kata semoga makalah ini dapat membantu bagi yang ingin memperbesar otot nya.
Tetapi ingat tiada hasil tanpa usaha. Selamat membaca !
DAFTAR ISI
01. Skenario...................................................................................................................................4
02. STEP 1 IDENTIFIKASI ISTILAH YANG TAK DIKETAHUI...........................................4
03. STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH4
04. STEP 3 ANALISA MASALAH.....4
05. STEP 4 HIPOTESIS4
06. STEP 5 SASARAN PEMBELAJARAN................................................................................5
07. STEP 6 HASIL BELAJAR MANDIRI ..5
08. Anatomi Saluran Napas atas: Hidung-Trakea...........................................................................5
09. Anatomi Saluran Napas Bawah : Trakea-Paru-Paru..7
10. Cara Kerja Paru-Paru.........9
11. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi Paru-Paru................................................................................12
12. Efek Dekompresi......................................................................................................................21
13. Daftar Pustaka..........................................................................................................................24
SKENARIO
Seorang pria berusia 35 tahun sedang menyelam setelah 40 menit ia langsung naik ke permukaan,
ia merasa sesak dan kemudian tidak sadarkan diri.
Jantung
Bawah
Trakea
Dekompresi
Penyebab
Saluran Napas
Atas
Paru-Paru
Hidung
- Struktur
- Mekanisme
- Fungsi
- Pemeriksaan
STEP 4 HIPOTESIS
Perubahan tekanan yang tiba-tiba menyebabkan sesak napas dan tidak sadarkan diri.
4
Septum nasi adalah sekat os osteocartilago yang ditutupi membrane mucosa. Dibagi
menjadi 2 jenis : membrane mucosa olfactorius dan membrane mucosa respiratorius.
Membrana mucosa olfactorius berfungsi sebagai menerima rangsangan penghidu, sedangkan
membrane mucosa respiratorius berfungsi untuk menghangatkan, melembabkan, dan
membersihkan udara inspirasi.
b. Sinus Paranasalis
Adalah rongga-rongga yang terdapat di dalam os
maxilla, os frontale, os sphenoidale, dan os
ethmoidale. Dibagi menjadi 4 sinus : Sinus Maxillaris,
sinus frontalis, sinus sphenoidales, dan sinus sinus
ethmoidales.
1.2 Pharynx
Pharynx terletak di belakang cavum nasi, mulut,
dan larynx. Pharynx dibagi menjadi 3 bagian :
nasopharynx, oropharynx, dan laryngopharynx.
Nasopharynx terletak di belakang rongga hidung
di atas palatum molle
Oropharynx terletak di belakang cavum oris dan
terbentang dari palatum molle sampai ke pinggir
atas epiglottis
Laryngopharynx terletak di belakang aditus
larynges dan permukaan posterior larynx dan
terbentang dari pinggir atas epiglottis sampai ke
pinggir bawah cartilage cricoidea.
1.3 Larynx
1.4 Trachea
Adalah tabung yang dapat bergerak dengan panjang kurang lebih 5 inci dan diameter 1 inci.
Trachea mempunyai dinding fibroelastis yang tertanam dalam balok-balok cartilage hialin yang
berbentuk huruf U yang mempertahankan lumen trakea tetap terbuka.
2.2 Pulmo
Masing-masing paru mempunyai apex pulmonis, basis pulmonis ( facies diapraghma ), facies
costalis, facies mediastinalis ( impression cardiac ), dan hilus pulmonis ( cekungan tempat
bronkus, pembuluh darah, dan saraf yang membentuk radix pulmonis masuk dan keluar dari
paru )
Dibentuk oleh alat-alat yang masuk dan keluar paru. Alat itu adalah bronchi, arteri dan vena
pulmonalis, pembuluh limfatik, arteri dan vena bronchiales, dan saraf-saraf.
Perubahan pH sangat kecil karena H + di buffer oleh Hb- menjadi HHb yang relative merupakan
asam lemah.
Kontraksi otot-otot Interkostal dan diafragma mengubah bentuk dan luas rongga dada.
Jaringan paru dan dinding dada berupa struktur elastis paru yang dibungkus oleh 2 lapisan pleura
- Pleura viseral
- Pleura parietal
- Ruang intraplera berisi cairan yang berfungsi pelumas
Pada kondisi normal :
- Tekanan intrapleura kurang dari tekanan atmosfir yang disebut tekanan sub atmosferik (tekanan
negatif, tekanan donders)
- Pada keadaan istirahat (akhir ekspirasi tenang) jaringan paru dan dinding dada pada kedudukan
Resting end Expiratory Level yaitu:
- Keadaan seimbang
- Resultan sifat paru yang cenderung kolaps dan dinding dada yang cenderung
mengembang
Proses Inspirasi = proses Aktif (Kontraksi otot-otot inspirasi)
Inspirasi Tenang
Organ yang berkontraksi:
-
Diafragma dan
Inspirasi Kuat
Sternokleidomastideus
Keadaan Istirahat
-
Proses Ekspirasi
Ekspirasi tenang : proses pasif
-
Ekspirasi Kuat
Kontraksi otot-otot ekspirasi
-
V / P = . L /cm H2O
Terdapat :
-
Compliance Paru
Compliance dada
Kondisi Normal :
Compliance paru tinggi tahanan jalan nafas rendah, kerja pernafasan kecil, 3% dari penggunaan
energi total tubuh
Nuclear medicine
Inspirasi maksimal
b. TORAK AP (Antero-Posterior)
-
c. TOP LORDOTIK
-
d. FOTO LATERAL
-
4.1.2 USG
USG dipakai untuk menilai adanya cairan dalam pleura
efusi pleura).
USG dapat menilai efusi pleura dengan akurat
walaupun dalam jumlah yang sedikit.
4.1.3 CT SCAN
Merupakan modalitas yang terpenting.
Memberikan detail yg sangat baik dan menentukan
staging tumor mediastinum dan paru.
Menilai adanya pembesaran kgb hilus
Memvisualisasi massa di pleura
Menilai vaskuler mediastinum
Mengidentifikasi lesi di paru
Membantu / guiding biopsy
4.1.4 MRI
Paru tidak dapat dievaluasi dengan baik dengan menggunakan teknik ini namun indikasi
utama dari teknik ini adalah evaluasi massa mediastinum, diseksi aorta dan staging
karsinoma bronchus, jika dicurigai invasi ke vaskuler.
vena. Ini merupakan prosedur invasif dan sebaiknya hanya dilakukan jika angiografi
pulmonal dengan CT tidak dapat dilakukan.
yang
83 % VC
FEV 3 detik
97 % VC
5. Efek Dekompresi
Bila orang bernapas dalam lingkungan udara bertekanan tinggi dalam jangka waktu lama, jumlah
nitrogen yang larut dalam cairan tubuhnya akan banyak sekali. Mengapa demikian ? Darah yang
mengalir melalui kapiler paru akan jenuh dengan nitrogen yang tekanannya sama dengan tekanan
yang terdapat dalam udara campuran pernapasan. Setelah beberapa jam, cukup banyak nitrogen
yang diangkut ke jaringan sehingga jaringan jenuh akan nitrogen. Karena nitrogen tidak di
metabolism oleh tubuh, nitrogen akan tetap larut sampai tekanan nitrogen dalam paru turun, pada
waktu itulah nitrogen dibuang melalui pernapasan, tetapi pembuangan ini memerlukan waktu
beberapa jam dan sekumpulan masalah ini yang disebut decompression sickness
Mekanisme Bila seorang penyelam telah lama berada di dalam laut sehingga sejumlah besar
nitrogen terlarut dalam tubuhnya dan kemudian tiba-tiba naik ke permukaan laut, sejumlah
gelembung nitrogen dapat timbul dalam cairan tubuhnya baik intrasel maupun ekstrasel, dan hal
ini dapat menimbulkan kerusakan di setiap tempat dalam tubuh, dari derajat ringan hingga berat
bergantung pada jumlah dan ukuran gelembung yang terbentuk. Inilah decompression sickness.
Selama penyelam itu masih tetap berada di laut, tekanan di luar tubuhnya ( 5000 mm Hg ) akan
menekan jaringan tubuh sehingga gas tetap berada dalam keadaan terlarut. Tetapi bila penyelam
itu mendadak naik ke permukaan laut, tekanan di luar tubuhnya menjadi hanya 1 atm ( 760
mmHg ), sedangkan tekanan gas dalam cairanb tubuhnya merupakan jumlah dari tekanan uap air,
karbon dioksida, oksigen, dan nitrogen atau total 4065 mm Hg, yang jelas jauh lebih besar dari
tekanan di luar tubuh dan sekitar 97 % nya disebabkan oleh nitrogen terlarut. Oleh karena itu gas
akan keluar dari larutan dan membentuk gelembung-gelembung dalam jaringan, terutama dalam
darah yang kemudian menyumbat pembuluh darah.
Sejarah Penyakit Dekompresi pertama kali diamati oleh Triger (Perancis, 1843) dengan gejalagejala nyeri dan kejang otot pada pekerja-pekerja tambang batubara. Poldan Watelle (Perancis
1954) memperhatikan bahwa gejala-gejala tersebut menghilang bila pekerja tersebut
dikembalikan ke lingkungan semula. Paul Bert (Perancis, 1878) menemukan gelembung2
mula hanya pembuluh darah kecil yang disumbat oleh gelembung-gelembung kecil, tetapi seiring
dengan penyatuan gelembung-gelembung tersebut, pembuluh darah yang besar secara progresif
ikut tersumbat juga. Akhirnya terjadi iskemia jaringan. Kebanyakan orang, gejalanya adalah nyeri
pada sendi dan otot lengan atau tungkai. 5-10 % terjadi gejala sistem saraf yang berkisar dari
pusing hingga paralisis dan kolaps dan hilang kesadaran.
2 % penderita mengalami chokes, yang disebabkan oleh sejumlah gelembung kecil massif yang
menyumbat kapiler paru. Ditandai dengan napas pendek yang serius, seringkali diikuti oleh
edema paru yang berat dan kadang kematian.
Pertolongan / Terapi Dekompresi Kalau penyelam
dibawa ke permukaan secara perlahan-lahan ;
sebenarnya nitrogen yang terlarut akan dibuang melalui
paru cukup cepat sehingga tidak perlu terjadi
decompression sickness. Prosedur lain yang banyak
digunakan untuk dekompresi penyelam profesional
adalah dengan memasukkan penyelam ke dalam tangki
bertekanan dan kemudian menurunkan tekanan secara bertahap kembali ke tekanan atmosfer
normal. Untuk pencegahan dapat memakai SCUBA ( Self contained underwater breathing
apparatus )
DAFTAR PUSTAKA
1. Snell, Richard. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : EGC
2. Guyton, Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton. Jakarta : EGC
3. Guyton, Arthur. 1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : EGC
4. Gleadle, Jonathan. 2007. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Erlangga
5. Kamus Kedokteran Dorland ed.29. Jakarta : EGC
6. Sumber lain
- resources.unpad.ac.id/unpad content /uploads/publikasi_dosen/ NILAI%20KAPASITAS
%20VITAL%20PARU.PDF
- med.unhas.ac.id/DataJurnal/tahun2005vol26/Vol.26No.../TP%202-5%20Transpor
%20Oksigen%20(Bahrul%20Fikri,%20Idha..
- http://spa2daily.wordpress.com/2008/04/10/buffer-dalam-darah/
- http://emjinain.wordpress.com/category/catatan-kuliah-ilmu-penyakit-parupulmonologi/
- http://beta.tnial.mil.id/cakrad_cetak.php?id=303
- http://www.gosportsspex.co.uk/images/Hydrooptix/cystal_blue.jpg
- http://en.wikipedia.org/wiki/Decompression_sickness