Anda di halaman 1dari 4

Sahabat | ELEKTROKIMIA

Copyright rifa rifa2807@webmail.umm.ac.id


http://rifa.student.umm.ac.id/2010/02/05/elektrokimia/

ELEKTROKIMIA
Elektrokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang hubungan
antara perubahan zat dengan arus listrik yang berlangsung dalam sel elektrokimia.
Sel elektrokimia di bedakan menjadi dua yaitu sel volta atau sel galvani dan sel
elektrolisis.
1.Sel Volta atau Sel Galvani
Sel volta atau sel galvani adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri atas dua buah
elektrode yang dapat menghasilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi redoks
secara spontan pada kedua elektroda tersebut.
a.Sel Volta
1)Deret volta
a)Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Fe, Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au.
b)Semakin ke kanan, semakin mudah direduksi dan sukar di oksidasi.
c)Semakin ke kiri semakin mudah dioksidasi dan sukar direduksi.
2)Prinsip kerja
a)Terdiri atas elektrode dan elektrolit yang dihubungkan dengan sebuah jembatan
garam.
b)Pada anode terjadi reaksi oksidasi dan pada katode terjadi reaksi reduksi.
c)Arus elektron mengalir dari katode ke anode.
d)Arus listrik mengalir dari katode ke anode.
e)Adanya jembatan garam untuk menyetimbangkan ion-ion dalam larutan.
f)Terjadi perubahan energi: energi kimia menjadi energi listrik.
3)Macam-macam sel volta
a)Aki
Aki adalah jenis baterai yang banyak digunakan untuk kendaraan bermotor. Aki
menjadi pilihan praktis karena dapat menghasilkan listrik yang cukup besar dan
dapat di isi kembali. Sel aki terdiri atas anode Pb (Timbel = timah hitam) dan
katode PbO2 (Timbel(IV) Oksida). Keduanya merupakan zat padat yang dicelupkan
dalam asam sulfat. Kedua eletrode tersebut juga hasil reaksinya tidak larut dalam
asam sulfat, sehingga tidak diperlukan jembatan garam. Tiap sel aki mempunyai
beda potensial kurang lebih 2V. Aki 12V terdiri atas 6 sel yang dihubungkan seri.
Aki dapat di isi kembali karena hsil-hasil reaksi pengosongan aki tetap melekat
pada kedua elektrode. Pengisian aki dilakukan dengan membalik arah aliran
elektron pada kedua elektrode. Pada pengosongan aki, anode (Pb) mengirim
elektron pada katode, sebaliknya pada pengisian aki elektrode Pb dihubungkan
dengan kutub negatif sumber arus sehingga PbSO4 yang terdapat pada elektrode
Pb itu direduksi. Sementara itu PbSO4 yang terdapat pada elektrode PbO2
mengalami oksidasi membentuk PbO2.
b)Baterai kering
Baterai kering di temukan oleh Leclanche yang mendapat hak paten atas
penemuan itu pada tahun 1866. Sel leclanche terdiri atas suatu silinder zink yang
berisi pasta dari campuran batu kawi, salmiak, karbon dan sedikit air (jadi sel ini
tidak 100% kering) zink berfungsi sebagai anode sedangkan sebagai katode

page 1 / 4

Sahabat | ELEKTROKIMIA
Copyright rifa rifa2807@webmail.umm.ac.id
http://rifa.student.umm.ac.id/2010/02/05/elektrokimia/

digunakan elektrode inert, yaitu grafit, yang di celupkan ditengah-tengah pasta.


Pasta itu sendiri berfungsi sebagai oksidator.
Potensial suatu sel leclanche adalah 1,5 volt. Sel ini kadang disebut sel kering
asam karena adanya NH4Cl yang bersifat asam. Sel leclenche tidak dapat di isi
ulang.

c)Baterai alkalin

Baterai kering jenis alkalin pada dasarnya sama dengan sel Leclanshe, tetapi
bersifat basa karena menggunakan KOH menggantikan NH4Cl dalam pasta.
Potensial dari baterai alkkalin juga sebesar 1,5 Volt, tapi baterai ini dapa bertahan
lebih lama.
d)Baterai litium
Baterai litum telah mengalami berbagai penyempuranaan. Baterai litum yang kini
banyak di gunakan adalah baterai litium-ion. Baterai litum ion tidak menggunakn
logam litium, tetapi ion litium. Ketika ion litum digunakan, ion litum berpindah dari
satu elektrode ke elektrode lainnya melalui suatu elektrolit. Ketika di Charge, aliran
ion litium dibalik.
b. Sel Galvani
Sebuah sel galvani terdiri dari dua setengah sel, masing-masing terdiri dari sebuah
elektrode dan sebuah elektrolit. Kedua elektrolit dihubungkan dengan suatu
jembatan garam. Jika elektrode dihubungkan dengan kawat, elektron akan mengalir
menurut arah yang ditunjukkkan. Gerak elektron dalam kawat menunjukkan bahwa
suatu arus listrik mengalir. Secara listrik, arah aliran elektron bergantung pada
tanda selisih potensial antara elektrode, elektron akan mengalir dari elektrode
negatif lewat kawat ke elektrode positif.
Ciri khas dar sel galvani adalah energi bebas yang diubah menjadi energi listrik.
Jika pada sel elektrokimia perubahan reaksi terjadi karena potensial elekrik yang
timbul mendorong reksi kimia tidak spontan menggantikan potensial elektrik yang
melintasi elektrode maka pada sel galvani yang terjadi kebalikannya. Pada sel
galvani, aliran elekron di proodksi sebagai hasil dari reaksi spontan
oksidasi-reduksi.
c.Notasi Sel
Pada notasi sel, bagian kanan menyatakan katode ( yang mengalami reduksi), dan
bagian kiri menyatakan anode ( yangmengalami oksidasi ). Pemisahan oleh
jembatan garam dinyatakan oleh II sedangkan batas fasa dinyatakan I .
Contoh :
Tuliskan notasi sel untuk reaksi
Cu2+ +Zn => Cu + Zn 2+
Maka notasi selnya : Zn I Zn2+ II Cu2+ I Cu

page 2 / 4

Sahabat | ELEKTROKIMIA
Copyright rifa rifa2807@webmail.umm.ac.id
http://rifa.student.umm.ac.id/2010/02/05/elektrokimia/

2.Potensial Elektrode dan Potensial Sel

a.Potensial Elektrode
Pengukuran potensial sel dapat di gunakan untuk membandingkan kecenderungan
logam-logam atau spesi lain ntuk mengalami oksidasi atau reduksi. Misalnya, jika
elektrode Zn Zn2+ diganti dengan elektrode Ag/Ag+, ternyata elektron mengalir
dari elektrode Cu ke elektrode Ag menghasilkan potensial standar (E0sel ) = 0,45
volt. Jadi, tembaga lebih mudah teroksidasi perak. Berdasarkan data di atas, urutan
kecenderungan teroksidasi dari logam-logam Zn, Cu, dan Ag adalah Zn > Cu > Ag.
Untuk membandingkan kecenderungan oksidasi atau reduksi dari suatu elektrode,
telah ditetapkan suatu elektrode pembanding, yaitu elektrode hidrogen. Elektrode
hidrogen terdiri atas hidrogen yang dialirkan ke dalam larutan asam (H+) melalui
logam inert, yaitu platina. Potensial sel yang dihasilkan oleh suatu elektrode (M)
dengan elektrode hidrogen disebut potensial elektrode itu dan dinyatakan dengan
lambang E0. Apabila pengukuran dilakukan pada kondisi standart, yaitu pada suhu
250C dengan konsentrasi ion-ion 1 M dengan tekanan gas 1 atm, disebut potensial
elektrode standar dan diberi lambang E0.
Elektrode yang lebih mudah mengalami reduksi dibandingkan terhadap elektrode
hidrogen mempunyai potensial elektrode bertanda positif (diberi tanda positif),
sedangkan elektrode yang lebih sukar mengalami reduksi diberi negatif.
Menurut kesepakatan (konvensi), potensial elektrode dikaitkan dengan reaksi
reduksi. Jadi, potensial elektrode sama dengan potensial reduksi. Adapun potensial
oksidasi sama nilainya dengan potensial reduksi, tetapi tandanya berlawanan.

b.Potensial Sel
Potensial sel volta dapat ditentukan melalui percobaan dengan menggunakan
voltmeter atau potensiometer. Potensial sel volta dapat juga dihitung berdasarkan
data potensial elektrode positif (katode) dan potensial elektrode negatif (anode).
E0sel = E0katode - E0anode
Katode adalah elektrode yang mempunyai harga E0 lebih besar (lebih positif),
sedangkan anode adalah yang mempunyai E0 lebih kecil (lebih negatif).

3.Potensial Reaksi Redoks

Potensial reaksi redoks sama dengan potensial sel yang di betuknya. Setengah
reaksi reduksi menyusun katode, sedangkan setengah reaksi oksidas menyusun
anode.
Contoh :

page 3 / 4

Sahabat | ELEKTROKIMIA
Copyright rifa rifa2807@webmail.umm.ac.id
http://rifa.student.umm.ac.id/2010/02/05/elektrokimia/

Potensial reaksi redoks Zn(s) + Cu2+(aq) => Zn2+(aq) + Cu(s) dapat dihitung
sebagai berikut.
Notasi sel volta yang dapat dibuat dari reaksi tersebut adalah Zn Zn2+ Cu2+ Cu.
Potensial selnya adalah : E0 = E0Cu2+ Cu - E0 Zn2+ Zn =0,34 - (-0,76) volt = 1,10
volt.
Jadi, potensial reaksi redoks tersebut adalah 1,10 volt.

page 4 / 4

Anda mungkin juga menyukai