Anda di halaman 1dari 22

OM

SWASTYASTU

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK K KHUSUSNYA TN.K


DENGAN ASMA DI BANJAR BULUH DESA GUWANG
KECAMATAN SUKAWATI KABUPATEN GIANYAR
TANGGAL 9 S.D 13 MEI 2015

Oleh:
Kadek Amenita Netrayani
Kp.05.12.060

BAB 1 Pendahuluan
BAB 2 Kajian Teori dan
Tinjauan Kasus
BAB 3 Pembahasan
BAB 4 Penutup

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu contoh


penyakit pernafasan
yang dapat
menyebabkan kematian
adalah asma.

Asuhan keperawatan
keluarga dapat
membantu
menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga
dengan penyakit asma.

Dunia : 150 jt
mengalami asma
Indonesia :10%
Bali : 3,74%
UPT Kesmas Skwt :
14 org
Pustu Guwang :
26,7 %

Perawatan asma haruslah


komprehensif mengingat
komplikasi seperti gagal
nafas, hipoksemia dan
kematian, serta harus
melibatkan bbrp elemen sprt
individu, keluarga dan
perawat.

Asuhan
Keperawatan
Keluarga Bpk. K
Khususnya Tn.K
dengan Asma di
Banjar Buluh, Desa
Guwang,
Kecamatan
Sukawati,
Kabupaten Gianyar

Smeltzer & Bare (2002); Agustiningsih dkk (2007); Muttaqin (2008); Supraptini dkk (2008); Setyowati & Murwani (2008); Friedman
(1998) Setiawati & Dermawan (2005) dalam Achjar (2010)

Tujuan

Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Keluarga


Bpk.K Khususnya Tn.K dengan Asma di Banjar Buluh,
Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Kabupaten
Gianyar

Laporan kasus ini ditulis dengan metode deskriptif


dengan teknik pengumpulan data dengan wawancara,
Metode
Penulisan observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi

Laporan studi kasus ini ditulis dalam empat bab, yaitu


BAB 1 Pendahuluan, BAB 2 Kajian Teori dan Tinjauan
Sistematika Kasus. BAB 3 Pembahasan, dan BAB 4 Penutup yang
Penulisan terdiri dari simpulan dan saran.

BAB 2
KAJIAN PUSTAKA DAN
TINJAUAN KASUS

Keluarga: sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran,
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari individu yang ada didalamnya
terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama.
Struktur keluarga: pola dan proses
komunikasi, peran, kekuatan,
serta nilai-nilai keluarga
Tugas keluarga, yaitu: mengenal
masalah kesehatan, mengambil
keputusan, merawat anggota keluarga
yang sakit, memodifikasi lingkungan,
dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan.

Tipe keluarga digolongkan


menjadi bentuk tradisional dan
nontradisional.
Fungsi keluarga: afektif,
sosialisasi, perawatan
kesehatan keluarga, ekonomi,
biologis, psikologis, dan
pendidikan.

Tahap perkembangan keluarga : Tahap I keluarga pemula atau pasangan baru; Tahap
II keluarga sedang mengasuh anak ; Tahap III keluarga dengan anak usia
prasekolah;Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah ; Tahap V keluarga dengan
anak remaja; Tahap VI keluarga yang melepas anak usia dewasa muda; Tahap VII
orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiun); Tahap VIII keluarga dalam
masa pensiun dan lansia
Friedman (1998) dalam Achjar (2010); Depkes RI (1988) dalam Andarmoyo (2012); Andarmoyo (2012); Allender & Spradley (2001) dalam
Achjar (2010); Setiawati & Dermawan (2005) dalam Achjar (2010); Duvall & Miller (1985); Carter & Mc Goldrick (1988) dalam Achjar
(2010)

Penatalaksanaan medis untuk penderita asma, yaitu:


Nonfarmakologi: penyuluhan, menghindari faktor pencetus, fisioterapi
Farmakologi: agonis beta, metilxantin, kortikosteroid, kromolin.
Pemeriksaan diagnostik pada asma, meliputi: pengukuran spirometri,
tes provokasi bronkus, pemeriksaan kulit, pemeriksaan laboratorium,
dan radiologi.
Asma: suatu penyakit dg ciri
meningkatnya respon trachea &
bronchus thd berbagai rangsangan
dg manifestasi adanya penyempitan
jalan nafas yg luas & derajatnya dpt
berubah ubah secara spontan
maupun sebagai hasil pengobatan.

Klasifikasi asma dibagi menjadi 4 derajat


keparahan yaitu ringan, sedang, berat dan
ancaman henti nafas.

Faktor-faktor pencetus asma: faktor alergen,


infeksi saluran napas, tekanan jiwa, kegiatan
jasmani yang berat, obat-obatan, polusi udara,
dan lingkungan kerja. Selain itu, faktor
genetik juga merupakan penyebab asma.

Smeltzer & Bare (2002); Chang (2010); Muttaqin (2008); Laisina dkk (2007); Bararah & Jauhar (2013); Kowalak dkk (2011); Nurarif &
Kusuma (2013)

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Asma


Pengkajian focus
asuhan keperawatan
keluarga menurut
Doengoes Marilyn
meliputi tujuh
komponen
pengkajian

Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada keluarga


dengan asma, yaitu: (1) Ketidakefektifan bersihan jalan napas
b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
menderita asma, (2) Ketidakefektifan pola napas b.d
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
menderita asma, (3) Kurang pengetahuan mengenai kondisi
penyakit asma b.d keluarga kurang mengenal masalah
kesehatan (4) Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapi
b.d ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
(5) Risiko terjadi serangan asma berulang b.d ketidakmampuan
keluarga dlm memelihara lingkungan.

Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang


ingin dicapai serta rencana tindakan untuk mengatasi
masalah yang ada. Penetapan tujuan umum mengacu pada
mengatasi masalah di keluarga, sedangkan penetapan
tujuan khusus mengacu pada 5 tugas kesehatan keluarga.

Tahap pelaksanaan
intervensi ini diawali
dengan penyelesaian
perencanaan perawatan.

Evaluasi terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi asuhan keperawatan
keluarga, didokumentasikan dalam SOAP (subjektif, objektif, analisis, planning).
Achjar (2010); Kowalak dkk (2011); Safitri & Andriyani (2011); Zega dkk (2011); Laisina dkk (2007); Muttaqin (2008); Supraptini dkk
(2008); Oemiati dkk (2010); Melyana dkk (2013); Friedman (1998); Setiawati & Dermawan (2005) dalam Achjar (2010); Smeltzer & Bare
(2002); Utami (2013); Setyowati & Murwani (2008); Baylon dan Maglaya (1978) dalam Achjar (2010); Andarmoyo (2012).

Tinjauan Kasus
(1) Pengkajian
Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga Bpk. K Khususnya Tn. K dengan Asma dilakukan pada
tanggal 9 Mei 2015.
(a)Data umum
Identitas kepala keluarga:
()Nama kepala keluarga
: Tn. K
()Umur
: 59 Tahun
()Pekerjaan
: Pengerajin
()Pendidikan
: Sekolah Dasar
()Alamat dan No. Telp. : Banjar Buluh, Guwang, Sukawati
Komposisi anggota keluarga:

No

Nama

Umur

Jenis
Kelamin

Hub. dg KK

Pendidikan

Pekerjaan

Ket

Tn. K

59 thn

KK

SD

Pengerajin

Asma

Ny. L

57 thn

Istri

SD

Pedagang

Sehat

Tn. TN

34 thn

Anak

SMP

Wiraswasta

Sehat

Ny. EA

27 thn

Menantu

SMA

Wiraswasta

Sehat

An. KP

7 thn

Anak

Sehat

Tipe keluarga:
Tipe keluarga Tn. K adalah keluarga tradisional yaitu keluarga besar (extended
family) yang terdiri dari menantu, istri, anak, dan cucu.
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah :
Tahap VIII, keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VIII, yaitu mempertahankan
pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang
menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap
kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar generasi,
meneruskan untuk memahami eksistensi mereka, saling memberi perhatian yang
menyenangkan antar pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu
tua seperti berolahraga, berkebun, mengasuh cucu

Fungsi Keluarga
Keluarga merasa saling memiliki satu sma lain, keluarga memberikan pembinaan
sosialisasi dengan menerapkan etika sejak kecil seperti bilang permisi jika ingin
lewat, tdk boleh berkata kasar, tidak boleh nakal.

Fungsi Perawatan keluarga


Kemampuan keluarga dalam mengenali masalah kesehatan dalam keluarga :
Tn. K mengatakan sudah mengalami sesak nafas sejak lama, penyakit yang
dideritanya sering kambuh apabila Tn. K kedinginan dan terlalu terpapar debu .
Saat ini bila Tn. K sehari sejak tidak minum obat maka sesaknya akan kambuh
kembali. Keluarga mengatakan sudah cukup paham mengenai penyakit yang
diderita Tn. K seperti pengertiannya, penyebab serta tanda dan gejalanya namun
keluarga mengatakan belum cukup paham mengenai cara perawatannya di rumah.

Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah:


Keluarga mengatakan untuk mengatasi penyakit yang diderita Tn. K keluarga
biasanya langsung membawa Tn. K ke Pustu Guwang karena takut akan
bertambah parah bila hanya dirawat di rumah.
Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Keluarga mengatakan belum cukup mampu merawat sendiri secara benar
anggota keluarga yang sakit karena kurang mengetahui cara merawatnya,
khususnya mengenai penyakit asma.
Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan:
Keluarga mengatakan belum bisa memberikan lingkungan yg aman bagi Tn.K
yaitu lingkungan yg bersih dan bebas dari debu sehingga klien terhindar dari
faktor pencetus asmanya.
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan:
Keluarga sudah mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan
membawa anggota keluarga yang sakit ke puskesmas atau dokter praktik.

Analisa Data
No.
Data
Masalah
1. DS:
Ketidakefektifan
Keluarga Tn. K mengatakan Tn. K sering mengalami sesak nafas dan pola nafas pada
rutin kontrol ke dokter 1-2 minggu sekali. Tn. K mengatakan penyakitnya keluarga Tn. K
kambuh apabila dirinya terlalu banyak terpapar debu dan dingin.
khususnya Tn. K
Keluarga Tn. K juga mengatakan Tn.K rutin minum obat setiap hari
karena bila tidak minum obat sesaknya akan kambuh
DO :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 86x/menit
RR: 26x/menit, S: 37oC
Auskultasi suara nafas terdapat wheezing
Terdapat retraksi dinding dada
2.

DS:
Keluarga mengatakan tidak mengetahui cara perawatan klien dengan
penyakit asma di rumah. Keluarga biasanya langsung membawa dokter
apabila sakit yang diderita Tn. K kambuh.
DO:
Keluarga tampak bingung dan bertanya-tanya.
Keluarga terlihat kurang memahami cara perawatan klien dengan asma di
rumah

Kurang
pengetahuan pada
keluarga Tn. K
khususnya Tn. K

NO

DATA

MASALAH

DS:
Risiko terjadi serangan
Keluarga mengatakan Tn. K masih aktif asma berulang pada Tn.
bekerja sebagai pengrajin.
K
Tn. K mengatakan sesak yang dialaminya
kambuh apabila Tn. K terlalu banyak terpapar
debu.
DO:
Keluarga terlihat belum bisa memberikan
kondisi lingkungan yang aman bagi klien
yaitu lingkungan yang bersih dan bebas debu,
terlihat dari kondisi rumah yang kurang
bersih.

Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas pada keluarga Tn.K
khususnya Tn.K b.d ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota yang menderita asma.
Kurang pengetahuan pada keluarga Tn.K
khususnya Tn.K b.d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan penyakit asma.
Risiko terjadi serangan asma berulang pada Tn.K
b.d ketidakmampuan keluarga dalam memelihara
lingkungan

BAB 3
PEMBAHASAN

Pengkajian
Lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan
yang menentukan seseorang menderita
asma karena penyebab asma Tn.K adalah
debu dan udara dingin sebagai faktor
pencetusnya. Tn.K mengalami asma dengan
penyempitan sesuai dengan tanda dan
gejala pada kajian teori seperti sesak dalam
dada, mengi dan penggunaan otot bantu
pernafasan. Tanda dan gejala seperti batuk,
takikardia dan pelebaran tekanan nadi tidak
muncul karena pengobatan yang sudah
bagus

Intervensi
Rencana
keperawatan yang
terdapat pada
kajian teori
seluruhnya dapat
diterapkan pada
pasien dengan
kasus Asma.

Diagnosis
Pada kajian teori terdapat 5
diagnosis keperawatan yang
mungkin muncul pada keluarga
dengan asma, tetapi pada kasus
ditemukan 3 diagnosis
keperawatan, yaitu
ketidakefektifan pola napas,
kurang pengetahuan dan risiko
terjadi serangan asma berulang.

Implementasi
TUK 1,2,4,5 dilaksanakan
selama 3 hari dikarenakan pada
hr k3 keluarga sudah mencapai
tujuan kegiatan.
Pada hari k4 dan k5 lebih
menekankan pda pelaksanaan
TUK 3 merawat keluarga dg
asma dg memberikan
penyuluhan

Evaluasi
Evaluasi yang
digunakan pada
kasus ini, yaitu jenis
evaluasi formatif dan
didapatkan hasil
evaluasi dari 3
diagnosa
keperawatan yang
muncul pada kasus
berhasil.

BAB 4
PENUTUP

Simpulan

Saran
Berdasarkan
pada
pembahasan
sebelumnya,
terdapat
beberapa
kesenjangan
antara kajian
teori dengan
kenyataan pada
kasus Asuhan
Keperawatan
Keluarga Bpk.K
Khususnya
Tn.K dengan
Asma

Kepada Keluarga
Tn.K diharapkan
untuk tetap
menjaga
kebersihan
lingkungan rumah
guna mendukung
kesehatan
keluarga.

OM
SANTHI, SANTHI, SANTHI
OM

Anda mungkin juga menyukai