Tak satu pun dari penelitian yang dilaporkan tersebut menunjukkan tingkat signifikansi
untuk setiap linkage. Atas dasar itu, tidak ada hubungan jelas yang dapat dibuktikan antara
setiap lokus tertentu dengan DM tipe 2. Kaitan pada sejumlah gen telah dilaporkan oleh
beberapa penulis, yang mana tidak dapat ditemukan oleh peneliti lain pada populasi yang
berbeda. Bahkan ketika sebuah linkage telah ditemukan pada kromosom yang sama oleh
lebih dari satu peneliti namun sering berada di tempat yang berbeda pada kromosom tersebut.
Hanya pada kromosom 1q21-24 ditemukan adanya hubungan dengan DM tipe 2 meskipun
lemah, tetapi telah ditemukan oleh penelitian yang sama pada populasi yang berbeda.
Kemungkinan mutasi pada kromosom 1 ini adalah mutasi yang sudah lama terjadi pada
manusia. Mutasi pada kromosom 1q ditambah dengan mutasi lain serta perubahan gaya hidup
yang cenderung kebarat-baratan berhubungan dengan terjadinya DM tipe 2 (Taylor, 2006).
2. Obesitas
Obesitas adalah keadaan penyerta yang sangat sering bersamaaan dengan DM tipe 2.
Banyak penelitian menunjukkan obesitas merupakan prediktor kuat perkembangan penyakit
ini. Pada individu yang tidak mengalami obesitas, insidensinya rendah sekalipun pada
masyarakat Pima India yang memiliki risiko DM tipe 2 sangat tinggi. Hubngan antara
obesitas dan DM tipe 2 bervariasi dengan berbagai faktor risiko laiinya (Benett, et al., 2005).
3. Hipertensi
Penelitian oleh Aksu et al. (2006) menemukan hubungan antara hipertensi dan DM
yang tidak tergantung pada faktor-faktor risiko lain. Orang dengan hipertensi memiliki
prevalensi DM yang lebih tinggi dan mereka mengalami 3,2 kali lebih sering insiden DM
ketika dievaluasi dengan faktor-faktor risiko lainnya. Berbagai survei juga menemukan
hubungan antara diabetes dan hipertensi. WHO merekomendasikan skrining untuk diabetes
pada individu dengan hipertensi.
4. Minimnya Aktivitas Fisik
Banyak penelitian membuktikan kurangnya aktivitas fisik memiliki peran penting
dalam terjadinya DM tipe 2. Beberapa penelitian juga menunjukkan bukti untuk hal ini.
Aktivitas fisik atau olahraga dapat menurunkan risiko terjadinya DM pada individu yang
mengalami kegagalan toleransi glukosa atau Impaired Glucose Tollerance (IGT) (Benett, et
al.,2005). Laporan terbaru ahli bedah tentang aktivitas fisik dan kesehatan menggarisbawahi
peran penting aktivitas fisik dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Oleh karena
itu, direkomendasikan untuk melakukan aktifitas fisik yang tidak terlalu berat tiga puluh
menit per hari. Dalam konteks diabetes hal ini semakin memperjelas bahwa terjadinya
peningkatan kejadian DM tipe 2 disebabkan oleh karena kurangnya aktivitas fisik serta
meningkatnya angka obesitas (ADA, 2004).
5. Faktor Risiko Lainnya
Selain yang tealah disebutkan di atas, factor risiko DM tipe 2 adala sebagai berikut:
a. Faktor Sebelumnya diidentifikasi IFG (Impaires Fasting Glucose) atau IGT (Impaired
Glucose Tolerance).
b. Riwayat melahirkan bayi >4 kg atau mengalami diabetes gestasional.
c. Tingkat kolesterol HDL <35 mg/dl atau kadar trigliserida >250 mg/dl.
d. Sindrom ovarium pilikistik atau Akantosis nigrikans.
e. Adanya riwayat kelainan darah (Powers, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahlqvist, E., Ahluwalia, T.S., & Groop, L., 2011. Genetics of Type 2 Diabetes.
Clinical Chemistry 57:2 : 241254.
2. Aksu, H., Pala, K., & Aksu, H., 2006. Prevalence and associated risk factors of type 2
diabetes mellitus in Nilufer District, Bursa, Turkey. Int J Diabetes & Metabolism 14 :
98-102.
3. Alfiyah, S.W., 2010. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit
Diabetes Mellitus pada Pasien Rawat jalan di Rumah Sakit Umum Pusat DR. Kariadi
Seamarang Tahun 2010. Availaible from : http://lib.unnes.ac.id/2721/ [Accessed 15
April 2015]
4. ADA, 2004. Physical Activity/Exercise and Diabetes. Diabetes Care,Vol. 27
Supplement 1 : 58-62.
5. Benett, P.H., Rewers, M.J., & Knowler, W.C., 2005. Epidemiology of Type 2 Diabetes
Mellitus. In : Inzucchi, S.E. The Diabetes Mellitus Mannual A Primary Care
Companion to. 6th ed. USA : McGraw-Hill Companies, Inc., 15-28.
6. Powers, A.C., 2010. Diabetes Mellitus. In : Jameson J.L. Harrison Endocrinology.
2nd ed. USA: McGraw-Hill Companies, Inc., 267-313.
7. Pratiknya, A.W., 2011. Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. 1st ed. Jakarta : Rajawali Pers.
8. Purnamasari, D., 2009. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus. In: Sudoyo,
A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., K. Simardibrata M., Setiati, S. Ilmu Penyakit Dalam
Jilid III. 5th ed. Jakarta: InternaPublishing, 1880-1883.
9. Taylor, A., 2006. The Genetic of Type 2 Diabetes : A review. Int J Diabetes &
Metabolism 14 : 76-81.
10. Wicaksono, R.P., 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan kejadian Diabetes
mellitus Tipe 2 ( Studi Kasus di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Kariadi).
Available from: http://eprints.undip.ac.id/37104/1/Radio_P.W.pdf. [Accessed 2015]