BAB I
PENDAHULUAN
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1999, hal. 71.
dipengaruhi oleh sokongan dari luar seperti guru dan orang tua dalam
menyadarkan anak didiknya untuk belajar dan memiliki pengetahuan.
Siswa dalam motivasi belajarnya sangat dipengaruhi banyak faktor,
beberapa nilai yang dihasilkan siswa dari proses belajarnya menunjukan bahwa
motivasi siswa dalam belajar cendrung berubah. Apabila motivasi belajarnya
tinggi maka dapat disimpulkan bahwa nilai yang dihasilkan akan baik. Kehadiran
siswa juga mempengaruhi proses pembelajaran, apabila kehadiran siswa tinggi
maka akan menjadikan proses pembelajaran semakin efektif dalam mencapai
tujuan yang diharapkan.
Pada tahun pelajaran 2014/2015 di SMP Amaliah, hasil belajar yang
dicapai pada tiap tingkatan cenderung masih jauh dari yang diharapkan. Masih
adanya beberapa siswa yang nilainya dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum). Berdasarkan sampel hasil ulangan kenaikan kelas :
Tabel 1.1
Jumlah Siswa Nilai UAS dibawah KKM
No
Kelas
1.
Jumlah
Total
Siswa
1 Mapel
2 Mapel
3 Mapel
VIII.1
33 Siswa
6 Siswa
1 Siswa
5 Siswa
12 Siswa
2.
VIII.2
32 Siswa
5 Siswa
2 Siswa
4 Siswa
11 Siswa
3.
VIII.3
34 Siswa
5 Siswa
3 Siswa
4 Siswa
12 Siswa
Berdasarkan tabel 1.1 diatas, dapat dilihat masih banyaknya siswa yang
nilainya dibawah KKM. Berdasarkan pengamatan dilapangan siswa yang nilainya
dibawah KKM adalah siswa yang bermasalah dalam belajarnya. Banyaknya siswa
yang tidak melaksanakan tugas harian, tidak peduli terhadap nilainya dibuktikan
dengan siswa tidak mengikuti program ramedial, kemudian banyaknya siswa yang
tidak hadir, hal itu berdasarkan data kehadiran siswa sebagai berikut :
Tabel 1.2
Data Sampel Kehadiran Siswa 2014/2015
NOVEMBER JANUARI
Rata-Rata
Perkelas
KELAS
OKTOBER
VIII.1
VIII.2
VIII.3
VIII.4
VIII.5
VIII.6
Rata-Rata
Kehadiran
94,02
89,44
93,19
97,08
87,5
91,44
94,84
92,83
95
95
92,63
91,05
95,13
91,48
93,47
92,63
93,94
92,63
94,66
92,11
93,56
93,21
92,96
91,25
93,89
94,90
91,36
91,71
Berdasarkan data tabel 1.2, dapat dilihat bahwa total rata-rata kehadiran
kelas VIII yaitu 92,96%. Dalam proses pembelajaran diharapkan siswa rata-rata
kehadiran minimal 95%. Sehingga dapat disimpulkan rendahnya kehadiran siswa
menyebabkan kurang efektifnya proses pembelajaran siswa di SMP Amaliah.
Motivasi siswa dalam belajar menunjang perolehan nilai yang maksimal.
Motivasi sebagai mana telah disebutkan sebelumnya, dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor ekstrinsik. Manusia sebagai makhluk sosial tentu mendapatkan
pengaruh dari lingkungannya.
Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan
strategis. Karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem
pendidikkan. Guru sangat menentukan keberhasilan peserta dididik, terutama
dalam kaitanya dengan proses belajar mengajar, karena ketika proses
pembelajaran berlangsung guru dapat melakukan apa saja dikelas. Ia dapat tampil
menjadi sosok menarik sehingga mampu menebarkan motivasi belajar dan
berprestasi siswa. Sebaliknya, dengan otoritasnya di kelas yang begitu besar,
seorang guru tidak menutup kemungkinan akan tampil menjadi sosok yang
membosankan, instruktif, dan tidak mampu menjadi idola bagi siswa, bahkan
proses pembelajaran tersebut secara tidak sadar dapat mematikan kreatifitas,
menumpulkan daya nalar dan mengabaikan aspek afektif.
Sebagai salah satu element tenaga kependidikan, seorang guru harus
mampu melaksanakan tugas membimbing, membina,mengasuh ataupun mengajar
secara profesional. ibaratnya seperti sebuah lukisan yang akan dipelajari oleh
anak didiknya, baik buruk hasil lukisan bergantung kepada contoh yang diberikan
oleh guru.
Secara umum, ada tiga tugas guru sebagai profesi, yakni mendidik,
mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilainilai hidup; mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
; melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk kehidupan
siswa. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seseorang
guru dituntut untuk memiliki beberapa kemampuan dan kompetensi tertentu
sebagai bagian dari profesionalisme guru.
Kompetensi pada dasarnya merupakan deskripsi tentang apa yang dapat
dilakukan seseorang dalam bekerja, serta apa wujud dari pekerjaan tersebut yang
dapat terlihat. Untuk dapat melakukan suatu pekerjaan, seseorang harus memilki
kemampuan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan yang relevan
dengan bidang pekerjaannya.
Menurut Suyanto dan Djihad Hisyam ada tiga jenis kompetensi guru 1)
kompetensi profesional, yaitu memiliki pengetahuan yang luas pada bidang studi
yang diajarkan, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam
proses belajar mengajar yang diselenggarakan. 2) kompetensi kemasyarakatan,
yaitu mampu berkomunikasi dengan siswa, sesama guru dan masyarakat luas
dalam konteks sosial. 3) kompetensi personal yaitu memiliki kepribadian yang
mantap dan patut diteladani. Dengan demikian, seorang guru akan mampu
menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran : ing ngarso sung tulada, ing
madya mangun karsa, tut wuri handayani. 2
Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan standar
kompetensi dan sertifikasi guru, antara lain dengan disahkannya undang-undang
guru dan dosen yang kesemua itu dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme
dan kompetensi guru.
Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen Pasal 1:
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar
2
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional, Jakarta : Esensi, 2013, hal.40.
Soetjipto, dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta : Rineka Cipta, 1999, hal.15.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Rajawali, 2014, hal.32.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,..., hal .77-78.
6
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar r,..., hal. 91-90.
5
anak ada dalam hubungan interaksi yang intim. Keluarga memberikan dasar
pembentukan tingkah laku, watak, moral, dan pendidikan anak.
Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga.
Orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara, dan sebagai
pendidik terhadap anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anak anaknya menjadi manusia yang pandai, cerdas dan berakhlakul karimah. Akan
tetapi banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik
membuat anak merasa tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan ada
yang merasa tidak disayang oleh orang tuanya. Perasaan-perasaan itulah yang
banyak mempengaruhi sikap, perasaan, cara berpikir, bahkan kecerdasan mereka.
Orang tua harus lebih mengkokohkan sikap, mental dan perilaku anak
dalam aktivitasnya sehari-hari. Para orang tua biasanya dapat mengerti sifat, dan
karakteristik
anak.
Setiap
anak
memiliki
bakat,
orang
tua
bertugas
10
melanggar tata tertib sekolah, tidur dalam kegiatan pembelajaran, dan membuat
gaduh kelas sehingga kegiatan pembelajaran tidak kondusif. Sehingga hal ini
bertentangan dengan teori yang telah penulis paparkan.
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, Penulis untuk meneliti tentang
PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN PERHATIAN
ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP
AMALIAH CIAWI, BOGOR.
B. Identifikasi Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat
menetapkan beberapa rumusan pokok permasalahan antara lain:
1. Adanya kecenderungan menurunnya motivasi belajar siswa-siswa di
segala jenjang pendidikan formal yang ada di Indonesia termasuk SMP
sehingga perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Belum optimalnya kualitas pembelajaran yang disebabkan kurangnya
kompetensi profesional guru yang dimiliki oleh guru sebagai pengajar
sekaligus pendidik sehingga harus diminimalisir dengan adanya
pendidikan lanjut, seminar, atau pelatihan yang berkelanjutan dengan
tujuan meningkatkan kemampuan guru
3. Adanya anggapan bahwa keberhasilan belajar anak ditentukan oleh guru
dan sekolah, sehingga orang tua meyerahkan sepenuhnya kepada sekolah
tanpa memperhatikan kebutuhan anak dirumah.
4. Kesibukan orang tua memenuhi kebutuhan hidup sehingga perhatian
orang tua terhadap pendidikan dan Adanya Salah satu indikator yang
menyebabkan motivasi belajar siswa menurun adalah kurangnya
perhatian orang tua.
5. Banyaknya permasalah anak dalam belajar disekolah dipengaruhi oleh
kondisi keluarga, sehingga menyebabkan menurunnya motivasi belajar di
sekolah.
11
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan
tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, penulis
memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi
dalam konteks permasalahan yang terdiri dari:
1. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Amaliah yang beralamat di
Jl. Tol Ciawi No 1 Kec. Ciawi, Kab. Bogor.
2. Objek penelitian ini adalah siswa SMP Amaliah kelas VII.
3. Adapun permasalah yang diteliti adalah
a. Kompetensi Profesional Guru di SMP Amaliah Ciawi , Kabupaten
Bogor, Provinsi Jawa Barat.
12
D. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat
menetapkan beberapa rumusan pokok permasalahan antara lain:
1. Apakah terdapat pengaruh kompetensi profesional guru secara positif
dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa ?
2. Apakah terdapat pengaruh perhatian orang tua secara positif dan
signifikan terhadap motivasi belajar siswa ?
3. Apakah terdapat pengaruh kompentensi profesional guru dan perhatian
orang tua secara positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap
motivasi belajar siswa ?
E. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mencari fakta mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menguji empiris pengaruh kompetensi profesional guru terhadap
motivasi belajar siswa.
2. Menguji empiris Perhatian orang tua terhadap motivasi belajar siswa.
3. Menguji empiris pengaruh kompentensi profesional guru dan
perhatian orang tua secara bersama-sama terhadap motivasi belajar
siswa.
13
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis yang berdasarkan
pada pertimbangan kontekstual dan konseptual dan manfaat prkatis yang dapat
digunakan untuk perbaikan bagi proses belajar mengajar di SMP Amaliah, Bogor.
Adapun manfaat penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan dan menambah
pemahaman khususnya mengenai kajian konsep-konsep kompetensi
profesional guru dan perhatian orang tua dalam membentuk motivasi
belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai
berikut :
a. Dapat menyelesaikan masalah secara teoritis.
b. Memberikan informasi dan kontribusi pemikiran serta bahan
pertimbangan bagi pelaksaan pendidikan, khususnya di lokasi
tempat penelitian (SMP Amaliah Ciawi-Bogor) dan hal-hal yang
harus dilakukan berhubungan dengan motivasi belajar siswa.
c. Memperkaya khazanah ilmu kependidikan, khususnya yang
berkaitan dengan kompetensi profesional guru, perhatian orang tua
dan motivasi belajar siswa.